>

Total Tayangan Halaman

Minggu, 22 Mei 2011

ANSHARULLAH

" Hai orang orang yang beriman , jika kamu menolong ( agama ) Allah , niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu " ( QS: Muhammad 7 )








Hari ini mungkin atau sering kita dengar sendiri begitu banyak orang yang bicara Islam . Banyak yang mengatakan Islam itu harus begini ..... tidak harus begitu . Sehingga banyak dari umat Islam yang bingung sendiri . Siapa yang berada di balik kebenaran itu dan siapa saja yang berada di balik kejahatan itu yang mana dengan hal tersebut malah semakin memperkeruh permasalahan .


Ali bin Abi Thalib radhiyallahuanhu berkata ( yang artinya kurang lebih ) :
" Janganlah kalian itu melihat satu kebenaran itu dari banyaknya pengikut , akan tetapi telitilah kebenaran itu sebagai suatu kebenaran , niscaya kamu akan melihat siapa saja yang berada di balik kebenaran itu " .
Dari perkataan Ali bin Abi Thalib r.a diatas ternyata benar dengan apa yang terjadi masyarakat hari . Dalam artian kesalahan yang di perbuat seseorang lantas hal itu dialamatkan kepada Islam dan menyudutkan Islam dan umat Islam .


Tuduhan tuduhan yang Di alamatkan Kepada Islam atau Kebenaran


Ada seseorang yang berbincang bincang . " Mas , lihat janda itu , dia telah di ceraikan suaminya " . Orang yang diajak bicara itu setengah kaget dan angkat bicara : " Padahal ibu tersebut itu ramah terhadap semua orang dan putranya juga rajin ke Masjid menjaga sholat lima waktunya ". Karena penasaran lantas orang kedua balik bertanya kepada orang pertama : " Kenapa bisa di ceraikan pak ...? Tanyanya dengan keheranan seakan tidak percaya dengan berita yg di dengarnya " . "  Nah mas ( orang pertama ) , suaminya itu sebenarnya da'i dan selalu keliing kemana mana untuk berdakwah , akan tetapi ia tidak pernah mengurus keluarganya . Ya jadilah begini . Makanya mas jadi orang itu biasa biasa saja , jangan suka menyalahkan ibadah orang lain . Yang netral netral saja . Jadinya ya seperti itu " . kesimpulan orang pertama .

Dari kasus tersebut dan berpedoman dengan perkatan Ali bin Abi Thalib r.a , dapat di tarik kesimpulan bahwa kesalahan yang di perbuat seseorang secara pribadi janganlah lantas menyalahkan dakwahnya secara keseluruhan .Bukankah yang salah hanyalah kesalahan dari personal da'i yang bersangkutan saja dan itupun beritanya belum tentu bisa di pastikan kebenarannya .
Dan itulah karakter dari masyarakat jahiliyah yaitu mencari cari kesalahan para penyeru kebenaran .Lantas dengan kesalahan satu saja yang di perbuat da'i tersebut mengalamatkan bahwa dakwah yang di bawanya itu salah dan menudutkan Islam .

Bukan hanya para da'i yang di perlakukan demikian oleh orang orang jahiliyah , bahkan para Nabi sebelumnya pun telah di perlakukan demikian oleh masyarakat jahiliyah .
" Jika mereka mendustakan kamu , maka sesungguhnya rasul rosul sebelum kamu pun telah di dustkan ( pula ) " . ( QS : Ali Imran 184 )

Tuduhan mereka terhadap Ibundanya Nabi Isa Alaihissalam bahwa Maryam telah berzina .
Tuduhan miring juga dialamatkan kepada Nabi Nuh Alaihissalam . Bahwa pengikut beliau terdiri dari rakyat jelata dan tidak berpendidikan sehinga orang orang jahiliyah menolak dakwah beliau bahkan mencela beliau .
" Kami tidak melihat kamu , melainkan ( sebagai ) seorang manusia ( biasa ) seperti kami , dan kami tidak melihat orang yang mengikuti kamu , melainkan orang orang yang hina dina diantara kami yang lekas percaya saja , dan kami tidak melihat kamu memiliki satu kelebihan apapun atas kami , bahkan kami yakin bahwa kamu orang orang yang dusta " . ( QS : Hud 27 )

