>

Total Tayangan Halaman

Selasa, 26 Oktober 2010

BULAN DZULHIJJAH .........

Setelah lebih dari sebulan ibadah syiam Romadhon meninggalkan kita dengan menyisakan kenangan kenangan manis di dalamnya . Yang hal tersebut jarang di temui pada sebelas bulan setelah Romadhon .
Apakah dengan berlalunya bulan Romadhon berlalu pula amal ibadah kita ( baik itu yang wajib maupun yang sunah ) atau pada batas minimalnya amalan yang telah kita kerjakan di bulan Romadhon kemaren itu porsinya menurun , apakah karena setiap amal yang kita kerjakan dibulan Romadhon dulu itu dilipat gandakan sedangkan amalan di luar Romadhon tidak di lipat gandakan sehingga kita sedikit malas ?? ( itu semua hanya dirikitalah yang mengetahuinya ) . Itulah satu amal ibadah yaitu syiam Romadhon yang di bebankan oleh Allah Azza Wajalla di atas pundak setiap orangberiman , baik itu yang muda , yang tua , wanita maupun laki lakinya kecuali yang mempunyai udzur syar'i semuanya mempunyai pembebanan yang sama ( tidak ada yang di istimewakan )

Setelah bulan Romadhon berlalu dan berganti dengan bulan syawal dan Dzulqo'dah maka bulan Dzulhijjah pun akanmendatangi kita ( orangorang beriman ) . Disana menanti satu amal ibadah tahunan yang di bebankan di atas bundak orang orang beriman , yaitu bagi orangorang yang telah mampu secara materi untuk melakukan satu amal ibadah Haji ke Baitullah ( Makkah ) ( yang cukup di lakukan sekali seumur hidup ) . Mereka harus datang ke satu tempat yaitu Makkah dengan melakukan satu tata cara tertentu pula dan telah baku dari dulu hingga hari kiamat ( akan seperti itu ) . Ibadah Haji juga merupakan ibadah yang telah berumur sangat tua ( seumur manusia hidup ) . Satu amal ibadah yang tewlah turun temurun yang Allah perintahkan kepada manusia , mulai dari manusia pertama Nabiullah Adam As hingga Nabi Ibrahim As , hingga akhirnya di sempurnakan oleh Rosulullah Muhammad SAW , akan terus begitu sampai Allah mengangkat dien ini dari muka bumi .

Akan tetapi bagi orang yang belum mampu melakukan ibadah Haji ( karena ketidak tersediakannya dana yang cukup ) , maka Allah memberikan satu beban syare'at yang lain yaitu menyembelih hewan qurban ( walaupun orang yang pergi Haji juga berkewajiban menyembelih hewan qurban di tanah suci ) . Kemampuan orang dalam menyembelih hewan qurban pun berbeda beda hal itu sesuai dengan tingkat kemapanan ekonomi dan tingkat kesadaran seseorang untuk berkurban . Ada yang hanya mampu menyembelih satu ekor kambing atau dua atau tiga , ada yang mampu satu ekor lembu , ada yang berpatungan untuk membeli hewan qurbannya . Tanpa kesadaran seseorang tidak mungkin mampu melaksanakan syareat berqurban itu dengan baik . Karena tanpa kesadaran orang yang secara ekonomi mampu melakukan qurban lebih baik pun akan terasa berat untuk melaksanakannya , kalaupun dia mau melakukannya minimal ada unsur riya' dalam dia menyembelih hewan qurbannya .

Bukannya seperti habil bin Adam as yang dia dalam berqurban memilih hewan yang paling bagus diantara hewan yang lain . Kesadaran akanmenerima dan melaksanakan perintah Allah lewat perantara ayahnya Adam AS dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab .
Sesungguhnya yang sapai kepada Allah bukanlah darah hewan qurban itu atau bulunya atau di ukur besar kecilnya hewan qurban itu . Akan tetapi yang sampai kepada Allah adalah seberapa besar ketaqwaan kita , seberapa besar respon dan kesungguhan kita dalam ketaatan , yang hal ini adalah menyembelih hewan qurban ( Allah Azza Wajalla memberikan satu perintah kepada manusia , maka pada saat itu juga Allah memberikan sarana dan prasarananya kepada manusia . Allah memberikan perintah kepada manusia untuk bertakwa , maka menyembelih hewan qurban adalah salah satu sarana dan prasarananya untuk meraih derajad takwa ) . Kenapa demikian ?? marilah kita lihat kilas balik kebelakang tentang di syareatkannya menyembelih hewan qurban bagi umat Muhammad SAW hingga hari kiamat .

Kita semua telah mengetahui bahwa Nabi Ibrahim As setelah sekian puluh tahun beluau berumah tangga belum di karuniai putra yang akan meneruskan risalah kenabiannya . Setelah beliau menikahi Hajar maka tak berapa lama lahirlah seorang putra . Akan tetapi belum beberapa lama beliau menikmati kebahagiaan akan lahirnya seorangputra yang akan mewarisi risalah kenabiannya itu , Allah mengilhamkan kepada beliau untuk mengasingkan mereka berdua ( Hajar dan bayinya ) kesuatu tempat ( itulah beratnya ujian para Nabi dan Rosul ) itupun sang ibu ( Hajar ) tidak di beritahukan perihal akan di asingkannya dia , beliau hanya memberitahukan bahwa beliau akanmengajak mereka berdua Hajar dan bayinya kesuatu tempat dengan mgengendarai untanya .

Setelah sampai di suatu tempat yang ditunjukkan Allah yaitu satu tempat yang tandus tak berpenghuni dan tak ada satu makhluk hiduppun yang hidup di sana . Lalu beliau menurunkan Hajar dan bayinya dari untanya . Mereka berdua di tinggal oleh Ibrahim As dan hanya di bekali sekantung kurma dan air . Maka secara naluriah manusia yang ditinggal ditempat yang gersang tak berpenghuni itu maka Hajar dan bayi yang di gendongnya itu bertanya kepada Ibrahim sang suaminya " Apakah kamu hendak meninggalkan aku dan bayiku di tempat ini ?? " Beliau hanya mengangguk dan berlalu dari hadapan Hajar . Hajar tidak puas dengan jawaban yang diberikan sang suami nya itu maka hajar bertanya lagi " Apakah hal ini atas kehendakmu sendiri atau atas perintah Allah ?? " Beliau hanya menggelengkan kepala dan berlalu dari hadapan Hajar . Maka berkatalah Hajar " Jika ini memang atas kehendak Allah , pastilah Allah tidak akan menyia nyiakan hambanya " ( itulah satu bukti jika keimanan telah menancap kuat di dalam hati seseorang dan telah membulatkan ketawakalannya maka hal itu akan menumbuhkan satu sikap yakin bahwa pertolongan Allah akan datang ) .

Akan tetapi Hajar tidak langsung tawakal begitu saja , akan tetapi Hajar masih harus melaluinya dengan sebab sebab dan melakukan satu usaha dengan penuh kesungguhan secara maksimal . Hajar masih menyusuai sang bayi jika banyinya menangis karena lapar dan haus , memakan persediaan kurmanya dan minumannya yang tidak seberapa itu . Pertolongan Allah akan turun manakala usahanya manusia telah berada pada satu titik maksimal , hal itu di buktikan Hajar dengan berlari dari Shafa dan marwa untuk mencari bantuan jika ada satu kafilah yang lewat di daerah itu hal itu Hajar lakukan sampai 7 x . Adapun titik maksimalnya adalah saat sang bayi tidak lagi menangis karena sangking hausnya dan Hajar telah letih ,maka pada saat seperti itulah pertolongan Allah akan turun .
Hal itu ada satu pelajaran penting ,1. Ketabahan seorang istri dalam taat kepada sang suami dalam rangka bersama sama untuk taat kepada Allah , 2. sudah seberapa besar kesungguhan kita dalam melaksanakan syareat Allah ( Islam ) sebab belum apa apa kita sudah meminta pertolongan Allah akan turun sedangkan usaha kitapun dalam menetapi al haq belum maksimal . ( berusahalah dengan maksimal dalam menetapi al haq adapun hasil belum tentu sesuai dengan harapan kita . sesuai atau tidak hasil yang kita peroleh itu semua juga merupakan ujian dari Allah )

Adapun pelajaran yang dapat kita ambil dari Ibrahim As adalah hal itu satu ujian berat tersendiri karena harus berpisah dengan orang yang di cintainya dan buah hatinya , akan tetapi karena hal itu satu perintah dari Allah yang harus beliau jalani maka mau tidakmau harus di lakukan juga yang secara nalar manusia tindakan itu adalah gila tidak masuk akal ( memang adakalanya perintah Allah itu tidak masuk akal jika di nalar , hal itu karena keterbatasan akal manusia dan tidak tau hikmah apa yang terkandung di balik syareat atau perintah itu . Satu contoh kecil adalah syareat wudhu jika kita buang angin ' mengapa yang keluar angin belakang kok yang di basuh dengan iar muka kita dan sebagian anggota tubuh kita bahkan tempat keluar anginnya tidak kita basuh dengan air sekalian . Padahal secara nalar yang keluar angin belakang tentunya yang dibasuh belakang kok malah yang di basuh air anggota tubuh kita yang lain ??? itulah syareat )

