>

Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Mei 2010

Ash Shirath .......bag 1

Kita sebagai seorang yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir minimal kita berdo'a kepada Allah 17 x ( dalam surat Al Fatihah yang kita baca dalam setiap sholat kita ) dalam sehari semalam , agar di tunjukkan Ash Shirathal Mustaqim . Apa itu shirathal Mustaqim , kelihatan sangat penting sehingga kita perlu memohonnya berkali kali .
Ash Shirathal Mustaqim mempunyai 2 pengertian .
1. Ash Shirath ketika di akherat kelak

Shirath adalah sebuah jalan / jembatan yang ujungnya menuju pintu Jannah , yang di bentangkan di atas punggung Neraka Jahannam . Yang di peruntukkan bagi orang orang mukmin dan orang orang beriman dari ahlul kitab ( yang bener bener beriman kepada kitab kitab Allah dahulu ) . Shirath juga di peruntukkan / di lalui oleh orang orang munafik ( sebagai balasan dari Allah atas tipu daya mereka di dunia terhadap Allah , RosulNya dan orang orang beriman ) orang orang yang berbuat dosa besar dan para pelaku kemaksiatan dari umat Muhammad SAW .

Sebelum mereka melewati shirath terlebih dulu Allah akan menuntut orang orang di setiap umat agar mengikuti sesembahan sesembahan mereka ketika di dunia . Yang dulunya menyembah berhala , matahari , bulan , dan sesembahan sesembahan yang lainnya secara nyata dan berjalan di hadapan mereka , lalu mereka mengikuti setiap sesembahan sesembahan itu . sesembahan itu akanberjatuhan di kikuti oleh para penyembahnya secara hina kedalam api yang menyala nyala dan neraka Jahannam ( seperti di jelaskan dalam QS: Al Anbiya' 98-99) . Atau dengan kata lain orang orang musyrik dan orang orang kafir masuk neraka lebih dulu tanpa meniti shirath . Baru setelah itu orang orang mukmin , orang orang beriman dari golongan ahlul kitab , orang munafik , pelaku dosa besar dan para pelaku kemaksiatan dari umat Muhammad SAW meniti shirath .

Yang pertama kali melewati shirath adalah Rosulullah , lalu di ikuti umat umat beliau , setelah umat beliau selesai baru umat umat yang lain ( di situlah keutamaan umat beliau dari pada umat umat Nabi yang lainnya ) .Tidak ada yang bicara seorang pun kecuali para Rosul di karenakan kedahsyatannya dan kengeriannya pada waktu itu. Keadaan / gambaran kedahsyatannya seperti di ceritakan pada hadist yang panjang .
" Di bentangkan Shirath diantara punggung Jahannam dan aku ( rosulullah ) bersama umatku adalah yang pertama kali melewatinya , dan tidak ada seorang pun yang berbicara pada hari itu selain para Rosul , dan do'a para Rosul itu adalah ; " Ya Allah , selamatkanlah ! selamatkanlah !" . Dan dalam neraka jahannam itu ada besi besi yang berpengait seperti duri sa'dan . Apakah kalian pernah melihat duri sa'dan ? 'mereka menjawab , ya wahai Rosulullah . Bfeliau bersabda " seperti itulah besi besi dalam jahannam hanya sanya tidak ada yang mengetahui besarnya selain Allah , yang akan menyambar manusia karena perbuatan mereka " . ( HR . Bukhari dan Muslim )

Juga At Thabrani dan Al Baihaqi dengan sanad yang shahih dari Ibnu Mas'ud ( ulam'nya sahabat ) ia berkata : " Shirath akan dibentangkan di atas permukaan neraka jahannam seperti tajamnya pedang yang telah diasah , sangat menggelincirkan . Diatasnya ada besi besi yang berpengait dari api dan menyambar nyambar . Maka , ada yang berpegangan lalu terjatuh ke dalamnya , ada yang terpelanting , ada yang melintas laksana kilat sehingga tak lama dia selamat , ada yang seperti angin sehingga tak lama dia selamat , ada yang seperi larinya kuda sehingga tak lama dia selamat , ada yang berjalan cepat , ada yang berjalan kaki " .

Keadaan orang orang mukmin dalam meniti shirath

Orang orang mukmin yang bener imannya akan miniti shirath dalam keadaan aman serta selamat dengan cahaya keimanan dan amal sholeh yang menerangi mereka , cahayanya memancar dsi hadapan dan di sebelah kanan mereka . ( sebagai mana di jelaskan dalam QS : At Tahrim 8 dan QS : Al Hadid 12 ) .

Ibnu Mas'ud berkata mengenai ayat tersebut :" Mereka melintas diatas shirath sesuai dengan kadar kewimanan mereka . Diantara mereka ada yang cahayanya seperti gunung , adapula yang cahayanya seperti pohon korma , adapula yang cahayanya seperti orang berdiri . Dan cahaya mereka yang paling rendah adalah orang yang cahayanya ada di jari jempolnya yang sesekali menyala sesekali padam " .

Al Hakim meriwayatkan dari Ibnu mas'ud dari Nabi SAW beliau bersabda ," Shirath itu setajam pedang dan sangat menggelincirkan. Beliau melanjutkan , " Lalu mereka melintas sesuai dengan cahaya yang mereka miliki . Maka , diantara mereka ada yang melintas secepat meteor , ada yang melintas secepat kedipan mata , adapula yang melintas seperti angin , ada yang melintas seperti orang berlari . Mereka melintas sesuai dengan amal perbuatan mereka , hingga tibalah saat orang yang cahayanya ada di jari jempol kedua kakinya melintas , satu tangannya jatuh dan satu tangannya menggantung , satu kakinya jatuh dan satu kakinya lagi menggantung , kedua sisinya terkena api neraka " .

Karena kedahsyatannya shirath saat melewati maka oranmg orang mukmin berteriak " Ya Alaah , selamatkanlah ! selamatkanlah ! dengan membaca ayat dalam QS : At Tahrim 8 " Wahai Rabb kami , sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami ; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu ".

Keadaan orang orang munafik dalam miniti shirath

Karena orang munafik dahulunya di dunia menipu Allah , RosulNya dan orang orang beriman , maka pada hari itu Allah membalas tipu daya mereka . Satu persatu mereka terjatuh dari atas shirath . Di renggut olejh besi besi yang berpengait seperti duri .Cahaya mereka di padamkan , rasatakut menghantui mereka , mereka dalam keadaan buta , bisu dan tuli . Orang orang mukmin akan mendahului mereka . Mereka orang orang munafik dipisahkan dengan dinding yang menghalangi mereka untuk sampai pada orang orang mukmin .
Hal tersebut ( keadaan orang orang munafik ) seperti diceritakan dalam QS : Al Hadid 12-15 .

Demikianlah gambaran shirath ketika di akherat nanti sangan dahsyat dan mengerikan keadaannya ( seperti yang dikabarkan melalui Al Qur'an dan As Sunah serta para Ulama' )

Selasa, 25 Mei 2010

KHUSYU'...................

Kita semua telah mengetahui bahwa tujuan utama manusia di ciptakan oleh Allah hanya untuk beribadah saja . adapun makna dari ibadah itu sendiri cakupannya sangat luas , tidak hanya terbatas pada rukun islam saja . Akan tetapi makna ibadah itu sendiri adalah :seluruh aktivitas manusia baik yang dhohir maupun yang batin , baik yang nampak maupun yang tersembunyi , dengan satu tujuan hanya mencari ridho Allah saja lewat petunjuk yang di ajarkan Rosulullah SAW

Jika kita melihat umat Islam hari ini , di dalam melaksanakan syareat Islam ada diantara mereka yang terasa memberatkan bagi mereka , maka jika mereka melaksanakannya hanya sekedarnya saja , kalau sempat ( karena di sibukkan mencari secuil dunia ) atau mereka melaksanakannya hanya untuk sekedar menggugurkan kewajiban saja . Ada juga yang melaksanakannya jika sedang dalam kesempitan , sedang butuh ( jika kesempitannya telah berlalu dan kebutuhannya telah di kabulkan Allah maka ibadahnya yang mulanya rajin jadi ikut berlalu , bahkan pada satu keadaan di lupa kembali ) . Dan ada pula yang rajin beribadah tetapi dia sendiri tidak bisa merasakan manisnya dalam beribadah , merasa amalannya telah banyak ( dia tidak faham apakah amalannya itu sudah sesuai dengan sunah atau tidak ) . Itulah fenomena yang terjadi di masyarakat Islam hari ini jika kita mau mencermati .
Mengapa umat Islam jauh dari syareat islam itu sendiri ? atau ibadahnya tidak membekas di dalam kehidupanya ( hanya seremonial saja ) ? . Penyebab itu semua karena hilangnya khusyu' di dalam beribadah .

# Mungkin ibadah sholat hanya untuk menggugurkan kewajiban saja ??
# Ibadah puasa tidak ada bekasnya romadhon demi romadhon biasa biasa saja dan ada juga orang yg saat romadhon tiba malah susah ( harus puasa 1 bulan dan menjadi beban baginya )
# Orang yang mempunyai kelebihan harta para pengusaha ( wajib zakat ) dalam mengeluarkan zakatnya tidak di hitung secara teliti dari hartanya tersebut
# Bahkan seseorang yang telah pergi haji jarang yang mengalami perubahan yang berarti sebelum berhajinya dengan sesudah berhajinya ( hanya sedikit saja orang yang mengalami perubahan setelah hajinya )
Dan masih banyak lagi contoh contoh yang lainnya . Itulah fenomena umat islam hari ini

Berangkat dari firman Allah dalam QS: Al Hadid 16 yang artinya :
" Belumkah datang waktunya bagi orang orang yang beriman , untuk khusyu' hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun ( kepada mereka ) " .
Dan firman Alah dalam QS : Al Mukmin 1-2 yang artinya :
" Sesungguhnya beruntunglah orang orang yang beriman ( yaitu ) orang orang yang khusyu' di dalam shalatnya " .

Khusyu' artinya keberadaan hati di hadapan Rabb dalam keadaan tunduk dan merendah yang di lakukan secara bersamaan . Dan juga suatu keharusan dia tunduk kepada kebenaran secara mutlak .
Diantara tanda tanda khusyu' ialah : jika seorang hamba di hadapkan kepada kebenaran , maka dia tunduk dan patuh kepada Dzat yang mengetahui yang ghaib yaitu Allah Azza Wajalla .
Para Ulama' Islam sepakat bahwa khusyu' itu berada di dalam hati dan hasilnya ada di anggota tubuh atau anggota tubuhlah yang menampakkan khusyu' itu .
Hudzaifah bin Al Yamaniy Ra ( seorang sahabat berkata ) : " Jauhilah oleh kalian khusyu' kemunafikan " . Ada yang bertanya "apa arti khusyu' kemunafikan itu " ? Dia menjawab " Jika engkau melihat tubuh khusyu' tetapi hati tidak khusyu' " .

Aisyah Ra pernah melihat sekumpulan pemuda yang berjalan perlahan lahan . Dia bertanya kepada orang yang tau tentang mereka " Siapa mereka itu " ? Orang itu menjawab " Mereka para ahli ibadah " .
Aisyah berkata " Umar bin Khathab orang yang paling cepat jalannya , jika ia berbicara aku mendengarnya dari kejauhan , jika memukul benar benar menimbulkan rasa sakit , dan jika memberikan makanan , hingga yang di berinya kenyang , dan dia ( Umar bin Khathab ) adalah ahli ibadah yang sebenarnya " .
Hudzaifah juga pernah berkata : " Yang pertama kali hilang dari agama kalian adalah khusyu' dan yang terakhir hilang dari agama kalian adalah shalat " .
Ibnul Qoyyim berkata : " Berapa banyak orang yang mendirikan shalat namun tidak ada kebaikan di dalamnya . Begitu cepat mereka masuk masjid untuk berjamaah , namun engkau tidak melihat seorangpun yang khusyu' " .

