>

Total Tayangan Halaman

Rabu, 23 Juni 2010

ILMU ................................. bagian 2

Kebingungan umat islam hari ini di dalam mencari cara , bagaimana menjalani kehidupannya di dunia ini agar dapat menjadi baik kehidupannya itu ??( ketenangan hidup ) Tentunya banyak yang mendambakan kehidupan yang seperti itu , akan tetapi hanya sedikit yang berhasil mendapatkannya . Diantara penyebabnya adalah karena jauhnya kehidupan seseorang dari islam walaupun banyak diantara mereka yang mengaku beragama islam . Hal tersebut di sebabkan karena banyak yang merasa sudah cukup ilmu ( islam ) yang di pelajarinya dulu ketika di bangku sekolah saja , dan juga banyak yang beranggapan bahwa islam itu jika sudah mengucapkan dua kalimat syahadat mengimani rukun iman ( yang 6 ) dan telah melaksanakan rukun islam saja merasa sudah cukup , sudah baik ke islamannya ( padahal ibarat sebuah rumah dia baru membuat pondasinya saja ) .

Dan itulah salah satu sebab yang paling mendasar mengapa umat islam hari ini mengalami kebingungan di ombang ambingkan keadaan pada saat ini . Padahal jika kita mau merenungi secara mendalam maka akan kita dapatkan bahwa semakin islam ini kita pelajari dan kita gali keilmuannya guna kita praktekan dalam kehidupan keseharian kita maka , kita akan semakin mendapatkan ilmu baru dan pemahaman baru walaupun baik ayat ayat Al Qur'an maupun hadist hadistnya sudah sering kita dengar dan banyak di kaji , itulah kelebihan dienul islam di bandingkan dengan kita mempelajari ilmu umum ( ilmu dunia ) . Yang hal tersebut tidak mungkin kita dapatkan jika kita tidak mau mempelajarinya islam itu sendiri ( hanya berpangku tangan saja , atau malah ikut ikutan latah mengatakan macem macem jika ada orang yang mempelajari islam dan mengamalkan islam dengan sungguh sungguh ) . Sungguh ironis memang umat islam hari ini .

Ilmu dien menurut syar'i adalah : Ilmu yang sesuai dengan amal , baik itu amalan hati , amalan lisan maupun amalan anggota badan yang sesuai dengan petunjuk petunjuk Rosulullah SAW ( bukan mengarang ngarang sendiri sesuai dengan nafsu atau akal walaupun kelihatannya baik )

Macam Macam Ilmu Dien : 1. Ilmu Dhohir
2. Ilmu Batin 2.a Ilmu Batin Muamalah
2.b Ilmu Batin Mukhasyafah

1. Ilmu Dhohir adalah : Ilmu ilmu yang aqidah dan ibadah tidak dapat benar dan syah kecuali dengan ilmu tersebut .
Seperti : # Seseorang yang telah baligh maka dia harus tau :
- Mengetahui siapa TuhanNya itu , siapa Nabinya dan apa itu islam
- syarat syahnya wudhu yang benar
, thaharoh / bersuci .
- Tau tata cara sholat yang benar
- puasa baik yang wajib maupun yang sunah harus di ketahui dan tatacara melaksanakannya
- Akhlak kepada kedua orang tuanya
# Seseorang yang mempunyai harta benda yang telah mencapai nishob , maka wajib baginya mempelajari syareat zakat dan seluk beluknya ( kecuali fakir miskin )
# Seseorang yang di karuniai Allah kecukupan harta benda dan mampu melaksankan ibadah haji maka wajib baginya mempelajari manasik haji

seseorang dianggap mengetahui sesuatu / berilmu jika dia mengetahui 3 hal : dzatnya , sifat sifatnya dan karakteristik dari sesuatu itu . Seseorang yang mengetahui atau mahir tentang ilmu otomotif tentu dia tau apa itu transmisi ( bentuknya bagaimana , terdiri dari bagian apa saja ) mengetahui sifat sifatnya ( perpindahan dari gifgi 1- mundur , jika dari gigi 3 langsung jalan apa akibatnya dia harus faham ) karakteristik tranmisi itu bagaimana dia juga harus faham betul . Jika orang yang tidak faham ilmu otomotif di suruh bicara otomotif ya kehancuran akibatnya kecuali orang tersebut bertanya kepada orang yang faham tentang otomotif .

Begitu pula seseorang yang ingin selamat dunianya dan akheratnya dan dia ingin berjalan kepada Allah , maka dia harus mau tidak mau mengikuti apa saja yang Allah tunjukkan kepada manusia lewat utusannya yaitu para RosulNya ( jika tidak maka kehancuran yang akan di dapat manusia tersebut , bukannya berjalan menuju Allah Azza Wa Jalla malah sebaliknya semakin menjauh dari Allah Ta'ala sebagaimana transmisi tadi yang harusnya gigi 1- 4 itu untuk maju malah dia pakai gigi mundur )

2.a Ilmu Batin Muamalah adalah : Ilmu yang mempelajari amalan amalan hati yang berkenaan hubungan seorang hamba dengan RabbNya ( bagaimana seseorang dapat beribadah dengan baik ) dan juga hubungan seorang hamba Allah dengan sesama manusia di dalam kehidupan sehari hari
Seperti : # Apa itu ikhlas # Sabar # Istiqamah # Khusyu' # Tawakkal # Kecintaan # Taubat # Syukur # Ridha # Ikhsan # Raja' # Khouf # Dan lain lainnya
Sehingga kita dapat menghindari sifat yang tercela
# Apa itu Riya' # Hasad # Takabur # Nifak ( munafik yang akbar yang dapat mengekalkannya dalam neraka ) # Dan lain lainnya sifat yang tercela yang kesemuanya itu harus kita pelajari

Jika seseorang sampai tidak tau / gagalnya dalam memahami ilmu batin muamalah ini maka akan sia sialah ilmu dhohirnya bahkan dapat memasukkanya kedalam neraka selama lamanya ( yang hal tersebut tidak kita inginkan ) . Jadi ilmu dhohir dan ilmu batin muamalah ini harus sejalan ( tidak boleh timpang tentunya ) .
Contohnya :
# Tidak bisa seseorang mempelajari tata cara sholat dengan benar tetapi tidak tau ikhlas ( ya sia sia sholatnya tersebut )
# Dalam mencari kehidupan di dunia ( walaupun sudah berusaha memcari yang halal ) tetapi dia tidak tau apa itu Syukur , tawakal ( maka hartanya yang dia kumpulkan tidak akan membawa manfaat apa apa di akherat )
# Dalam menjalani kehidupan ini seseorang pasti di timpa ujian yang bertubi tubi , tetapi dia tidak tau apa itu sabar dan apa itu ridho , maka kehidupannya akan semakin sengsara ( cenderung su'udhon kepada Allah Ta'ala ) mungkin dia akan berkata : padahal saya giat beribadah kok musibah sering datang menghampiriku / kehidupan ekonomiku kok tidak banyak perubahan ( kaya ) . Itulah akibat gagalnya memahami ilmu batin muamalah .

Jika seseorang dalam mempelajari ilmu dhohirnya dan ilmu batin muamalahnya dengan benar serta dia praktekkan dalam kehidupan sehari harinya , maka Allah Azza Wa Jalla akan memberikan ilmu batin mukhasyafah .

2.b Ilmu Batin Mukhasyafah adalah : Ilmu yanghanya Allah Ta'ala saja yang mengetahui perbendaharaannya , yang hanya Allah berikan kepada hamba hambanya yang sholeh saja dan dikehendaki oleh Allah Azza Wa Jalla saja atau dengan kata lain : ilmu yang disusupkan oleh Allah Ta'ala kedalam hati hambanya yang sholeh dan Allah akan menampakkan kepada hambanya tersebut kepada perkara perkara yang tidak di ketahui oleh orang lain ( ilham atau ketajaman firasat )

Seseorang yang sholeh ( benar dalam memahami ilmu dhohir dan ilmu batin muamalahnya ) maka dia akan melihat sesuatu dengan mata batinnya dengan pandangan yang jauh kedepan ( menembus ruang dan waktu ) . Dan juga ilmu ini dapat melemah dan hilang seiring melemah dan hilangnya ilmu dhohir dan ilmu batin muamalah seseorang dalam pelaksanaannya di kehidupan sehari harinya .

Ilmu ini bukanlah ilmu laduni seperti di gembar gemborkan orang musyrik ( yang dia dapat dari bertapa di daerah tertentu dengan waktu tertentu pula dia dapat terbang atau menghilang dan sebagainya ) atau orang orang thorikot ( setelah mencapai derajat ma'rifat dia akan melihat sesuatu yang lain dari orang kebanyakan ) . Itu hanyalah tipuan mereka hanya untuk melegalkan amalannya yang tidak sesuai syareat islam . Dan ilmu laduni tidak di kenal oleh ahlus sunah dan itu hanya bohong ( ilmu dari syetan ya iya ) .

Jadi jika kita mendengar atau melihat seseorang yang mempunyai sesuatu yang lebih di banding dengan orang lain pada umumnya , maka kita lihat amalan keseharian orang tersebut ( jauh dari bid'ah dan kesyirikan apa tidak ) kita lihat aqidahnya beres apa tidak . Jika tidak ya itu ilmu dari syetan dan jika orang tersebut betul betul sholeh jauh dari amalan bid'ah dan juga aqidahnya lurus maka hal tersebut suatu karunia dari Allah buat orang tersebut .

