>

Total Tayangan Halaman

Minggu, 16 Januari 2011

0001

Biografi Syaikh Muhammad At Tamimi
Syaikh Muhamad bin Abdul Wahhab
( 1115 - 1206 H / 1701 - 1793 M )


Nama lengkapnya

Beliau adalah syeikh al Islam al Imam Muhamad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad al Masyarif at Tamimi al Hambali an Najdi
Beliau dilahirkan pada tahun 1115 Hijriah ( 1701 M ) dikampung Uyainah ( Najd ) , lebih kurang 70 km arah barat laut kota Riyadh , Ibu Kota Arab Saudi sekarang .

Beliau meninggal dunia pada 29 Syawal 1206 Hijriah ( 1793 M ) dalam usia 92 tahun , setelah mengabdikan diri selama lebih dari 46 tahun dalammemangku jaatan sebagai mentri penerangan Kerajaan Saudi .

Pendidikan dan Pengalamannya

Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkembang dan di besarkan di kalangan keluarga yang terpelajar . Ayahnya adalah ketua jabatan agama setempat . sedangkan kakeknya adalah seorang Qadhi ( mufti besar ) , tempat di mana masyarakat Najd menanyakan segala sesuatu masalah yang berkaitan dengan agama .Oleh karena itu kita tidaklah heran apabila kelak beliau menjadi ulama'besar seperti datuknya .

Sebagaimana lazimnya keluarga ulama' , maka syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab sejak masih kanak kanak telah di didik dan di tempa jiwanya dengan pendidikan agama yang di ajarkan sendiri oleh ayahnya syeikh Abdul Wahhab .
Sejak kecil syeikh Muhamad bin Abdul Wahhab sudah kelihatan tanda tanda kecerdasannya . beliau tidak suka membuang buang masa dengan sia sia seperti kebiasaan tingkah laku kebanyakan anak anak lain yang sebayanya .
Berkat bimbingan kedua ibu bapaknya , di tambah dengan kecerdasan otak dan kerajinanya , syeikh Muhamad bin Abdul Wahhab telah berhasil menghafalkan Al Qur'an .30 juz sebelum berusia sepuluh tahun .

Setelah beliau belajar pada kedua orang tuanya tentang beberapa bidang pengajian dasar yang meliputi bahasa dan agama , beliau di serahkan oleh ibu bapaknya kepada para ulama' setempat sebelum dikirim oleh ibu bapaknya keluar daerah
Tentang ketajaman fikirannya , saudaranya sulaiman bin Abdul Wahab berkata :
" Bahwa ayah mereka , syeikh Abdul Wahab merasa sangat kagum atas kecerdasan Muhammad , padahal ia masih di bawah umur . Beliau berkata : " Sungguh aku telah mengambil banyak manfaat dari iolmu pengetahuan anakku Muhammad , terutama di bidang ilmu fiqih " .
Syeikh Muhamad mempunyai kecedasan dan ingatan yang kuat , sehingga apa saja yang di pelajarinya dapat di fahaminya dengan cepat sekali , kemudian apa yang di hafalkannya itu tidak mudah hilang dalam ingatannya . Demikianlah keadaannya , sehinga kawan kawanya kagum dan heran kepadanya .

Belajar di Makah Madinah dan Basrah


Seteah mencapai dewasa syeikh Muhammad bin Abdul Wahab di ajak ayahnya bersama sama pergi ketanah suci Mekkah untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima ( mengerjakanHaji ke Baitullah ) . Dan manakala telah selesai menunaikan ibadah haji , ayahnya terus kembali ke kampung halamannya . Adapun ia Muhamad tidak pulang , tetapi terus tinggal di Makkah beberapa waktu , kemudian perpindah pula ke Madinah untuk melanjutkan pengajian di sana .
Di Madinah , beliau berguru pada dua orang ulama' besar dan termashur pada waktu itu . Kedua ulama' tersebut sangat berjasa dalamm membentuk pemikiranya , yaitu syeikh Abdulah bin Ibrahim bin Saif dan syeikh Muhammad Hayah al Sindi .

Selama di Madinah , beliau sangat prihatin dengan menyaksikan ramainya umat Islam setempat maupun peziarah dari luar kota yang melakukan perbuatan perbuatan tindak kesyirikan dan tidak sepatutnya di lakukan oleh orang orang yang mengaku muslim .
Beliau melihat ramai umat yang berziarah ke maqam Nabi maupun ke maqam maqam lainnya untuk memohon syafaat , bahkan meminta sesuatu hajat pada kuburan maupun penghuninya , yang mana hal itu sama sekali tidak di benarkan oleh agama Islam .
Apa yang di saksikan oleh syeikh Muhammad in Abdul Wahab adalah sangat bertentangan dengan ajaran islam yang sebenarnya .