Ada tiga derajat orang yang khusyu' :
1. Tunduk kepada perintah , pasrah kepada hukum , dan merendah karena melihat kebenaran .
Tunduk kepada perintah artinya : menerima , melaksanakan dan mengikuti perintah , menyelaraskan yang dhohir dan batin . Menampakkan kelemahan kita di hadapan Allah , memperlihatkan kebutuhan terhadap petunjuk pelaksanaan perintah itu sebelum melaksanakannya , memohon pertolongan kepada Allah agar di mudahkan dalam menjalankan perintah tersebut , dan amalan yang telah kita kerjakan adalah suatu kebutuhan kita sendiri .
Pasrah kepada hukum artinya : pasrah dan tunduk patuh terhadap syareat , tidak menentangnya berdasarkan pendapat pendapat atau nafsu kita sendiri . Dan juga pasrah terhadap takdir yang telah Allah tetapkan kepada kita dengan perasaan ridha dan tidak marah terhadap ketetapan takdir Allah .
Merendah karena melihat kebenaran artinya : merendahkan hati dan anggota badan dgi hadapan Ar Rahman , karena Allah melihat sekecil apapun perbuatan hati dan anggota tubuh kita ( pada derajad ikhsan ) .

2. Memperhatikan penghambat jiwa dan amal serta melihat kelebihan orang lain atas dirimu .
Memperhatikan penghambat jiwa dan amal artinya : kita melihat kekurangan diri kita dan aib aib kita dan amal kita karena yang demikian dapat membuat hati seseorang menjadi khusyu' , adapun aib aib kita adalah seperi takabur , ujub , riya' , tidak jujur , niat yang bercabang , aib aib yang lainnya yang dapat merusak amal kita .
Melihat kelebihan orang lain atas dirimu artinya : kita perhatikan hak hak orang lain atas diri kita yang harus kita penuhi dan juga kita tidak menuntut hak kita atas mereka untuk mereka penuhi , kita melihat kelebihan mereka dan tidak melupakan kelebihan kita atas mereka .

3. Dapat menyembunyikan keadaan kita di hadapan orang lain seperti ke khusyu'annya dan ketundukannya terhadap syareat Allah , agar orang lain tidak melihatnya lalu membuat diri kita merasa bangga . Serta kita tidak melihat kemuliaan dan kebaikan diri kita , karena kebaikan itu datangnya dari Allah semata . Hanya Allah Azza Wajalla yang memberikan semua karunia itu pada diri kita tanpa sebab sebab dari kita .

Satu contoh mudah amalan berkaitan dengan khusyu' yaitu shalat
Penilaqian tentang shalat itu di ukur dari pahala. Dan tidak ada pahala yang diberikan kepada pelakunya kecuali menurut penghayatan , penelaahan dan khusyu'nya kepada Allah .
Ibnu Abbas berkata : " Engkau tidak mendapat pahala dari shalatmu , kecuali menurut apa yang engkau pahami dari bacaannya " .
Disamping itu shalatjuga harus memurnikan ikhlas juga di sertai kehadiran hati . Dengan kata lain Allah akan menilai shalat kita jika kita memurnikanb ke ikhlasan , disertai kehadiran hati , kita faham bacaan bacaan shalat mulai dari takbiratul ikhram hingga salam , itulah yang di nilai Allah dalam shalat kita . Seberapa besar kita bisa memenuhi itu semua apakah separonya , seper tiganya , atau seper berapanyamaka sebesar itu pula pahala yang kita peroleh di dalam shalat .

Jika itu semua tidak dapat kita penuhi di dalam shalat , apakah shalat kita sah ?? Apa bila syarat sahnya shalat dan rukun rukun shalat sudah kita penuhi ya sah shalat kita ( walaupun kita tidak bisa khusyu' ) tetapi shalat kita tidak ada nilainya di sisi Allah dan hanya untuk menggugurkan kewajiban saja .
Di sanalah hikmah di syareatkannya sujud sahwi di dalam shalat jika kita lupa di dalam shalat kita , sebagai penghinaan bagi syetan yang telahmembisikkan hamba dan menjadi penghalang antara dirinya dengan khusyu' dalam shalat . Dan juga di syareatkannya 2 rekaat sebelum atau sesudah shalat wajib adalah sebagai penambal shalat wajib kita ( yang tidak bisa khusyu' ) .
Orang yang khusyu' di dalam shalat mendapat tambahan pahala di dunia berupa kekuatan iman di dalam hati , cahaya , kelapangan dada , manisnya ibadah , kesenangan dan kegembiraan serta kenikmatan dalam beribadah kepada Allah juga di tambah derajat yang tinggi di akherat kelak
Oleh karena itu syareat syareat Islam di dasarkan pada perbuatan perbuatan yang nyata , sedangkan hakikat hakikat iman di dasarkan pada hal hal yang batin yang karenanya ada pahala dan siksa , karena itu Allah mempunyai 2 hukum : hukum di dunia yang di dasarkan kepada syareat syareat yang dhahir dan amalan amalan anggota tubuh , dan hukum di akherat yang di dasarkan pada syareat syareat yang dhahir dan amalan amalan batin .
Maka dari itu Rosulullah Saw menerima apa yang di nampakkan oleh orang orang munafik , sedangkan apa apa yang mereka sembunyikan di dalam batinnya di serahkan kepada Allah .
Sebab yang memberikan hukum pahala dan siksa bukan di tangan manusia , akan tetapi hak mutlak di Tangan Allah , dan Allah sajalah yang akan menanganinya besok di akherat .

Demikianlah sekelumit tentang khusyu' yang tentunya banyak kekurangannya ( dikarenakan sedikitnya ilmu kami ) semoga bermanfaat ( sebagai acuan dalam beramal Islami )
Wallahu A'lam bishowab

Senin, 24 Mei 2010

Merasa Aman Dari Makar Allah Azza Wajalla

Berangkat dari Firman Allah yang artinya :

" Maka , tatkala mereka telah melupakan peringatan yang telah di berikan kepada mereka , Kamipun membuka pintu pintu kesenangan untuk mereka ; sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah di berikan kepada mereka , Kami siksa mereka dengan sekonyong konyong , maka ketika itu mereka terdiam berputus asa " . ( QS : Al An'am 44)

Hasan Al Bashriy ( seorang tabi'in ) berkata , " Barang siapa yang di beri kelapangan oleh Allah namun ia tidak memandangnya sebagai makar Nya , sungguh ia tidak mempunyai pikiran . Barang siapa yang di beri kesempitan oleh Allah namun ia tidak memandangnya sebagai makar Nya , sungguh ia tidak mempunyai pikiran " . Lalu Hasan Al Bashriy membaca ayat di atas .
Ia juga berkata , " Makar terhadap suatu kaum itu - Demi Rabb Ka'bah- segala keperluan mereka di penuhi ,lalu mereka di adzab ".

Sebuah Hadist dari Uqbah bin Amir Ra berkata , Rosulullah Saw Bersabda ," Apabila engkau melihat Allah memberikan kepada seseorang apa yang ia sukai , padahal ia tetap dalam kemaksiatannya , maka itu adalah istidraj ( di manja ) dari Allah ". Lalu Rosulullah membaca ayat di atas . ( HR .At Thabaraniy )
Ibnu Abbas berkata ," Mereka berputus asa dari semua kebaikan " .

Dalam sebuah atsar di sebutkan , ketika Iblis melakukan pembangkangan ( tidak mau sujud kepada Adam ) Jibril dan Mikail As menangis . Lalu Allah Azza Wa jalla bertanya kepada keduanya , " Mengapa kalian menangis ? " Mereka menjawab , " Duhai Rabb kami , kami merasa tidak aman dari makar Mu " . Maka Ar Rahman berfirman , " Begitulah seharusnya kalian berdua , janganlah merasa aman dari makar Ku ! " .
Oleh karena itu Rosulullah sering membaca sebuah do'a
" Wahai ( Dzat ) yang membolak balikkan hati , teguhkanlah hati kami di atas Dien Mu " .

Seseorang bertanya kepada Rosulullah , " Wahai Rosulullah , apakah anda khawatir terhadap kami ? " Beliau menjawab " Sesungguhnya hati manusia itu berada diantara dua jari jari Ar Rahman . Dia membolak balikkan Nya sekehendak Nya " . ( HR .At Tirmidziy Hasan Shohih ) .

Juga di dalam hadist arbain Imam Nawawi di sebutkan ( hadist yang panjang )
" Sesungguhnya ada seseorang yang benar benar mengerjakan amalan ahli Jannah , sehingga ketika jarak antara dia dengan Jannah tinggal sehasta - karena tulisan ( takdir ) telah mendahuluinya - iapun mengerjakan amalan ahli Neraka dan masuklah ia ke Neraka . ( HR . Imam Bukhari dari Abu Hurairah )
Sahl bin Sa'ad as Sa'idiy meriwayatkan bahwasanya Rosulullah bersabda : " Sesungguhnya ada seseorang yang mengerjakan amalan ahli neraka tetapi akhirnya ia termasuk ahli Jannah , dan ada seseorang yang mengerjakan amalan ahli Jannah tetapi akhirnya ia termasuk ahli neraka " . Hanya sanya amal amal itu tergantung pada penutupnya .

Di kiahkan bahwa di mesir ada seorang laki laki yang di tugaskan menjadi muadzin sekaligus Imam sholat . Padanya terpancar cahaya keimanan dan ketaatan . Pada suatu hari ia naik kemenara seperti biasanya untuk mengumandangkan adzan . di bawah menara itu ada sebuah rumah milik seorang Nasrani dzimmiy , muadzin itu memandang kerumah itu ,kelihatan olehnya putri si pemilik rumah yang cantik jelita , dan iapun tergoda . Ia tidak mengumandankan adzan tetapi malah turun menemui gadis itu . Si gadis bertanya anda siapa ? dan mau apa ? Orang itu menjawab , " Aku menginginkan dirimu ." Gadis itu berkata ," saya tidak mau melakukannya secara tidak sah ". Orang itu menjawab , saya akan menikahimu " . Gadis itu berkata lagi , Anda seorang muslim , dan ayahkuu tidak akan menikahkanku dengan anda . Orangv itu berkata ," Aku akan masuk Nasrani ". Gadis itu berkata ," kalau begitu saya mau ". selanjutnya lelaki itu murtad , beragama Nasrani lalu menikah dengan gadis itu dan tinggal bersamanya dalam satu rumah . Di tengah tengah hari pasca pernikahan , laki laki itu naik ke atap rumah , tiba tiba terjatuh dan mati . Islam telah di lepaskannya , dan iapun belum sempat menikmati hidup dengan gadis pujaannya .
Mari kita memohon kepada Allah dari makarNya dan juga dari suu'ul khatimah .

