>

Total Tayangan Halaman

Selasa, 31 Mei 2011

SUTRAH dalam SHALAT



 " Apabila salah seorang dari kalian melakukan shalat , maka shalatlah dengan sutrah , dan mendekatlah kepada sutrah itu . Dan jangan biarkan seorang pun lewat di depannya " ( HR . Ibnu Majah )



Ketika kita sedang shalat dimasjid , kadang kadang kita sering melihat orang sedang shalat menghadap dinding atau tembok . Lalau ada juga sebagian orang yang bertanya tanya , shalat kok menghadap tembok , seperti menyembah tembok saja . Dari sinilah lalu banyak orang yang enggan mendekatkan sesuatu di hadapannya . Dan kadang kadang kita juga menjumpai ada orang yang shalat membelakangi tembok belakang masjid , dan di depannya juga tidak ada pembatas sama sekali .Dan juga banyak orang yang lalu lalang di depan orang yang sedang shalat tanpa merasa bersalah .




Itulah fenomena di masyarakat tentang orang orang yang sedang melakukan shalat , yang mana hal itu sering tidak kita sadari . Mungkin sesuatu yang remeh dan seringnya tidak di perhatikan . Akan tetapi sesuatu yang kelihatannya remeh itu justru malah menjadi penting dan menjadi perhatian kita dengan serius . Marilah kita menimbang mana yang lebih mendekati kebenaran diantara keduanya . Agar kita di dalam mendudukkan satu permasalahan itu menggunakan saatu timbangan sesuai kaidah syara' ( syar'i ) . Maka dalam menimbang satu permasalahan itu haruslah berdasarkan tuntunan sunah Rosulullah Saw . Sedangkan hadits diatas kita jadikan bahan acuan .

Sedangkan hadits diatas di riwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab ash shalat , Bab ad Dunuw min as Sutrah ( mendekat kepada sutrah ) . Sedangkan Imam An Nasa'i menyebutkan hadits tersebut di dalam kitab al Qiblah , Bab al amru bi ad Dunuwi min ash Sutrah . Imam Ahmad bin Hambal juga meriwayatkan di dalam Musnadnya . Sedangkan Ibnu Majah menyebutkan di dalam kitab beliau ash Shalah , bab Indra' Mas Tatha'ta dengan teks yang sedikit berbeda :
" Dari Abu Sa'id r.a , ia berkata , Rosulullah Saw bersabda : Apabila salah seorang diantara kalian shalat hendaklah shalat menghadap sutrah , dan mendekat kepadanya , dan janganlah membiarkan seseorang lewat di depannya . Apabila seseorang lewat di depannya , hendaklah di tolak dengan sekuat tenaga , karena sesungguhnya ia adalah syetan  " .


Pengertian Sutrah


Secara bahasa kata sutrah berarti sesuatu yang di jadikan sebagai pembatas , apapun bentuk pembatas itu .
Secara istilah , sutrah bagi orang yang sedang melakukan shalat adalah apa saja yang terletak atau di letakkan di depannya , baik itu berupa dinding , tiang , tongkat ataupun yang lainnya ketika seseorang hendak mendirikan shalat , yang gunanya untuk mencegah orang lain lewat di depannya saat ia sedang melakukan shalat .
Jadi seseorang sebelum melakukan shalat menyengaja meletakkan suatu benda di hadapannya ( apapun bentuknya ) , yang mana hal itu bertujuan agar orang lain jangan lewat di belakang benda tersebut ( antara benda tersebut dengan dirinya ) . Dan jika tetap ada orang lain yang lewat di depannya ( antara dirinya dengan sutrah tersebut ) maka dirinya haruslah berusaha untuk menghalaunya . Akan tetapi jika seseorang itu lewat di luar sutrah itu , maka hal tersebut tidaklah mengapa .



Hukum Sutrah


Para Ulama' ahli fiqih berbeda bendapat tentang hukum sutrah dalam shalat ini . Ada diantara mereka yang menyatakan atau berfatwa , bahwa hal itu sebuah kewajiban yang harus di lakukan seseorang sebelum mendirikan shalatnya . Dan ada juga yang berfatwa bahwa hal itu hukumnya sunah . Sedangkan yang berpendapat bahwa sutrah itu hukumnya sunah adalah mayoritas para fuqoha' ( ahli fiqh ) , yang mana hal itu berdasarkan beberapa hadits berikut .

" Janganlah engkau shalat melainkan kearah sutrah ( di hadapanmu ada sutrah ) dan janganlah engkau biarkan seorangpun lewat di depanmu . Bila orang itu menolak , maka perangilah , karena bersamanya ada qarin ( setan ) " . ( HR . Ibnu Khuzaimah )

" Hendaklah kalian memasang sutrah di dalam shalat , meskipun hanya dengan sebuah anak panah ". ( HR . ath Thabrani , al Hakim , dan Ibnu Abi Syaibah )

Sedangkan perintah di dalam dua hadits diatas adalah dapat di fafhami sebagai sunah , karena ada hadits yang menunjukkan bahwa Rosulullah Saw pernah shalat tidak memakai sutrah .

" Dari Fadhil bin Abbas , ia berkata , Rosulullah Saw pernah mendatangi kami ketika kami sedang berada di padang pasir . Bersama beliau ada Abbas , lalu beliau shalat di tanah lapang dan di hadapan beliau tidak ada sutrah " . ( HR . Abu Dawud , An Nasa'i dan Ahmad ) . Akan tetapi oleh al Albani di nyatakan dho'if .



Yang Bisa Di jadikan Sutrah Dalam Shalat


Pada prinsipnya yang bisa di jadikan sutrah adalah benda benda yang cukup tinggi , diantaranya tiang masjid , tembok , pohon , tempat tidur , pelana , atau yang lainya .
Yazid bin Ubaid berkata , " Aku datang bersama Salamah bin Akhwa' r.a , lalu ia shalat pada tempat meletakkan mushaf . Maka aku tanyakan kepadanya , ' Wahai Abu Muslim , aku melihatmu memilih shalat pada tiang ini ,' Beliau menjawab : " Aku melihat Nabi Saw memilih shalat di padanya " . ( HR. Bukhari dan Muslim )

Pada hadits tersebut memberikan satu pelajaran yang berharga pada kita , bahwa pada prinsipnya semua amal ibadah ( apapun bentuknya ) haruslah di dasarkan pada dalil ( tidak cuma ikhlas saja ) . Sedangkan orang yang telah melakukan suatu amal perbuatan tentunya ia pasti telah mengetahui dalil dalilnya ( sehingga dia melakukan hal itu ) . Sehingga wajar dan memang seharusnya begitu jika Yazin bin Ubaid r.a ( melihat sesuatu yang baru dari suatu amal ) bertanya kepada Salamah bin Akhwa' ( yang melakukan amalan ) . Bukannya terbalik , seperti hari ini . Orang yang tidak melakukan amalan malah di tanya macem macem . Seharusnya orang yang telah berani melakukan satu amalan tentunya ia telah mengetahui dalil dalil yang membolehkan ia melakukan amalan tersebut . Karena Islam mendidik umatnya untuk melakukan satu amalan berdasarkan dalil atas kesadaran ( hanya ikut ikutan , berdasarkan persangkaannya atau mengikuti kebanyakan orang tanpa tau dalil syar'inya ) .
Itulah pelajaran yang dapat kita petik dari hadits tersebut , disamping menjelaskan akan sutrah .

" Rosulullah Saw bila keluar ketanah lapang untukmengerjakan shalai ied , beliau memerintahkan pelayannya untuk membawa tombak lalu di tancapkan di hadapan beliau . Kemudian beliau shalat di hadapannya , sementara manusia menjadi makmum dibelakang beliau . Dan beliau juga melakukan hal itu di dalam safarnya " . ( HR. Bukhari dan Muslim )



Bolehkah Sutrah Dengan Garis ??


Ada sebagian Ulama' yang berpandangan bahwa garis dapat di jadikan sebagai sutrah , hal itu berdasarkan hadits :
" Apabila salah seorang dari kalian shalat , hendaklah ia menjadikan sesuatu di hadapannya ( sebagai sutrah ) . Bila ia tidak mendapatkan sesuatu hendaklah ia menancapkan tongkat , Bila tidak ada  tongkat , hendaklah ia membuat sebuah garis dan tidak memudharatkannya apa yang lewat di hadapannya " . ( HR . Ahmad , Abu Dawud , dan Ibnu Hibban )

Al Imam al Albani berkata di dalam kitab tamamul Minnah , ' Hadits ini sanadnya dhaif dan tidak shahih ' . Karena itulah ash Shon'ani di dalam kitab Subulus Salam mengatakan ' Adapun sekedar garis di depan orang yang shalat tidaklah cukup dijadikan sebagai sutrah ' .

Sedangkan benda yang boleh dijadikan sutrah adalah benda apa saja yang memiliki ketinggian sekitar 2/3 hasta . Batas ukuran ini berdasarkan hadits Aisyah r.a berkata : " Nabi Saw pernah di tanya dalam perang Tabuk tentang ketinggian sutrah orang yang shalat . Maka beliau menjawab : " Semisal Mu'khiratur rahl " . ( HR . Muslim )

Rosulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga bersabda :
" Apabila salah seorang dari kalian meletakkan semisal mu'khiratur rahl di hadapannya , maka silahkan ia shalat dan jangan memperdulikan orang yang lewat dibelakang sutrah tersebut " . ( HR . Muslim )

Mu'khiratur rahl adalah kayu yang berada di bagian belakang pelana binatang tunggangan , yang di jadikan sebagai tempat sandaran si penunggang binatang tersebut . Para Ulama' menjelaskan tingginya mu'khiratur rahl itu sekitar 2/3 hasta ( satu hasta antara siku dengan ujung jari tengah ) . Itulah bedanya agama yang datangnya dari Allah dengan agama agama buatan manusia . Kalau dien yangberasal dari Allah , pasti telah ada keterangan keterangan secara terperinci dan telah baku yang menjelaskan kepada manusia bagaimana cara melaksanakannya .