Allah Azza Wa jalla memberikan karunianya dengan 3 hal kepada manusia untuk dapat beribadah kepadaNya dengan benar dari jalan ilmu ( untuk mencari ilmu )
1. Allah membekali manusia dengan Pendengaran
2. Dengan bekal Penglihatan
3 Allah bekali dengan hati
Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
"Dan Alah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberikan pendengaran , penglihatan dan hati agar kamu bersyukur " . ( QS : An Nahl 78 )
Itulah bentuk keadilan Allah Azza Wa jalla kepada hambanya , jika Allah memasukkan manusia yang kafir nantinya ke neraka hal itu sebagai hujjah dan bantahan kepada mereka ( kenapa dengan di karuniai 3 hal tersebut tidak di gunakan dengan benar ( untuk mendekatkan diri kepada Allah ) bukannya sebaliknya malah untuk bermaksiat ) . Dan sudah pas jika Allah memasukkan manusia yang kafir kepadaNya ke neraka .

Semenjak di turunkannya ayat yg artinya : " Hari ini telah Ku sempurnakan nikmatKu dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agama kamu " . maka pada saat itu islam telah sempurna syareat islam bersifat baku ( tidak dapat di rubah , di tambah maupun di kurangi ) . Adapun jika hari ini manusia mengalami kehancuran maka penyebabnya hanya satu tidak mau kembali kepada islam dengan benar , islam hanya sebagai simbol simbol belaka dan tidak di jadikan pedoman hidup ( hukum sebab akibat hal itu harus di sadari )

Metode Dalam Tolabul Ilmi Syar'i

Berkata Ibnu Sirrin : " sesungguhnya ilmu itu adalah dien ( agama ) maka kepada siapa anda mengambil dien kamu " .
Pada masa kini di karenakan makin sedikitnya para ulama' yang benar akan diennya yang murni maka kita harus berhati hati .
Berkata Syaikh Usaimin : Kita mempelajari ilmu harus
1. Pelajari Al Qur'an dengan tafsirnya ( Para ulama tafsir yang sudah diakui keilmuannya oleh dunia islam seperti At Thobari , Ibnu Katsir , Al Qurtubi , Al Qossimi )
2. Pelajari sunah sunah Rosul ( 7 ulama' hadist atau 9 ulama' hadist )
3. Kitab kitab fiqih
4. Pelajari Siroh Nabi dan pelajari perjalanan hidup para sahabat dan tabi'in dan tabi'ut tabi'in
5. Kitab kitab para ulama' yang memiliki keilmuan yang tinggi ( Ibnu Taimiyah , Ibnul Qoyyim , Ibnul Jauzi , dll )
6. Kitab kitab modern karangan ulama' ulama' sekarang yang merujuk pada ulama' salaf
7. Para ulama' yang berada di perbatasan atau ahlusshughur ( ulama yang berada di front front jihad ) karena mereka lebih faham tabiat dienul islam

Dengan hal tersebut kita akan mendapatkan kemurnian islam , sebagaimana kita hendak mengambil air langsung di sumber mata air di pegunungan dari pada di muara sungai .

Sebagai tambahan berkenaan dengan ilmu ini :

* Apabila seseorang di kehendaki oleh Allah suatu kebaikan , maka orang tersebut di beri kefahaman akan dien .
Artinya : Apabila seseorang di terangkan tentang permasalahan dari ilmu agama , sholat misalnya maka orang tersebut akan cepat faham dan mengerti ( tidak banyak pertanyaaan atau penyangkalan yang dia lontarkan kepada orang yang menerangkan ) juga orang tersebut juga mengetahui apa hikmah di balik itu . Sebaliknya jika sifat dasar seseorang tidak di kehendaki oleh Alah suatu kebaikan maka , orang tersebut walau di terangkan akan ilmu agama sudah sangat jelas dan gamblang di sertai dengan hujah hujah yang jelas pula dia tetap saja tidak faham faham ( banyak bertanya yang macam macam atau banyak menyangkal ) dia tidak tau hikmah di balik ilmu tersebut . Kalaupun dia melakukan suatu amalan maka dia tdk tau ilmunya ( hanya mengikuti kebanyakan orang ) dan tidak tau hikmah dari amalan yang dia lakukan tersebut .
Oleh karena itu pentingnya memperbanyak mendatangi majelis majelis ilmu hingga maut menjemput .

* Allah Azza Wajalla akan tetap menjaga dien ini hingga Allah sendiri yang akan mengangkat dien ini dari muka bumi sehingga yang tersisa di muka bumi adalah sejelek jelek makhluk . Walaupun seluruh muskhaf ini di bakar dan pabriknya tidak boleh memproduksi Al Qur'an , akan tetapi jika Allah Azza Wa Jalla belum menghendaki , maka Allah akan senantiasa memunculkan orang yang faham akan dien ini ( itulah bentuk penjagaan Allah atas dien ini ) . Walaupun para aktivis islam di tangkapi , pesantren yang mengajarkan dienul islam tidak di berikan fasilitas yang memadahi atau di persempit ruang geraknya , atau orang orang yang ingin mempelajari dien ini dengan benar di cemooh sekalipun itu semua , jika memang Allah belum mengendaki maka Alah akan senantiasa memunculkan orang orang yang faham akan dienul islam di muka bumi ( dan itulah bukti penjagaan Allah atas agama ini ) .

semoga yang sedikit dari ulasan ilmu ini akan bermanfaat , walaupun mungkin kita sudah banyak mendengar atau mengetahui ataupun tulisan ini banyak sekali kekurangannya ( tetapi biarlah mungkin tulisan ini akan membawa manfaat )

Akhirnya Wallahu A'lam Bisshowab
Dari hamba Allah yang dhoif

Senin, 14 Juni 2010

ILMU..............bagian 1

Orang yang cerdik adalah seseorang yang faham siapa Tuhan Nya dan juga faham untuk apa dia di lahirkan di muka bumi ini lewat rahim seorang ibu . Padahal seorang manusia ketika masih hidup di alam arwah dia sudah berikrar bahwa Allahlah RabbNya , akan tetapi pada saat dia di lahirkan di dunia dan hidup agak lama sedikit banyak yang lupa akan ikhrarnya terdahulu . Allah menurunkan syareat islam lewat Rosulullah Muhammad SAW agar manusia itu ingat kembali akan fitrohnya yaitu kembali berserah diri kepada hukum hukum Allah Azza Wa Jalla . Sehingga kehidupan manusia akan terarah ( sesuai dengan tujuan penciptaannya ) tidak mudah bingung oleh keadaan , di karenakan dia faham tujuan dia hidup di dunia ini untuk apa dan mau kemana dengan begitu dia akan mengerahkan seluruh potensi yang di punyainya itu demi menggapai apa yang di cita citakan selama hidup ( yaitu hanya beribadah kepada Allah saja tanpa mensekutukanNya sedikitpun ) .
Sebagaimana di firmankan Allah Ta'ala :
" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu " . ( QS : Adz Dzaariyaat 56 )
dan juga firman Allah Ta'ala :
" .......... Sembahlah Allah saja dan jauhilah Thoghut .... ". ( QS : An Nahl 36 )
Seseorang hatinya belum merasa tenang sebelum dia masuk Jannah . Dan itulah puncak cita citanya dan itulah orang orang yang sukses ( menurut kaca mata islam ) walaupun di dunianya dia dari segi materi boleh di bilang pas pasan dan mungkin ada yang kekurangan ( walaupun ada juga dari segi materi tercukupi bahkan berlebih , yang itu semua untuk menebus kebahagiannya besok di akherat ) .

Hal itu semua tidak dapat terealisasikan atau tidak dapat di lakukan dengan baik dan benar sesuai dengan apa yang di perintahkan Allah dan Rosul Nya jika tanpa dengan ilmu yang benar pula ( bukan ilmu persangkaan ) . Ilmu adalah salah satu syarat di terimanya suatu amal ( apapun jenis amalan itu baik sedikit atau banyak baik ringan maupun yang berat sekalipun sudah ikhlas ) . Sebagaimana sabda Rosulullah SAW :
" Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintah dariku ( Rosulullah ) , maka amalan itu tertolak ( HR . Muslim )

Ilmu di bagi 2 kelompok besar yaitu ilmu dien dan ilmu dunia ( disini yang akan kami paparkan hanya ilmu dien ) .
Ilmu dunia adalah ilmu yang membahas masalah masalah di dunia , sebagai bekalnya dalam menapaki kehidupannya di dunia ini . Seperti ilmu matematika , fisika , biologi , geologi , kedokteran , dan lain lain .
Ilmu dien adalah ilmu yang membahas tentang seluruh syareat islam baik yang bersifat global maupun yang terperinci yang dengan ilmu itu untuk meraih kebahagiannya di dunia ini lebih lebih di akherat kelak .

Kehinaan danketinggian derajat seorang manusia karena ilmu pengetahuan . Sebagaimana di jelaskan dalam QS : Al Mujadilah 11 yang artinya :
" Hai orang orang yang beriman , apabila dikatakan padamu , " berlapang lapanglah dalam majelis , maka lapangkanlah " Niscaya Allah akan meninggikan orang orang beriman diantaramu dan orang orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat . Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan " .

Perkataan Para Ulama' Mengnai Ilmu Dien

# Ibnu Mas'ud r.a : " Yang dimaksut orang yang berilmu adalah bukan orang yang banyak ilmunya akan tetapi seseorang yang banyak rasa takutnya kepada Allah Azza Wa Jalla" .
# Umar bin Khatthab r.a : " Kalau bukan karena 3 perkara lebih baik mati : Al Jihad fi sabilillah , Qiyamul Lail , dan majelis Ilmu " .
# Ali bin Abi Thalib r.a : " Seseorang yang disebut orang alim adalah orang yang beramal dengan ilmunya dan dia juga beramal sesuai dengan ilmunya itu dalam segala hal " .
# Abu Dzar r.a : " Seandainya sebilah pedang di letakkan di mulut ( untuk membungkam ) untuk tidak menyampaikan perkataan Rosulullah ( Hadist ) niscaya tidak akan saya lakukan " .
# Ibnul Qoyyim rahimahullah : " Sebelum melangkah atau beramal harus mempunyai 2 pertanyaan . Lima atau kenapa ( kenapa saya harus melakukan amalan ini , dan hal itu berarti harus ikhlas ) , Kayfa atau bagaimana ( Cara melakukan suatu amalan tersebut , hal itu berarti harus ittiba' mengikuti tuntunan ) .