Salim bin Abdullah berkata , " Di dalam sumpahnya Rosulullah sering mengucapkan ;" Tidak, demi ( Dzat ) yang membolak balikkan hati ( HR . Bukhariy )
Maksut kata ' membolak balikkan hati ' adalah merubah suasananya lebih cepat dari pada hembusan angin , dari menerima menjadi menolak , dari menginginkan menjadi membenci , dan seterusnya .
" Dan ketahuilah sesungguhnya Allah mendinding antara manusia dengan hatinya ". ( QS : Al Anfal 24 )
Mujahid berkata , " Maksudnya adalah bahwa Allah mendiding antara seseorang dengan akalnya , sehingga ia tidak mengetahui apa yang akan di lakukan oleh ujung jemarinya sendiri ".
Imam At thabarir juga berkata : " Ayat itu merupakan pemberitahuan dari Allah , bahwa Allah lebih memiliki kalbu hamba hambaNya dari pada mereka sendiri . Allah juga berkuasa mendinding antara mereka dan kalbu kalbu mereka , jika Allah sudah menghendaki , sehingga manusia tidak akan bisa memahami sesuatupun kecuali apa yang di kehendaki oleh Allah azza Wajalla " .

Aisyah Ra berkata , Rosulullah sering mengucapkan kalimat : " Wahai ( Dzat ) yang membolak balikkan hati , kukuhkanlah hatiku untuk taat kepadaMu " .
Maka aku bertanya ," Wahai Rosulullah , anda sering sekali berdo'a dengan do'a ini , apakah anda merasa takut ? Beliau menjawab " Wahai Aisyah , apa yang dapat menanamkan rasa aman dalam diriku , sedangkan hati semua hamba itu berada diantara dua jari jari Ar Rahman, yang Dia membolak balikan Nya sekehendakNya . Jika Dia menghendaki untuk membolak balikkan hati seorang hamba , maka Dia membalikkannya " .

Contoh tentang takut terhadap makar Allah adalah :
Seorang muslim dalam dia melakukan suatu amal peribadatan hatinya serasa takut kalau kalau amalan amalan yang telah di lakukannya tersebut tidak di terima oleh Allah Azza Wajalla ( walaupun di dalam prakteknya dia telah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk senantiasa mengikhlaskan niat dan berusaha mengikuti sunah dalam beramal sholeh ) .

Lain halnya dengan orang orang munafik
Orang munafik senantiasa melakukan kemaksiatan kepada Allah ( dalam hatinya merasa bahwa hal tersebut bukan suatu kemaksiatan ) sehingga dia merasa aman aman saja dalam kemaksiatannya itu dan juga merasa bahwa dia melakukan suatu ketaatan di karenakan Allah membiarkan amalannya itu selama ini ( demikian salah satu bentuk makar Allah terhadap orang munafik )

Jadi hidayah dan istiqamah itu tergantung kepada kehendak Allah , akibat ( dari segala sesuatu itu ) tersembunyi , keinginan tidak bisa kita paksakan , dan semestinya kita tidaklah merasa bangga atas iman kita, kebaikan kita , shoum kita , shalat kita dan seluruh amal kebaikan yang telah kita usahakan selama ini . Sebenarnya itu semuanya ciptaan Rabb dan anugrahNya yang di berikan kepada kita . Jika kita membanggakannya , sesungguhnya kita membanggakan sesuatu yang bukan milik kita , yang kapan saja bisa di ambil oleh yang punya . Semua ini mungkin saja di cabut dari kita sehingga hati kita kembali kosong dari kebaikan .
Serta jika kita di masukkan ke Jannah dan di selamatkan dari api neraka sekalipun bukanlah karena amalan yang telah kita kerjakan di dunia ini , akan tetapi itu semua semata mata karena Anugrah dan KaruniaNya yang di berikan kepada kita .

Berapa banyak kebun kebun yang di waktu sore hari masih rimbun dengan dedaunan yang menghijau , keesokan harinya menjadi gersang dan kering dan dedaunannya gugur di tiup angin tofan . Begitu pula dengan hati seorang hamba , sore hari ia masih dalam ketaatan kepada RabbNya , hatinya di penuhi cahaya iman , keesokan harinya ia durhaka kepada RabbNya , sehingga hatinya menjadi gelab dan berkarat . Itu semua adalah kekuasaan Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung .

Sebagai akhir ada sebuah hadist Qudsy yang artinya ( Kurang lebih ) : " Aku bersama persangkaan hamba Ku " .
Artinya jika seorang hamba berprasangka baik kepada Allah maka itulah yang terjadi , dan jika seorang hamba berprasangka buruk kepada RabbNya itulah bakal yang terjadi kepada hamba tersebut .
Oleh karena itu kita senantiasa berprasangka baik kepada Allah apapun yang terjadi pada diri kita ( sama sama berprasangka ) janganlah sekali kali kita berprasangka buruk kepada Allah dan itu pasti juga terjadi .
Dan akhirnya wahai hamba Allah ,berjalanlah di atas Al Haq walaupun terasa berat dan sedikit yang mengikuti kita , sesungguhnya pena berjalan terus mencatat amal amalmu sedangkan kamu lalai dan tidak tau .

Senin, 17 Mei 2010

Generasi Al Qur'an Yang Istimewa Dan Unik

Ada suatu fenomena sejarah yang harus di perhatikan oleh para pegiat amal islami di seluruh bumi ini dan seluruh umat , yang kemudian untuk direnungkan dengan mendalam .
Bahwasanya dakwah ini pernah menghasilkan satu generasi manusia yaitu generasi para sahabat semoga Allah Azza Wajalla merindhoi mereka semuanya . Suatu generasi pilihan dalam sejarah islam dan dalam sepanjang sejarah umat manusia . Kemudian generasi itu tidak lagi di hasilkan dalam sejarah islam . Memang ada beberapa gelintir orang dengan karakteristik seperti generasi pertama itu namun belum pernah terjadi dalam sejarah berkumpulnya para tokoh tokoh besar berada dalam satu tempat , seperti yang terjadi pada masa pertama .
Hal inilah yang perlu kita renungkan dengan seksama agar kita dapat menyingkap rahasia keberhasilannya .

Al Qur'an yang menjadi jantung dakwah ini telah turun dengan sempurna 30 jus 114 surat dan 6600 lebih ayat telah terkumpul dalam satu mushaf usmani , dan juga berikut tafsirnya telah ada dan mudah kita dapatkan . Demikian juga Hadist hadist Rosulullah Saw yang terangkum dalam kitab kitab hadist oleh para ulama' ulama' hadist juga ada di tangan kita bahkan kedudukan suatu hadist dapat kita ketahui sekarang ini . Sebagaimana semua itu juga pernah terdapat pada generasi yang pertama ( para sahabat Ra ) . Apakah yang menjadi kunci kesuksesan dakwah Rosulullah terdahulu dalam membina watak para sahabat ?? apakah karena ketiadaan pribadi Rosulullah sekarang ini yang menjadi kuncinya , apakah ini rahasianya ??

Jika keberadaan pribadi Rosulullah secara fisik adalah suatu keharusan bagi pelaksanaan dan keberhasilan dakwah ini ?? . Jika itu kuncinya niscaya Allah Azza Wajallla tidak menjadikannya sebagai risalah terakhir untuk seluruh umat manusia dan tidak menyerahkan tanggung jawab memberikan tuntunan petunjuk kepada umat manusia di muka bumi kepada dakwah ini hingga akhir zaman ( sampai Allah sendiri mengangkat islam ini dari permukaan bumi ini ) .

Namun Allah Azza Wajallla sendiri telah menjamin untuk memelihara Adz Dzikr ( Al Qur'an ) serta memberitahukan bahwa dakwah ini dapat terus berjalan setelah wafatnya Rosulullah Saw . Dan dapat memetik keberhasilan dakwah . Allah Azza Wajalla telah menyerahkan dakwah islamiah ini kepada Rosulullah , selama 23 th hingga wafatnya dan Allah juga berjanji akan memelihata Al Qur'an ini setelah wafatnya Beliau hingga menjelang hari kiamat . Jadi dengan demikian ketidak beradaan pribadi Rosulullah secara fisik bukan menjadi faktor penentu keberhasilan dakwah islamiah itu sendiri .
Oleh karena itu mari kita teliti faktor lainnya . Kita teli yang menjadi sumber rujukan generasi pertama itu , apakah ada yang berubah darinya ?? kita teliti pedoman hidupnya yang menghasilkan tokoh tokoh semacam mereka itu , apakah ada yang berubah ??.
Ada tiga faktor utama yang membedakan keislaman para sahabat dahulu dengan keislaman kita hari ini :

1 . Sumber rujukan utama generasi petama itu adalah Al Qur'an semata . Sedangkan hadist Rosulullah dan petunjuknya hanyalah satu bentuk penjelasan ( pengeja wantahan ) dari sumber tersebut ( Al Qur'an ) .Oleh karena itu ketika Aisyah Ra di tanya tentang akhlak Rosulullah , ia menjawab " Akhlak beliau adalah Al Qur'an ( HR: Nasa'i ) .
Dari atsar diatas , karena seluruh kepribadian sahabat ingin seperti Al Qur'an , maka para sahabat mencontoh seluruh perikehidupan Rosulullah tanpa terkecuali kepada dirinya .

Dengan demikian hanya Al Qur'an sajalah yang menjadi sumber segala sumber hukum mereka . Darinya mereka memetik pelajaran dan dengannya pula mereka di rubah menjadi tokoh tokoh besar . Hal tersebut terjadi bukan karena mereka para sahabat tidak memiliki perdapan budaya , ilmu pengetahuan , buku buku rujukan / kajia kajian ilmiah . Di sana mereka pada saat itu ada peradapan Romawi dan budayanya , serta buku bukunya dan undang undangnya yang pada saat ini di jadikan pedoman oleh orang orang eropa . Ada warisan peradapan Yunani dan Persia , logikanya , filsafatnya , seninya , syairnya legenda legendanya kepercayaan kepercayaannya , dan sistim kekuasaannya yg pada saat ini pula di jadikan sumber rujukan oleh negara barat . Peradapan Romawi dan Persia mengelilingi jazirah Arab dari timur dan barat. Juga Yahudi dan Nasrani yang hidup di jantung Jazirah Arab .
Jadi mereka tidak kekurangan peradapan internasional dan budayanya , yang membuat generasi sahabat hanya mengambil Al Qur'an saja sebagai sumber rujukan selama masa pembentukannya . Hal ini dapat di dihat dengan marahnya Rosulullah saat Umar Bin Khattab sedang memegang lembaran Taurat dan beliau bersabda : " Demi Allah , seandainya Musa hidup saat ini bersama kalian , niscaya ia hanya di perbolehkan oleh Allah untuk menjadi pengikutku " . ( HR . Abu Ya' la )

Ada suatu rencana dari Rosulullah untuk mensterilkan para generasi sahabat dari sumber lain selama masa pembentukan mereka . Rosulullah ingin membentuk generasi sahabat yang bersih hatinya , akalnya , gambaran hidupnya , dan jiwanya dari segala pengaruh lain selain Al Qur'an saja . Dan hasilnya tercetaklah generasi yang istimewa dalam sejarah yang pernah terulang kembali .
Hal inilah yang menjadi faktor utama perbedaan keberhasilan generasi pertama islam dengan seluruh generasi berikutnya ( sampai dengan generasi kita hari ini ) .

2. Perbedaan dalam menerima dakwah islam . Mereka generasi sahabat membaca Al Qur'an bukan sekedar ingin tau , sekedar membaca saja , juga bukan sekedar untuk merasakan dan menikmatinya . Tidak ada seorangpun dari mereka yang mempelajari Al Qur'an untuk sekedar menambah pengetahuan / untuk menambah bobot ilmiah dan kepintaran dalam ilmu fikih .