Sutrah Bagi Makmum


Sunahnya sutrah adalah bagi orang yang shalat seorang diri dan imam shalat jama'ah . Adapun bagi makmum tidak ada kesunatan untuk meletakkan sutrah , sebab sutrah dalam shalat sudah menjadi tanggung jawab sang imam . Dalil yang menyelisihi hal ini adalah :
" Dari Abdullah bin Abbas r.a ia berkata : " Saya datang dengan mengendarai keledai dan saat itu saya sudah ihtilam ( baligh ) dan Rosulullah Saw sedang melaksanakan shalat di Mina . Maka saya melewati bagian depan shaf , kemudian saya turun , kemudian saya membiarkan keledai makan rumput dan saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatanku tersebut " . ( HR . Bukhari )



Mendekat ke Sutrah


Pada hadits di atas juga memerintahkan kepada kita berusaha untuk mendekat ke sutrah . sedangkan jarak antara orang yang sedang shalat dengan sutrah itu tidak boleh lebih dari 3 hasta , ( 1 hasta = ukuran dari ujung jari tengah hingga siku ) . Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu , ia berkata ; " Aku bertanya kepada Bilal r.a , di manakah Rosulullah  Saw melakukan shalat ketika masuk kedalam Ka'bah ? Bilal menjawab , " Beliau shalat antara beliau dengan tembok sejauh tiga hasta " . ( HR . Ahmad )
Oleh karena itu , jarak tiga hasta itu adalah jarak yg di butuhkan oleh orang yang sedang melakukan shalat untuk rukuk dan sujud .



Permasalahan


Apakah alas untuk sholat ( sajadah orang jawa bilang ) termasuk dari sutrah ?? Dan bagaimana cara lewat ketika ada seseorang yang sedang shalat ?? .

Tidak ada satu keterangan yang menjelaskan bahwa ketika sholat mengharuskan menggunakan alas sholat ( sajadah ) , akan tetapi yang ada adalah bahwa seluruh permukaan bumi ini bisa di jadikan tempat sholat dan hal itu satu kelebihan tersendiri buat Umat Muhammad Saw di banding umat umat sebelumnya . Artinya Kita boleh melakukan sholat di manapun tempatnya tanpa alas sholat atau memakai alas , kecuali 7 tempat yang di larang yaitu di tempat sampah , tempat penyembelihan hewan , di kuburan , di tengah jalan , di kamar mandi , di kandang unta dan diatas bangunan Ka'bah .Akan tetapi Tirmidzi mengomentari hadits tentang larangan 7 tempat yang di larang tersebut adalah sebuah hadits yang sanadnya lemah , begitu pula syaikh Al Albani dan 7 tempat itu perlu adanya penjabaran yang tersendiri . Sedangkan menurut hadits yang marfu' hanya 2 tempat saja yang di larang untuk sujud yaitu di kuburan dan di kamar mandi . Dan Syaikhul Islam mengomentari sanadnya bagus ( larangan di dua tempat tersebut ) . Wallahu 'alam .

Dan alas sholat tersebut bukanlah termasuk sutrah .

Di dalam hadits diatas menjelaskan tentang hikmah di balik menggunakan sutrah yaitu agar shalat seseorang tidak terputuskan oleh syetan . Sedangkan syetan yang di maksut hadits tersebut adalah orang yang lewat diantara orang yang sedang shalat dengan sutrah , sebagaimana hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu Majah .
Dengan demikian , melewati antara orang yang sedang shalat dengan sutrah adalah haram dan pelakunya berdosa . Itu yang perlu di ketahui dan menjadi perhatian yang serius buat kita bersama .
Rosulullah Muhammad Saw bersabda :
" Kalau seandainya orang yang lewat di depan orang shalat itu mengetahui ( keburukan ) apa yang dia dapatkan , maka berdiri menanti empat puluh lebih baik baginya dari pada lewat di depanya " . ( HR . Bukhari dan Muslim )

Dari hadit tersebut bermakna adanya larangan lewat atau berjalan memotong di depan orang yang sedang shalat menggunakan sutrah . Sedangkan jika seseorang lewat di luar sutrah , maka ulama' sepakat tidak ada dosa baginya . Sedangkan jika seseorang yang sedang shalat tidak mengunakan sutrah , maka ia lewat di luar tempat yang di butuhkan untuk shalat ( sebagian ulama' berpendapat sejauh tiga hasta jaraknya ) . Hal itu di lakukan jika seseorang ingin lewat memotong dan jika hal itu memungkinkan untuk lewat . Akan tetapi jika hal itu tidak memungkinkan , maka diam menunggu itu lebih baik . Atau ketika ketika keadaan mendesak , maka hal yang perlu di lakukan adalah jangan sekali kali lewat memotong di depannya , akan tetapi berjalanlah lurus kebelakang ( di sampingnya ) yang mana hal itu lebih selamat bagi kita .

Itulah sekelumit tentang sutrah di dalam shalat , yang mana hal tersebut kurang menjadi permatian umat Islam hari ini . Semoga bermanfaat dan menjadi perhatian kita bersama . Amin


Wallahu 'alam Bisshowwab

Minggu, 22 Mei 2011

ANSHARULLAH

" Hai orang orang yang beriman , jika kamu menolong ( agama ) Allah , niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu " ( QS: Muhammad 7 )








Hari ini mungkin atau sering kita dengar sendiri begitu banyak orang yang bicara Islam . Banyak yang mengatakan Islam itu harus begini ..... tidak harus begitu . Sehingga banyak dari umat Islam yang bingung sendiri . Siapa yang berada di balik kebenaran itu dan siapa saja yang berada di balik kejahatan itu yang mana dengan hal tersebut malah semakin memperkeruh permasalahan .


Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu berkata ( yang artinya kurang lebih ) :
" Janganlah kalian itu melihat satu kebenaran itu dari banyaknya pengikut , akan tetapi telitilah kebenaran itu sebagai suatu kebenaran , niscaya kamu akan melihat siapa saja yang berada di balik kebenaran itu " .
Dari perkataan Ali bin Abi Thalib r.a diatas ternyata benar dengan apa yang terjadi masyarakat hari . Dalam artian kesalahan yang di perbuat seseorang lantas hal itu dialamatkan kepada Islam dan menyudutkan Islam dan umat Islam .


Tuduhan tuduhan yang Di alamatkan Kepada Islam atau Kebenaran


Ada seseorang yang berbincang bincang . " Mas , lihat janda itu , dia telah di ceraikan suaminya " . Orang yang diajak bicara itu setengah kaget dan angkat bicara : " Padahal ibu tersebut itu ramah terhadap semua orang dan putranya juga rajin ke Masjid menjaga sholat lima waktunya ". Karena penasaran lantas orang kedua balik bertanya kepada orang pertama : " Kenapa bisa di ceraikan pak ...? Tanyanya dengan keheranan seakan tidak percaya dengan berita yg di dengarnya " . "  Nah mas ( orang pertama ) , suaminya itu sebenarnya da'i dan selalu keliing kemana mana untuk berdakwah , akan tetapi ia tidak pernah mengurus keluarganya . Ya jadilah begini . Makanya mas jadi orang itu biasa biasa saja , jangan suka menyalahkan ibadah orang lain . Yang netral netral saja . Jadinya ya seperti itu " . kesimpulan orang pertama .

Dari kasus tersebut dan berpedoman dengan perkatan Ali bin Abi Thalib r.a , dapat di tarik kesimpulan bahwa kesalahan yang di perbuat seseorang secara pribadi janganlah lantas menyalahkan dakwahnya secara keseluruhan .Bukankah yang salah hanyalah kesalahan dari personal da'i yang bersangkutan saja dan itupun beritanya belum tentu bisa di pastikan kebenarannya .
Dan itulah karakter dari masyarakat jahiliyah yaitu mencari cari kesalahan para penyeru kebenaran .Lantas dengan kesalahan satu saja yang di perbuat da'i tersebut mengalamatkan bahwa dakwah yang di bawanya itu salah dan menudutkan Islam .

Bukan hanya para da'i yang di perlakukan demikian oleh orang orang jahiliyah , bahkan para Nabi sebelumnya pun telah di perlakukan demikian oleh masyarakat jahiliyah .
" Jika mereka mendustakan kamu , maka sesungguhnya rasul rosul sebelum kamu pun telah di dustkan ( pula ) " . ( QS : Ali Imran 184 )

Tuduhan mereka terhadap Ibundanya Nabi Isa Alaihissalam bahwa Maryam telah berzina .
Tuduhan miring juga dialamatkan kepada Nabi Nuh Alaihissalam . Bahwa pengikut beliau terdiri dari rakyat jelata dan tidak berpendidikan sehinga orang orang jahiliyah menolak dakwah beliau bahkan mencela beliau .
" Kami tidak melihat kamu , melainkan ( sebagai ) seorang manusia ( biasa ) seperti kami , dan kami tidak melihat orang yang mengikuti kamu , melainkan orang orang yang hina dina diantara kami yang lekas percaya saja , dan kami tidak melihat kamu memiliki satu kelebihan apapun atas kami , bahkan kami yakin bahwa kamu orang orang yang dusta " . ( QS : Hud 27 )

Pada QS : Hud 27 tersebut memberikan satu gambaran secara jelas dan gamblang bahwa orang orang jahiliyah di dalam melihat satu kebenaran itu di lihat dari pengikut . Jika yang mengikuti kebenaran itu orangnya dari golongan ekonomi lemah , apalagi sang juru dakwah juga dari kalangan ekonomi lemah pula , maka mereka ( orang orang jahiliyah ) tidak mau menerima kebenaran tersebut ( padahal dalil dalil secara akal dan dalil Qur'ani telah di kemukakan dengan sangat jelas ) toh mereka tak mau menerima . Akan tetapi jika orang orang yang mengikuti kebenaran itu dari orang yang yang ekonominya kuat , berpendidikan tinggi , juga sang juru dakwahnya pun demikian , maka mereka baru mau menerima kebenaran .