Marilah kita lanjutkan kisah Ibrahim As

Setelah beliau meninggalkan Hajar dan anaknya beberapa tahun lamanya , maka beliau mendatangi kembali tempat yang dulu keduanya di tinggal . Tempat yang dahulu ditinggalkan adalah satu lembah yang tandus tak berpenghuni akan tetapi sekarang sudah berubah jadi perkotaan yang ramai penduduknya . Bayi yang dulu ditinggalkannya telah berubah jadi sosok remaja yang gagah , dan akhirnya beliau berkumpul kembali dengan anak istrinya setelah berpisah bertahun tahun lamanya .
Beliau bertekad ingin membina satu keluarga yang taat kepada Allah Rabbul alamin dan satu keluarga yang mentauhidkan Allah . Akan tetapi di tengah pembinaannya itu datang satu ujian dari Allah , datang ujian baru yang tak kalah hebat , yang menggoncangkan jiwanya . Jika bukan karena kekuatan iman dan kecintaan kepada Allah yang sangat maka, beliau takkan mampu melaksanakannya . Ujian dan perintah dari Rabbnyaitu adalah : perintah untuk menyembelih sdang anak yang di cintainya , yang kelak sebagai pewaris risalah kenabiannya .
Satu perintah dan ujian dari Rabbnya melalui sebuah mimpi .

Karena perintah itu dinilai diluar batas kewajaran , maka beliau berfikir " Apa memang ini satu perintah yang harus di kerjakannya atau hanya mimpi ( bunga tidur yang mungkin syetan ikut bermain di dalamnya ) . Pertanyaan itu senantiasa menghantuina ( hal itu normal sebagai seorang manusia ) . Karena perintah itu datanglewat mimpi yang datang hingga 3 malam berturut turut , maka beliau berkesimpulan bahwa ini memang satu perintah dari Rabbnya yang harus dia laksanakan , satu perintah yang tidak main main dan tidak mungkin syetan ikut bermain di dalamnya . Ujian demi ujian yang beliau terima sungguh sangatlah berat , mulai dari di bakar hidup hidup oleh Namrud , Lama tidak mempunyai keturunan yang akan mewarisi risalah estafet kenabian sedangkan waktu itu usianya telah udzur , baru menikmati kebahagiaan tentang lahirnya seorang putra malah harus beliau asingkan karena perintah dari Rabbnya , dan sekarang baru saja kerinduannya itu sedikit terobati dengan bertemunya kembali dengan anak dan istrinya setelah sekian lama harus berpisah malah datang satu perintah untuk menyembelih sang putra yang di cintainya itu . Karena semata mata demi meraih kecintaan Rabbnya beliau rela melakukannya .

Di panggilnya sang anak , untuk mendengar satu jawaban dari sang anak perihal mimpinya itu . Jika mimpi Nabi ibrahim itu di tanyakan pada anak zaman sekarang pastilah jawabannya ayah pasti sudah gila yaa ?! . Akan tetapi karena didikan keimanan dari sang ayah maka , jawabannya akan lain . Hal itu di abadikan oleh Al Qur'an dalam QS : Ash Shaaffat 102 yang artinya
" Maka tatkala nak itu sampai ( pada umur sanggup ) berusaha bersama sama Ibrahim , Ibrahim berkata : " Hai anaku , sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu . Maka fikirkanlah apa pendapatmu ." Ia menjawab " Hai bapakku , kerjakanlah apa yang di perintahkan kepadamu ; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang orang yang sabar " .
Sungguh hebat jawaban sang anak sehingga dapat menentramkan beliau .
Perintah tersebut tidak berhenti sampai di situ saja , akan tetapi harus dilakukan dengan satu bukti nyata ( penyembelihan betulan ) . Syetan pun ikut bermain di dalamnya untuk memperkeruh peribadatan seorang hamba Allah ( Ibrahim As dan Ismail ) . Syetanpun mendatangi Ibrahim , syetan membujuk beliau agar mengurungkan niatnya yang dianggap gila itu . Karena tekadnya sudah bulat dan keimanannya telah sempurna , beliau tidak mempan bujuk rayu syetan . Di suruhnya pergi syetan dari hadapannya sambil beliau melempar batu kearah syetan agar pergi .

Syetanpun tak berhenti sampai disitu dalam menggoda . Lalu syetan menghampiri sang anak yaitu Ismail . Syetan kemukakan argumen argumen untuk menolak perintah sang ayah yang di anggapnya sudah gila masa' mau menyembelih anaknya sendiri , sebagai pewaris risalah kenabiannya kelak . Akan tetapi sang anak tidak bergeming dengan bujuk rayu syetan . Di hardiknya syetan dan di suruh pergi dari hadapanya dengan melempariya batu . Dua kali sudah syetan gagal . Lalu syetan menghampiri sang ibu (makhluk yang lemah mudah terkena bujuk rayu) . Syetan datangi Hajar sebagaimana syetan mendatangi Ibrahim dan Ismail . Diluar dugaan sang ibu juga menolak ajakan syetan agar membujuk suaminya Ibrahim . Hajar juga melempari syetan dengan batu untuk menyingkir dari hadapannya .
Kisah tersebut diabadikan oleh Allah dan di jadikannya satu syareat dalam manasik Haji buat umat Muhammad SAW yaitu melempar jumrah . sebagai bentuk menolakannya atas bujuk rayu syetan yangmenggoda seoranghamba Allah yang ingin beribadah .

Karena bujuk rayu syetan tidak mempan , maka berjalanlah Ibrahim dengan anaknya Ismail pada satu tempat . Setelah sampai di tempat yang di tuju maka, Ibrahim membaringkan anaknya Ismail untuk bersiap siap melakukan penyembelihan dan pisaunya pun telah di letakkan di leher Ismail ( sebagai bentuk kesungguhanbeliau dalam melaksanakan satu perintah ) .
Hal itu diabadikan oleh Al Qur'an dalam QS : Ash Shaafat 103 yang artinya :
" Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis ( nya ) , ( nyatalah kesabaran keduanya ) " .
Itulah puncak darikesungguhan Ibrahim dalammelaksanakan satu perintah , maka pada saat itu datanglah pertolongan Allah . Hal itu di ceritakan dalam QS : Ash Shaafat 104- 106
" Dan Kami panggillah dia : " Hai Ibrahim "
" Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu . Sesungguhnyademikianlah Kami memberi balasan kepada orang orang yang berbuat baik ".
" Sesungguhnya ini benar benar suatu ujian yang nyata "
Allah mengganti sosok Ismail yang akan di sembelih dengan seekor domba ( pada satu riwayat ) dan hal itu juga di kisahkan oleh Al Qur'an pada ayat selanjutnya yaitu Ash Shaaffat 107
"Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar " .

Demikianlah kisah Ibrahim mengenai qurban . Dari kisah tersebut dapat diambil satu ibrah bahwa Allah senantiasa menguji hambanya yang beriman , dan ujian itu sesuai dengan kadar keimanan seseorang . Semakin tinggi iman seseorang maka semakin hebat pula bentuk ujiannya itu , sebagai satu bentuk seberapa besar kecintaan dan ketaatannya . Mungkin pada satu keadan bentuk ujian itu tidak masuk akal , yang Allah tuntut adalah seberapa besar kesungguhannya dalam menapaki jalan itu dan Allah telah tau betul seberapa kemampuan hambanya itu . Diennul Islam itu adalah dien yang mebutuhkan atau menuntut amal nyata , tidak cuma dilesan saja , dan Islam menghukumi seseorang melalui apa apa yang tampak di dhohirkan seseorang , adapun sesuatu yang tersembunyi itu semua di serahkan kepada Allah .

Itulah bulan Dzulhijjah . Bulan yang di dalamnya ada satu beban syareat yang berbeda beda . Bagi yangmampu secara ekonomi , di sana ada beban syareat tentang melakukan ibadah Haji dan menyembelih hewan qurban . Adapun orang yang belummampu menunaikan ibadah Haji karena satu sebab , maka di sana ada syareat berqurban ( itupun tingkat kesanggupannya berbeda beda ) . Adapun orang yang tidak mampu menunaikan ibadah Haji juga berqurban karena ekonomi ,maka di sana ada satu syareat yaitu di sunahkan puasa arofah .