Mereka mempelajari Al Qur'an untuk menerima perintah Allah Azza Wajalla berkenaan dengan masalah pribadi mereka , masyarakat mereka , dan seluruh peri kehidupan yang di jalaninya bersama jamaahnya . Mereka menerima perintah Ar Rahman itu untuk segera di amalkan dengan maksimal setelah mendengarnya , seperti seorang tentara yang ada di medan perang yang menerima perintah harian dari sang komandannya . Oleh karena itu tidak ada dari mereka yang memperbanyak mempelajari Adz Dzikr dalam sekali pertemuan , karena ia merasa bahwa dengan memperbanyak membaca perintah itu berarti memperbanyak pula kewajiban dan tanggung jawab tugas yang harus mereka kerjakan . Mereka cukup mempelajari 10 ayat dalam setiap kesempatan menelaah Al Qur'an hingga mereka hafal dan melaksanakan isinya .

Perasaan menerima perintah dan mengerjakannya sehingga Al Qur'an membukakan bagi mereka gerbang kenikmatan dan ilmu pengetahuan . Hal tersebut tidak akan terjadi jika mereka membaca Al Qur'an hanya sekedar untuk meneliti , mengkaji dan membacanya saja ( tanpa pengamalan ) .
Dari metode yang para sahabat lakukan itu , sehingga mereka menjadi termudahkan mengamalkan isinya , beban tugas mereka jadi ringan , Al Qur'an merasuk dalam diri mereka dan setelah itu mereka ejawantahkan dalam pedoman hidup yang realistis dan kehidupan mereka menjadi hidup , yang tidak semata mata berada dalam otak ( konsumsi otak saja ) atau kalimat kalimat yang tersimpan dalam kertas saja , namun menjadi wujud perubahan dan peristiwa yang mengubah perjalanan kehidupan mereka .
Al Qur'an tidak akan memberikan khazanahnya kecuali bagi orang yang mau menerimanya dengan semangat ini ( semangat untuk mengetahui kemudian mengamalkannya ) . Al Qur'an tidak datang hanya sebagai hiburan otak , Al Qur'an bukan kitab sastra / seni , dan bukan kitab sejarah / kisah kisah - meskipun itu semua terkandung di dalam isinya - namun Al Qur'an datang sebagai manhaj kehidupan ( menjadi pedoman hidup setiap orang ) . Allah menurunkan Al Qur'an ini secara terpisah pisah dan berangsur angsur yang datang secara beriringan .
" Dan Al Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur angsur agar kamu membacanya dengan perlahan lahan kepada manusia , dan Kami menurunkannya bagian demi bagian ". ( QS: Al Israa' 106 )

Al Qur'an tidak di turunkan sekaligus , namun di turunkan sesuai dengan kebutuhan manusia yang terus berubah , sesuai dengan perkembangan yang terjadi dalam pemikiran dan pola pandang , dan sesuai dengan perkembangan dalam masyarakat dan kehidupan , serta sesuai dengan problem problem yang di hadapi masyarakat islam dalam kehidupan sehari hari . Satu ayat atau beberapa ayat di turunkan dalam momen momen tertentu / suatu kejadian tertentu yang menjadi permasalahan manusia pada saat itu . Kemudian memberikan tuntunan bagi mereka ( para sahabat ) dalam menghadapi permasalahan seperti itu , menggariskan bagi mereka suatu pedoman hidup / panduan yang harus mereka lakukan dalam keadaan seperti itu , meluruskan sikapnya dan tindakanya yang salah, mengaitkan semua itu dengan Allah Rabbul Alamin , Tuhan mereka , Allah Azza wajalla memperkenalkan DiriNya pada mereka , dengan Sifat SifatNya yang berkuasa di seluruh alam ini . Dengan begitu mereka para sahabat seakan hidup bersama Alah dan selalu dalam pengawasan Allah secara langsung ( pada tingkatan ikhsan ) .
Oleh sebab itu mereka segera merubah sikap dan tindakan mereka dalam kehidupannya sesuai dengan tuntunan manhaj Ilahi yang sempurna itu . ( demikianlah maksud dari ayat QS : Al Israa' 106 di atas )
Faktor kedua inilah yang membedakan seluruh generasi islam sesudah para sahabat dengan generasi para sahabat itu sendiri .

3 . Jika para sahabat masuk islam , mereka melepaskan seluruh bentuk kejahiliahan pada masa lalunya . Dan pada saat itu para sahabat merasa bahwa ia sedang memulai sesuatu era baru dalam titian kehidupannya , yang terputus sama sekali dari perjalanan hidupnya yang telah ia lewati pada masa jahiliah . Para sahabat memandang segala sesuatu yang biasa mereka temukan pada masa jahiliahnya dengan pandangan ragu , penuh curiga , berhati hati dan takut . Dengan sikap seperti itulah mereka menerima petunjuk kebenaran islam . Jika pada suatu saat mereka terperdaya oleh nafsunya / melakukan kebiasaan lamanya / kurang sempurna dalam menjalankan kewajiban islam , maka pada saat itulah mereka merasa berdosa dan bersalah . Para sahabat sadar bahwa mereka perlu penyucian diri dari tindakannya itu untuk berusaha kembali sesuai dengan petunjuk Al Qur'an .
Contoh satu kasus , seorang shohabiah yang meminta kepada Rosulullah untuk di rajam karena telah berzina ( dengan kesadaran sendiri ) bahkan meminta sampai 3 x meminta Rosulullah untuk merajamnya .

Mereka memutuskan kaitan mereka dari situasi dan kondisi jahiliah , tradisinya , pola pandangnya , kebiasaannya , dan ikatan ikatannya . Hal ini terlahir dari pemutusan ikatan dengan kemusyrikan kepada aqidah tauhid dan dari pola pandang jahiliah kepada pola pandang islamiah tentang kehidupan . Bergabung dengan masyarakat islam yang baru , dengan kepemimpinan yang baru dan memberikanseluruh loyalitas ( kecintaan ) , ketaatannya , dan keterikatannya kepada masyarakat islam serta kepemimpinan islam .

Inilah titik perpisahan mereka dengan masa lalu dan awal perjalanan mereka dalam jalan yang baru , jalan yang bebas dari seluruh tekanan budaya yang di anut oleh masyarakat jahiliah dan seluruh pola ppandang serta nilai nilai yang berlaku di dalamnya . Pilihan mereka itu harus mereka tebus dengan aniaya dan fitnah yang menimpa mereka , namun mereka tetap teguh dan memutuskan dama sekali ikatanmereka dengan kejahilahan . Sehingga, tekanan pola pandang jahiliah dan adat istiadatnya yang jahiliah tidak mungkin lagi dapat menggoyahkan mereka sedikitpun .

Pada saat ini kita hidup dalam kejahiliahan seperti yang di alami oleh para sahabat / mungkin malah lebih kelam dan jahiliah lagi ( walaupun banyak yang mengaku beragama islam ) Di karenakan seluruh yang ada di sekeliling kita adalah jahiliah . Pola pandang mereka , kepercayaan mereka , tradisi dan adat istiadat mereka ( orang jahiliah ) sumber rujukan , seni , hukum serta undang undang mereka . Hingga banyak yang kita sangka sebagai budaya islam , referensi islam , filsafat islam , pemikiran islam tetapi ternyata juga bagian dari produk jahiliah itu sendiri yang di bukus dengan baju islam .
Oleh karena itu nilai islam tidak dapat meresap / menetap dalam diri kita , pandangan islam tidak dapat tetap berada dalam akal kita dan kita tidak dapat menjadi generasi yang besar yang di segani musuh walaupun jumlahnya banyak , berbeda dengan karakteristik sahabat ( sangat jauh )

Dengan demikian , jika ingin kehidupan kita menjadi baik , tentram ( walaupun ada masalah pasti cepat terselesaikan masalah tersebut ) maka , mau tidak mau kita hatus kembali dari awal kepada sumber yang terjamin tidak tercemari dan tidak di ragukan lagi ( QS: At Taubah 100 memberikan lisensi ) . Dari sanalah kita ambil pola pandang kita terhadap kehidupan ini , nilai nilai , akhlak , sistim kekuasaan , politik , ekonomi dan seluruh sisi kehidupan kita , niscaya beban kehidupan kita jadi ringan , di saat kita kembali kepada Al Qur'an dengan sikap menerima untuk di laksanakan dan di amalkan dalam kehidupan sehari hari .
Bukan untuk sekedar mencari kesenangan rohani . Kita kembali kepada Al Qur'an untuk mengetahui apa yang di tuntut dari kita dan bagaimana seharusnya sikap kita ?? apa pola pandang yang di kehendaki Allah Azza Wajalla lewat Al Qur'an untuk kita miliki ?? apa kehendak Al Qur'an tentang bagaimana seharusnya perasaan kita terhadap Allah Rabbul Alamin dan apa pula kehendak Al Qur'an tentang bagaimana seharusnya akhlak kita , kondisi kita dan sistim kehidupan kita ??.

Jika kita telah berazzam kuat ingin kembali kepada Al Qur'an secara kaffah seperti pemahaman para sahabat, maka bara ujian yang akan menimpa kita sungguh teramat berat . Ujian tersebut akan datang menimpa kita sebagaimana pernah menimpa para sahabat Rosulullah terdahulu di karenakan tetap berpegang teguh kepada Al Qur'an secara murni dan menyeluruh . Terkadang ujian itu datang dari keluarga dekat kita sendiri , teman sejawat kita , lingkungan di sekitar kita , bahkan seluruh manusia yang ada di muka bumi ini . Kita akan di dustakan , di cemooh , di kucilkan bahkan di intimidasi . Hal tersebut sudah menjadi sunah dakwah , sunah para pengemban risalah dan memang harus demikian adanya dakwah tauhid akan di timpa bara ujian yang bertubi tubi serta sedikit sekali orang yang mengikuti / berjalan di atas jalan tauhid ( hal tersebut untuk menguji kebenaran keimanan kita kepada 2 kalimat shahadat yang telah kita ucapkan ) .
Mungkin gambaran kita terasa berat dalam meniti jalan tersebut , akan tetapi jika kita telah membulatkan tekad, bersungguh sungguh dan berangkat dari kesadaran kita maka Insya Allah , Allah akan memudahkan jalan kita . Dalam meniti jalan tersebut dengan berbekal Iman , ikhlas , Ilmu , Yakin , Tawakal , Istiqomah serta bersungguh sungguh Insya Allah kita akan berhasil melaluinya dengan sukses , jika kita meninggal dalam meniti jalan tersebut dalam keadaan khusnul khotimah dan Jannahlah sebagai balasannya .
Tinggal kemauan kita sendiri dan kesadaran kita sendiri .

Selasa, 11 Mei 2010

QS : Al Buruuj 1- 16

Kisah dalam QS : Al Buruuj 1- 16 adalah kisah sekelompok orang orang yang beriman kepada Tuhannya . Mereka menyatakan hakekat imannya . Lalu di siksa oleh lawan lawannya yang memiliki kekuatan , para pelanggar hak asasi manusia - hak untuk memilih keyakinan dan keimanan kepada Allah Yang Maha Perkasa - mereka bermain main dengan nyawa manusia dan bersuka cita di bawah jerit tangis orang orang yang menggelepar kepanasan .

Namun dengan cobaan ini , justru iman mereka semakin bertambah dan aqidahnya semakin kuat . Tidak goncang karena ancaman orang yang lalim itu . Tidak musnah rasa keberagamaannya , kendati mereka harus di bakar hingga mati . Jiwa mereka jadi terbebas dari belenggu penghambaan hidup . Mereka tidak tergoda untuk hidup lebih lama lagi di bumi , dengan mengorbankan aqidahnya .