Allah Azza Wa Jalla dapat di ketahui dengan ilmu , yang dengan ilmu tersebut Allah di sembah , di Esakan , di Puji , dan di Agungkan . Juga dengan ilmu orang orang yang berjalan kepada Allah bisa sampai kepada Allah Ta'ala . Rosulullah dan Islam dapat di ketahui dengan ilmu , sehingga dapat diketahui berbagai macam syareat yang beliau bawa ( sebagai penyempurna syareat syareat para Nabi dan Rosul sebelum Rosulullah Muhammad SAW ) dan hukum hukum yang berkenaan dengan halal , haram maupun yang subuhat dapat di ketahui .

Fungsi Ilmu Dien

1. Sebagai Alat Ma'rifatullah ( mengetahui Allah )

Berangkat dari firman Allah Ta'ala dalam :
" Maka ketahuilah , sesungguhnya tiada Illah yang ( yang haq ) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang orang mukmin laki laki dan perempuan . Dan Allah Maha mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu " . ( QS: Muhammad 19 )
Seseorang tidak dapat beribadah dengan benar kecuali dia mengenal siapa TuhanNya . Dan hanya dengan ilmu seseorang akan mengetahui siapa RabbNya itu dengan cara mengetahui / mempelajari tauhid rububiah , uluhiyah , tauhid asma' wa sifat . Keimanan seseorang hamba akan menjadi mantap jika mengilmui ketiga tauhid tersebut dengan benar , jika ketiga tauhid itu rusak dia akan dengan mudah di ombang ambingkan keadaan serta akan terasa berat dalam menjalankan perintah Allah ( amal sholeh ) . Rusaknya tauhid seseorang disebabkan karena rusaknya ilmu atau salah dalam mengambil ilmu sehingga akan menyebabkan rusaknya amalnya ( baik yang sedang dia kerjakan pada saat itu bahkan bisa merusak amalan seluruhnya ) .

2. Dapat Menunjukkan Jalan Yang Haq Dan Mengetahui Jalan jalan Yang Batil Serta Meninggalkan Kebodohan

Menunjukkan jalan yang haq dan batil dapat di analogikan jika seseorang yang ingin pergi kesuatu tempat A misal ( dan dia belum pernah pergi ketempat itu ) dia tau dan faham rambu rambu jalan yang menunjukkan arah yang akan dia tuju sehingga dia akan sampai di tempat yang dia tuju dengan selamat . Lain halnya jika seseorang yang tidak faham rambu rambu penunjuk jalan , maka perjalanannya akan terhambat dan kemungkinan tidak akan sampai di tempat yang di tujunya dengan selamat .

3. Syarat Diterimanya Suatu Amal Dan Dasar Dari Seluruh Perkataan Dan Perbuatan Seseorang

Amalan seseorang akan menjadi sia sia dan tidak bernilai ibadah di sisi Allah , jika hanya mengandalkan ikhlas saja dan tidak mengikuti tuntunan ( dalil yang jelas baik dari Al Qur'an , As Sunah maupun Ijma' ulama' ) sampai seseorang dapat memenuhi dua syarat tersebut ikhlas juga ittiba' ( walaupun amalan yang di kerjakannya itu sedikit dan dipandang ringan ) . Ikhlas dan ittiba' tersebut tidak dapat di lakukan seseorang jika tanpa bekal ilmu pula .

Dengan ilmu tali persaudaraan dapat di jalin . Dengan Ilmu keridhoan Allah Azza Wa Jalla bisa diketahui dan bisa mengantarkan kepada tujuan yang dekat . Ilmu merupakan Imam sedangkan amal merupakan Ma'mum . Ilmu merupakan pemimpin sedangkan amal meruypakan pengikut . Dan kebutuhan seseorang akan ilmu dien lebih besar dari pada kebutuhannya terhadap makan dan minum .
Imam Syafi'i rohimahullah berkata : " Mencari ilmu dien lebih utama dari pada sholat nafilah " .

Keutamaan keutamaan Ilmu Dien

1. DenganIlmu Tersebut Dapat Mengangkat Derajat Seseorang
Sebagaimana di jelaskan dalam QS : Al Mujadilah 11 diatas

2. Sebagai Tanda KebaikanAtas Pemiliknya
Sebagaimana sabda Rosulullah Muhammad SAW :
" Dari Abu Hurairah berkata , Rosulullah bersabda ; " Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan maka Allah akan memahamkan dien padanya " . ( HR . Saikhoni Imam Bukhari dan Imam Muslim )
Artinya jika seseorang ingin menjadi baik dia bersungguh sungguh mencurahkan seluruh potensinya untuk terus belajar dienul islam dengan membaca , bertanya atau mendatangi majelis majelis ta'lim sedikit demi sedikit sehingga Allah akan membuat dia faham akan dienul islam itu sendiri . Karena hakikat mempelajari islam tidak bisa di fahami 3- 4 kali mendatangi majelis majelis ta'lim ( perlu secara intensif dan terus menerus ) dan juga tidak dapat di fahami 1 tahun 2 tahun ( ilmu yang di ajarkan oleh seorang alim 1 bulan yang lalu , akan kita fahami dengan betul artinya dan cara menjalankannya mungkin 2- 3 bulan yang akan datang bahkan bisa jadi 1 tahun padahal kita sering mendengar ayat yang disampaikannya atau hadist yang dgi sampaikannya dahulu ) . Itulah uniknya mempelajari ilmu dien dari pada mempelajari ilmu dunia .

3. Di Mudahkan Jalannya Ke Jannah
Sebagaimana sabda Rosulullah SAW :
" Barangsiapa yang berjalan di atas jalan ( untuk mencari ilmu ) maka Allah Azza Wa Jalla akan memudahkannya jalan menuju Jannah " . ( HR . Muslim Tirmidzi dan Abu Daud )
Jika seseorang dalam mencari ilmu sebagai landasan dalam beramal sholeh , maka sudah semestinya jalan ke jannah akan lebih terbuka baginya . Akan tetapi jika seseorang dalam mencari ilmu hanya untuk konsumsi otak saja untuk kebanggaan atau biar di bilang seorang yang alim , tidak untuk di amalkan ( kalaupun diamalkannya yang menguntungkan dirinya saja ) maka laknat Allah atas nya bukannya jalan ke jannah yang ia dapatkan akan tetapi nerakalah tempatnya .

4 . Di Naungi Para Malaikat Dan di Do'akan Oleh Seluruh Penghuni Langit Dan Bumi Bahkan Semut Dan Ikan Di Lautan
Sebagaimana sabda Rosulullah SAW :
" Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayap sayapnya ( menaungi ) bagi orang yang mencari Ilmu , karena ridho dengan apa yang di carinya ( ilmu ) " . ( HR . Ahmad , Abu Daud , Ibnu Majah )
Para malaikat tersebut akan berjalan di jalan jalan yang biasa di lalui oleh manusia untuk mencari majelis majelis ilmu , jika telah mendapatkannya maka malaikat akan membentangkan sayapnya menaungi orang orang yang sedang bermajelis ilmu dan malaikat akan mendo'akan orang orang tersebut serta melaporkannya kepada Allah keadaan di bumi pada saat itu secara cepat , bahkan seseorang yang mampir ketempat tersebut ( bukan untuk keperluan mencari ilmu tetapi untuk keperluan lain ) ikut mendapatkan kebaikannya pula .

5. Lebih Utama Dari Seorang Ahli Ibadah
Dikarenakan dia dalam mencari ilmu untuk diamalkannya di dalam kehidupannya dan dia tidak akan melakukan suatu amalan sebelum dia mengetahui ilmunya . Disitulah letak keutamaannya .

6. Mendapatkan Pahala Seperti Orang Yang Di Ajarinya
Akan mendapatkan pahala orang di ajarinya ilmu dengan tidak mengurangi sedikitpun pahala orang yang diajarinya itu .

7 . Pahala Alim Yang Bermanfaat Ilmunya Tidak Akan Terputus Setelah Dia Wafat

Mungkin kita pada saat mengerjakan suatu amalan, pada satu keadaan kita jadi bingung sendiri di karenakan mungkin ada orang lain yang beda dengan yang kita lakukan . Langkah terbaik yang kita lakukan adalah berhenti dari amalan yang kita lakukan tersebut , kita teliti kembali ilmunya ( kita tanyakan kepada orang yang lebih alim tentang masalah itu , kita buka buka kembali buku buku ) sampai kita temukan kembali ilmu nya dan juga kita jadi yakin dengan ilmu tersebut ( tentang permasalahan tersebut ) baru kita lanjutkan kembali amalan kita yang sempat kita hentikan di karenakan bingung .

Insya Allah akan kami lanjutkan pada bagian kedua berkenaan dengan ilmu ini .

Kamis, 10 Juni 2010

Pengaruh Ikhtilaf Terhadap Amal Jama'i ........... ( ikhtilaf bag 4 )

Terjadinya ikhtilaf di tengah tengah kaum muslimin adalah sunatullah yang tak mungkin kita hindari . Keberadaannya kadang membawa rahmat bagi kaum muslimin . Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ," Terkadang ikhtilaf membawa rahmat terkadang membawa bencana " . Hal senada juga pernah di nyatakan oleh Ibnu Abidin , " Ikhtilafnya para mujtahidin dalam perkara perkara furu' ( cabang ) merupakan bagian dari rahmat , keberadaannya telah memberikan keluasan bagi kaum muslimin " . Walaupun demikian , ikhtilaf yang terjadi di tengah tengah kaum muslimin sedikit banyak telah mempengaruhi amal jama'i kaum muslimin .
Berikut ini akan kami paparkan sebagian dari pengaruh ikhtilaf yang terjadi terhadap amal jama'i kaum muslimin .