Wallahu a'lam bishshowab










Selasa, 19 Oktober 2010

SUNNAH TADAAWUL ......2

Kita semua telah sepakat bahwa perseteruan antara al haq dan al batil akan senantiasa abadi hingga hari kiamat , jika salah satunya kuat maka yang satunya pasti melemah . Kita lihat realita umat islam hari ini seakan akan tidak bisa berbuat banyak di tengah dominasi kebatilan yang di motori oleh dunia barat , kerusakan yang di timbulkan hampir di semua lini kehidupan . Apa yang meski dilakukan pada batas minimal ??. Umat islam tidak mempunyai pegangan yang kuat ( karena banyak dari ulama'nya yang lidahnya terlanjur kelu ) , tidak mempunyai tempat mengadu ( karena kekhalifahan terakhir yaitu Turki usmani telah hancur ) , tidak mempunyai tempat berlindung ( karena wilayahnya telah terkotak kotak yang setiap kotak mempunyai bendera sendiri sendiri dan mempunyai kepentingan yang berbeda beda ) . Itulah realita umat islam hari ini , yang dulunya memimpin dunia dan di segani , akan tetapi hari ini di perbudak oleh dunia barat dan di perbudak oleh bangsanya sendiri .

Sudah seharusnya para pegiat amal islami atau para kader - kader kebangkitan islam yang sadar akan peran generasi dan menjalani tanggung jawab tersebut secara jujur dan bersungguh sungguh , telah mengerti dan faham bahwa mengjingkari kemungkaran itu wajib bil - qalbi . Adapun bil - lisan dan bil yad ( dengan lisan dan kekuatan ) hanyalah 'ala qodri istitho'ah ( sesuai dengan kadar kemampuan ) .

Ibnu Rajab menjelaskan di dalam hadist dari Abu sa'id ," Man roaminkum munkaron ..." ( riwayat Imam Muslim ) setelah menyebutkan sejumlah hadist , " Hadist hadist ini semuanya menunjukkan tentang wajibnya inkarul - munkar dengan sekuat kemampuan , adapun mengingkari kemunkaran dengan hati maka hal itu tidak dapat di tawar lagi wajib baginya . Orang yang tidak menolak kemunkaran sekalipun hanya dengan hatinya , maka hal itu menunjukkan akan hilangnya keimanan dalam hatinya ". Kemudian beliau melanjutkan ," Menjadi jelas dengan hadist ini bahwa inkar al - munkar dengan hati merupakan fardhu ain bagi setiap muslim dalam keadaan apapun , sedangkan mengingkari dengan lisan dan kekuatan menurut kadar kemampuian yang dimilikinya ". ( Ibnu Rajab dalam Jami' al Ulum wa al - Hikam )

Dalam perjalanan waktu yang ( mungkin ) panjang memenuhi syarat syarat dimana tidak setiap masa seorang muslim terlibat pertempuran fisik dengan musuhnya , bahkan tidak setiap generasi mendapatkan rizki pertempuran itu . Akan tetapi mereka secara terus menerus terlibat peperangan panjang tanpa henti dan tanpa putus . Hal itu di sebabkan karena karakter dari suatu keimanan yang akan selalu bermusuhan dengan kekafiran . Jadi hanya dengan kesungguhan dan kejujuran yang dapat menyelamatkan seorang hamba di hadapan Allah .

Jika telah memasuki kancah pertempuran , maka kesabaran adalah modal yang mutlak di miliki guna menempuh jalan menanjak sesudahnya . Baik itu dalam menghadapi reaksi tekanan balik musuh , menderita luka luka , di kejar kejar tanpa ada kepastian yang menolongnya kecuali hanya Allah saja , dalam keadaan kekurangan logistik , ketakutan dan kelelahan . Oleh karena itu semua , semestinya orang yang memasuki kancah pertempuran itu hanya hanya bermodal satu kesiapan saja , bahwa dia siap mati .

Tidak boleh memaksakan diri memasuki kancah pertempuran jika pada ujung akan tergalang dan manjadi hama bagi jalan jihad dan mujahiddin . kemudian menjadi faktor perusak kejayaan islam dan kaum muslimin . Aktif menjadi pembicara pembicara dalam dialog dialog dimedia massa yangmembongkar rahasia islan dan umat islam. Bergerak kesana kemari membawa signal musuh yang melakukan tranmit di setiap kantong kantong mujahiddin .

Seseorang yang mengatakan islasm itu agama cinta damai tidak suka berperang , maka orang tersebut tidak faham akan hakekat kebenaran dan hakekat dien ini yaitu islam .
Bahwa sanya peperangan ini sudahmerupakan karakter hubungan antara keimanan dan kekafiran , sudah merupakan tabiat kauniah yang Allah Azza Wajalla letakkan pada ciptaannya dengan timbunan hikmah yang mungkin tergali oleh hati manusia yang tewlah cenderung kepada dunia dan perhiasannya .
Karakter ini juga mengalami pasang surut di intern umat isla itu sendiri sebanding dengan besar kecilnya volume penjelasan yang dikumandangkan para ulama' rabbaniyyun di setiap waktu dan tempat . Semakin banyak ulamaa' yang alimul- lisan ( hanya pandai bersilat lidah ) tetapi kehilangan khasyyah ( rasa takut ) kepada Allah Ta'ala , maka akan semakin kecil suara dan gaung penyeru kearah tabi'at islam yang benar . Jadi semakin banyaknya ulama' yang tergalang akan kampanye perdamaian dengan kekuatan kafir , maka semakin kaburlah tabi'at sunah kauniah permusuhan ini .

Padahal kekuatan kekafiran itu tidaklah melakukan suatu kampanye perdamaian itu melainkan hanya untuk melanggengkan kepentingannya sendiri, yaitu untuk melanggengkan dominasi dan penghisapan mereka kepada umat islam .
Jika di renungkan secara jujur bahwa kekuatan kekafiran yang datang kenegri negri umat islam untuk kepentingan nasional negri tersebut juga bukan pula demi kemaslahatan negri yang di datangi tersebut .
Sementara , semakin banyak ulama' yang terjaring kampanye perdamaian dengan kekafiran , berarti semakin sempitlah bumi yang dipijak oleh seorang muslim yang komitmen dengan diennya . walaupun ada jaminan pertolongan dari Allah , bahwa Allah akan menjamin pada akhirnya dien ini dan ahlu dien ini akan menang , akan tetapi pada saat menghadapi ujian 'inda shodamatil-uulaa ( pada hentakan yang pertama ) tetap saja akan terasa berat , tetap saja hal itu menguras kesabaran . Bukti dilapangan berbicara , Betapa banyak yang berguguran karena hal itu .

Allah Azza wajalla tidak hanya menciptakan di dunia ini sebagai tempat pertarungan antara al haq dan al batil saja , akan tetapi Allah juga memperkuat dan menetapkannya dengan irodah syar'iyyahNya dengan :
* Mensyareatkan tauhid dan mengharamkan syirik .
* Mewajibkan perwalian ( al Wala' ) dan melarang orang muslim berwali kepada orang kafir ( al baro' )
* Mewajibkan ketidak tundukan kepada kekafiran dan kemusyrikan secara rela dengan kecintaan hati .
* Memerintahkan untuk berjihad baik dengan hujjah maupun dengan kekuatan senjata menghadapi kekafiran dan kemusyrikan itu .

Bahkan anasir kekafiran yang bersifat terselubung ( yakni kemunafikan ) di perintah untuk membongkarnya , karena bahayanya terhadap eksistensi masyarakat islam , dan untuk itu Allah memerintahkan untuk membongkar makar mereka seperti di jelaskan dalam QS : Al Baqarah 8-20 At Taubah , Al Ahzab , Al Munafikun , dan pada ayat ayat yang lainnya ( pada ayat ayat tersebut menelanjangi sifat sifat orang orang munafik secara gamblang ) .

Memang , umat islam ini sering terfitnah oleh segelintir orang muslim yang tergalang oleh kampanye kekuatan kafir . Segelintir orang yang telah berubah irodahnya dan aqidahnya mereka cenderung kepada dunia dan perhiasannya yang di tawarkan oleh kekafiran . Mereka itu terdiri dari 2 golongan manusia :
1. Orang yang berilmu lurus ( benar ) akan tetapi irodahnya ( tujuannya ) lemah , sehingga mereka mudah terjerat dalam kampanye musuh musuh islam .
2. Orang yang irodahnya hanya kepada dunia atau demi meraih keuntungan dunia sedangkan islam sebagai kendaraannya , mereka menyetir islam demi keuntungan dunianya .
Cara pandang mereka tentang islam mengalami pembiasan , penyelewengan itu bukan karena intelektualitasnya tak sanggup melakukan , akan tetapi penyelewengan itu karena daya intelektualitasnya di setir oleh sponsor yang terlanjur menggelontorkan sejumlah keuntungan dunia yang sangat besar baginya . Intelektualitasnya di jual untuk kepentingan dunianya .