Mereka ( orang jahiliyah ) mempunyai satu pemahaman ,jika orang yang yang berpendidikan tinggi dan tingkat ekonominya juga kuat , maka sudah barang tentu mereka tidak bisa di pengaruhi begitu saja ( di samping ekonominya juga sudah mapan di tambah mereka juga bisa berpikiran secara logis ). Dan  jika pengikut kebenaran itu dari orang orang yang ekonominya lemah serta pendidikannya pun rendah , maka sudah barang tentu mau untuk di pengaruhi , dan mau saja di iming imingi sesuatu yang tidak nampak kasat mata . Demikianlah orang orang jahiliyah melihat kebenaran . Dan hal itu akan senantiasa berulang ulang dari waktu ke waktu ( hanya orang orangnya saja berubah ubah , akan tetapi model dan caranya tetap sama ) .

Akan tetapi yang tidak pernah di sadari oleh orang orang jahiliyah adalah bahwa hidayah taufiq itu milik Allah semata , yang Allah berikan kepada siapa saja yang di kehendaki Nya . Sedangkan para juru dakwah hanyalah menyampaikan risalah saja ( tidak lebih ) adapun mereka itu mau menerimanya atau menolak , hal itu bukanlah masalah ( yang penting kebenaran sudah tersampaikan dan mereka sudah mendengar ) . Jika orang orang yang berpendidikan tinggi dan ekonomi kuat tidak mau menerima , maka hal itu di sebabkan karena ke sombongannya saja . Jika sudah demikian keadaanya , maka janganlah di salahkan jika sewaktu waktu adzab Allah itu datang kepada manusia manusia yang ingkar , apakah sekupnya pribadi ( orang yang ingkar tersebut di adzab tidak bisa menerima kebenaran dan orang tersebut tidak mampu melihat letak kesalahannya ) atau sekupnya umum ( entah itu bencana alam atau apa saja ) .
Dan hal itu sudah merupakan sunatullah yang terus berlaku dan tidak akan berubah .

Seseorang yang ingin kembali kepada kehidupan para salafus sholeh secara murni dan berusaha mengamalkan manhaj salaf tersebut mereka cibir . Dalam hal pakaian ( seorang muslimah misalnya ) mereka katakan bahwa hal itu tidak mengikuti mode hari ini yang berlaku . Mereka kritik habis habisan para muslimah tersebut , agar supaya para muslimah mau kembali pada kehidupan jahiliyah seperti mereka . Mau kembali memakai rok mini , mau kembali memmakai celana jins ketat , mau membuka jilbabnya , dls .
Jika seorang muslimah tersebut sedikit saja condong kepada mereka , maka selesailah pertentangan mereka atas muslimah tersebut ( karena sudah bagian dari mereka ) . Dan mereka akan bersikap manis .

Hal itu juga berlaku pada orang laki lakinya . Jika seorang muslim yang ingin mengikuti pakaian secara Islami atau berusaha sungguh sungguh untuk seIslami mungkin kehidupannya dengan  memanjangkan janggut , ( di sunahkan karena untuk menyelisihi orang orang yahudi yaitu memanjangkan janggut dan mencukur kumis ) , ada bekas hitam di jidatnya ( karena seringnya melakukan sujud di hadapan Rabb mereka ) dan memakai celana diatas mata kaki ( karena dalam Islam pakaian yang di bawah mata kaki adalah neraka , baik itu di waktu sholat maupun tidak . Bahkan Umar bin Khatttab r.a menjelang wafatnya beliau masih sempat memperingatkan seseorang yang berpakaian di bawah mata kakinya ) , akan tetapi orang orang jahiliyah menganggapnya agar berhati hati kepada orang tersebut dengan mengatakan " itu pakaian para teroris , oleh karena itu berhati hatilah ...." .

Seorang muslim yang ingin melaksanakan puncak amalan Islam yaitu Al Jihad fie Sabilillah pun tak lepas dari cibiran orang orang jahiliyah . Hanya karena satu kesalahan yang di buat individu orang yang ingin melaksanakan jihad ( caranya saja yang kurang tepat ) lantas mereka ( orang orang jahiliyah ) mengatakan bahwa jihad itu kejam , Islam itu rokhmatal lilalamin , tidak cocok di jadikan jalan untuk menegakkan Islam dan mendiskreditkan ibadah jihad itu sendiri .

Apakah mereka ( orang orang jahiliyah itu lupa atau tidak tau fakta ) banyak umat Islam yang di bantai oleh orang kafir dan sebagian kecil dari umat Islam yang sadar untuk sedikit melakukan perlawanan ( itupun segi kekuatan jauh tidak imbang ) mereka mengatakan ( orang jahiliyah )  kepada orang orang yang melakukan satu pembelaan kepada sesama saudaranya yang muslim di katakan teroris , sedangkan orang orang kafir yang banyak membantai umat Islam tidak di katakan teroris ?? . Oleh karena itu jujur dan adillah dalam melihat keadaan .
Jika jihad bukan satu ibadah yang harus di jalankan , lantas mau dikemanakan QS ; At Taubah , Qs : Al Anfal , QS : Muhammad , QS : Al Mujadillah , QS : Al Mumtahanah , dan masih banyak lagi ayat ayat jihad yang bertebaran di dalam Al Qur'an apalagi di dalam As Sunah . Apakah mau di hapus ayat ayat tersebut ?? .
Jika Islam itu rokhmatallilalamin dan jihad bukan sebagai jalan untuk menegakkan Islam ? Kenapa Rosulullah sendiri melakukan peperangan selama diangkat jadi Rosul sebanyak 27 kali . Apakah mereka tidak pernah membaca sirah Nabawiyah . Juga apakah mereka juga tidak pernah membaca sejarah para khulafa'ur rosidn ?? Abu Bakar r.a memerangi orang orang murtad , Umar bin Khattab r.a banyak mengirimkan pasukannya sehingga Islam itu tersebar hampir 1/3 dunia .

Oleh karena itu jihad merupakan satu ibadah yang harus di laksanakan oleh umat Islam , jihad juga ada tata caranya dan adab adabnya yang telah diatur secara baku ( tidak semaunya sendiri ) . Mengapus jihad sama halnya meragukan keotentikan Al Qur'an dan As Sunah , yang mana hal itu dapat mempengaruhi atau membatalkan 2 kalimat syahadat yang telah kita ikrarkan , karena kita sudah berani mengharamkan apa yang di halalkan oleh Allah . Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : " Barang siapa yang mengharamkan roti ( dhohirnya roti ) maka ia telah kafir " .
Jadi berhati hatilah dalam masalah ini . Janganlah ikut ikutan latah , karena hal itu akan kembali pada diri kita sendiri .

Para Ulama' yang dengan jujur menerangkan duduk perkara tentang jihad , seluk beluknya dan juga menerangkan bagaimana aqidah Islam yang murni itu , juga tidak lepas dari cibiran mereka ( orang jahiliyah ) dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan cuci otak . Padahal di balik itu ada satu upaya agar umat ini tetap dalam keadaan bodoh dan tetap menjadi satu komoditi yang menguntungkan bagi segelintir orang . Jika umat ini sadar dari kebodohannya dan mau bangkit , maka mereka ( orang jahiliyah ) tidak bisa lagi meraup keuntungan dunia lagi .

Jika ada sebagian kecil dari umat ini giat melakukan Amar ma'ruf nahyi munkar , maka hal itu juga tidak lepas dari cibiran orang orang jahiliyah dengan mengatakan " Hal itu melanggar HAM " . Jika sudah tidak ada yang mau melakukan Amar ama'ruf nahyi munkar , maka hal itu menciptakan satu kondisi agar masyarakat tetap dalam kondisi maksiat , sehingga menantang Allah untuk menurunkan adzabNya ( entah apa bentuknya ) . Hal itu juga harus di sadari dan di renungkan .

Oleh karena itu , dari sekian banyak contoh kasus di atas hendaknya kita melihat satu permasalahan itu dengan satu neraca timbangan yang jelas yaitu Al Qur'an dan As Sunah . Dengan menggunakan neraca timbangan Al Qur'an dan As Sunah , maka kita akan melihat satu permasalahan dengan jelas . Meletakkan permasalahan secara proporsional . Kita akan tau siapa siapa yang berada di balik kebenaran dan siapa siapa yang berada di balik kesesatan .


Intanshurullaha yansurkum , wayustabbit aqdaamakum



Di tengah tengah kebingungan umat hari ini , yang mana al haq menjadi samar dan kabur , lalu al batil di poles sedemikian rupa agar tampak baik dan neraca di dalam melihat satu permasalahan sudah terbalik balik , maka Allah Azza Wajalla memanggil kepada orang orang beriman agar menolong agama Allah ( Islam ) .
Pada QS: Muhammad 7 diatas mungkin banyak orang yang bertanya tanya , kenapa Allah Ta'ala melalui ayat tersebut memanggil orang orang beriman untuk menolong agama Nya ( Islam ) ?? .
Maha Suci Allah yang telah menegakan langit tanpa tiang . Allah Ta'ala mampu membuat agama Nya ( Islam ) menang atas dien dien yang lain , walaupun seluruh manusia tidak ada yang mau menjawab seruan Allah dalam QS : Muhammad 7 diatas . Akan tetapi perintah tersebut akibatnya akan kembali pada manusianya sendiri jika mau menjawab seruan Allah dalam ayat tersebut.

Menolong agama Allah dengan apa dan bagaimana caranya ?? . Menolong agama Allah dengan kembali kepada Islam itu sendiri . Allah Azza Wajalla menyeru kepada orang orang beriman agar kepada hukum hukum Allah ( baik itu yang termaktub dalam Al Qur'an maupun dalam As Sunah ) . Seruan untuk kembali kepada aqidah yang lurus dan murni , sebagaimana aqidah yang di fahami oleh para generasi awal Islam ( para sahabat Rosul rodhiyallahuanhum ) . Seruan untuk kembali dari peribadatan sesama manusia kepada peribadatan hanya kepada Allah saja . Dan seruan untuk kembali memikirkan kehidupan akherat ( yang mana seluruh manusia akan berjalan kearah sana dan belum tentu bagaimana nasibnya kelak ) dan tidak terlena dengan kehidupan dunia ( yang mana seluruh manusia pasti akan meninggalkanya ) . Itulah maksut seruan Allah ( intansurullah ) .