A . Pengaruh positif
1. Standarisasi Mujtahid dan Dasar dasar Ijtihad

Ijtihad merupakan usaha keilmuan para ulama' dalam menjelaskan syareat islam di tengah tengah umat , jalan untuk mengetahui hukum hukum islam dan merupakan bentuk nyata dari usaha penjagaan syareat ini dari berbagai penyimpangan .

Dalam kehidupan iniberbagai kejadian dan peristiwa baru akan senantiasa muncul , sedangkan nash nash baik dari Al Qur'an dan As Sunah sebagai dasar hukum sangatlah terbatas , sehingga ketika tidak di dapatkan nash yang sesuai untuk menghukumi permasalahan permasalahan tersebut , maka seorangmujtahid di tuntut untuk mencurahkan seluruh kemampuannya untuk mengambil istimbath (suatu kesimpulan ) hukum melalui makna yang tersirat dari nash nash yang ada . Para mujtahid dalam menentukan hukum terhadap berbagai peristiwa tersebut tidak dilakukan tanpa sebuah dasar atau pedoman . Begitu pula dalam berfatwa mereka tidak menggunakan hawa nafsu dan hal hal yang menyimpang . Akan tetapi usaha ijtihad mereka berdasarkan pondasi yang kuat dan kokoh , yang tujuannya adalah untuk berkhidmad kepada dien ini dan semata mata mencari ridho Allah Azza Wajalla .

Sedangkan ikhtilaf yang terjadi di kalangan mereka ( para ulama' ) tidaklah membuat mereka saling mendengki , akan tetapi akanmembuat mereka saling berlomba lomba dalam kebaikan untuk menyingkap al haqdanmenghapuskan kebatilan . Dari ikhtilaf ini pula akan tampak para mujtahidin yang terlalu menggampangkan sebuah hukum dan juga diantara mereka akan tampak seorang mujtahidin yang terlalu ketat , serta ada juga diantara mereka seorang mujtahidin yang senantiasa pertengahan ( antara yang terlalu menggampangkan dan yang terlalu ketat ) .

2 . Menyingkap Tujuan tujuan Syareat yang Telah Diturunkan Oleh Allah

Adanya iktilaf diantara para ulama' juga mewariskan usaha untuk menyingkap maksud dan tujuan di syareatkannya sebuah hukum , karena ketika seorang mujtahid berijtihad maka ijtihadnya harus sesuai dengan apa yang di kehendaki oleh syareat yaitu hukum tersebut dapat memberikan kemaslahatan bagi umat . Dengan demikian , maka seorang mujtahid berusaha untuk menyingkap tujuan tujuan syareat yang belum mereka ketahui .
Jika kita mengkaji lebih jauh maka akan kita dapatkan bahwa penetapan syareat dalam islam itu berlandaskan pada hikmah dan sebab sebab yang memberikan kemaslahatan bagi pribadi dan masyarakat umum . Maka dengan adanya perbedaan pendapat para ulama' ini , mereka berusaha dengan semaksimal mungkin dengan mencurahkan segala daya dan upaya mereka untuk mengetahui tujuan dari di tetapkannya suatu syareat .Karena hal itu juga yang menjadikan bahan pertimbangan mereka dalam menetapkan suatu hukum ijtihadi , sehingga hukum yang di tetapkan itu benar benar sesuai dengan maksut dan tujuan syareat yaitu dapat memberikan kemaslahatan umat .

B . Pengaruh Negatif
1 . Munculnya Sikap Madzhabi Yang Tercela

Setelah kekuasaan islam meluas keberbagai negri , para ulama tersebar di mana mana , mereka banyak memberikan fatwa dan ijtihad ke masyarakat . Sehingga antara ulama di satu daerah acap kali berbeda pendapat dengan ulama' lain di daerah yangberbeda meskipun kasusnya sama . Sehingga muncullah berbagai madzhab diberbagai daerah , seperti ; Madzhab Syafi'iyah yang banyak tersebar di mesir , Malikiyah di Madinah , Hanabilah ( Ahmad bin Hammbal ) di Makkah dan Hanafiyah di Irak . Kemudian dari pengikut madzhab tersebut menyebarkan dan membentangkan sayap madzahabnya ke berbagai daerah . Setiap madzhab selalu berusaha untuk menyebarkan madzhabnya .

Kemudian pada generasi selanjutnya dari pengikut madzhab tersebut mereka mulai menampakkan fanatisme terhadap madzhabnya masing masing , mereka mulai mengikuti perkataan imamnya tanpa melihat dan merujuk pada dalil yang di gunakan oleh para imam madzhab tersebut , sehingga muncullah taqlid buta yang tercela. Mereka mengikuti pendapat madzhab dan imamnya tanpa melihat landasan yang digunakan oleh para pendirinya . Sikap taqlid buta ini terus berlangsung hingga hari ini .

2 . Tertutupnya Pintu Ijtihad

Pintu ijtihad senantiasa terbuka bagi para fuqoha' selama tiga abad . Kaum muslimin terdorong untuk ijtihad karena islam memberikan satu pahala bagi mujtahid yang salah dan dua pahala bagi mujtahid yang benar , sehingga memunculkan beraneka ragam pendapat dan madzhab pada saat itu .

Kemudian pada abad ke 4 Hijriyah gerakan ini mulai melemah , semangat kaum muslimin mulai kendor , usaha untuk mengkaji nash nash mulai di tinggalkan . serta mencukupkan diri dengan mengikuti madzhab yang sudah ada yang mereka yakini kebenarannya .
Ada beberapa penyebab yang melatar belakangi terjadinya penutupan pintu ijtihad para ulama' :
A. Melemahnya kekuasaan politik Bani Abassiah
B . Lemanya keinginan diri dan adanya rasa takut untuk ijtihad
C . Munculnya orang orang yangmengaku mujtahid , padahal ia tidak memiliki kecakapan dan kelayakan di dalamnya .
Allah Azza Wajalla berfirman : " Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa apa yang disebut oleh lidahmu secara dusta " ini halal ini haram " , untuk engada adakan kebohongan terhadap Allah . Sesungguhnya orang yang mengada adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung ( QS : An Nahl 116 )
Berpijak pada ayat diatas dan untuk melindungi dien dan syareat ini dari berbagai penyimpangan maka para ulama' bermaksud mencegah orang orang yang selalu memberikan fatwa kepada manusia tanpa berdasarkan ilmu sehingga dapat menyesatkan diri dan orang lain Para ulama' tidak mendapatkan jalan keluar yang tepat untuk mengkal penyakit yang sedang menghinggapi kaum muslimin ini sehingga merekapun mengeluarkan fatwa dan statement bahwa tidak adalagi ijtihad pada masa tersebut atau pintu ijtihad pada masa tersebut telah tertutup . sebagai usaha untuk menjaga dien ini darikerusakan dari orang orang yang tidak bertanggung jawab .

Oleh karena itu sekarang ini banyak orang dengan mudahnya berijtihad padahal pemecahan masalah yang sedang di hadapinya dalil dalilnya sudah sangat jelas tanpa harus di ijtihadi lagi itulah rancunya hari ini . Semoga dari uraian saya yang berseri 1-4 ini dapat memberikan satu gambaran mudah bagaimana kita harus bersikap di tengah tengah rancunya pemahaman islam hari ini , yang mana banyak orang bicara islam dan mengaku aku merasa benar ,sehingga bukannya umat ini semakin faham tentang islam itu sendiri malah jadi semakin membingungkan . Wallahu ' musta'an .

Rabu, 09 Juni 2010

Antara Ikhtilaf dan Iftiraq ..................( ikhtilaf 3 )

Inikan masalah khilafiyah ! Inikan hanya perbedaan tafsir ! Dua kalimat ini mungkin sering kita jumpai dan kita dengar . Beberapa waktu yang lalu , saat kaum muslimin khususnya di indonesia memperkarakan kelompok sesat Ahmadiyah yang meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad seorang Nabi dan menerima wahyu dari Allah dan juga kasus kasus yang lain .Tidak sedikit dari kalangan umat islam yang memberikan kesan negatif kepada kaum muslimin , bahkan sampai menuduh radikal , fundamentalis dan ekstrem .

Untuk itu kaum muslim mengenal mana yang di sebut perbedaan ( ikhtilaf ) dan mana yang di sebut penyimpangan ( iftiraq ) .
Pada dasarnya islam sangat menghormati sebuah perbedaan ( ikhtilaf ) namun tudak demikian terhadap iftiraq ( islam bersikap tegas ) . Islam mencela sebuah penyimpangan dan melarang kaum muslimin untuk menyimpang , serta memberikan ancaman kepada siapa saja diantara kaum muslimin yang menyimpang dari jalan islam .
Allah Azza Wajalla berfirman :
" Dan barang siapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya , dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang orang mukmin , Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah di kuasainya itu dan kami masukkan ia ke dalam jahannam , dan jahannam itu seburuk buruk tempat kembali '. ( QS : An Nisa' 115 )

Dalam sebuah hadist yang shohih , Rosulullah Saw menjelaskan kepada kaum muslimin bahwa diantara orang yang halal darahnya untuk di tumpahkan ( di bunuh ) adalah mereka yang meninggalkan ( mumfaroqoh ) jamaah kaum muslimin yakni keluar dari agama islam atau murtad .