Hal inilah yang semakin mendorong Syeikh Muhammad untuk lebih mendalami pengajiannya tentang ilmu ketauhidan yang murni , yakni aqidah salafiah .bersamaan dengan itu dia berjaji pada dirinya sendiri , bahwa pada suatu ketika nanti , beliau akan mengadakan suatu perbaikan ( islah ) dan pembaharuan ( tajdid ) dalam masalah yang berkenaan dengan masalah ketauhidan , yaitu mengembalikan aqidah umat kepada sebersih bersihnya tauhid yang jauh dari khurofat , tahyul dan bid'ah . Untuk itulah , beliau mesti mendalami betul betul tentang aqidah ini melalui kitab kitab hasil karya ulama ulama besar di abad yang silam .
Diantara karya karya ulama' terdahulu yang paling terkesan dalam jiwanya adalah karya karya Syeikhul Islam Ibnu Taimiah . Beliau adalah mujaddid besar abad ke 7 Hijriah yang sangat terkenal .

Demikianlah meresapnya pengaruh dan gaya Ibnu Taimiah dalam jiwanya , sehinga Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab bagaikan duplikat ( salinan ) Ibnu Taimiah . Khususnya dalam aspek ketauhidan , seakan akan semua yang di idam idamkan oleh Ibnu Taimiah semasa hidupnya yang penuh ranjau dan tekanan dari fihak yang berkuasa , semuanya telah di tebus dengan kejayaan Ibnu Abdul Wahhab yang hidup pada abad ke 12 Hijriah itu .

Setelah beberapa lama menetap di Makah dan Madinah , kemudian beliau berpindah ke Basrah. Disilah beliau bermukim lebih lama , sehingga banyak ilmu ilmu yang di perolehnya , terutama ilmu di bidah hadits dan musthalahnya , fiqh dan usul fiqhnya , gramatika ( ilmu qawa'id ) dan tidak ketinggalan pula lughatnya semua . Sehingga lengkaplah sudah ilmu yang di perlukan oleh seorang yang pintar yang di kemudian hari di kembangkan sendiri melalui metode otodidak ( belajar sendiri )sebagaimana lazimnya para ulama besar Islam mengembangkan ilmu ilmunya . Di mana bimbingan guru hanyalah sebagai modal dasar yang selanjutnya untuk dapat dikembangkan dan di gali sendiri oleh yang bersangkutan .

Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab memulai dakwahnya di Basrah , tempat di mana beliau bermukim untuk menuntut ilmu ketika itu . Akan tetapi dakwahnya beliau di sana kurang bersinar , karena menemui banyak rintangan dan halangan dari kalangan ulama setempat .
Diantara pendukung dakwahnya di kota Basrah adalah seorang ulama' yang bernama Syeikh Muhammad Majmu'i . Akan tetapi Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab bersama pendukungnya mendapat tekanan dan ancaman dari sebagian ulama' yang sesat , yaitu ulama jahat yang memusuhi dakwahnya di sana , dan keduanya di ancam di bunuh . Akhirnya beliau meninggalkan Basrah dan mengembara ke berbagai negri Islam untuk menyebarkan ilmu dan pengalamannya .

Di samping mempelajari keadaannegri negri Islam tetangga , demi kepentingan dakwahnya di masa mendatang , dan setelah menjelajahi beberapa negri Islam , beliau lalu kembali ke Al Ihsa menemui gurunya Syeikh Abdulah bin Abdul Latif Al Ihsa'i untuk mendalami beberapa bidang pengajian tertentu yang selama ini belum sempat di dalaminya .
Di sana beliau bermukim untuk beberapa weaktu , dan kemudian beliau kembali ke kampung asalnya 'Uyainah , tetapi tidak lama kemudian beliau menyusul orang tuanya yang merupakan bekas ketua jabatan urusan agama 'Uyainah ke Haryamla , yaitu suatu tempat di daerah Uyainah juga .