Adapun akibat dari memenuhi seruan Allah tersebut adalah Allah akan menolongmu dan meneguhkanmu . Wujud dari pertolongan Allah dalam ayat tersebut adalah Allah pasti akan memberikan satu jalan keluar dari seluruh permasalahan yang di hadapi manusia di dunia ini . Disaat manusia banyak yang bingung di dalam mencari pemecahan masalah kehidupannya di dunia ini , maka orang orang beriman yang bersedia memenuhi panggilan Allah dalam ayat tersebut merasa tenang hatinya ( tidak gelisah dan resah ) , Allah akan memberikan firasat yang tajam dan mempunyai ketepatan dalam memecahkan setiap permasalahan yang di hadapi manusia .
Allah akan meneguhkan kedudukanmu artinya Allah akan menurunkan istiqamah kedalam hati orang orang beriman yang bersedia memenuhi panggilan Allah tersebut .
Di saat orang lain banyak yang bingung di dalam menapaki kehidupan ini , dia merasa tenang ( walaupun permasalahan demi permasalahan datang menghampirinya ) hal itu tercermin di wajahnya ( baik susah maupun senang wajahnya tidak ada perubahan ) .

Dan inilah kenikmatan yang Allah berikan kepada orang orang beriman yang mau memenuhi seruan Allah dalam QS : Muhammad 7 diatas di dunia ini . Itu semua baru posekot atau cicilannya saja . Adapun kontannya besok di akherat kelak . Itulah kenikmatan yang Allah berikan kepada orang orang yang beriman yang mau menolong agama Allah di dunia ini . Kenikmatan apalagi yang lebih besar dari kenikmatan atas pertolongan Allah dan keteguhan iman .
Itulah dienul Islam .

Jika seseorang membahas Islam , pastilah tidak lepas dari 3 pembahasan . Membahas seputar aqidah ( bagaimana aqidah yang lurus dan benar itu ) atau membahas seputar ibadah ( bagaimana cara beribadah kepada Allah yang pas dan benar itu ) atau membahas seputar akherat ( bagaimana nasib manusia dan mau kemana manusia setelah mati ) .
Oleh karena itu orang orang kafir hari ini ( baik itu dari golongan ahli kitabnya , orang musyriknya atau orang orang munafik ) berusaha dengan sungguh sungguh ( mengerahkan seluruh potensinya ) untuk mengaburkan 3 hal itu . Mengaburkan bagaimana aqidah yang lurus dan murni itu ? mengaburkan dari makna ibadah yang benar itu ? dan mengaburkan akan akherat .
Jika ada seseorang yang berusaha dengan jujur dan sungguh sungguh menjelas 3 hal itu , maka mereka ( orang orang jahiliyah ) menyebutnya sebagai program cuci otak !.
 Intanshurulah yanshurkum wayutsabitaqdamakum , mau apa tidak kita memenuhi seruan Allah tersebut .

Intanshurulah yanshurkum wayutsabbit aqdamakum hari ini bukanlah masalah yang remeh . Akan tetapi harus menjadi perhatian dan keseriusan kita , karena orang orang jahiliyah hari ini ada satu upaya ingin merampas nasib kita besok di akherat , akan tetapi banyak dari umat Islam sendiri yang tidak faham akan makar makar tersebut . Pada ayat tersebut Allah Azza Wajalla memanggil orang orang beriman untuk kembali memikirkan bagaimana nasibnya kelak di akherat dengan kembali pada diennya yaitu Islam . Pada ayat tersebut Allah memanggil dengan penuh kelembutan , yang mana Allah sedikitpun tidak mempunyai kepentingan sedikitpun di dalamnya , akan tetapi itu semua demi kepentingan manusianya sendiri .

Intanshurullah yanshurkum wayutsabit aqdamakum Seberapa besar kesungguhan kita di dalam mencari kebenaran Islam ( di dalam kita bertolabul ilmi ) , maka sebesar itu pulalah kita akan mendapatkannya ( walaupun kesungguhan yang telah kita lalui itu dalam jangka waktu yang lama ilmu yang kita dapat tidaklah langsung banyak , akan tetapi ilmu yang kita serap itu dari sedikit demi sedikit ) . Dan seberapa besar kesungguhan kita di dalam melaksanakan ilmu ilmu Islam yang telah kita serap itu di dalam keseharian kita , maka sebesar itu pula Allah akan menurunkan kefahaman akan Islam itu sendiri ( kefahaman akan hakekat dienul Islam ) .
Walaupun banyak dari ayat ayat Al Qur'an dan banyak dari hadits sering kita baca dan sering kita dengar , akan tetapi hal tersebut tidak pernah kita praktekkan dalam kehidupan kita , maka ayat ayat tersebut tidak akan memberikan manfaat apa apa , kita tidak pernah akan faham maksud dari ayat ayat yang sering kita baca dan kita dengar itu , dan hal itu hanyalah sebagai konsumsi otak belaka .
Akan tetapi mana kala kita mau bersungguh sungguh mengamalkan satu dua ayat yang telah kita baca dan sering kita dengar itu dalam kehidupan sehari hari kita dan kita tau akibat akibat yang akan kita terima dari melaksanakan ayat ayat itu ,lalu kita tetap melaksanakannya dan sabar , maka pada saat itulah Allah akan menurunkan kefahaman pada kita akan hakekat ayat tersebut . Begitu seterusnya .

Oleh karena itulah mengapa para sahabat Rosul rodhiyallahu 'anhum hanya mencukupkan 10 ayat saja di setiap kesempatan dan tidak menambahnya serta tidak banyak bertanya ( karena dengan memperbanyak ayat dan memperbanyak bertanya akan menambah beban mereka ) . Setelah mereka bisa merealisasikan 10 ayat tersebut di dalam kesehariannya barulah mereka menambah ayat ayat lagi ( untuk di hafalkan dan di laksanakan ) .Dan jika mereka ( para sahabat ) menjumpai satu permasalahan dan mereka tidak tau ilmunya , maka mereka diam ( mereka takut hal itu mendahului Allah dan RosulNya ) tidak banyak berkomentar , sehingga permasalahan itu di bawa di hadapan Rosulullah Saw . Dengan melakukan hal tersebut sudah barang tentu para sahabat rodhiyallahu 'anhum lebih faham akan dienul Islam .
Bandingkan dengan umat Islam hari ini , jauh panggang dari api .
Untuk tolabul ilmi saja , banyak yang tidak sempat ( dengan berbagai alasan ) bagaimana mau pandai . Sudah itu untuk mau melaksanakan syareat Islam saja banyak yang maju mundur - maju mundur , bagaimana ingin faham hakekat Islam . Dan di perparah dengan jika muncul permasalahan , sudah tidak tau ilmunya , tidak mau mengembalikan permasalahan itu kepada Allah dan Rosul Nya malah berkomentar sendiri sesuai akal dan nafsunya sendiri sendiri , maka sudah sewajarnya jika permasalahan demi permasalahan datang dan bertumpuk tumpuk mendera umat di negri ini .

Dan akhirnya Intanshurullah yanshurkum wayutsabit aqdamakum Allah Azza Wajalla tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum tersebut mau merubah dirinya sendiri . Mulailah dari diri kita sendiri untuk memenuhi seruan panggilan Allah dalam QS : Muhammad 7 , sebelum nafas sampai kerongkongan , mumpung masih dikaruniai kesehatan dan waktu luang dan tidak ada kata terlambat dalam beramal sholeh .........





Wallahu 'alam Bisshowwab



Rabu, 11 Mei 2011

Perang Terorisme , Fitnah Duhaima' dan Perang Semesta



" Kalian akan memerangi Jazirah Arab , maka Allah akan menaklukkannya untuk kalian . Kemudian kalian akan memerangi bangsa Persia , maka Allah akan menaklukkannya untuk kalian . Kemudian kalian akan memerangi bangsa Romawi , maka Allah akan menaklukkannya untuk kalian . Kemudian kalian akan memerangi Dajjal , maka Allah pun mengalahkanya untuk kalian " . ( HR . Muslim )



Kalau kita lihat , peperangan yang kini sedang berlangsung , tidak hanya bergejolak di satu titik saja akan tetapi telah menyebar dalam sekala luas dan masif , beruntun tanpa kepastian kapan berakhirnya . Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim yang mengakui Nubuwah Nabi Saw , tentunya kita merasa tergerak untuk mencari tau dan menyelidiki apa sebenarnya yang terjadi hari ini ??


Dengan merujuk kepada referensi Islam , meneliti dengan seksama kalimat kalimat ke nabian Muhammad Saw ketika membicarakan persoalan fitnah akhir zaman . Dengan mengetahui runtutan peristiwa dan korelasinya dengan hadits hadits Nabi Saw , paling tidak kita akan mengetahui dan menjadi sadar bahwa kita hari ini hidup di deretan generasi akhir zaman yang penuh dengan fitnah .sehingga muncul pada diri kita untuk melakukan satu upaya melakukan perbaikan diri dan kualitas iman kita demi melihat tanda tanda akhir zaman yang bersesuaian dengan berita Rosulullah Saw .
Oleh karena itu kami mengajak pembaca untuk mencoba menyelami peristiwa peristiwa yang mengglobal akhir akhir ini . Terutama fitnah kedzaliman yang dialamatkan kepada kaum muslimin hampir di seluruh penjuru dunia . Dengan begitu kita menjadi semakin cermat melihat situasi dan bijak saat harus bersikap ( mendudukkan satu permasalahan secara proporsional ) .