Kehidupan dengan segala macam ragamnya , senang dan susah , kaya dan miskin , bukanlah neraca yang sesungguhnya yang dapat di jadikan pertimbangan .
Hidup juga bukanlah barang dagangan yang dihitung secara kalkulatif untung ruginya . Kata kata untuk merai kemenangan tidak hanya berarti keluar sebagai pemenang .

Nilai terbesar menurut neraca Allah adalah aqidah . Dagangan yang paling menguntungkan di pasar Allah adalah dagangan iman . Kemenangan dalam bentuknya yang tertinggi ialah kenengan jiwa dalam mengatasi materi , kemenangan aqidah dalam mengatasi penderitaan dan kemenangan iman dalam mengatasi cobaan . Maka dalam peristiwa tersebut , jiwa orang orang mukmin itu berarti telah mencapai kemenangan atas ketakutan ketakutandan penderitaan , menang atas kemewahan hidup duniawi dan menang atas cobaan . Suatu kemenangan yang mengangkat derajat manusia secara umum . Dan inilah arti kemenangan yang sebenarnya .
Semua manusia pasti akan menemui ajal , apapun yang menjadi sebabnya . Akan tetapi tidak semua manusia meraih kemenangan dalam arti ini . Hal inilah yang membuat mereka ( ashabul ukhdud ) untung , walaupun mereka telah menemui ajalnya . Mereka mendapat untung walaupun mereka merasakan panasnya api yang membakar jasadnya sampai habis . Pelajaran moral inilah yang membuat mereka terselamatkan dari panasnya siksa api neraka .

Lalu akhir dari semua itu adalah akherat . Inilah kehidupan utama yang berhubungan erat denga kehidupan dunia , yang tidak bisa di pisahkan lagi . Dengan begitu pertempuran ini ( antara al haq dan al batil ) tidak pernah selesai . Kenyataan yang ada di dunia bukanlah kenyataan yang menggambarkan kenyataan yang sesungguhnya . Ia hanyalah sebagian kecil dari kenyataan yang besar . Kebanyakan manusia memiliki cara pandang duniawi , yang sempit dan berjangka pendek . Sedangkan Al Qur'an mengajarkan manusia satu cara pandang ukhrowi , yang luas dan berjangka panjang , yang karenanya cara pandang ini akan melahirkan satu hakekat yang menjadi dasar konsep keimanan yang benar .
Oleh sebab itu Allah menjanjikan kepada orang orang mukmin satu balasan atas iman dan taatnya , atas kesabaran menerima ujian serta keteguhannya dalam menghadapi cobaan hidup yaitu berupa ketenangan hati . Sebagaimana di jelaskan dalam QS : Ar ra'd 28 , QS : Maryam 96 , QS: Al Mukmin 7 , dan QS : Ali Imran 169 - 171 .

Di samping itu Allah juga memberikan ancaman dan siksaan bagi orang yang mendustakan , lalim dan penuh dosa di akherat nanti . Mereka dio biarkan di dunia ini sampai waktu yang di tentukan . Sekalipun kadang kadang sebagian mereka itu telah di siksa Allah di dunia ini . Namun bukan berarti mereka bisa terlepas dari siksa Allah di akherat kelak . Sebagaimana di jelaskan Allah dalam QS : Ali Imran 196-197 , QS : Ibrahim 42-43 , QS : Al Ma'ariij 42-44 .

Ada cahaya lain yang di pancarkan dalam kisah QS : Al Buruuj itu , yakni berkenaan dengan watak dakwah islamiah dan sikap para da'i dalam menghadapi setiap kemungkinan . Yang terkadang mereka dalam perjalanan dakwahnya akan mengalami akhir yang seperti itu . Apa yang perlu m,ereka lakukan adalah hanyalah menununaikan kewajiban . Kewajiban menjadikan Allah sebagai satu satunya Illah , mengutamakan aqidah dari pada kehidupan duniawi , penuh percaya diri dengan iman yang di milikinya untuk melawan cobaan . Menyandarkan dirinya hanya kepada Allah atas seluruh amalan dan niatnya . JIka kewajiban inbi telah ditunaikannya ,maka Allah akan berbuat bagi mereka dan musuh musuh mereka , bagi dakwah dan agamanya , sesuatu yang Allah kehendaki . Disinilah perjalanan iman berakhir .

Mereka adalah pekerja Allah . Di mana kapan , dan bagaimana pun mereka bekerja mereka pasti mendapat upah dari Ar Rahman . Mereka tidak perlu menggapai satu target apapun dari dakwah yang mereka lakukan ini . Perjalanan / hasil akhir dakwah adalahurusan Allah semata , bukanlah urusanmereka . Mereka hanyalah para juru dakwah suruhan Allah semata .

Mereka pada fase pertama , akan mendapatkan hasil di dunia ini berupa ketentraman hati , perasaan bangga , gambaran yang indah ,bebas lepas dari segala ikatan dan tarikan , serta bebas dari rasa takut dan bimbang dalam situasi apapun.
Pada fase kedua di saat mereka meninggalkan dunia ini yang fana , hasil yang mereka peroleh adalah sanjungan dari malaikat serta sebutan dan kehormatan .
Kemudian pada fase selanjutnya yakni di akherat ,mereka menerima hasil berupa perhitungan ( hisab ) yang mudah dankenikmatan yang besar .
Terakhir hasil terbesar dari semua itu adalah setelah mereka masuk Jannah , dapat melihat Wajah RabbNya tanpa hijab serta keridhoan RabbNya buat selama lamanya . Mereka itu di pilih untuk menjadi barometer penghargaan dan kekuasaanNya . Allah akan memperlakukan mereka di dunia ini sesuai dengan kehendakNya .

Demikianlah , orang orang mukmin pada generasi petama telah mencapai akhir dari perkembangan yang di ajarkan Al Qur'an ini . Mereka telah terlepas dari segala pengaruh diri mereka . Mereka melepaskan jiwa mereka semata mata demi dakwah ini . Mereka bekerja sebagai pesuruh dan rela menjadi pilihan Allah dalam situasi dan kondisi apapun .
Pendidikan Al Qur'an dan di ikuti pendidikan hadist , yang selalu mengarahkan hati dan pandangan kepada jannah serta tabah dalam melaksanakan peran yang telah di pilihkan Allah itu .

Ada hikmah Allah yang selalu tersembunyi di balik setiap situasi dan kondisi yang berlaku , karena Allah lah pengatur alam semesta ini , Pengintai dari awal hingga akhir , yang meragamkan seluruh peristiwa dan kaitan alam itu . Hanya Allah lah yang mengetahui hikmah yang terkandung didalam kegaiban Nya yang sangat rahasia itu . Hikmah yang sesuai dengan kehendakNya dalam garis perjalanan yang panjang .
Hikmah peristiwa itu , kadang kadang pada suatu saat diperlihatkan kepada kita , sesudah sekian generasi berlalu dan sekian abad lamanya , yang pada waktu itu belum di ketahui .

Di dalam hal ini Al Qur'an hendak menumbuhkan hati yang di persiapkan untuk mengemban amanat . Yang hati tersebut harus kenyal , kuat dan bersih yakni tidak menoleh kesana kemari terhadap apa yang ada di bumi ini . Dia akan mengorbankan segala galanya dan akan menanggung segala cobaan . Tidak ada yang dia pandang kecuali akherat . Tidak ada yang dia harapkan kecuali ridho Allah . Hati ini adalah hati yang senantiasa siap untuk menempuh perjalanan di atas bumi ini dengan nasib , penderitaan , pengucilan , pendustaan , siksaan dan pengorbanan hingga menemui ajalnya .

Di tengah perjalanan yang berat mereka tidak perlu mempersoalkan kalah menang , yang penting apapun yang di lakukannya , dia senantiasa mengikuti ketentuan syareat Allah itu saja . Akan tetapi jika Allah sudah berkehendak membuat sesuatu pada mereka demi dakwah dan agamaNya , maka apa yang di kehendakiNnya itu akan menjadi nyata . Bumi ini bukanlah tempat untuk mendapatkan hasil , tetap[i bumi ini tempat untuk membuktikan takdir Allah bagi manusia manusia pilihan - Allah sendiri yang mengurusi dakwah dan manhajNya .
kenyataan ini perlu untuk di renungkan oleh orang orang mukmin yang mengajak manusia kepada Allah di seluruh pelosok bumi ini dan di setiap generasi .

Dan perlu di ketahui sesungguhnya petarungan antara orang orang mukmin dan orang orang kafir adalah pertarungan aqidah tidak ada yang lain . Musuih musuh kaum mukminin tidak mendendam kecuali karena iman . Mereka tidak murka kecuali karena masalah aqidah . Hal ini bukanlah pertarungan politik ,ekonomi atau pertarungan antar bangsa . Jika hal itu terjadi pangkalnya maka mudah sekali penyelesaiannya ( jika bukan masalah aqidah ) . Akan tetapi puncaknya adalah aqidah , kalau tidak kafir ya muslim , kalau tidak jahiliah ya islam .

Sebab pembesar pembesar musyrik dahulu pernah menawarkan harta, pangkat dan kemwahan hidup kepada Nabi Muhammad dengan satu imbalan saja yaitu Nabi Muhammad mau berhenti dari perjuangan aqidah dan mau berkompromi . seandainya ketika itu Nabi Muhammad mau mengiyakan apa yangmereka kehendaki itu niscaya tidak ada lagi pertentangan di antara mereka dan Nabi Muhammad , tidak akan pernah terjadi perang badar dan perang perang yang lainnya yang di lakukan Rosulullah saat itu .

Terkadang musuh musuh islam berusaha melarikan pangkal pertarungan ini pada persoalan persoalan selain aqidah . Mereka menggulirkan masalah ekonomi , politik ataupun golongan sebagai ganti persoalan aqidah . Halini mereka lakukan dengan tujuan untuk mengelabuhi orang orang mukmin akan hakekat pertarungan ini serta ingin memadamkan api aqidah mereka yang menyala nyala , oleh karena itu hendaklah kaum mukminin tidak terperdaya . Target yang ingin di capai oleh orang orang yang melarikan persoalan itu tidak lain agar kaum muslimin terperdaya , hingga mereka tidak lagi menggunakan senjata kemenanganb yang hakiki .
Kemengan dalam bentuknya yang puncak yang dialami oleh orang orang mukmin pada tragedi ash habul ukhdud adalah pembebasan jiwa .

Kita juga menyaksikan contoh dari pelarian persoalan yang di lakukan oleh kaum salibis internasional dewasa ini , yang berusaha menipu kita dan membohongi sejarah . Mereka mengatakan bahwa perang salib yang terjadi dahulu bekanlah pertarungan antara Nasrani dan Islam , tetapi ia murni imperialisme ??! .
Tidak ! , imperialisme yang datang kemudian hanyalah selubung dari ruh salibisme yang tidak bisa ditutup tutupi lagi .
Orang orang yang hanya mengingat aqidah saja , maka mereka itu , pada akhirnya memperoleh kemenangan di bawah bendera aqidah .
Demikianlah ada benang merah yang dapat kita ambil imbroh dalam antara kisah QS: Al Buruuj 1-16 dengan pertarungan umat islam hari ini .