Pada QS : Hud 27 tersebut memberikan satu gambaran secara jelas dan gamblang bahwa orang orang jahiliyah di dalam melihat satu kebenaran itu di lihat dari pengikut . Jika yang mengikuti kebenaran itu orangnya dari golongan ekonomi lemah , apalagi sang juru dakwah juga dari kalangan ekonomi lemah pula , maka mereka ( orang orang jahiliyah ) tidak mau menerima kebenaran tersebut ( padahal dalil dalil secara akal dan dalil Qur'ani telah di kemukakan dengan sangat jelas ) toh mereka tak mau menerima . Akan tetapi jika orang orang yang mengikuti kebenaran itu dari orang yang yang ekonominya kuat , berpendidikan tinggi , juga sang juru dakwahnya pun demikian , maka mereka baru mau menerima kebenaran .

Mereka ( orang jahiliyah ) mempunyai satu pemahaman ,jika orang yang yang berpendidikan tinggi dan tingkat ekonominya juga kuat , maka sudah barang tentu mereka tidak bisa di pengaruhi begitu saja ( di samping ekonominya juga sudah mapan di tambah mereka juga bisa berpikiran secara logis ). Dan  jika pengikut kebenaran itu dari orang orang yang ekonominya lemah serta pendidikannya pun rendah , maka sudah barang tentu mau untuk di pengaruhi , dan mau saja di iming imingi sesuatu yang tidak nampak kasat mata . Demikianlah orang orang jahiliyah melihat kebenaran . Dan hal itu akan senantiasa berulang ulang dari waktu ke waktu ( hanya orang orangnya saja berubah ubah , akan tetapi model dan caranya tetap sama ) .

Akan tetapi yang tidak pernah di sadari oleh orang orang jahiliyah adalah bahwa hidayah taufiq itu milik Allah semata , yang Allah berikan kepada siapa saja yang di kehendaki Nya . Sedangkan para juru dakwah hanyalah menyampaikan risalah saja ( tidak lebih ) adapun mereka itu mau menerimanya atau menolak , hal itu bukanlah masalah ( yang penting kebenaran sudah tersampaikan dan mereka sudah mendengar ) . Jika orang orang yang berpendidikan tinggi dan ekonomi kuat tidak mau menerima , maka hal itu di sebabkan karena ke sombongannya saja . Jika sudah demikian keadaanya , maka janganlah di salahkan jika sewaktu waktu adzab Allah itu datang kepada manusia manusia yang ingkar , apakah sekupnya pribadi ( orang yang ingkar tersebut di adzab tidak bisa menerima kebenaran dan orang tersebut tidak mampu melihat letak kesalahannya ) atau sekupnya umum ( entah itu bencana alam atau apa saja ) .
Dan hal itu sudah merupakan sunatullah yang terus berlaku dan tidak akan berubah .

Seseorang yang ingin kembali kepada kehidupan para salafus sholeh secara murni dan berusaha mengamalkan manhaj salaf tersebut mereka cibir . Dalam hal pakaian ( seorang muslimah misalnya ) mereka katakan bahwa hal itu tidak mengikuti mode hari ini yang berlaku . Mereka kritik habis habisan para muslimah tersebut , agar supaya para muslimah mau kembali pada kehidupan jahiliyah seperti mereka . Mau kembali memakai rok mini , mau kembali memmakai celana jins ketat , mau membuka jilbabnya , dls .
Jika seorang muslimah tersebut sedikit saja condong kepada mereka , maka selesailah pertentangan mereka atas muslimah tersebut ( karena sudah bagian dari mereka ) . Dan mereka akan bersikap manis .