Bahkan ada juga yang berani secara terang terangan mengatakan seandainya para teroris itu ( maksutnya orang orang yang komitmen kepada diennya ) merasakan fasilitas dunia yang di sediakan oleh para donator yayasan amal kafir , pastilah mereka akan lunak dan tidak sekeras itu .
Mereka ini menyangka mengukur orang lain seperti mengukur direinya . Di sangkanya semua orang bermental pelayan kepada orang kafir seperti dirinya .

Dalam ukuran personal atau team kecil , dana 1.5 milyar rupiah itu cukup besar dan cukup menggiurkan . Bahkan ada yang membuat naskah naskah buku atau makalah yang bila dapat merreka menukil pendapat pendapat para ulama' besar yang menjadi rujukan kaum jihadi seperti Ibnu Taimiah untuk mendukung pendapatnya yang menyimpang itu , maka naskah naskah mereka akan di hargai mahal ( walaupun naskah itu di terbitkan atau tidak ) .
Padahal angka 1.5 milyar itu tak sampai senilai sedikitpun dengan biaya yang dikeluarkan pentagon guna mengirimkan 2 personil tentaranya dalam memberangus Afganistan . Sementara sumber alam dan mineral yang di kuras oleh orang kafir dari dunia islam berlipat jutaan kali di bandingkan cipratan dana yang di nikmati oleh para pelacur intelektual itu . Jika orang kafir memberikan sesuatu dunia padamu pastilah mereka telah mengambil duniamu 10 kali lebih besar .

Kita lihat di Indonesia saja , penambangan tembaga ( dan emas ) di freeport selama beberapa dekade tanpa henti , PT Newmont di pulau Sumbawa dan Minahasa , tambang minyakbumi yang dikuras oleh Exxon Mobil , dll ( berapa keuntungan yang mereka keruk ) . Belum lagi tanah umat Islam yanglainnya di Timur Tengah . ( contoh fakta yang tak terbantahkan ) .

YA , kerugian kekayaan umat islam yang dikuras oleh orang kafir begitu menggunung . Umat islam dimiskinkan dan dijauhkan dari mengontrol dunianya sendiri ( dengan alasan SDM ) , sementara umat ini di gerogoti dan dilemahkan oleh pion pion yang berhasil di galang musuh dan di beli serta di pelihara untuk kepentingan mereka . Sungguh efisien peperangan yang mereka lakukan atas dunia islam . Sekiranya jika bukan karena dorongan dan panggilan keyakinan maka , besar kemungkinan banyak yang menyerah .

Akan tetapi tidak , perjalanan waktu akan menjadi saksi akan kebenaran janji Allah Ta'ala . Orang orang kafir hanya memainkan peran kauniah yang telah Allah tetapkan , sementara para aktivis islam mengunduh pahala yang besar lantaran melaksanakan perintah syar'i dari Allah , mereka berlepas diri dari kekafiran , menyusun kekuatan dan memerangi orang orang kafir dan para antek anteknya .

Panjang memang jalan yang harus di tempuh dan melelahkan , akan tetapi itulah sudah menjadi tugasnya dan mereka itu sedikitpun tidak bergeser dari jalan itu .

Wallahu a'lam bisshowab










Selasa, 12 Oktober 2010

TIMBANGAN KEMENANGAN tinjauan syar'i dan pandangan manusia

Semenjak pertikaian antara Qobil dan habil , maka pada saat itu api peperangan diantara manusia terus berkecamuk hinga hari kiamat (di sulut oleh iblis karena telah di nash kekal di neraka sehinga iblis menyesatkanmanusia sebanyak banyaknya ) . Karena tabiat manusia selalu ingin berperang . Begitu pula antara Al Haq dan Al Batil akan selalu bermusuhan , jika salah satu kuat maka yang lainnya pasti lemah . Oleh karena itu Islam sebagai dien seluruh manusia maka disanalah Allah Azza Wajalla menurunkan syareat Jihad fie sabilillah . Dengan syareat tersebut akan mengarahan manusia atas dasar apa manusia berperang dan juga akhlaq berperang itu . Apa jadinya jika Allah Azza Wajalla di dalam syareat Islam tidak menurunkan syareat jihad fie sabilillah , niscaya kehidupan manusia akan hancur .

Orang yang mengatakan " Islam itu rokhmatal lilalamin tidak di sebarkan dengan peperangan , maka orang tersebut hakekatnya tidak faham akan dienul Islam itu sendiri " . Dan mungkin ada yang bertanya kenapa umat Islam hari ini di timpa kekalahan , banyak dari kaum muslimin yang di bantai oleh orang orang kafir dan kaum muslimin di hinakan ?? . Maka jawabnya adalah karena kaum muslimin enggan memenuhi seruan Allah untuk berjihad dan lebih cinta pada dunia serta takut mati .

Di dalam kancah peperangan atau pertempuran maka kedua belah pihak pasti menginginkan akan satu kemenangan . Kemenangan itu sendiri adalah tujuan dari setiap peperangan . Baik itu kemenangan maknawi maupn kemenangan hakiki , ia adalah satu salah satu tujuan dari sebuah pertempuran . Namun perlu di garis bawah , banyak skali kaum muslimin hari ini menyangka bahwa orang melakukan satu ibadah jihad fie sabilillah , Allah Ta'ala akan memberikan satu kemenangan yang kasat mata saja . Hal ini kebanyakan yang beranggapan bahwa makna kemenangan hanya terbatas pada kemenangan di medan tempur saja atau satu bentuk kemenangan hakiki saja dan sering melupakan kemenangan maknawi .

Padahal Allah Ta'ala mensyareatkan jihad fie sabilillah ini kepada kita kaum muslimin , akan tetapi tidak memberikan jaminan kepada orang orang yang menyambut seruannya itu ( untuk pergi berperang itu ) untuk selalu menang.Bahkan , Allah menetapkan kekalahan bagi kaum muslimin sekali waktu , sebagai mana firman Allah dalam QS : Ali Imran 140 yang artinya :
" Jika kalian mendapatkan luka , maka musuhpun mendapatkan luka , dan hari hari itu Kami pergilirkan diantara manusia ...."
Pada ayat tersebut menegaskan akan sunah tadaawul ( pergiliran ) yang pasti berjalan . Sunah kekalahan yang dialami kaum muslimin pada perang uhud ( konteks ayat diatas ) berlaku bagi siapa saja .

Seandinya manusia mau membuka lebih lebar pemahaman mereka tentang makna kemenangan , maka mereka akan berkesimpulan bahwa siapa saja yang berjihad yang merupakan puncak amalan tertinggi Islam ( tdk ada yang menyamai amalan jihad fie sabililah ) maka ia tidak akan pernah rugi sedikitpun dalam memenuhi seruan tersebut yakni jihad fe sabilillah . Bahkan mereka selalu dalam keadaan menang , apapun kondisinya. Baik dia itu berjaya , tertawan maupun terbunuh oleh musuh . jihad adalah sebuah keberuntungan dalam segala kondisinya , walaupun kenyataan dilapangan berbeda dengan apa yang di harapkan .

An Nashr ( pertolongan ) Dalam Pandangan Allah Azza Wajall
a


Menilik kepada nash Al Qur'an dan As Sunah maka akan kita temukan hakikat kemenangan itu sendiri bagi seorang mujahid , baik itu secara individu maupun secara berjamaah . Adapun makna makna kemenangan itu adalah sebagai berikut :

1. Ketika seorang mujahid berhasil mengalahkan nafsunya , mengalahkan syetan yang menggodanya dan mengalahkan delapan perkara yang di sukai manusia serta kesukaan yang menjadi cabang cabangnya ( 8 perkara tersebut ) . Hal itu sebagaimana di jelaskan dalam QS : At Taubah 24 ( tentang 8 perkara yang di sukai sebagian besar manusia )
" Jika bapak bapak , anak anak , saudara saudara , istri istri , kaum keluarga , harta kekayaan yang kamu usahakan , perniagan yang kamu khawatir kerugiannya , dan rumah rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan RosulNya dan dari berjihad dijalan Nya , maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya . Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang fasik " .
Maka ketika seorangmujahid berhasil keluar dari rumahnya untuk pergiberperang fie sabilillah berarti dia telah menang dan berhasil mengalahkan nafsu dan syahwatnya yangmembikin orang enggan untuk keluar berperang fie sabilillah .