Adalah Dikatakan bahwa di antara orang tua Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dan pihak berkuasa uyainah berlaku perselisihan pendapat , yang oleh karena itulah orang tua Syeikh Muhamad terpaksa berhijrah ke Harymla pada tahun 1139 Hijriah .
Dan setelah perpindahan ayahnya ke Harymla kira kira setahun , barulah Syeikh Muhamad menyusulnya pada tahun 1140 Hijriah . Kemudian beliau bersama ayahnya itu mengembangkan ilmu dan mengajar serta berdakwah selama kurang 13 tahun lamanya , sehingga ayahnya meninggal dunia di sana pada tahun 1153 Hijriah .

setelah 13 tahun menegakkan Amar Ma'ruf dan Nahi munkar di Harymla , beliau mengajak penguasa setempat untuk bertindak tegas terhadap gerombolan penjahat yang selalu melakukan kerusuhan , merampas , merampok serta melakukan pembunuhan . Maka gerombolan tersebut tidak suka kepada Syeikh Muhammad , lalu mereka mengancam hendak membunuhnya. Syeikh Muhammad terpaksa meninggalkan Harymla , berhijrah ke Uyainah tempat ayahnya dan beliau sendiri di lahirkan .


KEADAAN NEGRI NAJD , HIJAZ DAN SEKITARNYA

Keadaan negri Najd,Hijaz dan sekitarnya pada masa awal pergerakan tauhid amatlah buruk . krisis aqidah dan akhlaq serta merosotnya tata nilai sosial , ekonomi dan politik sudah mencapai titik kulminasi . Semua itu akibat dari penjajahan bangsa Turki yang berpanjangan tangan dengan terhadap bangsa dan Jazirah Arab , dimana tanah Najd dan Hijaz adalah termasuk tanah jajahanya , di bawah penguasaan Sultan muhammad Ali Pasya yang dilanti oleh Khalifah di Turki ( istambul ) sebagai Gubernur Jendral untuk daerah koloni di kawasan Timur Tengah , yang berkedudukan di Mesir .

Pemerintahan Turki Raya pada waktu itu mempunyai daerah kekuasaan yang cukup luas . Pemerintahannya di Istambul ( Turki ) yang begitu jauh dari daerah jajahannya . Kekuasaan dan pengendalian khalifah maupun sultan sultannya untuk daerah yang jauh dari pusat , sudah mulai lemah dan kendur di sebabkan oleh kekacauan di dalam negri dan kelemahan fihak khalifah dan sultannya .
Di samping itu , adanya cita cita dari amir amir di negri Arab untuk melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah pusat yang berkedudukan di Turki . Di tambah lagi hasutan dari bangsa barat , terutama penjajah tua yaitu Inggris dan Prancis yang menghasut bangsa Arab dan Umaft Islam supaya berjuang merebut kemerdekaan dari bangsa Turki , yang mana hanyalah tipu daya untuk memudahkan kaum penjajah tersebut menanamkanpengaruhnya di kawasan itu , kemudian mencengkeramkan kuku penjajahannya di dalam segala lapangan , seperti politik , ekonomi , kebudayaan dan aqidah .

Kemerosotan dari sektor agama , terutama dari menyangkut masalah aqidah sudah begitu memuncak . Kebudayaan jahiliah seperti taqarub ( mendekatkan diri ) pada kuburan ( maqam ) keramat , memohon syafaat dan meminta berkat serta meminta di ampuni dosa dan di sampaikan hajat sudah menjadi ibadah mereka yang paling utama sekali , sedangkan ibadah yang menurut syareat yang sebenarnya sudah di jadikan perkara kedua. Di mana ada maqam wali , orang orang shaleh , penuh di banjiri oleh peziarah peziarah untuk meminta suatu hajad keperluannya . Seperti pada maqam Syaikh Abdul Qadir Jailani dan maqam maqam wali lainnya . Hal ini terjadi bukan hanya di tanah Arab saja , akan tetapi juga di mana mana , di seluruh pelosok dunia sehingga suasana di negri negri Islam saat itu seolah olah sudah berbalik menjadi jahiliah seperti pada waktu pra Islam menjelang kebangkitan Nabi Muhammad SAW .

Masyarakat Muslim lebih banyak berziarah ke kuburan atau maqam maqam keramat dengan segala munajat dan tawasul , serta berbagai do'a yang dialamatkan kepada maqam dan mayat di dalamnya , dibandingkan dengan mereka yang datang ke masjid untuk sholat dan munajat kepada Alah Azza Wa jalla .demikianlah kebodohan umat Islam hampir merata di seluruh negri , sehingga dimana mana maqam yang di anggap keramat maqam itu di bina bagaikan bangunan masjid , malah lebih mewah dari pada masjid . Karena dengan mudahnya dana mengalir dari mana mana , terutama dari biaya yang di peroleh dari pengunjung yang berziarah kesana atau memang ada tujuan dari orang orang yang membiayainya dari balik tabir , dengan maksut maksut tertentu . Seperti dari Imperialis Inggris yang berdiri dari belakang tabir maqam Syeikh Andul Qadir Jailani di India misalnya .