Hal itu juga berlaku pada orang laki lakinya . Jika seorang muslim yang ingin mengikuti pakaian secara Islami atau berusaha sungguh sungguh untuk seIslami mungkin kehidupannya dengan  memanjangkan janggut , ( di sunahkan karena untuk menyelisihi orang orang yahudi yaitu memanjangkan janggut dan mencukur kumis ) , ada bekas hitam di jidatnya ( karena seringnya melakukan sujud di hadapan Rabb mereka ) dan memakai celana diatas mata kaki ( karena dalam Islam pakaian yang di bawah mata kaki adalah neraka , baik itu di waktu sholat maupun tidak . Bahkan Umar bin Khatttab r.a menjelang wafatnya beliau masih sempat memperingatkan seseorang yang berpakaian di bawah mata kakinya ) , akan tetapi orang orang jahiliyah menganggapnya agar berhati hati kepada orang tersebut dengan mengatakan " itu pakaian para teroris , oleh karena itu berhati hatilah ...." .

Seorang muslim yang ingin melaksanakan puncak amalan Islam yaitu Al Jihad fie Sabilillah pun tak lepas dari cibiran orang orang jahiliyah . Hanya karena satu kesalahan yang di buat individu orang yang ingin melaksanakan jihad ( caranya saja yang kurang tepat ) lantas mereka ( orang orang jahiliyah ) mengatakan bahwa jihad itu kejam , Islam itu rokhmatal lilalamin , tidak cocok di jadikan jalan untuk menegakkan Islam dan mendiskreditkan ibadah jihad itu sendiri .

Apakah mereka ( orang orang jahiliyah itu lupa atau tidak tau fakta ) banyak umat Islam yang di bantai oleh orang kafir dan sebagian kecil dari umat Islam yang sadar untuk sedikit melakukan perlawanan ( itupun segi kekuatan jauh tidak imbang ) mereka mengatakan ( orang jahiliyah )  kepada orang orang yang melakukan satu pembelaan kepada sesama saudaranya yang muslim di katakan teroris , sedangkan orang orang kafir yang banyak membantai umat Islam tidak di katakan teroris ?? . Oleh karena itu jujur dan adillah dalam melihat keadaan .
Jika jihad bukan satu ibadah yang harus di jalankan , lantas mau dikemanakan QS ; At Taubah , Qs : Al Anfal , QS : Muhammad , QS : Al Mujadillah , QS : Al Mumtahanah , dan masih banyak lagi ayat ayat jihad yang bertebaran di dalam Al Qur'an apalagi di dalam As Sunah . Apakah mau di hapus ayat ayat tersebut ?? .
Jika Islam itu rokhmatallilalamin dan jihad bukan sebagai jalan untuk menegakkan Islam ? Kenapa Rosulullah sendiri melakukan peperangan selama diangkat jadi Rosul sebanyak 27 kali . Apakah mereka tidak pernah membaca sirah Nabawiyah . Juga apakah mereka juga tidak pernah membaca sejarah para khulafa'ur rosidn ?? Abu Bakar r.a memerangi orang orang murtad , Umar bin Khattab r.a banyak mengirimkan pasukannya sehingga Islam itu tersebar hampir 1/3 dunia .

Oleh karena itu jihad merupakan satu ibadah yang harus di laksanakan oleh umat Islam , jihad juga ada tata caranya dan adab adabnya yang telah diatur secara baku ( tidak semaunya sendiri ) . Mengapus jihad sama halnya meragukan keotentikan Al Qur'an dan As Sunah , yang mana hal itu dapat mempengaruhi atau membatalkan 2 kalimat syahadat yang telah kita ikrarkan , karena kita sudah berani mengharamkan apa yang di halalkan oleh Allah . Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : " Barang siapa yang mengharamkan roti ( dhohirnya roti ) maka ia telah kafir " .
Jadi berhati hatilah dalam masalah ini . Janganlah ikut ikutan latah , karena hal itu akan kembali pada diri kita sendiri .