1. Iftiraq adalah sesuatu yang menyelisihi perkara perkara yang ushul atau pokok yaitu sudah masuk dalam ruang lingkup aqidah sehingga hal itu tidak bisa di tolerir lagi dan hal tersebut harus di luruskan dan di jelaskan dan di perangi sampai mereka mau kembali kepada islam yang benar .
beberapa contoh iftiraq :
# Menyakini ada Nabi setelah kenabian Rosulullah SAW
# Meyakini semua agama adalah sama benar
# Meyakini bahwa sholat hukumnya tidak wajib
# Meyakini bahwa jilbab hukumnya tidak wajib
# Mengatakan bahwa pernikahan antar agama adalah sah dan pernikahan sejenis juga sah
# Mengatakan bahwa Al Qur'an adalah makhluk
# Mengatakan bahwa Poligami adalah sebuah kedzaliman dan bukan bagian dari syareat islam
# Meyakini bahwa zina hukumnya halal jika dilakukan atas dasar suka sama suka
# Meyakini bahwa ada sebagian ayat Al Qur'an sudah tidak relefan lagi sehingga tidak mau menerapkan syareat islam dalam kehidupan sehari hari
# Meyakini ada selain Al Qur'an ada petunjuk lagi yang lebih baik padahal dia mengaku islam
# Menggugat dalam pembagian waris , bahwa laki laki dan perempuan harus sama rata dengan alasan persamaan gender
# Dan seluruh bid'ah bid'ah yang munjurus kepada kesyirikan
# Dan lain sebagainya
Semua perkara diatas telah menyelisihi perkara perkara pokok dalam islam dan sesuatu yang telah menjadi konsensus kaum muslimin . Maka barang siapa yang menyelisihi perkara perkara ushul ( aqidah ) di dalam islam dan sesuatu yang telah menjadi ijma' ( kesepakatan ) kaum muslimin atasnya maka dia telah kufur kepada Allah dan RosulNya .

2. Sedangkan ikhtilaf adalah perbedaan pandangan dalam pengambilan suatu dalil yang kebanyakan berkisar pada masalah fiqiyah baik dalam masalah muamalah maupun masalah ibadah mahdhoh .
Beberapa contoh ikhtilaf :
# Sholat subuh membaca qunut atau tidak
# Niat sebelum sholat atapun dalam puasa ( romadhon maupun yang sunah ) di ucapkan dengan lesan apa cukup dalam hati saja
# Bacaan basmalah dalam sholat dikeraskan atau cukup dalam hati saja
# Dalam sholat jum'at dengan satu adzan saja atau dua adzan
# Dalam melakukan sholat bergerak lebih dari tiga kali dapat membatalkan sholatnya
# Penentuan satu syawal dan satu Romadhon berpedoman pada matla' internasional atau matla' lokal ( letak geografis suatu wilayah / negara )
# Pembagian zakat cukup pada satu atau dua asnaf ( yang berhak menerima ) atau harus 8 tersebut terpenuhi semua
# Dan lain sebagainya yang berkenaan masalah fiqih

Ikhtilaf berkenaan masalah fiqih terbentur soal perbedaan madzhab yang 4 , yang kesemuanya itu tidak usah di jadikan perbedaan yang meruncing selama yang kita lakukan tau ilmunya artinya jika di tanya kenapa kamu melakukan amalan seperti itu ?? karena dalilnya begini dan begini dari kitab fikih ini ( walaupun kita tidak hafal bunyi dalil tersebut ) . Seharusnya yang kita permasalahkan adalah mereka yang melakukan suatu amalan tidak tau dasar dalilnya ( asal ikut ikutan saja entah itu betul atau tidak dia tidak tau , dengan kata lain bukan atas dasar ilmu akan tetapi atas dasar nafsu , akalnya atau mungkin kebanyakan orang ) karena syarat utama di terimanya suatu amal dan di sebut amal sholeh jika memenuhi 2 syarat : ikhlas dan ilmu .

Oleh karena itu bersikap tegas terhadap sebuah penyimpangan adalah kewajiban kaum muslimin . karena salah satu tugas kaum muslimin setelah wafatnya Rosululah SAW adalah menjaga dienul islam dari segala bentuk penyimpangan penyimpangan . baik itu penyimpangan dalam masalah aqidah , ibadah , serta mu'amalah dengan sesama manusia . Rosulullah SAW bersabda yang artinya :
" Bebintangan adalah penjaganya langit , apabila bebintangan telah tiada maka akan datang kepada langit apa yang telah di janjikan untuknya ( kiamat ) . Aku adalah penjaga bagi para sahabat sahabatku , apabila aku telah tiada maka akan datang kepada para sahabatku apa yang telah di janjikan untuknya . Para sahabatku adalah penjaga bagi umatku , apabila mereka telah tiada maka akan datang kepada umatku apa yang telah dijanjikan untuk mereka " . ( HR. Muslim )

Rosulullah telah tiada dan para sahabatnya pun telah tiada . Apa yang di janjikan untuk umatnya pun telah tiba . Baik berupa penyimpangan penyimpangan , keleluasaan dankesemena menaan musuh terhadap kaum muslimin pun telah tiba . Akankah kita harus berdiam diri . Wallahu' musta'an

Senin, 07 Juni 2010

Ikhtilaf , Definisi dan Sebab Sebabnya ..... .. ikhtilaf ( 1 )

Hari ini , gerakan islam dihadapkan pada rentannya perpecahan . setiap perbedaan seakan melahirkan perpecahan . Haruskah berpecah ? pertanyaan ini perlu di hadirkan agar tidask mudah berpecah dan berpisah . Iftiraq ( perpecahan ) adalah bentuk extrem dari ikhtilaf . Berbeda tidak mesti berpecah . perbedaan justru menjadi warna dan dinamika pergerakan . Namun , jika kita tidak mampu menghargai perbedaan , memilah masalah ushul ( prinsip ) dan furu' ( cabang ) yang terjadi , kita berada pada titik extrem perpecahan . padahal perpecahan adalah petaka danbencana . Dan bencana pergerakan itu adalah gampang berpecah dan berpisah . Berangkat dari firman Allah Ta'ala : " Jikalau Rabbmu menghendaki , tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu , tetapi mereka sentiasa berselisih pendapat , kecuali orang orang yang di beri rahmat oleh Rabbmu . Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka " . ( QS : Huud 118 )

Abdurrahman bin Qosim ( seorang tabi'in ) terkemuka pernah berkata : " Ada satu pernyataan dari khalifah Umar bin Abdul Aziz yang membuatku terkagum kagum , beliau pernahberkata , " saya tidak senang jika para sahabat Rosulullah Saw tidak berselisih pendapat . Karena , jika mereka hanya memiliki satu pendapat ( pandangan ) umat akan mengalami kesulitan ( karenadak bisa memilih ) . Mereka adalah para imam yang diikuti , jika mereka berbeda pendapat lalu umat islam memilih salah satu dari pendapat mereka , maka ini adalah satu keringanan ( bagi umat ) " .

Ayat diatas ( Huud 118 ) seakan akan mengisyaratkan bahwa perbedaan diantara manusia adalah suatu kepastian . Pasti terjadi , dan tidak bisa di hindari yang merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa di pisahkan dengan kehidupan umat manusia .
Imam as Syatibi rohimahullah berkata: " ( Dalam QS : Huud 118 ) Allah mengabarkan kepada umat manusia bahwa mereka akan senantiasa berselisih selama lamanya . Karena memang mereka diciptakan untuk berselisih . Anas bin Malik r.a berkata , " maksudnya mereka di ciptakan untuk berbeda dan berselisih sehingga akan ada dua golongan manusia ; penghuni jannah dan neraka " ....perbedaan disini bukan dalam bentuk fisiknya , tetapi masalah aqidah , agama dan hal hal lain yang menjadikan manusia bahagia atau sengsara dunia akherat " .

Walaupun perbedaan merupakan sunatullah , namun tidak semua perbedaan dapat di tolerir . Maka perlu dibedakan antara berbeda ( ikhtilaf ) dengan berpecah belah ( iftiraq ) . Ikhtilaf identik denganperbedaan perbedaan pandangan dalam menyimpulkan sebuah nash ( dalil masalah fiqiyah ) seperti perbedaan dalam memahami ; apakah ketika i'tidal tangan didekapkan di dada atau di biarkan menjuntai kebawah ; apakah pembayaran zakat fitri boleh dengan uang atau harus dengan makanan pokok dan lain lain .

Sedangkan iftiraq identik dengan perpecahan , penyimpangan , permusuhan dan kebid'ahan ( dalam masalah aqidah ) contoh iftiroq ; keyakinan orang orang syiah bahwa Ali bin Abi Thalib r.a memiliki unsur ketuhanan . Atau keyakinan pluralisme bahwa semua agama benar . Dan ini adalah iftiraq yang di kecam bukan ikhtilaf yang di tolerir .