Semoga dapat menambah wawasan keislaman kita dan memperkuat aqidah kita AMIN

Senin, 10 Mei 2010

CINTA , CINTA .......... ( bagian 3 )

Cinta Allah kepada hambaNya merupakan perkara yang luar biasa , karunia yang melimpah tiada yang bisa di ketahui nilainya kecuali oleh orang yang telah mencapai ma' rifat akan Allah dengan berbagai sifat yang melekat padaNya .
Tanda tanda kecintan Allah kepada seseorang adalah menjaga sang hamba dari terjebak kepada urusan duniawi semata . Sebagai mana sabda Nabi yang artinya :
" Sungguh Allah senantiasa menjaga hambaNya yang mukmin dari keburukan perkara dunia , dimaqna sang hamba pada hakekatnya sangat mencintainya . Sebagaimana layaknya seorang yang tengah menjaga saudaranya yang sedang sakit dari makan dan minum yang membahayakannya ". ( HR: Al Hakim )

Allah menjaga hambanya dari terlena pada kesenangan duniawi dan menjadikan suatu penghalang ( filter ) dari kenikmatan serta nafsu syahwat yang melalaikan . Allah juga menjaga hambaNya agar tidak selalu berlumuran dengan gemerlapnya bunga bunga dunia . Dengan harapan agar hatinya tidak sakit dari kejahatan yang di timbulkan oleh dunia , serta kecintaan dan rutinitasnya . Yang demikian itu karena kenikmatan dunia cenderung untuk mengiringi orang orang yang terlena , menyibukkan orang orang yang berhasrat terhadapnya , dan menjegal orang orang mukmin dari kebiasaan yang baik .

Di samping itu Allah juga bertindak sebagai penolong bagi para waliNya dan penjaga bagi mereka dari keburukan keburukan dunia , kendatipun sebenarnya mereka menginginkan akan hal itu . Allah Azza Wajalla menjaga mereka dengan tujuan agar hal ikhwal mereka senantiasa berada dalam kondisi terpuji dan membahagiakan . sebagaimana sabda Nabi yang artinya : " Jika engku mengetahui bahwa Allah memberikan kepada seorang hamba sesuatu dari kenikmatan dunia ini , walaupun sang hamba banyak berbuat maksiat yang Allah tidak menyukainya , maka hal itu hanyalah sebagai istidraaj ( mengolok olok ) . Lalu Nabi membacakan firman Allah dalam surat Al An 'am 44 yang artinya : " Maka tatkala mereka melupakan apa yang di peringatkan kepada mereka , kamipun membuka semua pintu pintu kesenangan untuk mereka dan Kami ( Allah ) siksa mereka dengan serta merta . Maka etika itu mereka terdiam dan berpuutus asa " . ( HR: Imam Ahmad dan Ath Thobari )

Di samping itu Allah juga mendidik sang hamba dengan baik semenjak masa kanak kanaknya , berdasarkan pada sistim aturan aturan yang terbaik . Allah juga akan menetapkan keimanan yang kukuh pada hati hamba tersebut , sebagaimana hal ini di tegaskan dalam sebuah Hadist : " Sesungguhnya Allah Azza Wajalla membagi akhlak diantara kalian , sebagaimana Allah juga membagi rizki diantara kalian . Dan sesungguhnya Allah memberi kenikmatan duniawi kepada orang orang yang Allah cintai dan orang orang yang tidak Allah cintai . Namun Allah hanya memberikan hidayah keimanan kepada oprang orang yang Allah cintai saja " . ( HR : Al Hakim ) .

Allah juga memberikan cahaya pada akal pikiran , di mana Allah menuliskan hal itu semata mata untuk mencintai sang hamba agar mengkhususkan diri dengan hanya beribadah kepadaNya , menyibukkan lisan untuk menyebut namaNya dan seluruh anggota tubuhnya untuk berkhidmad kepadaNya serta menghindari ( berpaling dari ) setiap apa yang menjadikan dinya melupakan Sang Khaliq . Lalu Allah menolongnya dengan mempermudah segala bentuk urusannya , tanpa harus merendahkan akhlaknya . Allah juga melapangkan dzahir dan batinya , menjadikan cita citanya hanya tertuju pada satu tujuan , yaitu ridho Allah semata . Dengan demikian , jika cinta itu bertambah , maka Allah akan menyibukkan jiwanya dan membandingkan dirinya dari segala sesuatu yang ada di muka bumi ini . Allah juga akan bersikap lemah lembut terhadapnya . Maksudnya Allah akan mempermudah dan memperlakukan sang hamba dengan baik .
Dari Jabir Ra ia berkata , bahwa Rosulullah telah bersabda : " Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang penghuni rumah , maka Allah memasukkan padanya ( rumah tersebut ) kemurahan dan rahmatNya ". ( HR : Abi Dunya )

Allah akan menjadikan diri sang hamba di terima oleh penduduk bumi ( masyarakat pada umumnya ) , yaitu hati para penduduk bumi menyambut secara baik terhadap kehadirannya dengan rasa cinta , cenderung kepadanya , bersikap rela serta memujinya .
Dari Abi Hurairah Ra berkata , Rosulullah bersabda : " Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba , maka Allah memanggil Malaikat Jibril As seraya berkata , bahwasesungguhnya Aku mencitai fulan ,dan untuk itu cintailah ia . Kemudian beliau melanjutkan ; lalu Jibril mencintai hamba tersebut dan berseru dilangi seraya berkata : " Sesungguhnya Allah mencintai fulan , maka cintailah ia " ! Lalu penduduk langit mencintainya . Kemudian di tanamkan sikap menyambut baik terhadap fulan - sang hamba - di muka bumi . Sebaliknya , jika Allah membenci seorang hamba , maka Allah memanggil Malaikat Jibril dan berkata kepadanya :" Sesungguhnya Aku membenci fulan maka bencilah ia" . Kemudia Nabi melanjutkan : Lalu Jibril membencinya , seraya berseru dikalangan penduduk langit :" Sesungguhnya Allah membenci fulan maka bencilah ia " ! Lalu di tanamkan sikap benci di kalangan penduduk bumi " . ( HR : Imam Malik , Imam Ahmad , Imam Bukhari dan Imam Muslim ) .

Demikian pula jika seorang hamba yang di cintai oleh Allah , maka dia akan di berikan cobaan ( ujian ) oleh Allah . Sebagaimana Hadist dari Annas Ra bahwa Rosulullah bersabda : " Sesungguhnya besarnya dari pahala itu akan di sertai dengan besarnya cobaan . Dan apabila Allah mencintai sekelompok kaum , maka Allah menguji mereka dengan berbagai ujian . Barangsiapa yang ridha dengan ujian tersebut , maka akan mendapat ridha Allah . Sedangkan bagi siapa yang berbalik mencaci Allah akibat dari ujian yang di timpakan kepadanya - maka akan mendapat kemurkaan Allah " . ( HR : At Tirmidzi dan Ibnu Majah )

Untuk itu Allah menguji mereka dengan berbagai ujian , sehingga Allah membersihkan dosa dosa mereka dan mengosongkan hati mereka dari kesibukan duniawi . Sebagaimana sabda Nabi : " Ujian itu berlangsung pada diri seorang mukmin dan mukminat , baik pada diri , harta maupun kekuasaannya . Hingga Allah membuang ujian ujian tersebut dan tiada lagi sedikitpun kesalahan kesalahan yang melekat padanya " . ( HR : Imam Ahmad At Tirmidzi dan Al Hakim ) .
Dan besar kecilnya ujian tersebut tergantung pada kadar keimanan seseorang . Hal ini karena semata mata kecitaan Allah kepada mereka , agar mereka tidak terjerumus pada hal hal yang mengancam dan membahayakan kehidupan mereka di akherat kelak . Dan seluruh bentuk ujian yang di berikan kepada mereka merupakan satu bentuk dari miniatur kehidupan yang sempit dan suram serta memberikan kekuasaan pada ahli duniawi ; agar Allah menyaksikan kesejatian dalam mujahadah hambaNya ( QS : Muhammad 31 ) . Dan hadist Nabi yang artinya : " Aku bertanya kepada Rosulullah tentang siapakah orang yang lebih berat cobaannya di dalam mgenjalani kehidupan ini ? Beliau menjawab : para Nabi , lalu orang yang menyerupai mereka dan seterusnya . Seseorang itu di uji berdasarkan kadar keimanannya . Jika keimanannya kukuh , maka semakin berat ujian yang akan di berikan kepadanya . Akan tetapi jika keimanan yg melekat padanya itu lemah , maka ia akan di coba menurut kadar keimanannya tersebut . Cobaan dan ujian itu akan senantiasa datang pada diri seorang hamba , hingga Allah membiarkannya berjalan di atas bumi dalam keadaan tidak menanggung ( terbebas dari ) kesalahan " . ( HR : Ahmad , At Tirmidzi , Ibnu majah , Ad Darimi dan Al Hakim ).

Dari Abi Sa'id Ra , ia berkata : " Aku menemui Rosulullah , sedang beliau dalam keadaan sakit demam . Lalu aku meletakkan tanganku diatas tangan beliau . Aku mendapati panas beliau menembus di antara tanganku dengan selimut yang beliau pakai . Lalu aku berkata : Wahai Rosulullah alangkah beratnya demam yang menimpa dirimu . Bewliau berkata : Sesungguhnya keadaan kita akan seperti itu , dimana akan semakin berlipat ujian bagi kita , maka akan semakin berlipat pula pahala yang bakal kita dapatkan . Lalu aku bertanya : Siapakah yang terberat di dalam menerima ujian dari Allah ? Beliau menjawab : para Nabi . Aku bertanya kembali : kemudian siapa ? Beliau menjawab : Kemudian orang orang sholeh . Sesungguhnya ada diantara mereka yang senang menerima cobaan , sebagaimana kalian senang mendapatkan kemudahan " . ( HR : Ibnu Majah dan Al Hakim )

Allah Azza wajalla mencintai para hambaNya yang meninggal dunia pada saat tengah beramal sholeh . Ketahuilah bahwa kita semua tidak tau dengan pasti perbuatan apa yang nantinya akan mengakhiri usia kita atau pada saat kita meninggalkan dunia fana ini . Untuk itu sudah selayaknyalah kita memohon - husnul khotimah - akhir hayat yang baik , di ridhoi oleh Allah - dan hindarilah dari menunda nunda persiapan untuk menghadapi kematian .
Sebab sesungguhnya umur manusia di bumi ini pada hakikatnya sangatlah pendek . Setiap nafas dari nafas kita yang terakhir mungkin saja merupakan akhir dari kehidupan kita . Yang mana pada saat kita menarik nafas yang terakhir , maka pada saat itulah ruh kita di cabut . Sedangkan manusia meninggalkan dunia ini akan di nilai berdasarkan pada akhir dari kehidupannya dan pada saat kembali menghadap Allah Azza Wajalla - berdasarkan pada bagaimana keadaan ketika ia meninggal dunia .

CINTA , CINTA ....... ( bagian 2 )

Cinta adalah suatu derajat yang untuknya kebanyakan manusia berlomba lomba , kepadanya orang kembali , kepadanya alamnya mereka bergegas dan karenanya orang yang mencintai saling memusnahkan serta dengan semilir anginnya mereka merasakan kebahagiaan .

Cinta merupakan makanan bagi hati , santapan bagi jiwa dan obat penenang bagi hati . Cinta adalah kebahagiaan bagi jiwa , cahaya bagi akal dan bangunan bagi batin . cinta juga merupakan jiwa bagi kehidupan dan kehidupan bagi jiwa .

Cinta merupakan suatu kehidupan yang mana seseorang di anggap mati karena terhalangi darinya . Cinta merupakan cahaya , yang mana seseorang berada dalam lautan kegelapan di karenakan / jika kehilangan cinta . Cinta adalah obat jika karena ketiadaannya seluruh penyakit bersarang bersarang di hati seseorang . Cinta juga merupakan kebahagiaan yang jika seseorang tidak mendapatkannya maka seluruh kehidupannya berarti kepadihan dan penderitaan .

