>

Total Tayangan Halaman

Selasa, 09 Maret 2010

Antara Pencari Hidayah Al Qur'an Dan Yang Berpaling DariNya



Seseorang yg duduk di tepi sungai , Termenung memandangi ikan yg berenang kesana kemari . Akankah dia mendapatkan ikan tersebut dg hanya berangan angan ?.Sedangkan orang yg berkutat dg tali pancingnya ,melemparkan umpannya sekuat tenaga , dengan sabar menanti tarikan si ikan pada kailnya .Tidak hilang pula kemungkinan dia pulang dg tangan hampa . tanpa ikan satupun yg tersimpan pada bubunya .
Demikian pengibaratan orang yg berburu hikmah Al Qur'an . Ada diantara mereka yg berusaha keras untuk mendalami Al Qur'an yg ujungnya tdk mendapat apapun . Cobalah bandingkan dg mereka yg berpaling atau bahkan menghilangkan Al Qur'an dari keseharian mereka. Akankah mereka bisa mendapatkan hidayah darinya . Jika mungkin ada tentu jumlahnya sangat sedikit.
Tak lain dan tak bukan kesemuanya hanyalah tergantung pada hidayah yg Allah turunkan . Akan tetapi relakah kita menjadi pungguk perindu bulan yg termenung tanpa usaha . Atau menjadi daun talas yg mempermainkan Al Qur'an di permukaannya , akan tetapi tdk mendalami makna yg tersirat di dalamnya .
Tercatat dalam siroh perjalan dakwah Islam . Kisah keislaman Umar bin Khottab. Seseorang yg sangat benci pada Islam pada masa jahiliyahnya . Penganut fanatik budaya jahiliyah . Sampai suatu ketika Rosulullah pernah berdo'a meminta kepada Allah untuk menguatkan Islam dengan salah satu dari dua Umar . Siapakah mereka ? Umar bin Khattab dan Abu Jahal . Jika kita memandang Do'a Nabi tersebut dari sisi lain bisa kita bayangkan betapa dahsyatnya permusuhan Umar bin Khattab kala itu hingga di samakan dg Abu Jahal yg sudah sangat masyhur permusuhannya terhadap islam .
Umar yg masih jahiliyah saat itu berambisi untuk membunuh nabi Muhammad Saw yg membawa sebuah ajaran baru dalam kitab yg dia bawa . Yang mana dikatakan sebagai wahyu Allah . Umar sangat marah karena kehormatan nenek moyangnya di injak injak dg kehadiran Nabi Muhammad Saw .Hingga suatu saat dia berjalan dg pedang terhunus munuju kediaman Nabi . Satu tujuannya, mengakhiri riwayat sang pembawa ajaran baru tersebu . Ternyata Allah berkehendak lain . Langkahnya terhenti dg celotehan seseorang yg mengatakan adiknya sendiri telah memeluk ajaran baru. Kemarahannya semakin memuncak . Berbaliklah ia menuju rumah adiknya . Hingga pada akhirnya , kejadian tersebut menjadikannya tersentuh hidayah melalui indahnya lantunan kalam Allah .
Daun talas akhirnya takluk dg air. Akan tetapi kejadian seperti ini tdk berlaku untuk setiap orang dengan sedemikian mudahnya . Hanya hidayah khusus dari Allah yg bisa melakukannya. Adapun kisah tentang seorang pemancing ikan yg sudah mendapatkan ikan malah melepaskannya .
Syahdan di suatu masjid dg menara tinggi . Hiduplah seorang ahli Al Qur'an . Dia alim , hafidz dan taat beragama . Hingga suatu ketika dia naik kemenara tsb untuk mengumandangkan adzan . Tak sengaja tampaklah anak gadis seorang tetangga masjid yg beragama nasrani . Dia kemudian jatuh hati pada kecantikan gadis tersebut . Dia datangi rumahnya. Hingga akhirnya dia bertekad untuk menikahinya . Si gadis menyambut cintanya , dan mengatakan mau menikahi asalkan dia masuk agama nasrani . Celakalah si alim . Murtadlah dia dari agama Islam demi cintanya pada si gadis . Sesaat kemudian malaikat maut yg selalu manaati ketentuan umur manusia datang menjemputnya . Si alim jatuh dari bangunan bertingkat dan meninggal dunia .
Seseorang yg berusaha dengan keras mencari hidayah Al Qur'an pada umumnya akan menemukannya , terkecuali segolongan kecil sebagaimana yg terkutip di atas .Dan kita berlindung kepada Allah akan hal tersebut . Sedangkan orang yg berpaling dari hidayah Al Qur'an niscaya dia akan tersesat terkecuali jika Allah berkenan menurunkan hidayahnya sebagaimana kisah Umar bin Khattab .
Bagaimanakah kita seharusnya kita umat Islam terhadap Al Qur'an ? QS : Fatir : 32 yang artinya :
" Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang - orang yang kami pilih diantara hamba- hamba kami , lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada pula yang lebih dulu melakukan kebaikan dengan seizin Allah ."
Dari Ayat diatas para Ulama' mengambil kesimpulan bahwa umat Islam dalam menerima Al Qur'an mereka berada pada tiga tingkatan .
Pertama : Mereka yg menganiaya diri sendiri / dg istilah syar'i pokok iman . Dan tingkatan ini baru memenuhi syarat syah nya iman yg dengannya dia terbebas dari ancaman kekal di neraka jika ia mati dalam keadaan tersebut . Dan di sebutkan dalam kitab Nawaqidul Iman Al-I' tiqidyah, mereka di katakan muslim / mukmin yg kurang imannya / termasuk orang -orang fasik . Di antara mereka juga ada golongan yg sering melakukan perbuatan dosa dsosa besar namun mereka tdk dikatakan kafir kecuali telah melakukan perbuatan kufur .
Imam Al Maruzi berkata : " kekafiran adalah kebalikan dari pokok iman , kerena iman memiliki pokok pokok ( dasar dasar ) dan beberapa cabang . Maka tdk di katakan kafir kecuali pokok iman telah hilang ( dari dirinya ) .
Kedua : adalah tingkatan pertengahan
Ibnu Taimiyah berkata : " Barang siapa yg memiliki sifat ini ia berhak mendapat pahala dan jika dalam dirinya ada benih kemunafikan dan melakukan dosa dosa besar , maka dia diancam masuk neraka , namun tidak kekal ( karena masih terdapat iman ) meskipun hanya seberat biji sawi . Namun dia tdk di katakan mukmin secara mutlak yg mendapat janji masuk surga tanpa siksa .
Ketiga : adalah mereka yg telah mendahului untuk berbuat baik / di sebut orang orang muhsinin yg di katakan oleh Rosullah dengan sabdanya yg artinya : " Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seolah olah engkau melihatNya. Jika tidak mampu maka yakinlah bahwa Allah melihatmu " ( HR . Muslim )
Selayaknya umat Islam menaruh perhatian besar akan Al Qur'an . Sebagaimana di contohkan oleh Nabi Muhammad di masa para sahabat . Beliau tidak memperkenankan menulis apa apa selain dari pada Al Qur'an . Tidak lain tidak bukan supaya perhatian mereka tercurah pada Al Qur'an . Sehingga cahaya , api semangat dan pedoman dari Al Qur'an benar benar mereka dapatkan . Akankah kita umat Islam generasi ini mengikuti langkah mereka atau malah tertipu dengan tipu daya musuh Islam ??.
Sumber An Najah edisi 54
Al- Qur'an Pedoman dan Pencerah