Ikhtilaf yang terjadi di kalangan umat ini telah terjadi sejak dahulu . Bahkan ikhtilaf terjadi tatkala Rosulullah Saw masih hidup , sahabat Abu Sa'id al Khudry r.a bertutur , "Dulu ada dua sahabat Rosulullah bepergian bersama sama .ketika waktu sholat tiba , mereka bertayamum karena tidak membawa air untuk wudhu . Beberapa saat setelah keduanya melakukan sholat ,mereka menemukan air , salah satu dari sahabat tadi wudhu dan mengulang lagi sholatnya . Sedangkan yang satunya lagi tidak . Ketika peristiwa ini di laporkan Rosulullah , beliau bersabda kepada yang tidak mengulagi sholatnya , ' Apa yang kamu lakukan sudah sesuai sunah dan sholatmu sudah cukup . " Dan kepada yang mengulangi sholatnya beliau bersabda ,' Kamu mendapat dua pahala atas apa yang telah kamu kerjakan " . ( HR . Abu Dawud )

Kenapa harus ada perbedaan dan kenapa harus di tolerir ... ? Ada banyak faktor yang menjadikan ulama' berbeda pendapat , diantaranya :

1. Adanya Beberapa Nash Syar'i Yang Belum Sampai Ke Sebagian Ulama'

Seringnya ikhtilaf karena sebab yang satu ini . Salah satu contohnya , dulu saat Umar bin Khottab menjadi kholifah , beliau pergi ke syam . Di tengah tengah perjalanan terdengar kabar bahwa syam sedang tersebar penyakit tha'un . Perjalanan diberhentikan lalu beliau bermusyawarah dengan para sahabat anshor dan muhajirin ; apakah perjalanan di lanjutkan atau tidak .
Mereka terbelah menjadi dua kubu , ada yang menyatakan tetap lanjut , ada yang berpendapat kembali ke Madinah . ketika kedua kubu sedang hangat hangatnya berdiskusi , Abudurrahman bin Auf datang seraya berkata , "Aku solusi untuk kalian , aku pernah mendengar Rosulullah bersabda " Jika kalian mendengar di suatu tempat tengah terjangkiti wabah penyakit , maka jangan datang kesana . Jika di tempatmu telah terjangkiti wabah , maka kamu tidak boleh keluar darinya " . ( HR . Bukhari Muslim )
Ternyata hadist ini luput dari para pembesar Muhajirin dan Anshor , hingga datang Abdurrahman bin Auf r.a . Terkadangf nash syar'i telah sampai ke ulama' tertentu , namun beliau lupa . Maka hal ini juga akan mempengaruhi kesimpulan hukum .

2. Perbedaan Kemampuan Dan Metode Memahami Nash Syar'i

Bisa saja nash syar'i telah sampai dan di ketahui oleh seluruh ulama' mujtahid , namun ini tidak menjamin suatu kesepakatan di antara mereka . Pada zaman Rosulullah Saw pernah ada perbedaan pendapat antara sahabat karena berbeda dalam memahami nash .
Imam Bukhari dan Muslim mereiwayatkan bahwa seusai perang akhzab Rosulullah menginstruksikan para sahabatnya untuk berangkat menuju perkampungan Bani Quroidzoh . Beliau memerintahkan mereka untuk tidak sholat ashar kecuali setelah tiba di perkampungan Bani Quroidhoh . Tetapi , ketika waktu sholat ashar tiba para sahabat masih di tengah perjalanan . Dalam keadaan seperti ini para sahabat terbagi menjadidua kelompok :

a . Ada yang melaksanakan sholat ashar di tengah perjalanan , karena mereka memahami bahwa perintah Rosulullah Saw agar sholat ashar di perkampungan Bani Quroidhoh bukanmelarang secara mutlak tetapi untuk motivasi sahabat agar secepatnya sampai di sana .
b. Sebagian sahabat ada yang sholat ashar sesmpainya di perkampungan Bani Quroidhoh , karena mereka memahami bahwa perintah Rosulullah Saw adalah suatu keharusan , bukan sekedar untuk memotivasi .
Yang menarik , ketika peristiwa ini di sampaikan pada Rosulullah Saw , beliau tidak menyalahkan kedua kelompok sahabat ini .

Dan sangat memungkinkan para ulama' sama dalam menafsirkan nash , hanya kadang mereka berbeda dalammenghukuminya , antara wajib dan sunah , antara haram dan makruh .

3. Adanya Perbedaan Metode Ijtihad Dalam Menentukan Hukum Hukum Yang Tidak Tercantum Dalam Nash Nash Syar'i

Faktor ini juga berpengaruh besar dalam memunculkan ikhtilaf di kal;angan para ulama' . Imam Malik misalnya , beliau menggunakan amal ahlu Madinah ( kebiasan penduduk Madinah ) sebagai salah satu dalil syar'i . Beliau berpendapat , jika tata cara pelaksanaan suatu ibadah tidak di nashkan , maka beliau akan berpegang pada apa yang di perbuat penduduk Madinah . Alasannya , apa yang sudah menjadi kebiasaan penduduk Madinah merupakan warisan dari Rosulullah Saw .
Sedangkan Abu Hanifah ( Imam hanafi ) , lebih sering menggunakan kiyas ( analogi ) dari pada hadist , karena beliau terlalu ketat dalam menerima hadist . Ini tidak terlepas dari kondisi beliau saat itu , dimana fitanah tersebar dimana mana , masing masing pihak menggunakan dalil Al Qur'an dan hadist untuk mendukung pendapatnya .
Berbeda dengan Imam Ahmad bin Hammbal , beliau lebih mendahulukan hadist dhoif dan mursal dari pada qiyas . Perbedaan metode dalam menyimpulkan hukum syar'i ini tentu akan berimbas pada bedanyahukum yang di hasilkan .

4. Perbedaan Para Ulama' Dalam Menilai Derajat Sebuah Hadist / Dalil

Misalnya seorang ulama' menganggap bahwa perowi fulan lemah atau cacat karena sebab sebab tertentu , seperti ; hafalannya lemah , kurang jujur , dll . Sedangkan ulama' lain menilai si fulan tidak demikian , justru memiliki kelayakan dalam meriwayatkan hadist . Atau sebagian ulama' meyakini , perowi fulan tidak mendengar yang dia nyatakan dari syaikh nya , sedangkan ulama' lain berkeyakinan dia telah mendengar dari syaikhnya . Tentunya , perbedaan dalam menilai perowi ini sangat wajar memunculkan perbedaan dalam menerima danmenolak hadist yang diriwayatkan oleh perowi tersebut . Imbasnya m hukum yang mereka simpulkanpun berbeda pula .

5. Perbedaan Pera Ulama' dalam Mengkompromikan dan Mentahrij antar Dalil yang Dianggap Bertentangan

Mentahrij dan mengkompromikan beberapa dalil yang dianggap bertentangan adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan kecakapan yang tinggi dalam memahami suatu dalil . Karenanya , tidak semua ulama'mampu melakukan tahrij dan kompromi . Metodenya pun yang di gunakan oleh seorang ulama' dalam mentahrij dan mengkompromikan berbeda beda . Sebab yang mengharuskan diadakannya tahrijpun banyak macamnya . Salah satunya , adanya pertentangan lafadz atau makna antara dua dalil atau lebih .
Sedangkan sebab yang mengharuskan kompromi biasanya karena terjadi pertentangan dua dalil atau lebih yang sama sama kuat .

Contoh dalam mengkompromi hadist tentang adab buang hajat :

a ) " Jika kalian buang air , maka janganmenghadap atau membelakangi kiblat ".( HR. Bukhari )
b) Ibnu Umar bercerita , " Suatu kali akunaik ke atap saudaraku Hafshoh , saat itu aku melihat Rosulullah SaW sedang duduk buang air menghadap Syam dan membelakangi kiblat " . ( HR . Bukhari )

Setidaknya ada tiga pendapat dalam mengkompromikan dua Hadist diatas

1. Tidak boleh menghadap dan membelakangi kiblat , baik buang air besar maupun kecil secara mutlak , kapanpun dan di manapun .
2. Diperbolehkan menghadap dan membelakangi kiblat secara mutlak , siapapun , kapanpun dan dimanapun .
3. Di perinci ; Jika dalam bangunan diperbolehkan dan jika di tanah lapang yang tidak terhalang oleh tembok maka tidak diperbolehkan menghadap maupun membelakangi kiblat .

Demikianlah beberapa sebab ikhtilaf antar ulama' . Yang sebenarnya masih banyaklagi sebab sebab yang lainnya , namun sebab sebab diatas adalah yang paling banyak mempengaruhi terjadinya perbedaan pendapat dikalangan umat hari ini . Wallahu' musta'an .

Minggu, 06 Juni 2010

BERSATU dalam perbedaan ...... ikhtilaf ( 2 )

Suatu ketika Harun ar Rasyid pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji . Di sana beiau di bekam . Ketika waktu sholat tiba beliau meminta fatwa kepada Imam Malik. Imam Malik membolehkan dholat tanpa harus wudhu jika sebelum berbekan sudah berwudhu .
Lalu kholifah menjadi imam sholat tanpa harus wudhu lagi .Diantara makmumnya ada Abu Yusuf , teman Abu Hanifah ( imam Hanafi ) , yang berijtihad bahwa orang yang berbekam wudhunya batal . Setelah selesai sholat , seseorang bertanya kepada Abu Yusuf , " kenapa anda sholat di belakang kholifah yangberbekam tadi ( padahal anda berijtihad orang yang berbekam wudhunya batal ) ...? Abu Yusuf menjawab , " Subhanallah , bukankah dia Amirul Mukminin " ? .

Itulah , sekilas sikap Ulama' dalam permasalahan yang di perdebatkan . Tidak ada perpecahan . Justru sikap santun nan bijak yang di tampakkan . Jauh berbeda dengan sikap kaum muslimin hari ini , perpecahan karena perbedaan pendapat tersebar dan kian menggurita .
Antara NU dan Muhammadiyah , karena perbedaan dalam memahami qunut subuh acap kali menjadi ajang permusuhan , saling caci maki diantara sebagian pengikutnya yang fanatik .
Bahkan , sebagian pengikut yang kolot mengharamkan pernikahan antara orang NU dan Muhammadiyah . Kasus ini karena tidak tau etika ikhtilaf . Oleh karena itu kami akan sedikit memaparkan secara ringkas etika berbeda pendapat .