Di tengah tengah keadaan yang sedemikian rupa , maka Allah melahirkan seorang Mujadid besar ( pembaharu besar ) Syeikh Muhamad bin Abdul Wahhab ( al Wahabo ) dari Uyainah ( Najd ) sebagai Mujadid besar abad ke 12 Hijriah , setelah Ibnu Taimiah sang mujadid besar abad e 7 Hijriah yang sangat terkenal itu .

Pada bidang pentajdidan besar ini adalah sama , yaitu mengadakan pentajdidan dalam aspek aqidah , walaupun masanya berbeda , yaitu keduanya tampil untuk memperbaruhi agama Islam yang sudah mulai tercemar dengan bid'ah , khurofat dan tahayul yang sedang melanda Islam dan kaum muslimin .Menghadapi hal ini syeikh Muhammad bin Abdul Wahab sudah menyusun barisan ahli tauhid ( muwahhiddin ) yang berpegang pada pemurnian tauhid . Bagi para lawanya , pergerakan ini mereka sebut wahabiyin yaitu gerakan wahabiyah .
Dalam pergerakan tersebut tidak sedikit rintangan dan halangan yang di lalui . kadangkala syeikh terpaksa melakukan tindakan kekerasan apabila tidak boleh dengan cara yang lembut . Yang tujuanya tidak lain untuk mengembalikan Islam kepada kedudukannya yang sebenarnya , yaitu dengan memurnikan kembali aqidah umat Islam seperti yang diajarkan oleh Kitab Allah dan Sunah RosulNya .

Setelah perjuangan yang tidak mengenal lelah itu , akhirnya niat yang ikhlas itu di terima oleh Alah , sesuai dengan firmanNya :
" Wahai orang orang yang beriman , jika kamu menolong Allah niscaya Allah akan menolongmu dan menetapkan pendirianmu " . ( Muhammad 7 )


Awal Pergerakan Tauhid


Muhamad bin Abdul Wahab memulakan pergerakan dikampungnya sendiri yaitu Uyainah . Di waktu itu di Uyainah di perintah seorang amir ( penguasa ) yang bernama Amir Uthman bin Mu'ammar . Amir Uthman menyambut baik ide dan gagasan syeikh Muhamad itu dengan sangat gembira , dan beliau berjanji akan menolong perjuangan tersebut hingga mencapai kejayaan .
Selama Syeikh melancarkan dakwahnya di Uyainah , masyarakatnya merasakan kembali kedamaian luar biasa , yang selama ini belum pernah mereka rasakan . Dakwah Syeikh bergema di seluruh negri . Ukhuwaqh Islamiyah dan persaudaraan Islam tumbuh kembali berkat dakwahnya di seluruh pelosok Uyainah dan sekitarnya . Orang orang dari jauh pun mulai berhijrah ke Uyainah , karena mereka menginginkan keamanan dan ketentraman jiwa di negri ini .

Syahdan ; pada suatu hari , Syeikh Muhamad bin Abdul Wahhab meminta izin pada Amir Uthman untuk menghancurkan sebuah bangunan yang di bina diatas maqaqm Zaid bin Khattab . Zaid bin Khattab adalah saudara kandung Umar bin Khattab r.a Lhalifah Rosulullah yang kedua .Syeikh mengemukakan alasannya epada amir , bahwa menurut hadits , membina sebuah bangunan di atas kuburan adalah dilarang , karena yang demikian itu menjerumuskan kepada kesyirikan . Amir menjawab : " Silahkan ... tidak ada seorangpun yang boleh mengahalangi rencana yang mulia ini ".
Tetapi syeikh mengajukan pendapat bahwa beliau khawatir masalah itu kelakk akan di halang halangi oleh ahli jahiliyah ( kaum badui ) yang berdekatan dengan maqam tersebut . Lalu amir menyediakan 600 orang tentara untuk tujuan tersebut bersama sama syeikh Muhammad merobohkan maqam yang keramat itu .