Al-Qur'an kitab yang mencakup untaian kata-kata mutiara dari Rabb sang pencipta di turunkan kepada makhluknya yang hina . Buku pedoman penunjuk langkah di dunia yg gelap gulita . Kumpulan cahaya yg nantinya akan membedakan drajat manusia yg satu dan lainnya bila dia bisa mencapai derajat taqwa , dg membaca , mentadaburi , mengamalkan dan mendakwahkannya .

Akan tetapi realita masakini , Al Qur'an yg menjadi pedoman hidup mulai di singkirkan perlahan -lahan oleh orang -rang yg membenci Islam . Bahkan adapula mereka yg menghilangkan keotentikan Al Qur'an bertopeng dg nama Islam itu sendiri . Mereka ingin memadamkan cahaya benderang yg akan di dapat oleh umat Islam bila mendalami Al Qur'an . Mereka takut akan keberanian singa yg akan diraih muslimin jika menelaah Al Qur'an .
Sangat di sayangkan, bila ternyata ada sebagian umat Islam sendiri terhanyut tipu muslihat itu . Menerima mentah-mentah perkataan mereka . Menyanjung mereka setinggi - tingginya bak dewa . Bahkan tak sedikit yg mengkultuskan mereka . Apakah umat Islam salah memandang atau bahkan hati mereka telah buta akan kebenaran . Atau mungkin saja mereka tak mau pernah mendalami makna - makna yg tersirat dalam kitab suci ini .
Sesungguhnya mereka yg tak mau berkaca pada Al Qur'an akan retimpa 4 perkara :
1. Mati hatinya
Dengannya akan hilang kesucian hati nurani yg senantiasa mengingatkan kita dari perbuatan hina .Hilang rasa jengah dari diri kita manakala kemaksiatan menghiasi keseharian kita . Terhijablah hidayah Allah dari diri kita .
2. Kehilangan cahaya ( furqon)
Bila Al Qur'an mulai di tinggalkan , niscaya kaki akan bingung melangkah . Tak jelas mana yg dituju . Tiada lagi pedoman batas antara yg haqdan yg batil .Tak pelak lagi kesesatanlah yg akan menyambut kita di penghujung langkah kita .
3. Kehilangan fokus dalam beribadah
Rasa nyaman , tenang , dan khusyuk ketika kita merenungi ayat-ayat Nya .Rasa kerdil, kecil, dan penuh penghambaan keika kita membaca tanda- tanda kebesaranNya .Akankah kita rasakan bila kita meninggalkan Al Qur'an . Akankah kita memahami nikmatnya beribadah tanpa menghayati kalam Rabb kita tercinta. Sungguh bila Al Qur'an telah hilang dari kesehariannya , ibadah akan terasa hampa , seakan amalan ritual harian semata .
4. Hilangnya api ( ghiraoh )
Rasa lemah dalam berjuang merupakan suatu keniscyaan . Manakala semangat kita redup bahkan padam , sengan mengingat Allah melalui Al Qur'an kita bisa menyulutnya kembali. Dengan bercermin pada umat umat terdahulu kita bisa berintrospeksi . dengan memahami beratnya perjuangan Rosulullah kita bisa termotivasi . lalu apa yg terjadi bila Al Qur'an hilang dari keseharian kita . Niscaya api pengobar perjuangan itu akan sirna dan musnah .