1 . Mengikhlaskan Niat

Niat yang benar dalam menghadapi perbedaan pendapat mutlak di butuhkan . Karena , ia akan melahirkan sikap yang bijak , jauh dari ego pribadi dan menjadikan seorang muslim mudah menerima kebenaran dari siapapun , walaupun dari orang yang berbeda pendapat darinya .
Niat yang baik akan menjadikan pemiliknya selalu mendapatkan bimbingan Allah .
Sebagaimana di jelaskan dalam QS : An Nahl 128 yang artinya : " Sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang bertakwa dan orang orang yang berbuat kebaikan " .
Tentang keharusan membenarkan / meluruskan niat dalam menyikapi perbedaan , Imam as Syafi'i rahimahullah berkata :" Jika aku mendebat seseorang , kuluruskan niatku agar ia mendapat taufik , kelurusan , pertolongan dan penjagaan dari Allah Azza Wajalla . Harapku semoga Allah menerangkan kebenaran , entah lewat lisanku atau lisannya " .

2 . Mencari Yang Terbaik Dan Menerima Kebenaran Dari Siapapun Datangnya

Adanya perbedaan pendapat di kalangan para ulama' bukan berarti seseorang boleh memilih mana yang sesuai dengan keinginannya dan kepentingannya . Tetapi Allah mengharuskan untuk memilih yang terbaik , dan paling kuat dalil dalilnya . Firman Allah Ta'ala dalam QS : Az Zumar 17 -18 yang artinya : " Sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba hamba Ku , yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya . Mereka itulah orang orang yang telah di beri Allah petunjuk dan mereka itulah orang orang yang mempunyai akal " .

Jika seseorang mencari cari pendapat yang hanya sesuai dengan nafsunya , padahal jelas jelas salah dan sangat lemah hujahnya itu serta bertentangan dengan dalil dalil dan pendapat yang lebih kuat , berarti dia telah menggadaikan agamanya .
Umar bin Khattab pernah berkata : " Islam dihancurkan oleh tiga golongan ; kesalahan ulama' , orang orang munafik yang mendebat Al Qur'am dan peraturan yang di buat penguasa sesat " .
Dan seorang salaf berkata ( Ismail al Qodhi ) :" Setiap ulama' pasti mempunyai kesalahan ( dalam berpendapat ) , maka siapapun yang berdalih dengan kesalahan kesalahan ulama' niscaya agamanya akan hilang " .

Dengan kata lain perkataan seseorang /fatwa ulama' tidak bisa di jadikan dasar atau dalil , akan tetapi perkataan / fatwa seorang ulama' itu harus di cari dasarnya pijakannya kuat apa tidak yang di katakannya itu / yang di fatwakannya itu , jika tidak kuat kita tinggalkan ( sekalipun orang terkenal ulama' tersohor sekalipun ) akan tetapi jika yang di katakannya itu kuat dalil dalilnya maka kita ikuti ( kita mengikuti dalil / hujah yang dikemukakannya itu bukan karena orangnya ) .Dengan begitu kita akan terbebas dari penyakit fanatisme golongan .

3 . Berlapang Dada Dalam Perbedaan Selama Memiliki Dalil Acuan

Ketika beda pendapat dengan orang lain hendaklah kita saling menghormati . Berlapang dada dalam menghadapi perbedaan . Tidak mencela saudara kita sang berbedapendapat dengan kita .
Ada satu kisah menarik berkenaan dengan masalah ini .
Dulu ketika Umar bin Khottab ra menjabadt kholifah , beliau sering meminta bantuan Ibnu Mas'ud ra dalam menangani urusan kenegaraan . tetapi antara beliau berdua sering terjadi perbedaan pendapat ( Ibnu Qoyyim meriwayatkan ada 100 permasalahan yang diperselisihkan mereka berdua ) , walaupun begitu hubungan keduanya tetap hangat dan akur . suatu ketika Umar sedang duduk datang Ibnu Mas'ud . Umar berdiri dan menyambut seraya berkata " Selamat datang wahai orang orang yang diliputi ilmu , engkau pilihan Yang Maha Kuasa " . Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran : ikhtilafnya para sahabat tidak bisa di jadikan hujjah / dalil ( akan tetapi kebenaran tidak akan keluar dari mereka ) apalagi seorang ulama kholaf .

Kebanyakan orang mencela seseorang karena dalil yang di gunakannya berbeda dengan dirinya , sehingga timbul permasalahan diantara mereka yang berkepanjangan . Padahal seharusnya orang yang beramal dengan dasar ilmu selagi dia punya dalil dalam melakukan amalan itu sudah di benarkan dan tidak perlu di permasalahkan , adapun yang perlu dipermasalahkan seharusnya seseorang yang dalam beramal tidak ada pijakan / landasan dalilnya ( hanya ikut ikutan saja kebanyakan orang atau pada umumnya , persangkaannya saja karena bodohnya dia akan ilmu syar'i ) itulah fenomena umat hari ini .

4. Tidak Mencela Dan Tidak Saling Mengkafirkan Dalam Urusan Yang Bersifat Ijtihadi

Dalam perkara perkara ijtihadi , tidak boleh mencela orang yang berbeda pendapat dengan kita . Sufyan ats Tsauri berkata : " Jika kami melihat seseorang yang beaml dalam urusan ijtihadiyah dan kamu beerbeda pendapat dengannya , maka janganlah kamu melarangnya " .
Pernah terjadi perbedaan pendapat yang cukup panas antara para ulama' tentang kekafiranb Hajjaj bin Yuduf asts Tsaqofi . as Sya'bi , Thowus , sa'id bin Jabir dan Mujahid mengkafirkan Hajjaj . Sedangkan Abu Wail dan Ibnu Sirin mengatakan Hajjaj seorang Muslim . Ulama' ulama' yang berbeda pensapat ini tetap saling menghargai danmenghormati , tidak pernah As Sya'bi membid'ahkan Ibnu Sirin atau sebaliknya. Apalagi mengkafirkannya .

5. Berprasangka Baik Kepada Orang Lain Dan MembudayakanTabayyun ( klarifikasai )

Salah satu akhlak dasar yang harus ada pada setiap adalah selalu bersikap husnudzon dan membudayakan tabayyun . Sikap tergesa gesa dan su'udzon dalam menyimpulkan sebuah berita yang ia dengar , akan memunculkan sikap yang gegabah dan konflik antar sesama muslim . Allah Azza wajalla berfirman : " Hai orang orang yang beriman , jauhilah kebanyakan purba sangka ( kecurigaan ) , karena sebagian purba sangka itu dosa " . ( QS : Al Hujurat 12 )

Pernah Rosulullah mengutus Walid bin Uqbah ra untuk mengambil zakat dari Bani Mustholik. Mendengar kedatangan utusan dari Rosulullah Saw Bani Mustholik keluar menyambut gembira utusan itu . Namun di tengah jalan , justru Walid bin Uqbah balik kemadinah dia di bisiki oleh syetan ; bahwa bani Mustholik ingin membunuhnya . Sesampainya di Madinah ia menfghadap Rosulullah Saw seraya beralasan , " Ya Rosulullah Bani Mustholik tidak mau mengeluarkan zakatnya '. Mendengar hal ini Rosulullah murka . Tetapi beberapa saat menjelang sholat ashar , Rosulullah di datangi utusan Bani Mustholik , ia berkata kepada Rosululah ," Wahai Rosulullah sesungguhnya kami sudah bersiap siap menyambut kedatangan utusanmu , namun di tengah jalan dia berbalik dan tidak sampai ke perkampungan kami . Kami tidak bermaksut untuk tidak membayar zakat . Kami khawatir di murkai Allah dan RosulNya " . Maka turunlah ayat ;
" Hai orang orang yang beriman , jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita , maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu nusibahpada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu " . ( QS Al Hujurat 6 )

Tidak dipungkiri sikap tergesa gesa mengambil kesimpulan adalah sifat dasar seorang manusia . bahkan pada diri Rosulullah Saw , masih melekat sifat ini , pada kasus diatas . Hanyasanya , beliau di tegur langsung oleh Allah .

6. Berdialog Dengan Cara Yang Baik

Dialog merupakan usaha untuk meminimalisir perbedaan dengan mencari titik temu antara pihak yang berselisih . Allah Azza wajalla berfirman :
" Serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik " . ( QS : An Nahl 125 )
Ibnu Katsir rohimahullah menafsirkan ayat ini , " Jika kalian mendebat mereka , maka lakukanlah dengan cara yang baik , lemah lembut dan tutur kata yang sopan " .

Jangankan kepada seorang muslim yang hanya berbeda pendapat dengan kita , Allah pun memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun AS untuk bertutur kata yang sopan dan memikat kepada Fir'aun . Padahal Fir'aun terkenal bengis dan kafir . Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
" Maka bicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata kata yang lemah lembut , medah medahan ia ingat atau takut " . ( QS : Thoha 44 )
Tentunya tatkala bertutur kata atau berdiskusi dengan sesama kaum muslimin , kita dianjurkan untuk berlemah lembut .