2. Kemenangan atas syetan yang senantiasa mengintai dari menghalangi seseorang untuk berjihad .
Hal itu di jelaskan dalam shohih bukhori dari Abu Hurairah bahwasanya Rosulullah SAW bersabda
" Syetan duduk menghadang anak adam diatas jalan iman , syetan itu berkata padanya : " Apakah kamu mau beriman dan meninggalkan agamamu dan agama ayahmu ? " Anak adam itu tidak memperdulikannya dan terus beriman . Kemudian syetan duduk di jalan hijrah , ia berkata kepadanya : " Apakah kamu mau berhijrah dengan meninggalkan harta dan keluargamu ? " ia tidak memperdulikannya dan terus berhijrah . Kemudian syetan duduk diatas jalan jihad , ia berkata kepadanya : " Apakah kamu mau berjihad ? Nanti kamu terbunuh dan istrimu akan dinikai orang , hartamu akan di bagi bagikan orang lain . " Ia kembali tidak memperdulikannya dan terus berjihad hingga terbunuh . Siapa yang seperti itu keadaannya , menjadihak Allah untuk memasukkannya ke Jannah ".

3. Menang atas orang yang suka mempengaruhi orang lain agar lemah semangatnya untukberjihad dari kalangan saudaranya sekulit dan sebahasa .
Orang orang yangmenghalang halangi dari jihad ini mereka gunakan seluruh potensi yang dimilikinya dalam rangka untuk menghalagi seseorang untuk berjihad . Hal itu di jelaskan dalam QS : AtTaubah 47 dan QS : At Taubah 81 .

4. Allah akan menunjukkan hakekat dienul islam sesungguhnya yang hal itu tidak mungkin dimengerti dari orangorang yang hanya duduk duduk saja enggan berjihad . Allah akan menunjukkan hakekat dari kesabaran yang sebenarnya , hakekat tawakal yang sebenarnya akanmengtahui karomahorang yang mati syahid , mengetahui bagaimana pertolongan Allah itu datang yang hal itu tdk mungkin di dapat kecuali di kancah peperangan saja . Hal itu sebagaimana di jelaskan dalam QS : Al Ankabut 69
" Dan orang orang yang berjihad ( fie sabilillah ) Kami , pasti akan Kami tunjukkan kepadanya jalan jalan Kami . Dan sesungguhnya Allah bersama orang orang yang berbuat kebaikan " .

5. Allah Aza Wajalla akan meneguhkan dan mengokohkan langkahnya diatas jalan dan prinsib jihad , walaupun yang di deritanya itu kepayahan demi kepayahan datang bertubi tubi , komentar komentar yangmelemahnkannya . Hal itu sebagaimana di jelaskan dalam QS : Ibrahim 27
" Allahmeneguhkan orang orang beriman dengan perkataan yang kokoh ketika di dunia maupun di akherat . Dan Allah menyesatkan orang dzalim dan Allah mengerjakan apa yang Dia Kehendaki " .
Betapa banyak orang yang telah berjihad danmendapat kemenangan dimedan tempur , akan tetapi prinsip prinsip yang ia pegang selama ini telahmengendur , kemantaban aqidahnya yang dulu telah bergeser karena dunia telah mempengaruhinya sehinga ia lantas memperhatikan urusan syahwatnya dan dunianya dengan seribu alasan .

6. Kemenangan hujjah dan dalil .
Kemenangan ini tidak hanya di rasakan bagi sang pelaku saja tetapi akanmeluas pada oranglain , baik orang itu masih hidup maupun sudah mati . Yang penting hujjah dia tersampaikan dan memuaskan hatiorang , walaupun dia sendiri lemah keadaannya dan tidak meraih kemenangan di medan tempur .
Sebagaimana debatnya Kholilullah Ibrahim AS atas kaumnya yang hal tersebut diabadikan dalam QS : Al An'am 83 dan QS : Al Baqarah 258
Hal itu juga di dalam kisah kemenangan prinsip yang di raih pemuda ghulam dan ashhabul ukhdud . Saat itu ghulam terbunuh , tetapi hujjahnya menang dan berhasil mengalahkan kekufuran raja , semua orang beriman padanya . Ia telahmengalahkan kekufuran raja pada zamannya walaupun kekufuran itu mempunyai kekuatan dan kekuasaan , tetapi kekufuran itu tetap jatuh tak berdaya dihadapan keteguhan , dihadapan prinsip dan keyakinannya yang agung .

7. Allah akan menimpakan musibah dan mengahancurkan musuh mereka dari sisiNya , musibahini terjadi karena jihad yang dilakukan para mujahidin .
Seringnya mujahidin kalah menghadapi musuhnya dimedan karena tidak seimbangnya kekuatan kedua belah pihak . Karena para mujahidin telah berusaha dengan maksimal dan mencurahkan segala daya dan upayanya untuk menempuh sebab dan berjuang dengankekuatan yang Allahberikan itu serta mereka telah melakukan i'dadul quwwah dengan serius , maka Allah akanmenjadikan usahanya dan perlawanannya yang tidak seberapa itu menjadi sebab kehancuran musuh mereka .
Hal itu di jelaskan dalam QS : Al Baqarah 249
" Betapa banyak kelompok yang sedikit mengalahkan kelompok yangbanyak dengan izin Allah, dan Allah bersama orang orang yang sabar " .
Kalau orang melihat danmemperhatikan sebab sebab kehancuran Uni Soviet , tidak akanmelihat kesimpulan lebih jelas selain bahwa penyebabnya karena mereka memerangi agama Islam dan di sebabkan jihad yang dilancarkan mujahidin melawan mereka .

8. Akan menyebabkan fakirnya orangorang kafir , matinya mereka diatas kekufuran dan terhalanginya mereka memperoleh hidayah .
Dulu jihad yang dilakukan Rosulullah Muhammad SAW menjadi penyebab dari pada kedengkian dan kedzaliman orang Yahudi , akhirnya Allah pun mengeraskan hati mereka sampaimereka mati , padahal mereka tahu kebenaran Nabi Muhammad SAW seperti mereka mengenali anak anak mereka sendiri . Mereka mati dalam kekufuran dan hari perhitungan telah menanti .
Begitu pula kesombongan dan keangkuhan serta keangkaramurkaan mereka orang orang kafir hari ini . Klaim klaim mereka bahwa merekalah pembela kebebasan , pembela peradapan danorang orang yang memerangi terorime , itu semua akan berakhir dengan habisnya masa kehidupanmereka yangbarangkali tidakberlangsung lama . setelahitu mereka akanberpindah kesuatu tempat yang kaum muslimin merasa terobati dengan melihat mereka di neraka . Hal itu di jelaskan dalam QS : Ad Dukhan 49 .

9. Ketika Allah mengambil sebagian hambanya itu sebagai syahid .
Setiap hamba yang berjuang dan terluka karena Allah semua itu sebenarnya agar ia bisa emperoleh tiket masuk jannah ( tanpa hisab ) Hal itu di jelaskan dalam QS : AliImran 140
" Dan hari hari itu kami pergilirkan diantara manusia dan agar Allah mengetahui orang orang yang benar benar beriman serta mengambil sebagian dari kalian sebagai syuhada' . Dan Allah tidak menyukai orang orang yang dzalim " .
Kesyahidan merupakan pilihan yang Allah tentukan bagi hambanya . Hal itu bermakna , siapa yang Allah pilih untuk bisa memperoleh derajat ini berarti telah meraih kesusessan dan kemenangan . Kesyahidan adalah puncak dari pada cita cita dan juga kesyahidan merupakan pilihan Allah sendiri , sampai sampai Rosulullah sendiri mengangankan kesyahidan hingga tiga kali di dalam sabda beliau :
" Sungguh aku benar benar berandai andai jika untuk terbunuh dijalan Allah , kemudian dihidupkan lagi , kemudian terbunuh lagi ,kemudian dihidupkan lagi , kemudian terbunuh lagi ".

10. Kemenangan dimedan tempur .
Kemenangan dimedan tempur ini taklain hanyalah salah satu dari sekian bentuk kemenangan .
Hal itu sebagaimana di jelaskan dalam QS : Al Ghafir / Al Mukmin 51
" Sungguh , Kami pasti menolong ( memenangkan ) Rosul rosul Kami dan orang orang beriman ketika di dunia dan ketika saksi saksi di tegakkan ".
Juga di jelaskan dalam QS : Ar Ruum 47
" Dan menjadikewajiban Kami memenangkan orangorang beriman " .
Juga sabda beliau seperti diriwayatkan Muslim dari Tsauban ra ia berkata , Rosulullah SAW bersabda "Sesungguhnya Allah telah melipatkan bumi untukku , maka aku melihat bagian timur hingga baratnya , dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah dilipatkan untukku tadi ".