Genderang Perang Salib telah lama di tabuh . Perang antara thoghut , penindas rakyat dengan rakyat yang anti tirani sedang bergejolak di Timur Tengah . Kaum Musyrikin Syi'ah telah lama mulai bergerak membentuk Persia Raya . Mereka telah lama berjibaku dengan orang orang Yahudi untuk menghantam Umat Islam . Di sana ada Nubuwah menjelaskan ; nanti diakhir zaman akan terjadi perang semesta ; Umat Islam akan memerangi tiga musuh besarnya ; Arab yang  telah keluar dari ideologi Islam , Persia , dan Romawi ( kristen ) . Selain itu Umat Islam juga akan memerangi Bangsa Yahudi .

Benarkah kekafiran demokrasi dan loyalnya pemimpin Arab ke kubu orang orang kafir dalam memerangi ' terorisme ' , kesyi'ahan bangsa Iran ( persia ) dan di tabuhnya perang melawan terorisme oleh barat Kristen merupakan tangga " Menuju Perang Semesta " di akhir zaman ...??

Jika kita melihat catatan lama , perang melawan terorisme menandai babak baru penindasan terhadap kaum muslimin di era modern setelah George Bush mengumumkan kepada dunia , War On Terorism , perang melawan terorisme . Di sana dengan gamblang dan jujur Bush menyatakan , " This is Crusade , This Will take a Long time " . Ini perang Salib , perang yang memakan waktu yang sangat panjang . Sebagai bukti keyakinanya ini bahwa ini merupakan perang ideologi ( yang mana banyak umat Islam yang tidak mencermati kata kata Bush ) bahwa ia menegaskan kepada dunia untuk memilih salah satu dua opsi yang di tawarkan , " You either With us , or with them , again us " . Kamu bersama kami , atau bersama mereka , sebagai musuh kami . Tidak ada pilihan ketiga .

Pada pernyataan tersebut Bush mengajari akan bagaimana menerapkan aqidah Al Wala' wal Baro' ( kecintaan atau  loyalitas dan kebencian atau berlepas diri )  itu secara benar . Ikut persama kami ( yang kafir ) atau berada bersama mereka ( muslim ) yang harus kami perangi ! .

Apakah perang melawan terorisme hari ini termasuk fitnah Duhaima' sebagaimana hadits Rosulullah Saw ? Lalu apa kaitannya dengan perang semesta yang akan terjadi pada akhir zaman ?? Rosulullahh Muhammad Saw bersabda :
Dari Abdullah bin Umar r.a bahwasanya ia berkata , " Suatu ketika kami duduk duduk di hadapan Rosulullah Saw membicarakan soal berbagai fitnah , beliau pun banyak bercerita mengenainya . Sehingga beliau juga menyebut tentang Fitnah Ahlas . Maka seseorang bertanya : ' Apa yang di maksut dengan fitnah ahlas itu ? ' Beliau menjawab : ' Yaitu fitnah pelarian dan peperangan . Kemudian Fitnah Sarra' , kotoran atau asapnya berasal dari bawah kaki seseorang dari Ahlubaitku , ia mengaku dariku , padahal bukan dariku , karena sesungguhnya waliku hanyalah orang orang yang bertaqwa . Kemudian manusia bersepakat pada seseorang seperti bertemunya pinggul di tulang rusuk . Kemudian Fitnah Duhaima' yang tidak membiarkan ada seseorang dari umat ini kecuali di hantamya . Jika di katakan : ' Ia telah selesai ' , maka ia justru berlanjut , di dalamnya seseorang pada pagi hari beriman , tetapi pada sore hari menjadi kafir , sehingga manusia terbagi menjadi dua kemah ( kubu ) , kubu keimanan yang tidak mengandung kemunafikan  dan kubu kemunafikan yang tidak mengandung keimanan . Jika itu sudah terjadi , maka tungulah kedatangan Dajjal pada hari itu atau besoknya " . ( HR . Abu Dawud )

Tentang Fitnah Ahlas ini , sbagian ada yang berpendapat bahwa , ia sudah terjadi semenjak zaman para sahabat , dimana Al Faruq ' Umar bin Khattab r.a ' adalah merupakan dinding pembatas antara kaum muslimin dengan fitnah ini , sebagaimana yang di terangkan Nabi Saw ketika beliau berkata kepada Umar bin Khattab r.a : " Sesungguhnya antara kamu dan fitnah itu terdapat pintu yang akan hancur " . ( Bukhari dan Muslim ) .
Sabda Rosulullah ini memang benar benar terjadi , dimana ketika Umar beru saja meninggal dunia , hancurlah pintu tersebut dan terbukalah fitnah ini terhadap kaum muslimin dan tidak pernah berhenti sampai sekarang .

Adapun Fitnah Sarra' , Imam Ali Al - Qaari menyatakan ; yang di maksud dengan fitnah ini adalah nikmat yang menyenangkan manusia , berupa kesehatan , kekayaan , selamat dari musibah dan bencana . Fitnah ini di sambungkan dengan Sarra' karena terjadinya di sebabkan oleh kemaksiatan , karena kehidupan yang bermewah mewah yang hal tersebut menyenangkan musuh dalam artian umat Islam jadi terlena dengan kehidupan tersebut sehingga apabila agamanya di hina tidak ada sedikitpun terdetik di hatinya untuk membelanya ( jika dirinya , keluarganya di hina , golongannya atau benderanya di hina ia akan cepat naik darah . Akan tetapi jika pada gilirannya Allah dan RosulNya di hina , Islam di hina dan di lecehkan , banyak darah kaum muslimin yang tertumpah sia sia ia diam seribu bahasa , sedikitpun tidak ada pembelaan sampai do'apun tidak ) . Demikian Imam Ali Al Qaari menjelas fitnah tersebut . ( Fitnah Sara' ) .

Sedangkan Fitnah Duhaima , kata duhaima' merupakan bentuk tasghir ( pengecilan ) dari kata dahma' yang artinya hitam kelam dan gelap . Fitnah ini akan meluas mengenai seluruh umat ini . ( 'Aunul Ma'bud 11/310-311 )
Ada beberapa ciri khusus fitnah duhaima' yang tidak di miliki oleh fitnah sebelumnya .
1. Fitnah ini akan menghantam seluruh Umat Islam ( lebih khusus lagi bangsa Arab ) . Tidak seorangpun yang akan terbebas dari fitnah ini .Rosulullah menggunakan lafazh " lathama ' yang bermakna menghantam atau memukul bagian wajah dengan telapak tangan . Kalimat ini merupakan gambaran sebuah fitnah yang sangat keras dan ganas .
2. Fitnah ini akan terus terjadi dan tidak di ketahui kapan akan berakhirnya . Bahkan ketika manusia ada yang berkata bahwa fitnah itu sudah berhenti , maka yang terjadi justru sebaliknya ; ia akan terus terjadi dan sulit di prediksi kapan berhentinya . Inilah maksut ucapan beliau : Jika dikatakan  : ' Ia telah selesai , maka ia justru berlanjut .

3. Efek yang di timbulkan oleh fitnah ini adalah munculnya sekelompok manusia yang di waktu pagi hari masih beriman , namun di sore hari telah menjadi kafir ( begitu sebaliknya ) .Begitu dahsyatnya fitnah ini dapat mencabut keiman seseorang dalam hitungan satu hari saja .
4. Beliau juga menjelaskan bahwa proses terjadinya kemurtadan pada sebagian umat yang begitu cepat akan terus berlangsung pada waktu yang tidak di ketahui . Sedangkan puncak dari kejadian itu adalah terbelahnya manusia dalam dua kubu ; kelompok iman yang tidak tercapur dengan kemunafikan dan kelompok munafik yang tidak memiliki keimanan sedikitpun .

Kita lihat fakta di lapangan hari ini , bahwa Fitnah Terorisme memiliki beberapa kesamaan sifat dan ciri dengan fitnah duhaima' . Fitnah Terorisme juga memakan waktu yang sangat panjang . Dulu orang memperkirakan hanya akan memakan waktu sekitar 6 tahun saja , akan tetapi hingga saat ini juga masih berlangsung .

Ciri fitnah duhaima' selanjutnya ,menjadikan manusia mudah murtad . Demikian pula fitnah terorisme hari ini yang dengan mudahnya orang melakukan kemutadan . Sedangkan kemutadan yang paling mencolok dari fitnah terorisme hari ini adalah loyalitas kepada orang orang kafir serta tolong menolong dengan mereka dalam memerangi umat Islam . Sehingga Umat Islam terpecah menjadi dua kubu ; Kubu mukmin dan kubu munafik . Yang mungkin kubu munafik ini adalah setiap orang yang mengaku muslim tetapi tunduk dan suka rela bekerja sama dengan orang kafir ( baik itu di lakukan dengan lesannya saja maupun dengan seluruh potensi yang di miliki dia kerahkan ) .


Perang dengan Yahudi


George Bush dalam beberapa catatan termasuk anggota elit Brothe Hood of Snake ( sebuah organisasi Yahudi ) . Demikian juga Obama , menurut banyak catatan para peneliti , Obama adalah kader Yahudi yang di siapkan sebagai tanduk perlawanan terhadap Islam . Seorang mantan jubir Zionis , Abner Mivka berkata , " Obama adalah Presiden Yahudi pertama Amerika ".
Jika kita melihat para pelopor perang terhadap Islam adalah kader kader Yahudi , muncul sebuah pertanyaan , akankah perang melawan terorisme ini menjadi tangga menuju perang akhir zaman yang mana pernah di singgung oleh Rosulullah Saw ?
" Kiamat tidak akan terjadi hingga kaum muslimin memerangi Yahudi . Kaum muslin akan bersungguh sungguh memerangi Yahudi , hinga mereka bersembunyi di balik batu dan pohon . Maka batu dan pohon berteriak ,' Wahai muslim , wahai hamba Allah , ini ada Yahudi di belakangku , kemarilah bunuhlah dia '. Kecuali pohon Ghorqod ( yang tidak turut berteriak ) karena ia adalah pohon Yahudi " . ( HR . Muslim )

Dari hadit tersebut kayaknya ada benarnya karena hari ini , di negri Zionis ( Israel ) sendiri sedang di giatkan menanam pohon Ghorqod . Yang mana mereka orang Yahudi percaya akan kebenaran nubuwah kenabian , sehingga mereka mempersiapkanya sedini mungkin . Akan tetapi banyak Umat Islam yang tidak menyadari hal itu .


Perang Semesta ( Al Malhamah Al Kubro ) 



Puncak peperangan yang akan terjadi menjelang hari kiamat adalah perang semesta atau perang armagedon ( yang oleh holywood di belokkan maknanya dan pengertiannya tentang perang ) . Rosulullah Muhammad Saw mengistilahkan dengan al Malhamah al Kubro yaitu perang terdahsyat . Dalam sebuah hadits yang panjang Rosulullah Saw menjelaskan peristiwa ini
" Kalian ( kaum muslimin ) akan mengadakan perdamaian dengan Bangsa Rum dalam keadaan aman . Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu musuh di belakang mereka . Maka kalian akan selamat dan mendapatkan harta rampasan perang . Kemudian kalian akan sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan berbukit bukit . Maka berdirilah seorang laki laki dari kaum Rum lalu ia mengangkat tanda Salib dan berkata , ' Salib telah menang ' . Maka datanglah kepadanya seorang lelaki dari kaum muslimin , lalu ia membunuh laki laki Rum tersebut . Lalu kaum Rum berkhianat dan terjadilah peperangan , dimana mereka akan bersatu menghadapi kalian di bawah 80 bendera , dan di bawah tiap tiap bendera terdapat dua belas ribu tentara ". ( HR . Ahmad , Abu Dawud , dan Ibnu Majah )

Dan Rosulullah juga bersabda ,
" Kalian akan memerangi Jazirah Arab , maka Allah akan menaklukkannya untuk kalian . Kemudian kalian akan memerangi Bangsa Persia , maka Allah menaklukkannya untuk kalian . Kemudian kalian akan memerangi Bangsa Romawi , maka Allah menaklukannya untuk kalian . Kemudian kalian akan memerangi Dajjal , maka Allah pun mengalahkannya untuk kalian ". ( HR. Muslim )
Mungkin dari hadits kedua tersebut banyak dari kita seakan tidak habis pikir dan timbul pertanyaan , kenapa Arab harus di perangi ?? ( padahal Islam berasal dari sana yaitu Bangsa Arab ) padahal , hari ini sepertinya Arab adalah Negri negri yang sangat Islami .

Beberapa penulis kontemporer mencoba menjawab dari hadits tersebut ( yang tentunya di lihat dengan realitas di lapangan dan membuat satu kesimpulan akan kebenaran hadits tersebut dan kebenaran nubuwah kenabian ) bahwa negara negara Arab telah di kuasai oleh undang undang kafir dan loyal terhadap orang orang kafir . Oleh sebab inilah Arab di berangi .
Fakta di lapangan pun mengarah kesana . Banyak para ulama' yang aqidahnya lurus dan vokal dalam menyuarakan kebenaran di penjarakan oleh rezim setempat ( di penjara penjara rahasia ) . Perang terhadap terorisme pun mereka bergandeng tangan dengan orang kafir , padahal sejatinya hal itu dilakukan agar pemerintahannya itu tidak di goyang dan di lengserkan oleh orang orang yang aqidahnya lurus ( agar seluruh syareat Allah tegak di muka bumi ) . Sedangkan kesalahan awal yang di perbuat pemimpin arab dan berbuntut hingga hari ini adalah mengundang kekuatan kafir masuk kejazirah Arab ketika perang Irak Kuwait . Sehingga sampai sekarang sedikit demi sedikit kerusakannya kian kelihatan . Kalaupun hukum Islam masih ada dan berjalan itupun hanya sebagian kecil saja dan untuk menutupi kebobrokan yang ada di dalamnya .

Ada sebagian ulama' kontemporer mencoba memberikan analisanya tentang di peranginya Bangsa Persia . Kita lihat peta yang berada di dalamnya ( tergabung bangsa Persia ) . Di sana ada Negri Irak , Iran , Bahrain dan  Libanon . Mengapa mereka di perangi ?? Karena mereka menganut aqidah Syi'ah . Yang mana para Ulama' salaf dan menurut aqidah ahlus sunah wal jama'ah syi'ah bukan bagian dari Islam dan sudah keluar dari Islam , serta tidak termasuk kedalam 73 golongan ( yang mana Rosulullah mengisyaratkan bahwa besok Umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan ) . Oleh karena itu kenapa jika kita lihat di media bahwa mujahidin yang ada di Irak ikut melibas orang orang Syi'ah sebagaimana mujahidin melibas orang orang kafir , karena syi'ah adalah sekte tersendiri di luar Islam ( dengan mengatas namakan Islam ) .
Yang mana sekarang ini mereka ( orang orang Syi'ah ) sedang menggalang kekuatan membentuk Persia Raya ( sebagaimana orang Yahudi juga membentuk Israel Raya karena mereka meyakini kebenaran nubuwah kenabian dan hal itu bakal terjadi ) .

Sedangkan Bangsa Rumawi yang akan berdamai dengan Umat Islam nantinya adalah Amerika dan Barat . Yang hal tersebut bersifat sementara , yang pada akhirnya juga akan berperang dengan mereka , yang mana hal itu terus berlangsung hingga turunnya Dajjal dan Umat Islam memerangi Dajjal .
Demikianlah uraian dari makna hadits di atas yang di tegaskan oleh Syeikh Muhammad Hasan .

Berbagai analisa tersebut muncul bersamaan dengan di tabuhnya genderang perang melawan terorisme dan juga gejolak di Timur Tengah akhir akhir ini . Namun satu hal yang harus di yakini bersama bahwa di akhir zaman nantinya , Umat Islam akan selalu komitmen dengan dakwah tauhid dan jihadnya akan memerangi orang orang Yahudi , Arab Persia serta Romawi ( negara negra barat yang kristen ) . Yang mana perang ini bersifat semesta ( internasional ) bukanlah regional .

Maha Suci Allah dan Maha Rokhman RokhimNya Allah yang telah menurunkan Islam sebagai aturan hidup untuk seluruh manusia yang hidup dimuka bumi , yang mana di dalamnya Allah Azza Wajalla juga menurunkan syareat Jihad . Bagaimana perang itu , kapan harus berperang , kapan harus genjatan senjata , dan bagaimana dan apa saja adab adab di dalam peperangan itu , yang kesemuanya itu Islam telah mengatur dengan tertib dan rapi , karena jihad merupakan satu ibadah , yang mana syarat dari ibadah adalah mematuhi aturan dalam beribadatan itu .
Apa jadinya umat manusia jika Islam tidak menurunkan syareat Jihad , maka kesewenang wenangan yang berlaku di muka bumi , perang dengan menghalalkan cara dan akan berujung pada kehancuran manusia itu sendiri .



Wallahu 'Alam Bisshowwab


Selasa, 03 Mei 2011

SYUKUR



Seorang manusia hanyalah berjalan di atas ujian yang telah Allah tetapkan atas dirinya itu . Apakah ia di berikan kelapangan rizki , maka hal itu satu ujian bagi dirinya untuk bersyukur . Apakah ia di karuniai kesempitan , maka hal itu juga merupakan satu ujian pula bagi dirinya bagaimana dia bersabar atas hal itu .




Di dalam kehidupan sehari hari , kata syukur sering kali kita dengar dan pernah kita lakukan . Kata syukur juga erat hubungannya dengan kata sabar , ibarat mata uang , di satu sisinya tertulis kata syukur dan di sisi yang lain tertulis kata sabar , yang mana hal itu tidak mungkin terpisahkan .
Apakah kata syukur itu cukup di ucapkan di bibir dengan mengatakan Alhamdulillah saja ?? Atau merealisasikan wujud dari rasa syukur kita atas nikmat yang telah kita terima dari Allah Ta'ala itu dengan memberikan sesuatu ( makanan mungkin ) kepada tetangga dekat kita ?? Atau bagaimana seharusnya mendudukkan syukur itu sesuai dengan syareat ?



Kata syukur secara garis besar dan dengan bahasa mudahnya adalah : suatu istilah untuk mengetahui nikmat , karena dengan mengetahui nikmat merupakan satu jalan untuk bisa mengetahui pemberi nikmat ( dalam hal ini adalah Allah Azza Wajalla saja Dzat Yang Maha Pemberi Nikmat ) . Yang mana hal itu Allah Ta'ala menuntut kepada manusia untuk menampakkan kesyukurannya itu di dalam kehidupannya .
Jika seseorang bisa menampakkan rasa syukurnya itu atas nikmat yang telah Allah karuniakan itu sesuai dengan apa yang di kehendaki Allah , maka Allah berjanji akan menambah nikmat yang telah di berikan kepada orang tersebut . Akan tetapi jika ia tidak bisa menempatkan rasa syukurnya itu sesuai dengan apa yang di kehendaki Allah , maka adzab Allah berlaku atasnya .

Menurut aqidah ahlus sunah wal jama'ah , iman itu haruslah di ucapkan dengan lisannya , di yakini didalam hatinya dan di realisakan secara nyata oleh anggota badannya . Jika tiga hal tersebut terpenuhi , maka orang tersebut di katakan beriman . Akan tetapi jika salah satunya tidak terpenuhi , maka orang tersebut belum bisa di katakan beriman ( hanya pengakuan saja ) , karena Islam menghukumi seseorang itu dari apa apa yang di dhohirkan atau di tampakkan .
Begitu pula dengan syukur . Yang mana seseorang bisa di katakan bersyukur , jika dia meyakini di dalam hatinya Sang pemberi nikmat yaitu Allah Ta'ala saja , lalu ia ucapkan dilesanya ( dengan hamdalah , atau di beritahukan pada seseorang bahwa dirinya telah di karuniai oleh Allah ini dan ini ) , setelah itu ia wujudkan rasa syukurnya itu sesuai apa yang di perintahkan Allah dan tidak menyelisihi perintahNya .