Para Ulama' yang dengan jujur menerangkan duduk perkara tentang jihad , seluk beluknya dan juga menerangkan bagaimana aqidah Islam yang murni itu , juga tidak lepas dari cibiran mereka ( orang jahiliyah ) dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan cuci otak . Padahal di balik itu ada satu upaya agar umat ini tetap dalam keadaan bodoh dan tetap menjadi satu komoditi yang menguntungkan bagi segelintir orang . Jika umat ini sadar dari kebodohannya dan mau bangkit , maka mereka ( orang jahiliyah ) tidak bisa lagi meraup keuntungan dunia lagi .

Jika ada sebagian kecil dari umat ini giat melakukan Amar ma'ruf nahyi munkar , maka hal itu juga tidak lepas dari cibiran orang orang jahiliyah dengan mengatakan " Hal itu melanggar HAM " . Jika sudah tidak ada yang mau melakukan Amar ama'ruf nahyi munkar , maka hal itu menciptakan satu kondisi agar masyarakat tetap dalam kondisi maksiat , sehingga menantang Allah untuk menurunkan adzabNya ( entah apa bentuknya ) . Hal itu juga harus di sadari dan di renungkan .

Oleh karena itu , dari sekian banyak contoh kasus di atas hendaknya kita melihat satu permasalahan itu dengan satu neraca timbangan yang jelas yaitu Al Qur'an dan As Sunah . Dengan menggunakan neraca timbangan Al Qur'an dan As Sunah , maka kita akan melihat satu permasalahan dengan jelas . Meletakkan permasalahan secara proporsional . Kita akan tau siapa siapa yang berada di balik kebenaran dan siapa siapa yang berada di balik kesesatan .


Intanshurullaha yansurkum , wayustabbit aqdaamakum



Di tengah tengah kebingungan umat hari ini , yang mana al haq menjadi samar dan kabur , lalu al batil di poles sedemikian rupa agar tampak baik dan neraca di dalam melihat satu permasalahan sudah terbalik balik , maka Allah Azza Wajalla memanggil kepada orang orang beriman agar menolong agama Allah ( Islam ) .
Pada QS: Muhammad 7 diatas mungkin banyak orang yang bertanya tanya , kenapa Allah Ta'ala melalui ayat tersebut memanggil orang orang beriman untuk menolong agama Nya ( Islam ) ?? .
Maha Suci Allah yang telah menegakan langit tanpa tiang . Allah Ta'ala mampu membuat agama Nya ( Islam ) menang atas dien dien yang lain , walaupun seluruh manusia tidak ada yang mau menjawab seruan Allah dalam QS : Muhammad 7 diatas . Akan tetapi perintah tersebut akibatnya akan kembali pada manusianya sendiri jika mau menjawab seruan Allah dalam ayat tersebut.

Menolong agama Allah dengan apa dan bagaimana caranya ?? . Menolong agama Allah dengan kembali kepada Islam itu sendiri . Allah Azza Wajalla menyeru kepada orang orang beriman agar kepada hukum hukum Allah ( baik itu yang termaktub dalam Al Qur'an maupun dalam As Sunah ) . Seruan untuk kembali kepada aqidah yang lurus dan murni , sebagaimana aqidah yang di fahami oleh para generasi awal Islam ( para sahabat Rosul rodhiyallahuanhum ) . Seruan untuk kembali dari peribadatan sesama manusia kepada peribadatan hanya kepada Allah saja . Dan seruan untuk kembali memikirkan kehidupan akherat ( yang mana seluruh manusia akan berjalan kearah sana dan belum tentu bagaimana nasibnya kelak ) dan tidak terlena dengan kehidupan dunia ( yang mana seluruh manusia pasti akan meninggalkanya ) . Itulah maksut seruan Allah ( intansurullah ) .