Cinta adalah jiwa bagi amal dan iman . Juga merupakan suatu derajat dan kondisi , yang mana jika cinta pergi darinya seperti jasad yang tidak bernyawa . Cinta membawa beban bagi para pejalan kaki menuju suatu negri yang untuk mencapainya seseorang harus bersusah payah terlebih dulu . Cinta dapat menghantarkan mereka ke suatu tempat , yang jika tanpa cinta mereka tidak akan sampai selamanya .
Cinta adalah lintasan bagi suatu kaum untuk menuju apa apa yang di cintainya dan jalan lurus yang menghantarkannya ketempat yang di cintai dengan jarak yang dekat .

Demi Allah orang yang memiliki cinta akan mendapat kemulyaan di dunia dan di akherat . Karena mereka mendapat bagian terbanyak dari kebersamaan , atau pertolongan dari yang di cintainya . Sungguh pada hari dimana Allah Azza Wajala menentukan takdirNya , Allah telah menentukan ukuran ukuran ciptaan ciptaan Nya dengan Maha Bijaksana Nya yang sempurna . Sesungguhnya seseorang itu bersama dengan apa yang di cintainya itu .

Telah berlalu suatu kaum yang berusahja , sementara mereka tertidur pulas di atas punggung kuda yang telah mereka tunggangi . Mereka melalui beberapa etape , dari perjalanan tanpa mereka harus bergerak .

Mereka mencurahkan hatinya untuk berpikir tentang apa yang di ciptakan untuk mereka . segenap anggota badannya di pergunakan untuk mengerjakan apa yang telah diperintahkan kepada mereka . SEluruh waktunya mereka isi dengan apa yang akan meramaikan tempat tempat mereka di akherat kelak . Dan mereka bersiap siaga melaksanakan apa yang telah di perintahkan dengan secepat mungkin . Mereka mendiami dunia , sedang hati mereka berkelana seolah olah mereka telah mendiami akherat sebelummereka berpindah ke sana . Mereka mencurahkan segenap perhatian kepada Allah dan mentaatiNya sesuai dengan kadar kesanggupan mereka kepada Allah ( dengan maksimal ) .

Mereka membawa bekal untuk negri akherat sesuai dengan kadar kedudukan mereka di akherat . Oleh karenanya , Allah pun segera memberikan kepada mereka sebagian kenikmatan syurgawi ; Allah bersikap lembut kepada mereka , memalingkan hati mareka hanya kepadaNya dan menyatukan mereka kepada CintaNya . Menjadikan hati mereka rindu kepadaNya , Memberikan kepada mereka kenikmatan berupa kedekatan Nya pada mereka , membersihkan hati mereka dari segala kotoran - berupa cinta duniawi -, menghapuskan kesedihan serta kegalauan hati mereka karena kehilangan harta duniawi .

Sehingga mereka menganggap lunak apa yang orang orang sesat menganggapnya berat , dan menganggapnya jinak apa yang orang orang bodoh menganggapnya liar . Mereka menjalani kehidupan ini dengan jasadnya ( yang bersifat manusiawi ) , sedangkan para malaikat mendiami jiwa mereka .

Mereka menjawab seruan " penyeru kerinduan " , ketika memanggil mereka : " Marilah kita menuju kemenangan " . Dan mereka mengerahkan jiwa raga mereka dalam rangka mencapai apa yang mereka cintai . Demikian pula ketika telah sampai mereka , mereka memuji perjalan tersebut dan bersyukur kepada Alah atas segala nikmat yang Allah berikan kepada mereka .
Berkata Ibnul Qayyim : " Wahai , jika engkau memiliki cinta
Dan telah terdorong dengan keriduan
Maka anggaplah jarak perjalanan itu dekat
Karena kecintaan dan kerelaanmu pada penyeru
Ketika mereka menyeru .........!
Maka katakanlah , kami penuhi panggilan Mu
Seribu kali dengan sempurna
Janganlah berpaling dari mereka
Hanya karena melihat gerimis
Jika engkau melihatnya
Maka ia akan kembali menjadi penghalang
Janganlah menunggu teman dalam perjalanan
Tinggalkanlah ia ...............!
Cukuplah bagimu kerinduan sebagai penghantar
Ambillah bekal dari mereka dan berjalan lah
Diatas lintasan petunjuk dan kesederhanaan
Niscaya engkau akan sampai
Ambillah secercah cahaya dari mereka
Lalu berjal;anlah dengannya ........!
Cahaya mereka yang menyuluhimu
Bukan sesuatu yang menyala nyala
katakanlah , sahabatku wahai jiwa
Bersabarlah untuk sesaat
Pada saat pertemuan , keletihan itu akan hilang
Keletihan hanyalah sesaat lalu berakhir
dan yang bersedih menjadi sangat gembira

Itulah kemulyaan dan keberhasilan , yang untuk semua itu banyak orang yang berlomba lomba serta saling menebar hasud . Itulah karunia Allah yang Allah berikan kepada siapa yang di kehendaki Nya . Hal yang seharusnya menjadi imbalan untuk mendapatkannya adalah mengerahkan seluruh jiwa untuk menggapainya dan bergegas serta mencurahkan seluruh waktu . Saya memohon kepada Dzat yang seluruh kunci kebaikan ada di dalam genggamanNya , semoga Allah membukakan bagi kita perbendaharaan rahmatNya , dan menjadikan kita pemilik sifat ini dengan nikmat serta karomahNya . AMIN

Minggu, 09 Mei 2010

CINTA , CINTA...... ( bagian 1 )

Cinta adalah bahasa yang abstrak dan sulit untuk di mengerti oleh sebagian orang . Akan tetapi cinta juga mempunyai bentuk yang mudah untuk di rasakan bagi sebagian yang lain . Wujud atau bentuk cinta itu bisa dilihat melalui cerminan dari muatan dan nilai yang di munculkannya .
Allah sebagai Dzat Yang Maha memiliki cinta , memberikan cinta Nya kepada seorang hamba yang terpilih agar sang hamba dapat mencintai Nya .

Potensi cinta mampu untuk mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik . Sebaliknya cinta juga dapat menjerumuskan hamba kepada berbuat nista . Dengan niatan yang baik dan mendapatkan bimbingan dari Sang Pemilik cinta yaitu Allah . Yang insya Allah orang yang mencintai selamat dari tipu daya cinta .

Ketahuilah dan semoga Allah senantiasa merahmati kita , bahwa tujuan utama , puncak tertinggi , obyek termulia , dan maksud terbesar dari seorang hamba adalah mendapatkan cinta dari Allah Azza Wajalla . Barang siapa yang di cintai Allah maka segala beban yang di hadapinya menjadi ringan dan segala perasaan takut berubah jadi rasa aman , tersiobaklah mendung kegelapan , kecemasan , kesedihan , dan ketakutan dari hatinya . Segala suka cita bergelora di dalam hatinya . Segala kemudahan dan kabar gembira datang kepadanya dari segala penjuru .

Allah akan menjaga dan melindungi anggota tubuh kita dari terjerumus kepada hal hal yang di benci , yakni mendengarkan kesia siaan , melihat sesuatu yang di larang oleh Allah dengan matanya , menyentuh sesuatu yang di haramkan , dan bergerak menuju kearah kebatilan dengan kakinya . Dengan begitu sehingga jadilah ia orang yang do'anya di kabulkan oleh Allah , di karenakan kemulyaannya di sisi Allah . Jika ia memohon sesuatu , maka Allah mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan kepada Allah dari sesuatu yang membahayakan jiwa dan agamanya , maka Allah melindunginya .

Para penghuni alam ghaib menemuinya dengan cinta dan persahabatan mereka , karena hamba tersebut mengikuti RabbNya . Jika Allah telah mengumumkan mencintai seorang hamba , maka mereka ( penghuni alam ghaib ) juga mencintai hamba tersebut . demikian pula jika Allah menjadikan seorang hamba sebagai wali Allah , niscaya mereka juga akan menjadikannya seorang wali . Ia pun akan di cintai oleh penduduk langit dan penduduk bumi , sehingga ia mendapatkan sambutan baik di kalangan mereka . Dan Allah menjadikan hati para wali itu mendekat kepadaNya dengan rasa cinta , kasih sayang , cenderung serta merasa rela kepada Allah . Cukuplah bagi seorang hamba , yang mana Sang Penguasa Yang Maha Agung dan Maha Mulia memperlakukan Nya dengan cinta serta mengarahkanNya dengan karomahNya . Itulah karunia Allah yang Allah berikan kepada hamba yang Allah kehendaki . Maka Allah lah sebaik baik Pemilik karunia yang Agung .

Barang siapa yang mendapat /di cintai Allah , maka dia sungguh beruntung dengan mendapatkan kebaikan seluruhnya , baik yang kecil maupun yang besar .
Bagaimana mungkin orang yang akalnya tersekap dalam belantara syahwatnya bisa mendapatkan cinta dari Allah . Jika demikian dialah orang yang hayalannya tertuju pada kenikmatan hidup semata , yang perilakunya mengalir pada kebiasaan kebisaan buruk , yang agamanya rusak oleh sebab berbagai pelanggaran pelanggaran yang telah di lakukannya , yang cita citanya tergantung pada hal hal yang hina dan aqidahnya tidak terpancari oleh cahaya kenabian .
Dia terbenam pada lembah syahwat , terjerebab di dalam lingkungan syubhat ( keragu raguan ) , menentang orang orang yang berusaha menasehatinya , terlelap dalam kesenangan hidup dan hatinya senantiasa dahaga pada setiap mata air yang di jumpainya .

Kita semua sangat membutuhkan cinta Allah , karena pada banyak kesempatan sering kali kita di hadapkan dengan berbagai persoalan .Dan kita melihat campur tangan syetan dalam menyelesaikannya , sehingga akan mempersulit diri kita sendiri . Sedangkan kemampuan kita untuk menyelesaikan masalah masalah tersebut sangatlah terbatas .

Cara yang dapat menjamin dan sangat mudah untuk di lakukan adalah memperjelas hubungan cinta antara kita dengan Allah Sang Penguasa yang menguasai jiwa serta raga kita di dalam pemeliharaan Nya . Maka di harapkan seorang hamba dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang menimpa dirinya dalam menjalani kehidupannya , sehingga hati jadi lapang , serta segala masalah yang tadinya rumit menjadi mudah untuk di pecahkan .

Hanya karena Allah lah segala kesulitan jadi mudah dan setiap yang jauh jadi dekat . Juga karena Allah lah menjadi hilang kekhawatiran , kesedihan dan kesulitan . Maka tidak ada kesulitan dan kesedihan jika bersama pertolongan Allah . Segala kesedihan hanyalah milik orang orang yang di tinggalkan oleh Allah . Jika demikian halnya bagi siapa yang di beri pertolongan Allah , maka atas dasar apa dia bersedih ?? . Dan sebaliknya bagi siapa yang di tinggalkan oleh Allah , maka atas dasar apa dia ia bergembira ???.