Jangankan kepada seorangmuslim yang masih berpegang pada ahlu sunah wal jama'ah , kepada seorang yang sudah jelas kesesatannya pun para ulama' masih mengadakan dialog dan diskusi . Buktinya , pada zaman Ali bin Abi Tholib r.a sebagai kholifah , beliau mengutus Ibnu Abbas r.a untuk berdialog dengan orang orang khowarij yangmembereontak kepada Ali bin Abi Tholib dan mengkafirkan para sahabat . Hasilnya setengah dari orang orang khowarij menyatakan tobat .
Dengan kata lain kita sama sama mengemukakan hujjah , setelah itu biar masyarakat yang menilai . Jangan sampaikerena kalah dalam berhujjah lalu di belakang mencemooh ( tidak fair play )

7 . Mengembalikan Semua Perbedaan Kepada Al Qur'an Dan As Sunah

Diantara petunjuk islam kepada umatnya , adalah mengembalikan segala permasalahan kepada Al Qur'an dan As Sunah . Allah Azza Wajalla berfirman :
" Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu , maka kembalikanlah ia kepada Allah ( Al Qur'an ) dan Rosul Nya ( As Sunah ) , jika kamu benar benar beriman kepada Allah dan hari kemudian " . ( QS : An Nisa' 59 )
Ibnu katsir berkata , " Maksudnya , kembalikan perselisihan dan hal hal yang tidak kalian ketahui kepada Kitabullah dan Sunah Rosulullah Saw . Berhukumlah kepada keduanya dalam persoalan yang kalian perselisihkan ....... hal ini menunjukkan bahwa barang siapa yang tidak berhukum kepada Al Qur'an dan As Sunah berarti ia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir " .

Setiap amalan ( apapun jenis amalannya ) tidak akan di terima disisi Allah sebagai amal sholeh jika hanya ikhalas saja , akan tetapi harus ada landasan hukumnya dengan benar . Oleh karena itu pijakan hukum dalam suatu permasalah adalah Al Qur'an , As Sunah ( hadist ) , Fiqih dan ijma' ( kesepakatan ) ulama' islam baru setelah itu ada ruang ijtihad ( yang tentunya tidak berseberangan dengan 3 sumber hukum islam ( Al Qur'an , As Sunah , Fiqih ) . Serta yang tak kalah pentingnya hindarilah debat kusir yang melelahkan ( debat yang tidak memakai dalil atau mengandalkan rasio ) .

Walakhir , tiada gading yang tak retak , setiap manusia memiliki kesalahan dan kealpaan . Setiap otak memiliki pendapat , dan setiap jiwa memiliki prinsip . Dan nafsu selalu menuntut untuk di maklumi dan di ikuti oleh orang lain . Demikianlah sifat dasar seorang manusia . Jika ini semua di sadari oleh seorang muslim dan di kelola dengan baik tentu hasilnyapun sangan baik pula . Perpecahan karena perbedaan pun dapat sedini mungkin kita hindari . Wallahu musta'an .

Jumat, 04 Juni 2010

Ash Shirath........bag 2

Secara garis besarnya insya Allah kita telah mengetahui makna ash shirath ketika di akherat besok yaitu sebuah jembatan yang dibentangkan diatas punggung neraka jahannam yang telah kami jabarkan pada bagian pertama .
Sekarang akan sedikit kami jelaskan arti ash shirath yang kedua .

2 Ash Shirath ketika di dunia ini

Makna Ash Shirath ketika di dunia ini adalah Islam itu sendiri , yang mana Allah mengutus para RosulNya mulai dari Nabi Nuh hingga Rosulullah Muhammad Saw ke muka bumi dan juga menurunkan Kitab kitab mulai dari sukhuf Ibrahim As hingga Al Qur'an untuk memberikan petunjuk kepada manusia agar mengikuti Ash Shirathal Mustaqim ( Jalan yang lurus , jalan para Nabi untuk mentauhidkan Allah saja beribadah kepadaNya saja tanpa mensekutukanNya sedikitpun ) .
Hal tersebut berangkat dari firman Allah Azza Wajalla dalam QS: Al An'aam 153 yang artinya :
" Dan sesungguhnya ini adalah jalanKu yang lurus , maka ikutilah ia .Dan janganlah kamu mengikuti jalan jalan lain karena jalan jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya . Yang demikian itu di perintahkan Allah kepadamu supaya kamu bertakwa".
Dan juga firman Allah Azza Wajalla dalam QS: Al An'aam 161 yang artinya :
"Katakanlah ,"Sesungguhnya aku ditunjuki Tuhanku kepada jalan yang lurus , yaitu agama yang benar ,"Agama Ibrahim yang lurus , dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang orangmusyrik ".
Dari Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Andullah bin Mas'ud r.a dia berkata :
" Rosulullah membuat sebuah garis dengan tangannya ,kemudia beliau bersabda "Inilah jalanku yang lurus ".Kemudian beliau membuat garis di sebelah kiri dan kanan dari garis tadi , lalu bersabda " inilah jalan jalan yang lain " , tiada satupun diantara jalan itu melainkan ia di tempati oleh syetan yangmengajak manusia kejalannya . Kemudian beliau membaca ayat ," Dan sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus , maka ikutilah ia . dan janganlahkalian mengikuti jalan jalan yang lain , karena jalan jalan itu menceraiberaikan kalian dari jalan Nya ( HR. Muslim )

Allah Azza Wajalla memerintahkan kepada NabiNya untuk memberitahukan karunia hidayah ke jalan yang lurus kepada seluruh umat manusia yang tidak mengandung kebengkokan dan penyimpangan , sebagai agama yang lurus , agama Nabi Ibrahim yang hanif yaitu agama tauhid ( sebagaimana kebengkokan dan penyimpangan yang terjadi pada orang orang Yahudi dan Nasrani yang mereka mengaku aku pewaris agama Ibrahim ) .
Adalah Rosulullah bila pagi telah tiba , maka beliau bersabda yang artinya :
" Kami memasuki pagi atas landasan islam , kalimat yang ikhlas , agama Nabi kita Muuhammad , agama moyang kami Ibrahim yang hanif ( lurus ) dan sekali kali dia bukan orang yang musyrik " .

Demikianlah Allah Azza Wajalla memberitahukan bahwasanya Allah mengutus para Rosul dengan membawa Islam . Namun syareat Islam yang mereka bawa itu beragam sesuai dengan karakteritiknya masing masing umat . Yang menasakh sebagian syareat syareat sebelumnya hingga akhirnya di nasakh oleh syareat Muhammad Saw . Syareat yang tidak akan di nasakh buat selama lamanya , yang akan senantiasa tegak dan ditolong , dan benderanya ( La Ilaaha Ilallah Muhammadarrosulullah ) berkibar hingga terjadi kiamat ( Allah sendiri yang akan mengangkat dien ini dari muka bumi sebelum terjadi kiamat dan orang orang yang beriman telah di wafatkan oleh Allah dengan angin lembut yang mana akan mematikan orang berimat walau ada seberat biji sawi di dalam dadanya ,sehingga yang tersisa pada saat kiamat terjadi adalah sejelek jelek makhluk di muka bumi ) .

Rosulullah bersabda " Kami golongan Nabi adalah anak laki laki sebagai saudara dari bapak yang menganut satu agama . Yakni saudara dari seorang ayah dan ibu yang banyak . jadi agama itu hanya satu , yaitu menyembah kepada Allah Yang Maha Esa tanpa mensekutukNya sedikitpun . adapun perbedaan syareat mereka layaknya perbedaan ibu yang melahirkan mereka ".

Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa makna Ash Shirath adalah Islam itu sendiri yangmana seseorang jika ingin selamat dalam hidupnya baik di dunia ini lebih lebih di akherat besok , maka mau tidak mau harus mengikuti Islam , mengikuti apa apa yang Allah perintahkan dan apa apa yang Allah larang melalui agama ini . Oleh karana itu dari dulu ( Islam pada saat periode awal ) hingga besok Islam akan tetap sama hukum hukumnya tidak akan pernah berubah, tidak akan pernah bengkok dan menyimpang ( karena Allah sendiri yang akan menjaganya dari kebengkokan ) walaupun jamanya telah berubah . Ada pun yang bengkok dan rusak adalah manusianya sendiri yang tidak mau mengikuti Islam secara benar sehingga hidupnya jadi serba tidak karuan , permasalah yang muncul seringkali tidak terpecahkan dengan tuntas , hidupnya serasa hambar walaupun dari segi materinya sangat tercukupi , akan tetapi dia tidak mengerti dan tidak faham hakekat kehidupan ini .

Karena kebodohan manusia itu sendiri ( tidak mau mengikuti Islam dalam semua lini kehidupannya ) merasa pandai dengan mengesampingkan islam ( mengikuti hukum hukum butannya sendiri dengan mengesampingkan hukum hukum Allah Yang Maha mengetahui tabiat manusia ) maka manusia tersebut tidak mengerti tujuan dia hidup di dunia ini untuk apa ? dan harus bagaimana dalam menapaki kehidupan ini ? .
Oleh karena itu marilah kita kembali kepada Islam yang benar , kita perbaiki keislaman kita dari Islam keturunan kepada islam karena ilmu dan kesadaran , kesadaran bagaimana nasib kita di akherat nantinya itulah yang harus kita pikirkan , karena hidup di dunia ini hanya sesaat paling banter 60 tahun ( itu pun sudah tidak bisa menikmati manisnya dunia ) lebih umur 60 tahun keatas .
Itulah kehidupan di dunia ini tidak ada yang mengenakkan sama sekali di bandingkan dengan kehidupan di akherat sungguh sangat jauh sekali antara langit degan sumur .

Akankah kita tertipu oleh kehidupan dunia ini , ingatlah bagaimana nasib kita di akherat kelak , janganlah kita teripu dan mudah ditipu dengan bujuk rayu orang orang kafir dan orang munafik untuk menggelincirkan kita dari jalan yang lurus , kita tapaki kembali jalan ini , kita kembali kepada dienul islam secara benar , kita luruskan niyat kita kembali , kita perbaiki tujuan kita , kita perbaiki keislaman kita sehingga kita selamat dari siksa kubur , dimudahkan hisab kita dan selamat meniti shirath yang membentang di punggung neraka jahannam hingga masuk jannah ( walaupun kita susah dan berpayah payah di dunia ini ) .
Itulah kemenangan yang besar kesuksesan yang hakiki dan pandangan orang yang cerdik .
Semoga bermanfaat bagi diri saya pribadi dan pembaca sekalian