Sebenarnya apa yang mereka sebut sebagai maqqam Zaid bin Khattab r.a yang gugur sebagai syhada' Yamamah ketika menumpas gerakan Nabi palsu ( Musailamh Al Kazzab ) di negri Yamamah waktu dulu , hanyalah berdasarkan prasangka belaka . Karena di sana terdapat puluhan syuhada' Yamamah yang di kebumikan tanpa jelas lagi pengenalan mereka .
Bisa saja mereka anggap maqam Zaid bin al Khatthab itu adalah maqam orang lain . Tetapi oleh karena masyarakat di situ telah terlanjur beranggapan bahwa itulah maqam beliau , dan merekapun mengkertamatkanya dan membina sebuah masjid di tempat itu , yang kemudian di hancurkann oleh syeikh Muhammad bin Abdul Wahab atas bantuan amir Uyainah , Uthman bin Mu'ammar .

Syeikh Muhammad tidak berhenti sampai di situ , akan tetapi semua maqam maqam yang di pandang berbahaya bagi aqidah dan tauhid yang di jadikan seperti masjid yang pada saat itu bertebaran di seluruh wilayah Uyainah turut di ratakan semuanya . Hal ini adalah untuk mencegah agar jangan sampai di jadikan obyek peribadatan oleh masyarakat Islam setempat yang sudah mulai nyata kejahiliyahan mereka . Dan berkat Rahmat Allah semata , maka pusat pusat kesyirikan dinegri Uyainah dewasa ini telah terkikis habis sama sekali .
Setelah selesai dari masalah tauhid , maka syeikh mulai menerangkan dan mengajarkan hukum hukum syareat yang sudah berabad abad hanya termaktub saja dalam buku buku fiqh , akan tetapi tidak pernah di terapkan sebagai hukum yang diamalkan dalam kehidupan sehari hari . Maka yang di laksanakannya mula mula adalah hukum rajam bagi pezina .

Pada suatu hari datanglah seorang wanita yang mengaku dirinya berzina ke hadapan syeikh Muhammad bin Abdul Wahab , dia meminta dirinya di jatuhi hukuman yang sesuai dengan hukum Allah dan RosulNya . Meskipun Syeikh mengharap agar wanita itu menarik kembali pengakuannya itu , supaya ia tidak terkena hukuman rajam , namun wanita tersebut tetap bertahan dengan pengakuannya tersebut , dan ia ingin menjalani hukuman rajam .Maka terpaksalah Syeikh menjatuhkan hukuman rajam kepadanya atas dasar pengakuan wanita tersebut .
Berita tentang kesuksesan Syeikh dalam memurnikan masyarakat Uyainah dan penerapan hukum rajam kepada orang yang berzina , sudah tersebar luas di kalangan masyarakat Uyainah maupun di luar Uyainah . Masyarakat Uyainah dan sekelilingnya menilai gerakan Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab ini sebagai suatu perkara yang mendatangkan kebaikan . Namun , beberapa kalangan tertentu menilai pergerakan Syeikh Muhammad itu sebagai suatu perkara negatif dan membahayakan kedudukan mereka . Memang ,hal ini sama keadaannya di semua tempat , bahkan pergerakan pembaharuan itu dipandang rawan bagi penentangnya . Hal tersebut seperti halnya mengislamkan masyarakat Islam yang sudah kembali jahiliyah , yaitu dengan cara mengembalikan mereka kepada aqidah salafiyah seperti pada zaman Nabi , para sahabat dan para tabi'in dahulu .

Diantara yang menentang dakwah tersebut adalah amir (pihak penguasa ) wilayah Al Ihsa' ( suku badui ) dengan para pengikut pengikutnya dari bani Khalid Sulaiman bin Ari'ar Al Khalidi . Mereka adalah suku badui yang terkenal keras hatinya , suka merampas , merampok dan membunuh . Pihak berkuasa Al Ihsa' kuatir kalau pergerakan Syeikh Muhammad ini tidak di patahkan secepat mungkin , sudah pasti wilayah kekuasaannya nanti di rebut oleh pergerakan tersebut .Padahal amir ini sangat takut dijatuhi hukum Islam seperti yang telah di berlakukan di negri Uyainah . Dan tentunya yang lebih di takutkannya lagi ialah kehilangan kedudukan sebagai amir ( ketua ) suku badui .
Maka amir badui ini menulis sepucuk surat kepada amir Uyainah yang isinya mengancam pihak berkuasa Uyainah. Adapun isi ancaman tersebut adalah : " Apabila Amir Uthman tetap membiarkan dan mengizinkan Syeikh Muhammad terus berdakwah dan bertempat tinggal di wilayahnya , serta tidak mau membunuh Syeikh Muhammad , maka seluruh pajak dan upeti wilayah badui yang selama ini di bayar kepada amir Uthman , akan di putuskan ( ketika itu wilayah badui di bawah kekuasaan Uyainah ) ". Jadi , Amir Uthman terpaksa memilih dua pilihan , membunuh syeikh atau suku badui itu akan menghentikan pembayaran upetinya .
Ancaman ini amat mempengaruhi pikiran Amir Uthman , karena upeti dari wilayah badi ini sangat besar artinya baginya . Adapun upeti itu terdiri dari emas murni .