Adapun akibat dari memenuhi seruan Allah tersebut adalah Allah akan menolongmu dan meneguhkanmu . Wujud dari pertolongan Allah dalam ayat tersebut adalah Allah pasti akan memberikan satu jalan keluar dari seluruh permasalahan yang di hadapi manusia di dunia ini . Disaat manusia banyak yang bingung di dalam mencari pemecahan masalah kehidupannya di dunia ini , maka orang orang beriman yang bersedia memenuhi panggilan Allah dalam ayat tersebut merasa tenang hatinya ( tidak gelisah dan resah ) , Allah akan memberikan firasat yang tajam dan mempunyai ketepatan dalam memecahkan setiap permasalahan yang di hadapi manusia .
Allah akan meneguhkan kedudukanmu artinya Allah akan menurunkan istiqamah kedalam hati orang orang beriman yang bersedia memenuhi panggilan Allah tersebut .
Di saat orang lain banyak yang bingung di dalam menapaki kehidupan ini , dia merasa tenang ( walaupun permasalahan demi permasalahan datang menghampirinya ) hal itu tercermin di wajahnya ( baik susah maupun senang wajahnya tidak ada perubahan ) .

Dan inilah kenikmatan yang Allah berikan kepada orang orang beriman yang mau memenuhi seruan Allah dalam QS : Muhammad 7 diatas di dunia ini . Itu semua baru posekot atau cicilannya saja . Adapun kontannya besok di akherat kelak . Itulah kenikmatan yang Allah berikan kepada orang orang yang beriman yang mau menolong agama Allah di dunia ini . Kenikmatan apalagi yang lebih besar dari kenikmatan atas pertolongan Allah dan keteguhan iman .
Itulah dienul Islam .

Jika seseorang membahas Islam , pastilah tidak lepas dari 3 pembahasan . Membahas seputar aqidah ( bagaimana aqidah yang lurus dan benar itu ) atau membahas seputar ibadah ( bagaimana cara beribadah kepada Allah yang pas dan benar itu ) atau membahas seputar akherat ( bagaimana nasib manusia dan mau kemana manusia setelah mati ) .
Oleh karena itu orang orang kafir hari ini ( baik itu dari golongan ahli kitabnya , orang musyriknya atau orang orang munafik ) berusaha dengan sungguh sungguh ( mengerahkan seluruh potensinya ) untuk mengaburkan 3 hal itu . Mengaburkan bagaimana aqidah yang lurus dan murni itu ? mengaburkan dari makna ibadah yang benar itu ? dan mengaburkan akan akherat .
Jika ada seseorang yang berusaha dengan jujur dan sungguh sungguh menjelas 3 hal itu , maka mereka ( orang orang jahiliyah ) menyebutnya sebagai program cuci otak !.
 Intanshurulah yanshurkum wayutsabitaqdamakum , mau apa tidak kita memenuhi seruan Allah tersebut .

Intanshurulah yanshurkum wayutsabbit aqdamakum hari ini bukanlah masalah yang remeh . Akan tetapi harus menjadi perhatian dan keseriusan kita , karena orang orang jahiliyah hari ini ada satu upaya ingin merampas nasib kita besok di akherat , akan tetapi banyak dari umat Islam sendiri yang tidak faham akan makar makar tersebut . Pada ayat tersebut Allah Azza Wajalla memanggil orang orang beriman untuk kembali memikirkan bagaimana nasibnya kelak di akherat dengan kembali pada diennya yaitu Islam . Pada ayat tersebut Allah memanggil dengan penuh kelembutan , yang mana Allah sedikitpun tidak mempunyai kepentingan sedikitpun di dalamnya , akan tetapi itu semua demi kepentingan manusianya sendiri .

Intanshurullah yanshurkum wayutsabit aqdamakum Seberapa besar kesungguhan kita di dalam mencari kebenaran Islam ( di dalam kita bertolabul ilmi ) , maka sebesar itu pulalah kita akan mendapatkannya ( walaupun kesungguhan yang telah kita lalui itu dalam jangka waktu yang lama ilmu yang kita dapat tidaklah langsung banyak , akan tetapi ilmu yang kita serap itu dari sedikit demi sedikit ) . Dan seberapa besar kesungguhan kita di dalam melaksanakan ilmu ilmu Islam yang telah kita serap itu di dalam keseharian kita , maka sebesar itu pula Allah akan menurunkan kefahaman akan Islam itu sendiri ( kefahaman akan hakekat dienul Islam ) .
Walaupun banyak dari ayat ayat Al Qur'an dan banyak dari hadits sering kita baca dan sering kita dengar , akan tetapi hal tersebut tidak pernah kita praktekkan dalam kehidupan kita , maka ayat ayat tersebut tidak akan memberikan manfaat apa apa , kita tidak pernah akan faham maksud dari ayat ayat yang sering kita baca dan kita dengar itu , dan hal itu hanyalah sebagai konsumsi otak belaka .
Akan tetapi mana kala kita mau bersungguh sungguh mengamalkan satu dua ayat yang telah kita baca dan sering kita dengar itu dalam kehidupan sehari hari kita dan kita tau akibat akibat yang akan kita terima dari melaksanakan ayat ayat itu ,lalu kita tetap melaksanakannya dan sabar , maka pada saat itulah Allah akan menurunkan kefahaman pada kita akan hakekat ayat tersebut . Begitu seterusnya .

Oleh karena itulah mengapa para sahabat Rosul rodhiyallahu 'anhum hanya mencukupkan 10 ayat saja di setiap kesempatan dan tidak menambahnya serta tidak banyak bertanya ( karena dengan memperbanyak ayat dan memperbanyak bertanya akan menambah beban mereka ) . Setelah mereka bisa merealisasikan 10 ayat tersebut di dalam kesehariannya barulah mereka menambah ayat ayat lagi ( untuk di hafalkan dan di laksanakan ) .Dan jika mereka ( para sahabat ) menjumpai satu permasalahan dan mereka tidak tau ilmunya , maka mereka diam ( mereka takut hal itu mendahului Allah dan RosulNya ) tidak banyak berkomentar , sehingga permasalahan itu di bawa di hadapan Rosulullah Saw . Dengan melakukan hal tersebut sudah barang tentu para sahabat rodhiyallahu 'anhum lebih faham akan dienul Islam .
Bandingkan dengan umat Islam hari ini , jauh panggang dari api .
Untuk tolabul ilmi saja , banyak yang tidak sempat ( dengan berbagai alasan ) bagaimana mau pandai . Sudah itu untuk mau melaksanakan syareat Islam saja banyak yang maju mundur - maju mundur , bagaimana ingin faham hakekat Islam . Dan di perparah dengan jika muncul permasalahan , sudah tidak tau ilmunya , tidak mau mengembalikan permasalahan itu kepada Allah dan Rosul Nya malah berkomentar sendiri sesuai akal dan nafsunya sendiri sendiri , maka sudah sewajarnya jika permasalahan demi permasalahan datang dan bertumpuk tumpuk mendera umat di negri ini .

Dan akhirnya Intanshurullah yanshurkum wayutsabit aqdamakum Allah Azza Wajalla tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum tersebut mau merubah dirinya sendiri . Mulailah dari diri kita sendiri untuk memenuhi seruan panggilan Allah dalam QS : Muhammad 7 , sebelum nafas sampai kerongkongan , mumpung masih dikaruniai kesehatan dan waktu luang dan tidak ada kata terlambat dalam beramal sholeh .........





Wallahu 'alam Bisshowwab



Tidak ada komentar:

Posting Komentar