Kebahagiaan atau kesenangan itu lebih di sebabkan oleh karena mendapatkan apa yang di cintai . Sedangkan kesedihan , kesengsaraan , dan kenestapaan lebih di akibatkan karena kehilangan apa yang di cintainya . Yang mana hati , jiwa , dan hidup tidak lagi mempunyai kekuatan , kecuali yang di sebabkan oleh kekasihnya . Juga tiada kepuasan baginya walau sekejap mata , tiada pula kebahagiaan dan ketenangan di dalam hatinya kecuali oleh sebab kekasihnya itu . Sesungguhnya seseorang lebih membutuhkan kekasihnya dari pada pendengaran , penglihatan , dan kekuatannya sendiri bahkan dari hidupnya sendiri sekalipun . Karena hidup tanpa memiliki apa yang di cintai adalah siksaan dan kepedihan . Untuk itu kehidupan seseorang sangat bergantung pada kedekatannya dengan apa yang di cintainya .

Kita butuh suatu perenungan yang dapat memperjelas eksistensi diri kita . Dimanakah kita berada ?? Apakah kita selama ini sudah mendapatkannya dal;am bentuk perbuatan ?? ataukah kita masih berada dalam lingkup usaha menapaki kearah itu ?? Apakah kita selama ini bersungguh sungguh di dalam usaha tersebut , ataukah hanya berbuat sedang sedang saja ??

Selasa, 04 Mei 2010

KHALWAH.......

Salah satu sarana untuk memperbaruhi keimanan seseorang,hendaklah seorang pegiat amal islami menyediakan waktu khusus di luar waktu qiamullailnya ,dzikirnya dan tilawahnya untuk menyendiri . Dalam sebuah atsar di sebutkan bahwa seorang yang berakal membagi waktunya menjadi 4 : salah satunya adalah waktu yang dia isi untuk menyendiri , merenungi diri .

Bagi para pegiat amal islami waktu untuk menyendiri ini sangat penting. Disaat ia dapat menyendiri bersama Rabb Nya , PenolongNya , dan Khaliqnya , ia dapat bersungguh sungguh / semaksimal mungkin mendekatkan diri kepada Nya ,ia dapat bersungguh sungguh bersama Dzat yang paling di cintainya , dan di saat itu ia dapat merasakan manisnya bermunajat kepadaNya .

Selain itu dengan khalwah ( menyendiri ) seorang pegiat amal islami bisa mengintrospeksi diri dan menghitung hitung semua yang telah di kerjakanya selama ini tanpa ada gangguan dari orang yang memujinya . Di saat itu ia dapat merenungi sudah seberapa besar peribadahannya di hadapan Sang Khaliq . Di saat itu pula ia dapat berkesempatan untuk mengingat dosa dosanya , kemaksiatannya , keteledorannya , dan kealpan dirinya , khususnya kemaksiatan batiniah yang tidak di ketahui oleh orang orang yang selama ini memujinya , yang hal tersebut hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan Rabbnya .

Di sat khalwah inilah ia bisa mencucurkan air mata penyesalannya dan taubat nasuhanya , bisa menangis karena malu , takut , dan khusyu' kepada Alah Yang Maha Suci . Semoga saja air matanya yang mengalir itu adalah air mata kejujuran yang manfaatnya jauh lebih besar dari pada amalan amalan yang selama ini dia banggakan .

sangat mungkin kita jumpai seorang pegiat amal islami yang telah bertahun tahun beriltizam namun tidak setetes pun air mata membasahi pipinya karena takut dan malu kepada Alah Azza Wa Jalla . Siapa saja yang keadaannya demikian , maka hendaklah dia mencatat bahwa faedah yang di bawanya dalam dien hampir hapir tidak bisa di sebut . Dan siapa saja yang keadaannya demikian mestinya dia menyadari bahwa dia tidak termasuk kedalam salah satu kategori manusia yang di kabarkan oleh Rosulullah SWA akan mendapatkan naungan dari Allah di bawah Arsy Nya pada hari tiada naungan selain naungan Nya . Beliau bersabda :
" Dan laki laki yang mengingat Allah dalam keadaan kesendiriannya lalu air matanya mengalir ." ( HR: Bukhari dan Muslim )

Pada saat khalwatini dia dapat mengingat ingat nikmat yang telah di anugrahkan oleh Allah kepadanya , kepada saudaranya . Dan juga merenungkan pemberian dari Allah kepadanya yang terbesar adalah nikmat hidayah ( baik hidayatul bayan maupun hidatut taufiq ) . Di saat itu dia akan mengulang ulang firman Allah yang artinya
" Dan kami sekali kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidakmemberi kami petunjuk ". ( QS : Al A'raaf 43 )
Allah telah banyak sekali menganugrahi nikmat yang begitu banyaknnya dan besar sampai dia sendiri tidak dapat menghitungnya , lalu apa yang telah dia perbuat untuk Allah sebagai rasa syukurnya tersebut .

Ia dapat memikirkan bagaimana umat merespon dan menjawab seruannya bukan karena kefasihannya , retorikanya , kekuatan logikanya , atau kemampuan hujjahnya , melainkan itu semua karena taufik dari Allah , kemurahan Nya dan anugrahNya semata secara mutlak .

Demikian seterusnya dia akan menghitung semua nikmat yang telah Allah berikan dalam khalwahnya itu . Dia juga memikirkan betapa semua nikmat ini mesti di syukurinya dengan sangat .Lalu mana wujud dari kesyukurannya itu ?? sudahkah ia bersyukur ??!

Pada saat khalwahnya itu , ia dapat mengingat ingat cobaan dan musibah yang menimpanya dan juga saudara saudaranya , kalau kalau faktor penyebabnya adalah dosa dosanya , apalagi jika dia menduduki posisi pemimpin dan jajaranya .
Kemudian hatinya terus mengumandangkan firman Allah yang bunyinya : " Katakanlah ," Itu berasal dari diri kalian sendiri " . ( QS : Ali Imran 165 )
Dan selanjutnya ia bertekad untuk bertaubat dari dosa dosa itu , menambal lubang , dan memperbaiki aib dirinya . Atau bertekad untuk semisal dengan itu , jika kemaksiatan di lakukan oleh saudaranya . " Turunya bala' itu hanyalah karena dosa , dan baru di angkat karena taubat ". Demikianlah menurut pandangan para salafus sholeh .

Dalam khalwat itu ia akan membiasakan diri untuk memperhatikan faktor faktor turunnya bala' dengan seksama menurut kaca mata syareat Islam , bukan kaca mata dunia ( kebanyakan umumnya manusia ) .
Masih banyak lagi manfaat dari khalwat yang tidak bisa saya sebutkan disini semuanya . Namun saya yakin , keluasan pemahaman dan kemampuan akal anda semua akan menuntun anda dalam mengetahui semuanya , semua yang belum sempat saya sebutkan disini .
Wallahu a'lam bishowab .

Senin, 03 Mei 2010

Bersucilah Sebelum Merebahkan Diri

Kematian tidak ada seorang pun yang bisa memperkirakan kedatangannya . Sakit memang terkadang pendahuluan sebelum datangnya kematian . Namun tidak jarang orang orang yang sebelumnya sehat wal afiat , tanpa adanya sebab akhirnya meninggal dunia . Bahkan kematian datang saat seseorang sedang tidur .

Tidur merupakan kematian kecil yaitu perpaduan antara kehidupan dan kematian . Ketika seseorang sedang tidur berarti ruhnya berpisah sementara dengan badannya . Maka pada saat ia bangun dari tidurnya berarti Allah berkenan mengembalikan ruh ke jasad orang tersebut . Namun jika Allah berkehendak lain , Allah akan menahan ruh orang itu untuk selamanya sehingga tidak kembali kebadanya . Dan inilah yang di sebut dengan kematian .
" Allah menggenggam jiwa manusia ketika matinya dan menggenggam jiwa ( manusia ) yang belum mati di waktu tidurnya . Maka Dia tahanlah jiwa orang yang telah di tetapkan kematiannya , dan dia lepas jiwa yang lain sampai waktu yang di tentukan . Sesungguhnya dalan hal itu terdapat tanda tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir . " ( QS: Az Zumar : 42 )

Seorang mukmin yang mengerti dan meyakini konsep ini tentu dia tidak akan berangkat tidur begitu saja tanpa mempersiapkan kemungkinan dirinya tidak bangun lagi untuk selamanya . Rosulullah telah memberikan teladan kepada kita untuk melazimi amalan amalan sunah sebelum tidur , salah satunya adalah wudhu . Tujuannya adalah agar setiap muslim dalam kondisi suci pada setiap keadaan , termasuk saat tidur . Hingga bila memang saat ajal datang menjemput , maka diapun kembali kepada Rabb Nya dalam keadaan suci .
Suatu ketika seorang Shahabat Al Barra' bin Azib Ra berkata " Rosulullah bersabda padaku :
" Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu , maka berwudhulah kamu sebagaimana kamu wudhu berwudhu ketika hendak sholat . Kemudian berbaringlah diatas bagian tubuhmu yang kanan . lalu ucapkanlah :
" Ya Allah , aku menyerahkan diriku kepadaMu , aku menyerahkan urusanku kepada Mu , aku menyandarkan tubuhku kepada Mu , karena senang dan takut . Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dariMu kecuali kepada Mu . Aku beriman kepada kitab yang telah Engkau turunkan , dan Nabi yang telah Engkau utus . " Apabila kamu meninggal dunia , maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah ( diatas dienul islam , yaitu bertauhid kepada Allah ) . Dan jadikanlah ia ucapan terakhirmu . " ( HR . Bukhari )

Dengan menjalankan sunah ini , juga akan menyebabkan bermimpi baik dalam tidurnya dan terjauhkan dari permainan setan yang selalu mengincarnya ( mimpi buruk ) .

Sedangkan manfaat lainnya , malaikat ( makhluk Allah yang mulia ) , yang memiliki penampilan istimewa yang selalu taat terhadap Rabb Nya , akan selalu menyertai hamba Nya yang selalu bersuci dan memohon ampunan kepada Allah atas dosa dosanya .

Dari Ibnu Abbas Ra ia berkata bahwa Rosululah bersabda : " Sucikanlah badan kalian niscaya Allah mensucikan kalian . Tidaklah seorang bermalam dalam keadaan bersuci kecuali pada baju dalamnya terdapat malaikat yang bermalam bersamanya . Dia tidak berbalik di waktu malam kecuali malaikat itu berdo'a ,' Ya Allah , ampunilah hambaMu karena ia bermalam dalam keadaan bersuci ." ( Di riwayatkan oleh At Thabrani dengan sanad jayyid ) .

Ketika seseorang mau tidur tetapi dalam keadaan junub , lebih utama dia segera mandi . Namun Rosulullah memberikan rukhshah ( keringanan ) kepada orang yang sedang junub untuk menunda mandi dan menggantinya dengan berwudhu sebelum tidur .
Dari Aisyah , ia berkata bahwa apabila Rosulullah Saw hendak tidur , padahal beliau sedang junub , maka beliau berwudhlu terlebih dulu seperti wudhu untuk mengerjakan sholat , sesudah itu baru beliau tidur . ( HR. Bukhari dan Muslim )
Salah satu sebabnya adalah karena malaikat enggan mendekati seseorang yang tidur dalam keadaan junub , padahal ia belum berwudhu .
Dari Amar Bin Yasir , Rosulullah bersabda , " Sesungguhnya malaikat tidak akan mendekati jenazah orang kafir , orang yang melumuri tubuhnya dengan za'faran ( kunyit ) dan seseorang yang sedang junub ; kecuali ketika hendak makan minum dan tidurnya ia berwudhu terlebih dulu ." ( HR. Abu Dawud dan Ahmad )

Subhanallah , begitu banyak manfaat yang akan kita dapatkan jika kita mau melazimi bersuci ketika hendak merebahkan diri . Maka jika kita ingin selalu dekat dengan malaikat , jangan berwudhu ketika hendak sholat saja . Wallahu 'alam bisshowab .