Karena di desak oleh tuntutan tersebut , terpaksalah Amir Uyainah memanggil Syeikh Muhammad untuk di ajak berunding bagaimanakah mencari jalan keluar dari ancaman tersebut . Soalnya dari pihak Amir Uthman tidak pernah sedikitpun berfikir untuk mengusir Syeikh Muhammad dari Uyainah , apalagi untuk membunuhnya . Tetapi dari fihaknya juga tidak berdaya menangkis serangan dari suku badui itu .
Maka , amir Uthman meminta kepada Syeikh Muhammad supaya dalam hal ini demi kesel;amatan bersama dan untuk menghindari pertumpahan darah , sebaiknya syeikh bersedia mengalah untuk meninggalkan negri Uyainah .

Syeikh menjawab sebagai berikut : " Wahai Amir ! Sebenarnya apa yang aku sampaikan dari dakwahku , tidak lain adalah Dinullah ( agama Allah ) , dalam rangka melaksanakan kandungan La Ilaha Ilallah - Tiada Illah melainkan Allah dan Muhammad Rasulullah .
Maka barang siapa yang berpegang teguh pada agama dan membantu perkembangannya dengan ikhlas dan yakin , pastilah Allah akan mengulurkan bantuan dan pertolonganNya kepada orang itu , dan Allah akan membantunya untuk dapat menguasai negri negri musuhnya . Saya berharap kepada Amir agar supaya bersabar dan tetap berpegang teguh terlebih dulu , Untuk bersama sama berjuang demi tegaknya kembali Dinullah di negri ini . Mohon sekali lagi Amir menerima ajakan ini . Mudah mudahan Allah akan memberikan bantuan kepada anda dan menjaga anda dari ancaman badui itu , begitu juga dengan musuh musuh anda yang lainnya . Dan Allah akan memberikan kekuatan kepada anda untuk melawan mereka agar anda dapat mengambil alih daerah kekuasaan mereka di bawah kekuasaan anda ".

Setelah bertukar fikiran dengan Syeikh dan Amir Uthman , tampaknya Amir tetap pada pendiriannya , yaitu mengharap agar Syeikh meninggalkan Uyainah secepat mungkin .
Syeikh Muhammad bin Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz , beliau berkata : " Demi menghindari pertumpahan darah , dan karena tidak ada pilihan lain , di samping pertimbangan lainnya maka terpaksalah Syeikh meninggalkan negri Uyainah menuju negri Dar'iyah dengan berjalan kaki sendirian tanpa di temani seorangpun . Beliau meninggalkan negri Uyainah pada dini hari , dan sampai di negri Dar'iyah pada malam hari " .
Tetapi adajuga tulisan yang lain yang mengatakan bahwa ; " pada awal mulanya Syeikh Muhammad mendapat dukungan penuh dari pemerintahan negri Uyainah , tetapi setelah api pergerakan dinyalakan , pemerintah setempat mengundurkan diri dari percaturan pergerakan , karena alasan politik ) besar kemungkinan takut di pecat dari kedudukannya sebagai Amir Uyainah oleh pihak atasannya ) . Dengan demikian tinggallah Syeikh Muhammad dengan beberapa orang sahabatnya yang setia untuk meneruskan dakwahnya . Dan beberapa harikemudian , Syeikh Muhammad di usir keluar dari negri itu oleh pemerintahnya .

Bersamaan dengan itu , pihak berkuasa telah merencanakan pembunuhan atas diri Syeikh di dalam perjalanan , namun Allah mempunyai rencana sendiri untuk menyelamatkan syeikh dari rencana pembunuhan , Wamakaru Wama karallah Wallahu Khirul Makirin - Mereka mempunyai rencana dan Allah mempunyai rencana dan Allah sebaik baik pembuat rencana - . Sehingga Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab selamat di perjalanan sampai ke negri tujuan yaitu negri Dar'iyah .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar