>

Total Tayangan Halaman

Minggu, 21 Februari 2010

Malas Bekerja Niscaya Iri Saat Pembagian Upah




Jika sebagai buruh tani yg bekerja di sawah , pagi kita berangkat dg pakaian bersih setelah sampai sawah kita ganti pakaian . Kita bekerja dari jam 06.30 sampai 16.00 sore , jam sebelas istirahat baru setelah itu jam 1 siang di lanjutkan lagi . Itulah kesepakatan awal kita bekerja dan hal tsb harus kita tepati kalau ingin upah kita genap dan selanjutnya tenaga kita di pakai lagi . Begitulah analoginya jika kita bekerja pada seseorang , tidak sekehendak hati kita dalam bekerja sedang si majikan di suruh menggaji kita genab .
Mungkin resiko jika seorang yang bekerja di sawah minimal badan kotor penuh tanah , jika habis hujan deras penuh lumpur . Sungguh tidak mungkin jika kita kerja di sawah tubuh kita tdk terkena tanah , itu semua sebagai konsekwensi yg harus kita tempuh . Baru setalah jam 16.00 sore akhir dari masa kerja kita , kita membersihkan badan serta memakai pakaian yg bersih dan menikmati hasil kerja kita seharian tadi dg menerima upah dari sang majikan .
Itu baru salah satu pekerjaan dari sekian banyak pekerjaan yang ada yang lazim di lakukan manusia dalam mencari penghidupannya di dunia ini . Harus siap menanggung resiko dari setiap pekerjaan , jika kita ingin mendapat imbalan jasa yang pantas ( itupun harus disertai kesungguhan dalam bekerja ) . Mungkin ada sebagian orang dalam dia bekerja agak malas dan hasil yang di dapat kurang memuaskan hatinya , lalu dia iri melihat orang lain yang bekerja lebih giat dari dirinya dan mendapat hasil yang lebih banyak pula .
Demikianlah sekelumit kehidupan manusia di dunia ini dalah mencari sumber penghidupan .Akan tetapi bagi seorang yang beriman kita bekerja pada Tuhannya manusia yaitu Allah Azza Wa Jalla . Adapun wujud dari kerja kita adalah kita di suruh hanya beribadah kepada Nya saja tanpa mempersekutukanNya sedikitpun . Tata caranya pun sudah diatur sedemikian rupa ( tdk sekehendak kita sendiri ) dengan petunjuk dari Rosulullah Saw mau tdk mau harus mengikutinya jika tdk ingin hasil kerja kita sia sia .
Adapun resiko yang kita hadapi jika kita kerja pada Allah jauh lebih besar dan membutuhkan kesabaran yang ekstra tidak seperti kita kerja dalam mencari kehidupan dunia . Ada kalanya kita tidak mendapatkan hasil yg memuaskan ( mungkin rugi dunia kita ) sehingga tidak sedikit yang berhenti di tengah jalan karena yg dia kerjakan selama ini belum kelihatan hasilnya sedikitpun .
Perlu di ketahui bahawa sanya Allah menuntut kita agar kita mengerahkan potensi kita secara maksimal dengan mengikuti petunjuk dari Rosulullah Saw melalui perantara para Ulama' Islam yang lurus , ikhtiar kita maksimalkan dengan melihat sebab akibat ( selalu muhasabah / evaluasi ) baru membulatkan tawakal artinya hasil bukan urusan kita ( kita kembalikan kepada Allah ) . Sangat keliru jika ikhtiar kita belum maksimal , jarang mengevaluasi amal kita tetapi kita ingin mendapat hasil .
Terkadang kita dalam berjalan menuju Allah kita berjalan sendirian , tiada kawan , banyak di cibir orang seakan akan kita orang yang asing ( karena amalan yang kita lakukan tdk mengikuti kebanyakan orang / adat istiadat yg berlaku di tengah masyarakat ) sehingga kita yg pada awal beramal mantap lama kelamaan karena sedikitnya teman yg seiring dg kita kita jadi ragu sendiri dengan amalan yang telah kita kerjakan selama ini .
Tak sedikit dari para aktivis Islam dalam menapaki jalan dakwah ini tdk sabar dan tdk istiqomah sehingga tak jarang yg menempuh jalan pintas untuk melihat hasil .
Padahal seseorang yang beribadah kepada Allah dengan mengikuti petunjuk Allah ( Al-Qur'an ) dan RosulNya ( As-Sunah ) serta memurnikan peribadatannya sedikit sekali orang yang berhasil dan kebanyakan orang tidak berhasil ( itulah sunatullah yg selalu ada hingga hari kiamat )
Jika seseorang yang bekerja di dunia ini hasil kerjanya bisa langsung di nikmatinya : yang gajinya harian tiap akhir masa kerja dia langsung dapat upah , yang gajinya mingguan di akhir pekan dia dapat gajian , dan seterusnya . Dia tahan saat dia kerja tetapi saat akhir kerja dia merasa gembira karena dapat upah dari sang majikan . Akan tetapi lain halnya jika kita beribadah kepada Allah , upah yang kita dapat tidak langsung kita peroleh ( jatuh tempo ) kita tahan diri kita ( menjauhi larangan Nya dan melaksanakan perintah ) semenjak kita baligh hingga umur kita , saat kematian saat itulah tugas kita selesai tinggal menerima hasil dari amal kita selama kita hidup di dunia ini
Oleh karena itu bagi seorang muslim kita hidup di dunia sebagai ladang amal sholeh ( tentunya harus memenuhi 2 syarat ikhlas dan ada petunjuk ( dalil dalil / ilmu ) , sebanyak apapun amal kita tetapi tdk memenuhi 2 syarat / salah satu syarat tdk terpenuhi maka sia sia amal kita. Perbanyaklah amal biar di akherat nanti kita tdk menyesal kemudian .

Rabu, 17 Februari 2010

Antara Prita , Minah dengan Anggodo dan Yuliana Ong



Prita mulya sari , ibu rumah tangga yg enulis e-mail keluhannya terhadap rumah sakit omni , akhirnya di putus bersalah dan di wajibkan membayar denda 204 juta rupiah . Duit seharga rumah itu menjadi denda karena prita mengeluh buruknya pelayanan kesehatan yg ia terima .
Lain lagi kisah Minah , nenek tua yg memetik tiga buah kakao seharga 1.500 perak di sebuah perkebunan di banyumas . Ia harus menyandang gelar terpidana dan di hukum 1,5 bulan meski tak harus di penjara karena percobaan . Walaupun ia sudah mengembalikan kakaonya dan meminta maaf , polisi tetap memproses kasusnya sebagai pencurian .
Beda lagi kasus kisah Anggodo , adik tersangka koruptor milyaran rupiah yg telah kabur ke luar negri . Hingga kini ia tak kunjung tersentuh proses hukum . Padahal sudah terlalu banyak bukti dan indikasi pennyuapan yg ia lakukan . Status terakhir hanya saksi di bawah perlindungan polisi .
Padahal rekaman percakapan anggodo dg Yuliana Ong , tukang pijit yg dua kali di tangkap polisi karena nyabu dan di lepaskan lagi, nyata -nyata mencemarkan nama baik presiden SBY .
Dalam rekaman yg di perdengarkan di sidang mahkamah konstitusi itu , Ong menyebut nyebut nama " RI satu " dan SBY . Nama presiden di cemarkan dg di sebut mendukung anggodo dan komplotannya . Mentri Hukum dan HAM Patrialis Akar pun buru buru menyebutnya sebagai pencatutan nama presiden .
Anehnya , taksatupun dari mereka di tangkap . padahal pasal pencemaran terhadap kepala negara ini jelas ancamannya .Sudah banyak dari mahasiswa dan demonstran yg di bui gara gara membakar / menginjak injak foto presiden .
Alasan di balik keanehan ini sederhana , ada kepentingan politik penguasayg harus di tutupi dan di lindungi . Namun ada perkara besar lainnya yg mencuat gara gara politisasi itu : terlukanya rasa keadilan masyarakat .
Padahal memenuhi rasa keadilan adalah satu dari tiga tujuan penegakan hukum , yaitu keadilan, kepastian hukum , dan kemanfaatan.Namun kini semua terabaikan dalam penegakan hukum di Indonesia .
Rasa keadilan dipinggirkan karena MInah di hukum sementara Anggodo di biarkan . padahal 1.500 perak yg hampir di ambil minah takjadi hilang , sementara anggodo dan kakaknya anggoro merugikan negara hingga milyaran rupiah .
Rasa itu juga di lukai karena prita di hukum denda 204 juta rupiah sementara Yuliana Ang tak tersentuh hukum . Padahal Prita hanya mengeluhkan buruknya pelayanan kesehatan di R.S Omni sementara Yuliana Ong mencatut nama presiden dan mencemarkannya .
Berikutnya kepastian hukum lenyap karena ternyata hanya berlaku tegas bagi orang kecil . Lidah hukum jadi kelu dan tangannya lumpuh ketika menyangkut orang kaya dan penguasa . Kesimpulannya jangan mencuri kalo hal remeh , mendingan korupsi milyaran . Mencuri ayam dihukum tegas sedang koruptor milyaran bebas.
Yang terakhir , kemanfaatan proses penegakan hukum itu juga di pertanyakan . Apa gunanya menghukum nenek miskin yg khilaf ? Apa gunanya rakyat membayar pajak untuk menggaji polisi yg menghajar pencuri yg mencuri hal yg sepele ?
Kasus ini menambah satu lagi bukti bahwa sistem hukum di indonesia memiliki banyak celah kelemahannya . Filosofoi dasar sistem warisan kolonial ini adalah melindungi kepentingan belanda sebagai penjajah . Rakyat kecil bukanlah pihak yg di lindungi .
Pasal - pasal dalam KUHP ,misalnya,menggantukan posisi " koning " atau raja dengan presiden . Maka perlindungan hukum terhadap presiden setara perlindungan terhadap raja / ratu belanda . Hal serupa juga berlaku bagi pejabat pejabat negara yg bertindak menjalankan " perintah atasan " .Jangan lupa bahwa Akbar Tanjung sebagai mentri dulu batal di hukum dalam kasus korupsi karena menjalankan perintah atasan .
Sayangnya , sistem yg njomplang dari sistem keadilan ini tak di gantikan begitu Indonesia merdeka . Malah di lestarikan dan tetap di terapkan untuk mengatur bangsa dan negara ini . Akibatnya jelas , terjadi diskriminasi antara penguasa , orang kaya dan rakyat jelata .

Menikmati Pertarungan Cicak VS Buaya

Beberapa bulan terakhir , kisruh KPK versus Polri & Kejaksaan menjadi berita yang setiap hari di muat di media massa . Kasus ini bahkan merembet dan di kaitkan dengan kasus Bank Century , nama presiden SBY dan Partai Demokrat iku di bawa-bawa .
Bagi harokah dan para aktivis Islam , pemberitaan isu itu mungkin tak menarik & membosankan . Apalagi bagi mereka yg menolak & mengharamkan demokrasi sebagai sistem pemerintahan . Silang sengkarut " cicak lawan buaya " hanya menambah bukti bahwa demokrasi tak bisa lepas dari permainan uang , korupsi & permainan kotor lainnya .
Terlepas dari tak menarik & membosankannnya isu itu , sbenarnya harokah dan aktivis Islam patut bergembira . Minimal mereka bisa menikmati hal itu sebagai tontonan , lebih baik lagi bisa mengambil pelajaran darinya .
* Pertama , pihak-pihak yang terlibat dalam kisruh isu " cicak lawan buaya " hingga Bank Century adalah kepanjangan tangan tata global yang di kuasai Amerika Serikat .Polri , Kejaksaan dan Pengadilan adalah aktor utama skenario perang melawan " terorisme " . Upaya menghabisi gerakan Islam di Indonesia , terutama yang jihadis di jalankan oleh tiga institusi itu .
Polisilah yang menangkap dan menyidikpara aktivis Islam yang di ruduh teroris . Kejaksaan yg menuntut hukuman bagi mereka , pengadilan yg memberikan vonisnya. Hukum tersebut kemudian di laksanakan oleh kejaksaan sebagai eksekutornya .
Tindakan para lembaga penegak hukum itu membuat para aktivis terzalimi .Mereka di tuduh dan di stigmakan sebagai teroris , musuh masyarakat nomor wahid yg paling merugikan dan berbahaya .Sekarang publik melihat , bahwa lembaga-lembaga yg menciptakan stigma itu justru menunjukkan perannya sebagai perusak & perampas hak masyarakat yg tiada tandinganya.
Citra Polisi & Kejaksaan berada di titk nadir . Orang nomor tiga & nomor dua mereka, kabareskrim dan Wakil Jaksa Agung harus di copot karena di indikasikan terlibat dalam mega skandal dana talangan Bank Century dan kriminalisasi KPK .Jika kasusnya berlanjut , Susno Duaji & A.H Ritonga bahkan bisa menyusul para " teroris " yg dahulu mereka jebloskan ke bui .
Sementara pengadilan tak lagi di percaya sebagai institusi pemberi keadilan .Bahkan Presiden SBY pun memilih langkah diluar pengadilan untuk menyelesaikan kasus riminalisasi KPK , Bibit Samad Riyanto dan Chandra Hamzah .
Pengasah pisau telah terluka oleh pisaunya sendiri , pemintal tali telah terjerat tali yg di pintalntalnya sendiri . Menggunakan kacamata Al-Qur'an , harokah dan para aktivis Islam seharusnya bisa berkomentar : " Merka membuat makar tetapi Allahlah sebaik baik pembuat makar " .
* Kedua , pemerintah , parlemen dan partai politik adalah instrumen utama proyek ekspor demokrasi ala Amerika Serikat . " Agama " baru ini di tawarkan ,bahkan di paksakan ,kepada seluruh dunia sebagai solusi permasalahan umat manusia .Pemilu dan tetek mbengeknya yg menguras uang rakyat menjadi ritual wajib yg haram di tinggalkan .
Namun dagelan Bank Century dan kriminalisasi KPK menunjukkan bahwa solusi itu juga membawa banyak masalah . Presiden & partai pemenang pemenang pemilu di tuduh menang dg modal dana ilegal , sementara sikap kritis parpol lainny a memudar . Ikatan koalisi dg imbalan korsi mentri telah menumpulkan hati nurani . Ada juga oposan yg kritis , tetapi motifnya untuk balas dendam politik dan berebut kekuasaaan .
Melihat ini harokah Islam dan aktivisnya bisa berkomentar : " semua sistem yg mengabaikan syareat Allah akan menampakkan boroknya sendiri dan menemui kehancurannya " .
* Ketiga ; KPK,LSM,dan media massa adalah tangan lain agenda ala demokratisasi Amerika. Lembaga watchdog serta pers yg bebas dan liberal adalah sendi utama dalam negara demokrasi kapitalis seperti Amerika Serikat.
Dalam kasus cicak vs buaya dan Bank Century , mereka berada di atas angihn . KPK jadoi hero yg terzalimi , LSM dan media massa jadi pembelanya .Facebook bisa menjadi alat perubahan sosial yg tak terbendung , bahkan oleh kekuasaan dan sistem hukum .Kekuasaan yg begitu kuat ternyata bisa tererosi oleh suara warga yg terorganisir .
* Keempat , pelajaran berharga lain muncul dari kasus cicak - buaya dan Bank Century . Ternyata para pendukung liberalisme dan demokrasi yg sama-sama disusui oleh Amerika tidak sekata sehati .Saling cakar dan pukul juga mereka lakukan , terutama kalau sudah menyangkut urusan uang dan materi .
Hal ini membuktikan kekuatan pendukung kekufuran dan kemusyrikan hanyalah fatamorgana . Kesatuan diantara merekajuga hanyalah kesatuan semu yg mudah dihancurkan .Cukuplah firman Allah ini sebagai penyadar bagi umat Islam yg silau dengan kekuatan materi Amerika Serikat dan para kaki tangannya :
Kamu kira mereka itu bersatu , sedang hati mereka berpecah belah . Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti .( Q.S .Al -Hasyr: 14 )

Selasa, 16 Februari 2010

Tenggelamnya Perahu Gus Dur

Meninggalnya Gus Dur menimbulkan kecemasan di kalangan aktivis Islam.Begitu maraknya sanjungan & pujian bagi tokoh pembela JIL,Kristen dan Israel serta penolak pemberlakuan syareat Islam di Indonesia ini menimbulkan kekhawatiran . Jangan jangan muncul icon sesembahan baru di negri ini .

Apalagi presiden SBY sendiri menyatakan bahwa Gus Dur pantas di sebut sbg bpk pluralisme beragama . Padahal pluralime sendiri telah ditegaskan keharamannya oleh MUI pd tahun 2005 .Akankah pluralisme menjadi tegak di negri ini dg berpijak di atas kubur Gus Dur ?
Ke khawatiran itu wajar , tetapi tak perlu berlebihan . Gus Dur bukan konseptor yg brilian sebagaimana diakui endiri oleh sahabatnya Jaya Suprana .Gus Dur lebih menonjol & pernyataannya suka di kutip media karena sering nyelenehnya dan waton suloyo .
Tiada hujan & anin , pd th 1980 an,ia mengusulkan agar salam " Assalamualaikum " di ganti saja dg selamat pagi / malam .Apakah usulnya di ikuti ? Nyatanya salam Islami sekarang membudaya di kantor , rumah hingga pasar . Artis artis sinetron non Muslim bahkan ikut mempopulerkan dlm tayangan tayanganbln Romadhon .
Kedekatan Gus Dur dg Israel & dukungannya bagi hubungan diplomatik dg negri Zionis itu juga sulit untuk di cerna akal sederhana publik . Bagaimana mungkin mengajak damai negara yg sedang membantai penduduk sipil di Gaza ? Nyatanya sampai kini belum ada Presiden Indonesia yg berani terang terangan membuka hubungan diplomatik dg Israel .
Kekuatan pengaruh Gus Dur di tengah warga Nahdiyin juga tak sebesar sangkaan orang .Buktinya di lengserkannya Gus Dur sbg Presiden tak mampu melepaskan Jawa Timur dari pangkuan NKRI seperti di koarkan sebagian pendukung yg fanatik .
Gus Dur bahkan gagal membangun pengaruh di tengahpartai yg di bidani kelahirannya , PKB pecah kongsi Gus Dur dg Alwi Shihab, Matori Abdul Jalil , hingga terakhir dg Muhaimin Iskandar menunjukkan Gus Dur bukan jagoan mengelola konflik , bahkan di tengahorang-orangnya sendiri .
Meski demikian Gus Dur memang memiliki modal pengaruh yg sulit di tiru . Darah biru nya sbg keturunan pendiri NU membuatnya di puja bahkan di sucikan laksana Wali . Bagi para pemujanya , apapun tindakan &celotehan Gus Dur tak mengurangi kesuciannya .
Pemujaan terhadap Gus Dur inilah yg membuat namanya selalu di rujuk . Apalagi media selalu mengutip pernyataan nya yg enteng keluar & di landasi dg semangat " Gitu aja kok repot " . Namun konflik Gus Dur dg orang orang terdekatnya menunjukkan bahwa ia bukan sosok yg tak tertolak .
Jika di petakan ,para pemuja Gus Dur terbagi dlm beberapa kelompok . Pertama dan utama adalah para pemilik modal dan pengelola media massa yg berasal dari kelompok minoritas namun menjadi penguasa opini publik . Gus Dur adalah pahlawan yg selalu membela kepentingan mereka . Ucapan ucapan nya selalu membentengi mereka.
Kelompok ini ibaratombak yg mengangkat & mengarahkan perahu bernama Gus Dur . Sementara angin yg menciptakan ombak dan mendorong layar perahu muncul dari belahan dunia barat .
Kedua , kelompok liberal sekuler yg medewakan pluralisme . Meski di motori anak anak muda NU , kelompok ini juga mendapat tekanan keras di dalam NU sendiri karena nyelenehnya pemahaman mereka tentang Islam . Kelompok yg di pelopori JIL ini selalu menisbatkan diri kpd Gus Dur untuk menumpang otoritas Darah birunya . Gus Dur hanya dijadikan tumpangan mereka .Kelompok ini ibarat lumut yg menempel di tubuh perahu Gus Dur .
Ketiga , kalangan masyarakat awam yg tak banyak tau soa; Gus Dur selain mitos mitos yg mengelilinya . Buat mereka Gus Dur hebat karena Darah birunya, karena sanggup menghapal ratusan nomor Hp dan karena bisa nyambung diskusi setelah sebelumnya tertidur . Kelompok inilah jutaan buih yg bertebaran di sekeliling perahu layar Gus Dur .
Lumut boleh menghiasi dg warna warninya , buih boleh menyemarakkan air di sekeliling perahu . Namun jika perahu tenggelam , lumut akan turut tenggelam & buih pun akan lenyap tertiup angin . Tiupan angin dan gelombang pasti akan mencari perahu lainnya untuk di tiup dan di dorong ke arahyg dimaui angin .
Kelompok lumut memang telah berupaya keras membangun perahu . Namun lumut tak sekuat kayu yg berurat Darah biru . Buih pun enggan berkerumun di sekitar lumut karena lumut mudah larut dan tenggelam .
Tenggelamnya perahu bernama Gus Dur paling banter hanya akan memunculkan tradisi tabur bunga di atas tempatnya tenggelam .Itupun kalau lautnya tenang .Kalau ombak besar berbagai masalah lain tengah melanda , siapa yg mau repot bertaruh nyawa emi menabur bunga ?
Kisah Gus Dur ibarat kejenakaan mitos Abu Nawwas di istana . Para pelantun kisahnya hanyalah para pendongeng yg suka menambah nambahi dan membumbui cerita demi gelak tawa para pendengarnya . Para penikmat cerita itu juga orang orang kecil yg ingin sejenak melepas letih setelah seharian mengejar dunia .
Ide ide besar ideologis Gus Dur hampir tiada yg signifikan . Ia bukan kapal pemandu yg menuntun sebuah armada ,manuvernya yg suka zig zag ekstrem tak bisa di ikuti kapal kapal di belakangnya . Ia hanyalah perahu layar yg mengikuti kemana tiupan angin dan arah gelombang membawanya . Maka , haruskah terlalu khawatir ketika perahu itu telah di tenggelamkan oleh Allah Azza wajalla yang Maha Kuasa ?

Senin, 15 Februari 2010

Nasehat Abu Bakar Ra

Sehari sebelum shohabat Abu Bakar Assidiq Ra wafat dan setelah serah terima jabatan antara shohabat Abu Bakar dan Umar bin Khotob Ra , maka Umarbi Khottob minta ijin untuk masuk kebilik Abu Bakar hanya berdua untuk mendapatkan pesan pesan terakhir . Maka masuklah Umar bin khottob kedalam kamar Abu Bakar tanpa di temani satu shohabatpun . Dalam kamar Umar mendekat ke Abu Bakar yg saat itu berada di atas pembaringan dan Abu Bakar tau bahwa ajalnya sudah dekat dan perlu memberikan pesan kepada Amirul Mukminin yg baru .


Berkatalah Abu Bakar : " Ketahuilah wahai Umar bahwasanya beratnya timbangan amal kebajikan kita di hari kiamat nanti bukanya dari banyaknya amal sholeh kita , akan tetapi dari keberpihakkan kita kepada kebenaran atau membela yang benar "
Keberpihakan kita kpdkebenaran / membela yg benar artinya seluruh apa yg kita kerjakan sesuai dg dalil syar'i yg ada walupun kita sendirian .
Oleh karena itu kita jangan silau dg banyaknya pengikut , belum tentu kebenaran itu banyak pengikutnya .
Sebagaimana perkataan shohabat Ali bin Abi tholib Ra yg terjemahan bebasnya kurang lebih demikian : " Janganlah kalian itu melihat suatu kebenaran dari banyaknya pengikut , akan tetapi tewlitilah sebuah kebenaran itu suatu kebenaran niscaya akan kamu lihat siapa saja yg berada di balik kebenaran itu " .
Perkataan Shohabat Ali bin Abi Tholib sebagai penguat dari perkataan shohabat Abu Bakar di atas .


Mungkin satu lagi kejadian di masa Hasan al Bana untuk lebih menguatkan .Sewaktu Hasa al Bana sebagai bembicara pd tablig akbar , banyak orang yg menghadiri tablig akbar tsb .
Pada saat menjelang acara di mulai maka sengaja Hasan al Bana melihat ke lapangan alangkah banyaknya yg hadir di sana maka saat itu pula dia takut dan bersembunyi . maka tak khayal si panitia kelabakan karena acara mau di mulai dan si pembicara malah tdk ada di tempat .Mau tak mau panitia mencari kesana kemari , agak lama akhirnya ketemu di salah satu sudut ruangan di lihatnya sedang menangis ,lalu si panitia menghampirinya dan bertanya : " wahai syakh mengapa anda menangis sedangkan umat islam di luar banyak sekali sedang menunggu anda bukankah dg banyaknya yg hadir suatu bukti dari keberhasilan dakwah anda selama ini .
Maka hasan al Bana berkata : " saya takut jika yg saya sampaikan selama ini tdk sesuai sunah , bukankah Rosulullah dalam berdakwak hanya dpt beberapa orang saja , di lempari batu , bahkan kotoran onta ...." .

Demikian sekelumit kisah nyata bagaimana seharusnya memandang kebenaran itu bukan asal banyak sekali pengikutnya itulah yg benar ( belum tentu red )

Jahiliyah Modern

Orang mungkin memahami jahiliyah : zaman kebodohan / tebelakang ( seperti zaman pertama Islam red ) zaman orang banyak menyembah berhala baik kecil / besar , terbuat dari kayu /batu / besi .Mereka menggantungkan nasib mereka kpd berhala tsb /kalau bepergian yg agak lama harus minta restu berhalanya ( agar keselamatan bersamanya hingga pulang kembali nantinya ) atau semua aktivitasnya harus dlm persetujuan berhalanya itu , jika tdk dia takut kena bala' ( kuwalat orang jawa bilang ) . Demikianlah sekelumit kehidupan jahiliyah zaman Rosulullah .


Akan tetapi sekarang ini di zaman modern sekarang ini apakah masih ada model seperti zaman Rosulullah dahulu ? itulah pertanyaanya yg perlu di jadikan bahan renungan kita bersama .

Sebelumnnya ada baiknya kita lihat kilas balik zaman ketika Fathu Makkah .
Yang mana pada waktu itu di dalam Kakbah terdapat tak kurang dari 360 berhala berjajar baik besar / kecil ,tiap - tiap suku mempunyai berhala sendiri sendiri , mereka siap mengangkat pedang jika berhalanya di hina orang / kabilah yg lain .
Pada saat itu juga / hari itu juga ( fathu makkah ) Rosulullah menghancurkan semua jenis berhala yg ada bahkan berhala yg terbesar ( latta , uzza , mannat ) berada di luar kakbah juga di hancurkan dg mengutus para sahabat untuk menghancurkannya .
Pada waktu itu Rosulullah sambil bersabda yg redaksinya secara bebas : " kebenaran telah datang dan kesesatan telah sirna ......." .
Pada hari itu di mulai babak baru kehidupan manusia yg baru benar benar islami , bersih dari kesyirikan . Penduduk makkah dan sekitarnya mereka beribadah tunduk dan sujud hanya kepada ALLAH Azza Wa Jalla Rabb seluruh alam , bukan lagi kepada berhala - berhala yg tdk mampu mendatangkan manfaat sedikitpun .


Dari Fathu Makkah tersebut kita refleksikan pada zaman kita hari ini ( zaman modern ) .
Kalau dahulu ( fathu Makah ) di dalam Kakbah terdapat 360 berhala berbagai bentuk dan ukurannya yg terbuat dari batu kayu / besi , akan tetapi berhala hari ini berbentuk persegi terbuat dari kain yaitu bendera / lambang ( baik itu ormas / parpol ) .
Kalau dulu mereka siap membela bahkan siap berperang jika berhalanya di hina , maka sekarangpun sama tah jauh beda ( cuma orangnya yg beda dan cara nya juga beda ) .
Hanya karena beda cara pandang antar golongan sudah panas , tdk terima jika ada orang yg mengoreksi kelompoknya ( seolah olah kelompoknyalah yg benar sendiri di luar kelompoknya salah ) dan yg paling ironis hari ini sudah pada taraf saling mengkafirkan .
Itulah fenomena umat Islam hari ini yg bodoh terhadap agamanya ,hal tsb seperti di peringatkan dlm QS : 30 ayat 32 .
Hari ini jika Islam di olok- olok / di lecehkan banyak orang yg diam membisu media pun tak ada yg mengexspose nya kalaupun ada itupun hanya kecil sekali dan telah di putar balikkan fakta di lapangan ( mungkit tdk bisa mengangkat rating ...red ) sehingga hal tersebut sesuatu yg di anggap wajar ( menurut kaca mata manusia , padahal di sisi Allah sesuatu yg besar ) .
Akan tetapi jika yg di hinaka / di lecehkan itu salah satu golongan maka ramai ramai orang angkat bicara mengepal tangan siap membela ( karena telah tertutup oleh fanatisme golongan ) banyak media yg mengexposenya sebagai head line bahkan kasus tersebut berkepanjangan .
Sungguh ironis umat Islam hari ini yang di bela bukan lagi Islam bukan lagi kalimat tauhid tetapi yang di bela benderanya , partainya , golongannya yg menjadi prioritas .
Itulah Jahiliyah modern hari ini hal tersebut di sadari atau tdk tetapi fakta nya demikian .