Meski demikian tidak pernah dibenarkan seoranghamba hanya psrah saja menunggu kabar gembira dalam nash tersebut dan tidakmau berjuang dengan alasan toh kemenangan itu pasti akan datang juga . Jikaia memahami maknamakna kemenangan , maka yang wajibbagi dirinya adalah bagaimana menjadi orang pertama yang menjemput kemenangan tersebut . Sebab kalau nantinya umat ini mencapai kemenangan sementara ia tidak memberikan andil apapun , tentunya ia menjadi orang yang merugi . Jadi ia harus berusaha merealisasikan salah satu dari pada makna kemenangan selain kemenangan militer sampai nanti janji Allah berupa kemenangan militer itu datang .








Sabtu, 09 Oktober 2010

POLISI , ISLAM dan KEKUASAAN

Ramadhan bulan kemaren lagi lagi di nodai polisi . JIka tahun kemaren polri mengancam akan mengawasi para da'i , maka tahun ini seorang da'i di tangkap setelah berdakwah . Ustadz Abu Bakar Ba'asyir di tangkap di halaman polresta Banjar setelah sebelumnya kaca jendela mobil itu di pecahkan . Ibu ibu yang ikut dalam rombongan sempat shock dengan tindakan brutal itu .

Berbicara soal memecahkan kaca , agaknya polisi hanya kenal cara itu untuk mengambil ustadz Abu . Dulupun sama , waktu ia sakit dan dirawat di RS PKU Solo , kaca kacapun di pecahkan untuk menangkap dan membawa sang ustadz ke Jakarta .Intervensi dengan kekerasan rupanya menjadi pilihan meskipun sebenarnya ustadz Abu siap memenuhi panggilan .
Intervensi itulah kata yang saat ini begitu gemar dilakoni oleh polisi . Beberapa waktu yang lalu seorang kapolda Jateng kena batunya ketika mengintervensi pertandingan final Liga Indonesia . Ia ngotot mengganti wasit yang ia anggap tidak adil . Akibatnya masyarakat pecinta bola pun ikut protes keras , dan beberapa hari kemudian sang kapolda masuk kotak , ia jadi staf ahli mabes polri .

Kapolda yang satu ini memang pede abis . Meski ia bukan muslim , ia berani melarang jenazah tersangka teroris Muslim di makamkan di kampung halamannya sendiri . Hal ini terjadi di purbalingga dan Kudus . Tentunya ia tidak terang terangan , ia tinggal memberikan instruksi kepada kapolres , kapolres melakukan potensi penggalanganya , Sim salabim ... tiba tiba ada sekelompok warga yang menolak pemakaman teroris di kampungnya .

Di Porworejo lain lagi kisah intervensinya . Mungkin lebih tepatnya infiltrasi . Seorang reserse senior menjadi takmir masjid milik ormas islam terbesar yang selama ini welcome terhadap dakwah sesuai sunah .Ketua pusatnya aja berjenggot panjang dan lebat , sesuai sunah Nabi tentang janggit bagi laki laki .
Suatu pagi sang ketua takmir cum reserse itu tiba tiba berang ketika seorang da'i muda menyampaikan materi tentang wajibnya menjalankan sunah memelihara jenggot . Lalu conditioning pun dilakukan , tokoh tokoh ormas itu di suguhi laporan miring bahwa sang da'i di curigai sebagai penyebar faham teroris .
Aneh bin ajaib , ormas itu percaya begitu saja . Sang da'i dihentikan dakwahnya di masjid itu . Meski tak ada bukti ini instruksi dari atas , intervensi dakwah ini terjadi di masa jabatan sang kapolda yang tersandung bola tadi .

Masih dikota yang sama , posisi ketua takmir di sebuah masjid lain di kudeta . Seorang ustadz yang tinggal di masjid itu di datangi preman , diintimidasi agar pergi . Lalu kepengurusan takmir baru terbentuk , melibatkan orang orang yang belum pernah terlihat berjamaah di masjid itu . Takmir baruitupun di sahkan di depan kaposek dan muspika .

Dari beragam kisah diatas membangkitkan nostalgia masa orde baru yang penuh perhatian pada rakyatnya . Rakyat selalu di bimbing agar tidak selalu keliru arah jalannya .Rakyat dianggap anak kecil yang harus selalu di suapi dan dipegangi tangannya .
Dulu dimasa orde baru , semua urusan di tengah masyarakat harus melibatkan tentara . Babinsa menjadi pusat perijinan dilevel kampung . Dari mulai pertandingan voli hingga judi kopyok harus di bawah pengawasan dan ijinnya , " Pak Ijin " begitu mereka di panggil di desa desa .

Kini upaya serupa tak sama terjadi . serupa karena sama sama mengintervensi segalaurusan , tak sama karena aktornya berbeda .Kalo dulu tentara sekarang polisi . Fungsinya sama menjaga stabilitas agar jalannya kehidupan sesuai kepentingan penguasa .
Itu baru di level kampung , dilevel atas permainan tak kalah cantiknya . Seorang tokoh ormas besar harus sowan ke cikeas untuk bisa terpilih dalam muktamar . Tak cukup hanya dapat restunya saja , iapun harus memasukkan seorang petinggi badan intelejen dalam kepengurusannya .
Pola yag sama hampir terulang pada ormas besar yang satunya . Seorang mantan petinggi badan intelejen berusaha di susupkan dalam jajaran pengurus pusatnya . Agaknya negri ini begitu rawan kondisinya , sehingga aparat keamanan harus dilibatkan dalam segala urusan dan semua perkumpulan .

Kata orang jawa bilang tumbu ketemu tutup , bakul nasi ketemu tutup yaaa klop . Mental umat indonesia sendiri masih belum beranjak dari masa lalunya . suka sekali menjilat dan medekat pada penguasa . Alih alih akan bersikap kritis dan meluruskan penyimpangan penyimpangan , banyak tokoh dan kelompok Islam menggantungkan diri dan rizki pada penguasa .
Mental inilah yang membuat umat Islam selalu lemah . Tak bisa mandiri dan bersikap kritis . banyak toleran pada penyimpangan kekuasaan . Inilah sebabnya banyak ulama' yang melakukan kehianaan : mendatangi istana , menjilat penguasa dan makan dari kotoran penguasa . Itulah ulama' suu' yang di belejeti atau ditelanjangi keburukanya oleh Imam Ghozaly .

Padahal tradisi bergantung pada kekuasaan , tak pede kalo tak di restui dan diintervensi kekuasaan adalah tradisi Yahudi . Karena dahulu kala , orang orang Yahudi gemar mengundang dan melibatkan penguasa Romawi yang menindas mereka . Urusan ibadah pun tak lepas dari campur tangan kekuasaan .
Inilah ironi sekulerisme di indonesia . Agama di halangi dari mempengaruhi kekuasaan dengan kebaikan . Akan tetapi sebaliknya , penguasa selalu berambisi menguiasai kelompok dan urusan agama demi memperkokoh kekuasaannya . Politik harus steril dari pengaruh agama , tetapi agama dan umatnya harus menghamba pada penguasa .

Jumat, 08 Oktober 2010

Ad - Dien Menurut Al Qur'an dan As Sunah ...??

Standar yang Salah

Salah satu metodologi berpikir orang orang jahiliyah dalam menilai dan menimbang baik buruknya suatu Ad Dien ( keyakinan / idiologi ) yaitu dari tingkat kecerdasan dan pendidikan penghasung ad Dien tersebut . Jika tingkat kecerdasan pengusungnya baik , IQ nya diatas rata rata ini pertanda ideologi tersebut baik dan benar . Mereka berhujah dengan QS : Huud 27
" Kami tidak melihat orang yang mengikuti kamu , melainkan orang orang yang hina dina diantara kami yang lemah akalnya ."

Kebanyakan penyimpangan penyimpangan yang terjadi hari ini di karenakan salahnya dalam memahami apa itu ad Dien . Pasalanya , seringkali kesalahan dalam memahami ajaran Islam dan perilaku menyimpang tersebut di sebabkan salahnya dalam memahami istilah ini .

Urgensi Pemahaman Istilah ad Dien .

Istilah ad Dien adalah salah satu dari empat istilah - yaitu , Lailahaillallah , Ar Rabb, Ibadah dan ad Dien . Dari keempat istilah tersebut yang sering di pakai dalam Al Qur'an . Kepahaman empat istilah tersebut merupakan kunci untuk memahami Al Qur'an dengan baik . Oleh karena itu seorang pemikir Islam kontemporer , Abu A'la al Maududi , menyusun buku khusus untuk menjelaskan tentang ke empat istilah ini , judulnya : " al Mustholahats al Arba'ah "
Tentang pentingnya memahami keempat istiah ini , salah satunya istilah ad Dien , Abu A'la al Maududi rahimahullah berkata ,
" Ketika seseorang tidak memahami Lailaha illallah , ar Rabb , Ibadah , dan istilah ad Dien . Maka ia akan melihat Al Qur'an hanya rangkaian kata dan kalimat saja . Tidak lebih . Ia tidak mampu memahami Al Qur'an sedikitpun , ia tidak bisa memahami hakekat tauhid dan syirik , juga tidak bisa mempersembahkan ibadahnya hanya kepada Allah serta tidak akan sanggup mengikhlaskan ketaatannya hanya untuk Allah semata ." ( al Mustholahat al - Ar ba'ah )

Makna ad Dien

Pemahaman yang kurang mendalam tentang makna ad dien , menyebabkan banyak syareat yang di langgar . Seorang muslim tidak merasa marah , terkejut jika ada seorang muslim yang keluar dari syareat islam , beralih ke aturan dan undang undang thoghut , beralih ke ideologi sekuler . Mereka tidak menganggap sekulerisasi atau liberalisasi sebagai agama . Sehingga orang yang berideologi liberal dianggapnya masih Islam ???