Apabila seseorang telah meyakini bahwa nikmat yang dia peroleh itu hanyalah dari Allah semata , juga dia telah mengucapkan rasa syukurnya dengan Alhamdulillah , akan tetapi di dalam merealisasikan rasa syukurnya itu dia malah menyelisihi syareat , maka orang tersebut belum bisa dikatakan bersyukur . Apalagi jika ada seseorang yang meyakini bahwa apa yang di perolehnya itu atas usahanya saja tanpa campur tangan Allah , mengucapkan Alhamdulillah saja tidak , di tambah lagi nikmat yang telah ia peroleh itu untuk bermaksiat kepada Allah dan menyelisihi syareat , maka hal itu mengindikasikan keadaan yang sangat parah pada diri orang tersebut .


Perkataan Salafus Sholeh Tentang Syukur


Berkata Umar bin Khattab r.a :
" Sekiranya sabar dan syukur itu ibarat dua ekor unta , maka aku tidak perduli yang mana kumiliki dan kunaiki " ( karena keduanya bekal seorang muslim di dalam perjalanannya menuju Allah Ta'ala ) .

Berkata Umar bin Abdul Aziz rakhimahullah :
" Ikatlah nikmat nikmat Allah itu dengan syukur " .

Berkata Al Hasan ( Hasan Al Basri ) rakhimahullah ) :
 " Apabila Allah Azza Wajalla telah mengaruniakan nikmat pada suatu kaum , maka Allah menuntut kesyukuran atas mereka , kalau mereka mau mensyukurinya , Allah Azza Wajalla mampu untuk menambah nikmat tersebut . Dan kalau mereka mengingkarinya , maka Allah Azza Wajalla pun dapat menjadikan nikmat tersebut sebagai siksa atas mereka " .

Bentuk Bentuk Syukur

1. Syukur dengan lisan artinya lidah selalu memuji Allah Ta'ala atas anugrah nikmat tersebut .
Di samping dia mengucapkan kalimat syukur ( Alhamdulillah ) , bahwa itu semua berkat kemurahan Allah semata yang telah ia terima dan usahanya itu hanyalah sebagai wasilah saja dari mendapatkan nikmat tersebut serta tidak sebagai sebab . Bukanya karena saya giat bekerja dengan tekun dan sungguh sungguh saya jadi kaya , akan tetapi itu semua atas karunia yang telah Allah berikan kepada saya dan tanpa itu semua ( atas izin Allah saja ) saya tidak bisa seperti ini .
Semakin sering Allah memberikan satu nikmat , maka semakin sering dia memuji Rabbnya .

2. Syukur dalam hati artinya Pengakuan di dalam hati secara terus menerus akan anugrah Allah atas dirinya dan kelangsungan kesaksian atas nikmat nikmat Allah kepadanya dan pengertianya atas kekurangannya dalam mensyukurinya .
Ia tanamkan kedalam lubuk hatinya yang paling dalam bahwa nikmat yang telah ia peroleh itu atas karunia Allah semata . Dirinya sendiri tidak bisa mendatangkan satu manfaat apa apa , apalagi orang lain jika Allah tidak mengizinkan . Usahanya yang penuh ketekunan dan kesungguhan itu tidak bisa mendatangkan manfaat apa apa bagi dirinya jika Allah tidak menghendaki . Dengan begitu dirinya akan terhindar dari sifat sombong dan takabur .

3. Syukur dengan anggota badan yaitu menggunakan setiap nikmat yang di perolehnya itu pada keperluan yang di cintai Allah dan di ridhoi Allah .
Semakin sering nikmat yang dia dapatkan , maka semakin banyak dia beribadah kepada Allah . Semakin sering ia memperoleh nikmat Allah , maka semakin dia berusaha untuk menyempurnakan peribadatannya itu kepada Allah . Hal itu terus dia lakukan sampai ia menemui kematian .

Contoh kasus

Apabila kita bekerja sebagai pedagang , yang pada saat itu dagangan kita laku keras . Maka wujud rasa syukur kita secara lesan adalah kita ucapkan Alhamdulillah atas rizki yang di limpahkan kepada saya hari ini . Syukur kita dalam hati , bahwa kita meyakini bahwa itu semua atas kehendak Allah semata , lewat perantara orang lain kepada saya dan hal itu bukanlah mutlak hasil kerja keras saya sendiri tanpa campur tangan Allah . Allah hanyalah memerintahkan kepada saya untuk berusaha dengan sungguh sungguh saja , adapun hasilnya Allah lah yang menentukan hal itu . Karena betapa banyak orang yang telah bekerja dengan sungguh sungguh ( bahkan lebih dari pada saya ) akan tetapi hasil yang di dapatkan hanyalah sedikit sekali , begitu pula ada orang yang kerjanya tidak banyak mengeluarkan energi banyak , akan tetapi malah hasil yang di dapatkan lebih banyak ( padahal bentuk pekerjaanya sama ) .
Adapun bentuk rasa syukur dari anggota badan adalah ia berusaha di dalam berdagang ia jujur , tidak mengurangi takaran , tidak mencari penglaris dagangan ( yang menuju kepada kesyirikan ) . Setiap taun ia hitung dengan teliti barang dagangannya untuk ia zakati dan tanpa mengurangi hak haknya zakat . Semakin berkembang barang dagangannya , maka semakin banyak pula zakat yang dia keluarkan .

Dari hasil keuntungan dagangannya itu sehari hari , ia sisihkan untuk menafkahi keluarganya ( untuk biaya makan , kebutuhan sekolah anak , dan biaya biaya lainnya yang menjadi tanggung jawabnya ) . Dari hasil keuntungan sehari harinya itu ia juga menyisihkan untuk berinfak , yang mana hal itu ia yakini dan dia berharap agar semakin banyak dia berinfak dan sodaqohnya sebagai tabungan atas dirinya itu setelah menghadapi kematian , bukannya agar dagangannya laris ia sering berinfak dan bersodaqoh . Jika keuntungan yang di dapatnya itu sedikit , ya berinfaknya juga sedikit , akan tetapi jika keuntungan dagangannya itu pas lagi banyak , maka dia dalam berinfak pun juga banyak . Demikian itu ia lakukan terus menerus .

Pernah suatu ketika kedua telapak kaki beliau terlihat bengkak , yang mana hal itu karena beliau sering berlama lama berdiri dalam sholatnya . Lalu ada orang yang bertanya kepada beliau ,' Mengapa engkau melakukan yang demikian itu ? padahal Allah telah mengampuni seluruh dose dosa engkau yang telah lalu dan yang akan datang ??" , Maka beliau pun menjawab , ' Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersukur " .
Sekelas Rosulullah saja , yang telah di jamin masuk Jannah dan diampuni dosa dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang saja masih melakukan satu peribadatan yang membuat kaki beliau bengkak karena terlalu lama berdiri dalam sholatnya , maka amalan apakah yang akan kita bangakan nantinya di hadapan Allah ??

Pernahkah kita menghitung atau mengkalkulasi dan membayangkan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dengan sehatnya badan kita ?? dengan berfungsi normalnya seluruh angota badan kita dan angota badan kita tidak ada yang kurang ( cacat ) ? . Berapa ratus juta biaya yang kita keluarkan jika hati kita tidak berfungsi sebagai mana mestinya , berapa biaya yang mesti kita keluarkan jika udara yang kita hirup dari bayi hingga saat ini ?? atau yang paling ringan berapa ribu biaya yang kita keluarkan jika kaki kita terkilir ??
Sehatnya badan dan berfungsinya seluruh anggota badan kita merupakan satu nikmat tersendiri yang harus dan wajib kita syukuri . Allah Ta'ala hanya meminta kepada manusia untuk beribadah kepada Nya saja tanpa mempersekutukanNya sedikitpun  . Dan bentuk ketundukan manusia atas syareat Allah itu akan kembali kepada dirinya sendiri .
Jadi ketundukan kita atas seluruh syareat Allah ( melaksanakan Islam secara keseluruhan dalam kehidupan sehari hari kita ) adalah bentuk rasa syukur kita atas nikmat sehat badan kita dan berfungsinya seluruh angota badan kita dengan normal yang mana Allah berikan kepada manusia dengan gratis , yang mana hal itu harus kita sadari dan kita tanamkan ke dalam lubuk hati kita yang paling dalam .

Berkata Ibnul Qoyyim : " Syukur di landasi atas lima sendi atau lima pilar yaitu
1. Orang yang bersyukur tunduk kepada yang di syukuri
2. Menmcintai Nya
3. Mengakui Nikmatnikmat Nya
4. Memuji Nya karena nikmat itu
5 . Tidak mengunakan nikmat itu untuk hal hal yang di benci Nya " .

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
Makna syukur itu ada tiga macam :
1. Mengetahui Nikmat , artinya menghadirkan nikmat itu di dalam fikiran kita , mempersaksikan dan membenarkanya bahwa hal itu berasal dari Allah saja .
2. Menerima nikmat , artinya menerimanya dari Sang pemberi nikmat ( Allah Azza Wajalla ) dengan memperlihatkan kebutuhan akan nikmat tersebut yang sebenarnya ia tidak berhak menerimanya , apalagi dia mengeluarkan harga untuk mendapatkannya . Dia melihat pada dirinya itu seperti seorang anak kecil yang hanya bisa menerima pemberian .

3. Memuji karena nikmat tersebut , artinya memuji sang pemberi nikmat yaitu Allah Subhanahuwata'ala .
Ada dua macam pujian :

1. Bersifat umum , artinya mensifati Allah Ta'ala dengan sifat Maha Pemurah , Baik dan Luas PemberianNya , dls .
2. Bersifat khusus yaitu : Menyebut nyebut nikmat Allah dan mengabarkannya bahwa nimat nikmat tersebut telah sampai pada dirinya . Hal tersebut seperti di terangkan dalam QS : Adh Dhuha 11
" Dan terhadap nikmat Rabbmu , maka hendaklah kamu menyebut nyebutnya " .