Karena salah dalam memaknai ad Dien seorang muslim rela menikahkan putrinya dengan seorang sekularis , liberalis , ataupluralis . Padahal sekuler , undang undang liberalis , atheis adalah ' ad Dien selain Islam . Memperjuangkannya berarti telah pindah ideologi ( agama ) . Hal itu yang jarang di sadari umat Islam hari ini .

Dalam bahasa arab istilah ad Dien memiliki banyak makna , diantaranya : Al Qahr ( kekuasaan ) , Al Ithoah wak Ubudiyah Wal khidmah ( ketaatan dan pelayanan ) Asy Syar'u Wal Qonun Wal Thoriqoh ( undang undang dan metodologi ) Al Mukaf'ah Wal Hisab ( pembalasan ) ... ( bisa dilihat dalam Al mustholahats al Ar ba'ah 65 -66 , Al Mustholahats wal Mafahim syaikh Abu Bayeer 42 -43 , dan lisanul arab 13/164 )

Sedangkan menurut istilah ad Dien memiliki makna ( di sadur dari al Mustholahats al Ar Ba'ah Abu A'la al Maududi dan Al Mustholahats wal mafahim Abu Basyeer )

a. Ketaatan , ketundukan dan ibadah .

Hal ini terkandung dalam QS : Al Baqarah 193 yang artinya
" Dan perangilah mereka itu sehingga tidak ada fitnah lagi dan sehingga ad Dien ( ketaatan ) hanya semata mata untuk Allah ."
Abu Ja'far At Thobari rahimahullah berkat ," yaitu agar semua ibadah dan ketaatan di peruntukkan bagi Allah , bukan untuk patung atau sesembahan lainnya .... kata ad Dien tercantum dalam ayat ini maknanya adalah ibadah dan ketaatan ( At Thobari 3/570 )

b. Aturan dan Undang undang
Hal ini terkandung dalam QS : Yusuf 76 yang artinya :
" Tiadalah paut Yusuf menghukum saudaranya menurut ad Dien ( undang undang Raja ) , kecuali Allah menghendakinya ."
Ibnu Jarir rahimahullah berkata , Tidak mungkin yusuf menghukum saudaranya dengan menggunakan hukum raja ." Jadi ayat ini menyebut hukum / aturan dengan ad Dien .
Jadi aturan atau undang undang adalah ad Dien . Maknanya siapapun yang mengambil aturan Allah Azza Wajalla sebagai satu satunya pedoman hidupnya maka ridho Allah selalu bersamanya . sebaliknya , siapa saja yang mengambil aturan / undang undang selain Allah Ta'ala sebagai pedoman hidupnya berarti ia telah mengambil dien / agama selain Islam .

c. Balasan

Hal ini di jelaskan dalam QS : Adz Dzariyat 6 yang artinya
" Dan sesungguhnya ad Dien ( hari pembalasan ) pasti terjadi ."
Kata ad Dien dengan arti pembalasan juga dapat dilihat dalam QS : Al Infthar 17 dan QS Al Ma'un 1 .

Berdasarkan makna istilah ini Abu A'la al Maududi menyimpulkan istilah ad Dien memiliki 4 unsur , jika ketiga istilah ini ada dalam pandangan hidup seseorang atau suatu bangsa berarti pandangan hidup itu adalah ad Dien . Adapun ke 4 unsur itu adalah :
1. Puncak kepemimpinan dan dan kekuasaan tertinggi
2. Mentaati dan tunduk kepada kepemimpinan yang tertinggi tersebut .
3 Pandangan hidup / ideologi yang di kendalikan oleh kekuasaan tertinggi tersebut .
4. Balasan ; ganjaran baik bagi mereka yang tunduk dan taat kepada ideologi tersebut . hukuman bagi yang melanggar ideologi tersebut .

Jadi kesimpulan beliau : " Kaslimat dien merupakan istilah yang menunjukkan - nidzomul hayyah - aturan hidup yang dianut oleh seseorang untuk mempersembahkan ketaatannya kepada kekuasaan tertinggi manapun , ketaatannya diatur oleh undang undang . Sehingga ketaatan kepada kekuasaantertinggi tersebut lancar dan melanggar undang undang tersebut di kenakan sanksi ".
Beliau memperkuat kesimpulannya itu berdasarkan dalil QS : AL Ghofir / Al Mukmin 26 yang artinya
" Dan berkata Fir'aun ( kepada pembesar pembesarnya ) : " Biarkanlah aku membunbuh Musa dan hendaknya ia memohon kepada Tuhannya , karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar dien kalian atau menimbulkan kerusakan di muka bumi ."

Ibnu Katsir berkata : " Fir'aun kawatir jika Musa memalingkan manusia dari undang undangnya dan mengganti undang undangnya serta budaya mereka ." Semua oranbg faham dinukum yang dimaksut oleh Fir'aun adalah undang undang Fir'aun . Jika Musa berhasil dalam dakwahnya ia akan mengganti aturan Fir'aun . Dan inilah yang dikhawatirkan Fir'aun .

Jadi jika ada kekuasaan tertinggi yang mengharuskan orang untuk tunduk kepadanya dan memaksakan sebuah ideologi kepada seseorang , dimana orang yang tunduk kepada aturan yang di buat oleh penguasa tertinggi tadi akan di berikan aplaus ( penghargaan ) atau minimal orang itu di anggap baik , sedangkan yang melanggar akan dikenakan sanksi , maka itulah ad Dien .

Sebagai contoh Islam adalah ad Dien . Karena ada kekuasaan yang mengatur yaitu ( Allah Azza Wajalla ) Ada keharusan untuk tunduk kepada kekuasaan tertinggi tersebut ( Allah Ta'ala ) . Ada aturan yang / ideologi yang di buat dan dikendalikan oleh penguasa tertinggi ( yaitu syareat Islam ) . Dan ada berbagai macam janji termasuk pahala bagi siapa yang mengikuti aturan / ideologi Islam , juga sanksi serta ancaman bagi siapa saja yangmel;anggar aturan Islam .

Setiap pandangan hidup atau ideologi berpotensi menjadi ad Dien . Jika sebuah ideologi atau pandangan hidup memiliki ke 4 unsur diatas , bisa diartikan ia adalah ad Dien selain Islam .
Demokrasi atau sekulerisme misalnya , keduanya adalah dien selain Islam . Demokrasi atau sekuler terdapat dewan tertinggi yang wajib di taati , ada aturan yang di buat dan dikendalikan oleh kekuasaan tertinggi tersebut , ada ganjaran bagi yang mematuhinya dan sanksi bagi yang melanggar .

Berikut Perbandingannya

1. Dien Islam
kekuasaan tertinggi ( di tangan Allah dan RosulNya ) . Ketundukan dan ketaatan ( harus tunduk pada aturan Islam ) . Undang undang ( Syareat Islam ) . Sumber aturan ( wahyu yaitu Al Qur'an , As Sunah , Ijma' Ulama' Islam dan Qiyas ) . Balasan dan sanksi ( taat : Jannah dan janji janji lainnya melanggar : Neraka dan ancaman lainnya atau hudud ) . Sifat ideologi ( tauhidi , tauqifi atau paketan , tsabit atau baku dan syumuliyah atau menyeluruh )

2. Dien Demokrasi / Dien sekuler
Kekuasaan tertinggi ( di tangan DPR , MPR , Penguasa dan suara terbanyak ) . Ketundukan dan ketaatan ( harus tunduk kepada aturan MPR , Presiden , dll ) . Undang undang ( undang undang positif yang di buat manusia ) . Sumber aturan ( Hasil sidang , dekrit , dll , agama sebagai salah satu sumber hukum bukan satu satunya sumber hukum ) . Balasan dan sanksi ( yang taat di biarkan diacungi jempol , penghargaan , yang melanggar penjara , ancaman teror , dll ) . Sifat ideologi ( bebas relatif dan tidak menyeluruh )

3 . Dien Nasrani
Kekuasaan tertinggi ( ditangan Allah dan pendeta ) . Ketundukan dan ketaatan ( klaim tunduk pada aturan Allah ) . Undang undang ( ketetapan dalam Injil ) . Sember aturan ( wahyu yang sudah tidak orisinil lagi ) . Balasan dan sanksi ( klaim meyakini Surga dan Neraka ) . Sifat ideologi ( Trinitas ) .