Tentang menyebut nyebut nikmat pada ayat tersebut ada dua pendapat
1. Menyebut nikmat itu dan mengabarkannya , seperti perkataan hamba : " Bahwa Allah telah melimpahkan nimat kepadaku ini dan ini " . Yang mana hal itu Allah senang melihat hambaNya menampakkan suatu nikmat yang telah di berikan Allah kepada hambaNya itu , dengan satu satu batasan tidak menjadikannya sombong .
2. Menyeru kepada Allah dan menyampaikan risalahNya yaitu dienul Islam serta mengajari umat akan bagaimana Islam yang benar itu seperti apa .
Yang kedua inilah satu nikmat terbesar yang di berikan Allah kepada manusia yaitu mendapat hidayah keimanan ( jika mereka mau mendengar seruan tersebut ) dan mengetahui mana yang al haq dan mana yang al batil , yang mana tidak semua manusia mendapatkan nikmat tersebut .

Al Qur'an Bicara Tentang Syukur

1. Allah Azza Wajalla berfirman dalam QS : Al Baqarah 172

" Hai orang orang yang beriman , makanlah diantara rizki yang baik baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah , jika benar benar hanya kepadaNya kamu menyembah " .

Pada ayadt tersebut menjelaskan bahwa wujud dari kesyukuran seorang hamba Allah yang hanya beribadah kepadaNya adalah memakan dan mencari sesuatu yang di halalkan oleh Allah . Sedangkan apa apa yang di haramkan oleh Allah haruslah di jauhi . Pada ayat seseudahnya yaitu ayat 173 - 174 dari surat Al Baqarah ( silahkan buka sendiri terjemahan ayat tersebut )  adalah satu contoh apa apa yang harus di jauhinya . Yang mana dengan menjauhi apa apa yang di larang pada ayat 173 -174 juga termasuk bentuk dari kesyukuran seorang hamba yang beribadah kepada Allah .

2 Allah Ta'ala berfirman dalam QS : An Naml 40

" Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu ( dari al kitab ) : " Aku akam membawa singgasanamu itu kepadamu sebelum matamu berkedip ' . Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya , ia pun berkata : " Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencobaku , apakah aku bersyukur atau mengingkari ( akan nikmatNya ) . Dan barang siapa yang bersyukur , maka sesungguhnya ia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri . Dan barang siapa yang ingkar , maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya , lagi Maha Mulia " .

Pada ayat tersebut sebagai contoh kasus ( yang di wakili oleh Nabiyullah Sulaiman AS ) , bahwa apabila Allah telah membukakan perbendaharaan langit dan bumi pada seseorang di dunia ini , maka hal itu merupakan ujian berat tersendiri bagi orang tersebut . Seolah olah orang tersebut ( yang di bukakan perbendaharaan langit dan bumi ) apa apa yang di perbuat orang tersebut pastilah mendatangkan hasil yang memuaskan bagi dirinya . Kekayaanya semakin meningkat , perniagaannya semakin meningkat dan apa apa yang diinginkannya pasti tercapai dengan mudah .
Apakah dengan hal itu ( semua kemudahan yang telah Allah berikan kepadanya itu ) ia lupa dalam beribadah kepada Allah apa tidak ? Apakah ia melupakan hak hak Allah dan hak hak hartanya itu apa tidak ?? dan apakah hal itu membuat ia bersyukur apa malah sombong dan kufur ?? .

Dan itu semua Allah SWT tidak mempunyai kepentingan sedikitpun ( apakah orang tersebut mau bersyukur atas nikmat itu atau malah kufur nikmat ) bukan masalah bagi Allah Ta'ala . Akan tetapi itu semua akan kembali pada dirinya sendiri ( jika kufur akibatnya kembali pada ririnya dan sebaliknya ) . Karena jauh jauh sebelumnya Allah telah memperingatkan kepada hamba hambanya akan sebab akibat dan telah Allah Ta'ala terangkan dalam kitabNya dengan sangadt jelas , tinggal manusianya sendiri dalam memilih , bagaimana dia melangkahkan kakinya di dalam menapaki hal itu ( manusia di karuniai akal dan nafsu ) .

3. Allah Rabbul 'Alamin telah berfirman dalam QS : Ibrahim 7

" Dan ( ingatlah juga ) , tatkala Tuhanmu mema'lumkan : Sesunguhnya jika kamu bersyukur , pasti kami akan menambah nikmat kepadamu , dan jika kamu mengingkari ( nikmatKu ) maka sesungguhnya adzab Ku sangat pedih " .

Bentuk syukur pada ayat tersebut adalah dengan menerima dakwah para Nabi dan Rosul dan melaksanakan seruan tersebut , maka Allah akan menambah nikmat yaitu dengan memberkan petunjuk kepada dirinya dan mengetahui al haq dan al batil . Hal itu sebagaimana di terangkan pada ayat sebelumnya ke 4 ( buka sendiri terjemahannya ) dari surat ibrahim .

Dan bentuk kesyukuran yang lain adalah di terangkan pada ayat sebelumnya pula ayat ke 5 dan ke 6 yaitu untuk ingat akan hari hari Allah ( peristiwa peristiwa yang terjadi pada umat terdahulu serta nikmat dan siksa yang dialami mereka ) .
Terselamatkanya Bani Israil dari kejaran Fir'aun di laut Merah . Nikmat Bani Israil dengan di berikannya Manna dan Salwa .Ingat akan kemenangan perang badar kubro , yang mana jika pada saat itu kaum muslimin yang hanya 300 orang sahabat itu kalah , maka kita pada saat ini tidak bisa mengecap manisnya iman dan Islam .
Terselamatkannya kita dari bencana ( pada akhir akhir ini ) dengan adanya gunung meletus , banjir lahar dingin , luberan lumpur , gempa bumi , sunami , dll yang mana hal itu juga harus dan wajib kita syukuri .

4. Allah Subhanahu Wata'ala telah berfirman dalam QS : Al Insan 3

" Dan Kami telah menunjuki jalan yang lurus : Ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir " .

Semenjak di turunkannya ayat : " Inna Dienna Indallahhil Islam " , maka pada saat itu Islam telah sempurna , syareat syareat Allah yang di bawa oleh Nabi nabi terdahulu telah di sempurnakan dan tidak perlu di tambah dan dikurangi lagi .
30 juz , 114 surat dan 6600 lebih ayat telah terkumpul sempurna di dalam satu muskhaf Usmani yang telah di terjemahkan ke dalam beberapa bahasa di dunia . Sirah Nabi Muhammad Saw juga telah terbukukan oleh pakar sejarah . Puluhan ribu hadits Nabi Saw juga telah terbukukan dengan rapi oleh ulama' ulama ' ahli hadits , yang mana hal itu akhir akhir ini ( karena kecanggihan alat ) dapat kita ketahui dengan mudah . Dan pola kehidupan para sahabat Rosul juga telah terekam sejarah dalam bentuk buku buku .
Dari itu semua tinggal kita sendiri kembalinya . Maukah kita untuk mempelajarinya dengan sungguh sungguh dan mengamalkannya apa tidak ? Janganlah hanya sebagai konsumsi otak saja , akan tetapi haruslah di realisasikan dalam kehidupan nyata , karena Islam adalah agama yang menuntut praktek tidak hanya teori saja .
Tidak ada kata terlambat untuk hal itu sebelum nyawa sampai kerongkongan . Tinggal kemauan dan keberanian kita untuk melangkahkan kaki .

5. Firman Allah Ta'ala dalam QS : Ali Imran 144
" Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rosul , sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rosul . Apakah jika dia wafat atau di bunuh kamu berbalik kebelakang ( murtad ) ? Barang siapa yang berbalik ke belakang , maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun ; dan Allah akan membalas kepada orang orang yang bersyukur " .

Pada ayat tersebut mengisyaratkan dengan jelas bahwa Islam itu tidak bergantung dengan ada tidaknya seorang pemimpin , yang mana dengan ketiadaan seorang pemimpin akan mempengaruhi ke esisan Islam . Bahwasanya keberadaan atau ketiadaannya satu pemimpin itu tidak berpengaruh pada amal sholeh , dalam artian dalam beramal karena keberadaannya seorang pemimpin dan jika seorang pemimpin itu tiada lantas amal itu juga tiada . Akan tetapi dalam beramal sholeh itu hanyalah karena mencari ridho Allah saja , sedangkan keberadaan seorang atau ketiadaannya seorang pemimpin itu sama sekali tidak mempengaruhi dalam beramal sholeh ( apapun bentuknya ) .

Seorang pemimpin dalam Islam hanyalah untuk menyatukan langkah para anggotanya dan dirinya ( ketua ) di dalam beribadah kepada Allah  ( bersama sama beribadah dalam amal jama'i ) . Yang mana jika seorang pemimpin itu tidak mengajak untuk beribadah kepada Allah dengan baik , maka seorang pemimpin itu wajib di ganti dan di cari yang lebih baik .
Sedangkan wujud kesyukuran seseorang dalam ayat tersebut adalah melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan , yang mana dengan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan tersebut akan menyebabkan dirinya itu tetap istiqamah di dalam dienul Islam . Sebab segala sesuatu itu kembali pada dirinya sendiri .
Jika seseorang di dalam ketiadaannya seorang pemimpin ( kharismatik ) itu dia malah melemah dalam beramal Islami , maka hal itu sedikitpun tidak berpengaruh kepada kekuasaan Allah , akan tetapi pengaruhnya kembali pada dirinya yaitu siap siap terjangkiti sifat FUTUR pada dirinya .

Saya cukupkan lima ayat saja dalam menjawab apa dan bagaimana syukur itu seharusnya dan gambaran sederhananya ,  serta kami cukupkan pembahasan syukur , karena keterbatasan ilmu.


Wallahu'alam Bisshowwab