Semoga yang sedikit ini dapat menjadikan manfaat untuk diri kita dalam berjalan menuju Allah di dunia ini . Wallahu a'lam bish showab .








Rabu, 06 Oktober 2010

SUNNAH TADAAWUL (Pergiliran)

Sesungguhnya di alam semesta berlaku hukum Allah yang dikenal dengan sunnah tadaawul, hukum pergiliran. Kemenangan dan kekalahan, kejayaan dan kehancuran, terbit dan tenggelam suatu peradaban dipergilirkan diantara sesama manusia. Allah berfirman di dalam ayatnya :

Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Alah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (Ali 'Imran 140)

Di dalam Syarh Sahih Bukhari oleh Ibn Bathal dikisahkan bahwa suatu saat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus salah seorang sahabat beliau Dihyah al-Kalbiy radhiyallahu 'anhu mengantarkan surat kepada kaisar Romawi Heraklius berisi seruan dakwah. Bertepatan dengan itu Abu Sufyan bin Harb dalam perjalanan dagang ke wilayah romawi, waktu Abu Sufyan masih musyrik. Diundangnya Abu sufyan ini oleh raja Heraklius untuk crosschek infomasi perihal keadaan yang berkirim surat dakwah kepadanya dengan menanyai orang yang belum mengikuti ajakannya. Abu Sufyan menjawab jujur pertanyaan Heraklius karena merupakan aib bagi orang terhormat pada masa itu untuk berdusta. Salah satu item soal yang ditanyakan oleh Heraklius yakni tentang bagaimana keadaan peperangan yang terjadi :


Bagaimana keadaan peperangan antara kalian dengan dia (maksudnya Rasululah)?

Peperangan antara kami dengan mereka merupakan kompetisi, kadang mereka mengalahkan kami, kadang kami mengalahkan mereka.


Uniknya Heraklius justru menimpali pernyataan Abu Sufyan bahwa memang begitulah situasi pertempuran antara nabi pembawa risalah dengan musuh-musuhnya. Tak selamanya menang terus semata-mata karena berkedudukan sebagai pembawa kebenaran yang layak ditolong oleh Rabb-nya.

Heraklius penguasa Romawi Timur itu ternyata pahan sunnah pergiliran itu. Uniknya lagi, dia juga meyakini jika memang benar dia seorang Nabi, maka kekuasaannya akan sampai ke bumi yang diinjaknya (dikuasainya) saat itu.


Jika (informasi mengenai Nabi baru) yang kamu katakan itu benar, maka dia akan menguasai tempat berdiri kedua telapak kaiku ini.


Sejarah mencatat, pada masa pemerintahan Al-Faruq 'Umar bin Khaththab kekuasaan Heaklius di wilayah Syam tumbang, dan ibu kota Romawi Timur dipindah ke konstantinopel.


Dimensi Waktu dalam Sunnah Tadaawul tersebut

Sunnah pergiliran tersebut dalam perjalanannya selalu berkaitan dengan dimensi waktu yang berjalan secara absolut. Manusia tidak seyogyanya menyesali dan mencela kekalahan ketika sedang ditaqdirkan diselimuti kekalahan. Ya,... sebab Ad-Dahr (masa waktu) di tangan Allah, Dialah yang menciptakan, menguasai dan mengatur pergantian siang-malam, Allah-lah yang mempergilirkan kejayaan dan kekalahan diantara manusia.

Ada hikmah besar pada pergiliran kekalahan-kemenangan tersebut. Allah mengambil sebagian ummat Islam dengan kekalahan secara fisik tersebut sebagai syuhada. Dia menguji dengan sunnah pergiliran tersebut agar orang yang beriman memaksimalkan usaha dalam mengambil sebab-sebab kemenangan, karena sekalipun dien islam adalah dienullah, namun dien itu diperuntukkan bagi manusia. Penegaknya dan pemenangnya dengan cara-cara manusia, tidak dijatuhkan dari langit, seperti pikiran kaum fatalis yang tidak mau berkeringat. Kekalahan juga mendidik orang yang beriman agar tidak menjadi ujub dan sombong. Sebaliknya, tidak seyogyanya dalam kondisi kalah, dan syarat-syarat untuk menang masih jauh, memaksakan diri untuk meraih kemenangan secepatnya.

Ketika umat ini sedang kalah, ibarat perputaran roda, kadang sedang berada disamping dalam perjalanan meluncur ke titik nadir kelemahan, kemudian setelah itu bergerak dari titik nadir itu untuk menanjak meniti jalan ke arah kejayaannya. Tentu diperlukan waktu, tidak jarang pula waktu yang diperlukan cukup lama. Usaha untuk menemukan jati diri dan sebab-sebab kemuliaan, merumuskannya, membuat rancana dan menapaki rencana tersebut, menghadapi jatuh bangun dalam mewujudkan rencana tadi, hingga akhirnya Allah mempercayai untuk menyandang kemuliaan. Waktu yang tidak sebentar, kadang sampai beberapa generasi. Lepasnya Al-Quds ketangan kaum salib, untuk mengembalikannya ke haribaan ummat Islam diperlukan waktu lebih dari 70 tahun, pekerjaan efektif dua generasi. Dengan segala dinamika sepanjang perjalanan untuk meraihnya.


Karakter Permusuhan dalam Hubungan dengan Dimensi Waktu tersebut.

Dalam hubungan dengan dimensi waktu yang dijalani untuk kembali meraih kemuliaan dengan menempuh jalan, memenuhi tuntutan dan menyempurnakan sebab-sebab kemenangan, ada peran beragam. Yang paling penting dati padanya adalah menyadari peran generasi.

Ketika suatu generasi umat telah menyadari keadaan umat Islam pada masa dia ditakdirkan hidup, memahami keadaan musuhnya, tahu posisinya di tengah umat di mana dia bertanggungjawab membawa umat kembali meraih kejayaannya, dia telah mempunyai modal untuk mengambil peran dan tanggung jawab. Yang diperlukan setelah itu adalah meg-ikhlskan diri kepada Allah dan bersungguh-sungguh untuk menunaikan peran generasinya.

Dia harus jujur dan bersungguh-sunggu. Jujur, jika memang kekuatan umat pada semua dimensinya memungkinkan untuk menghadapi musuh di kancah penentuan nasib menag atau kalah, dia memasuki pertempuran itu secara sadar. Bersungguh-sungguh untuk sanggup membayar harga yang dituntut dari pengambilan keputusan atas langkah itu. Jika mendapati umat belum memenuhi persyaratan untuk memasuki kancah pertempuran, harus pula jujur untuk bersedia sabar menjalani hari-hari tertekan melihat musuh yang jumawa memperagakan kedhaliman, sementara yang dapat dilakukan barulah mengambil sebab, memenuhi persyaratan untuk dapat memasuki kancah pertempuran.

Kejujuran dan kemampuan mengukur ini sangat diperlukan ketika dalam posisi memimpin, diikuti orang banyak, agar tidak terjadi langkah gegabah memasuki pertarungan hidup-mati sementara ummat belum siap untuk membayar harganya. Efek yang ditimbulkan dari langkah yang salah perhitungan, tak hanya menjadikan tujuan tujuan meraih al-qohru wal-gholabah (kemenagan dan dominasi) terhenti atau tertunda. Kekalahan dalam pertempuran, berujung kepada luka-luka, tertawam atau terbunuh. Luka-luka dan tertawan dapat berakibat trauma jika belum siap menghadapi hal yang tidak terbayangkan sebelumnya. Yang lebih serius dari itu ketika dalam keadaan tertawan musuh menggunakan kombinasi pendekatan kekerasan fisik dan penggalangan. Efeknya, jika belum siap, menjadi jera terhadap pilihan jalan yang ditempuh, atau jika proses penggalangan musuh berhasil, korban akan dilepas sebagai predator (hama) bagi teman-teman lamanya seperjuangan. Nas-aslullaaha al-'aafiyah. Meski tidak di inginkan, kenyataan pahit ini terjadi.

Jika dalam menghadapi kancah pertempuran itu dilakukan dengan sadar dan penuh perhitungan, jika pun ada kasus seperti tersebut di atas dapat diminimalisir dan dibatasi, tidak menjadi tren umum yang mewabah. Sebab jika keadaan tersebut mewabah, akan menimbulkan penurunan psikologis yang buruk, menurunkan tingkat kepercayaan diri dan kepercayaan ummat kepada abnaa' ashshohwah al-islamiyah.