>

Total Tayangan Halaman

Jumat, 03 Februari 2012

BAKHIL







Download disini



Hari ini banyak orang mengatakan, zaman modern, teknologi yang semakin canggih, semua di tuntut untuk serba cepat dan efisien yang harapannya akan memudahkan pekerjaan perkerjaan yang di lakukan manusia. Memang benar di satu sisi banyak manfaatnya buat manusia akibat  dari zaman modern. Akan tetapi di sisi yang lain, banyak juga akibatburuk yang di derita manusia dari salahnya memanfaatkan kemodernan itu sendiri.
Ekonomi kapitalis semakin menancapkan kukunya, sikap hedonisme banyak bermunculan, kemerosotan moral menukik tajam, permasalahan rumah tangga yang pelik kian bermunculan dan penyakit sosial kian menjamur dari hari kehari.
Akibatnya banyak jiwa jiwa manusia yang mengalami kegoncangan mental yang hebat. Yang kehidupan ekonominya tercukupi ( bahkan berlebih ) seakan akan kehidupannya hamba, hambar dan monoton. Yang kehidupannya ekonominya pas pasan ( bahkan sering tambal sulam atau minus) seakan akan dari hari hari kehari semakin bertambah berat, melelahkan dan  menyesakkan dada.
Banyak yang sadar dan kembali pada norma agama sebagai media penyeimbang di dalam mengarungi kehidupan ini.

Akan tetapi orang orang yang tersadarkan yang mana norma agama di jadikannya sebagai media menyeimbang tak sedikit yang bingung, karena banyak orang yang mengaku aku sebagai penghasung kebenaran dengan mengatas namakan Islam ( baik itu pribadi maupun golongan ).
Agama di politisir dan di jadikan satu komoditi yang menguntungkan oleh segelintir orang. Di tambah lagi alam kian tak bersahabat dengan manusia, dengan seringnya bencana datang silih berganti menyapa manusia. Sehingga menambah kelengkapan derita manusia hari ini.
Apa persoalannya sehingga manusia seakan akan berada di dalam pusaran syetan yang tidak tau ujung pangkalnya?. Satu saja persoalan utama yang bisa kita ambil dari permasalahan permasalahan yang timbul hari ini ( walaupun penyakitnya tidak hanya satu saja ) yaitu penyakit bakhil yang telah akut.


Akibat Kebakhilan Yang Di Perturutkan

Bakhil dalam bahasa Arab, biasa di sebut dengan as syuhha yang artinya bakhil. Sedangkan menurut istilah adalah bakhilnya seseorang terhadap harta dan segala kebaikan yang ada pada dirinya atau pada orang lain ( Afatun 'ala thariq bab: syuhha ).
Dari pengertian tersebut ternyata makna bakhil lebih luas, bakhil tidak hanya sebatas pada harta benda saja.
Hari ini di zaman yang katanya modern, ternyata kebakhilan sudah menjadi penyakit yang meluas dan hampir akut di tengah tengah umat Islam. Kebakhilan tersebut muaranya karena ekonomi kapitalis dan budaya hidup hedonis, sehingga menjadikannya kurang peka terhadap sesama dan lingkungan sekitar.
Lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat kita telah berhasil menanamkan jiwa individualisme, sedikit demi sedikit berjalan, sehingga tidak di sadari penyakit tersebut sudah akut dan tersistem, sehinga pada satu titik kita kesulitan dari mana kita harus memulai mengobatinya penyakit bakhil itu.
Yang penting saya jadi kaya, kecukupan, semua kebutuhan sehari hari saya ada dan terpenuhi ( tanpa meminta minta ke orang lain ), sehingga kita tidak memikirkan orang lain, toh ini buah kerja keras saya selama ini, salah sendiri dulunya ia tidak bersungguh sungguh dalam mencari.
Mungkin kalimat tersebut kerap kali kita dengar di kehidupan nyata, sehingga wajar jika berawal dari kebakhilan tersebut berbagai permasalahan timbul, seakan akan permasalahan datang silih berganti.

Buah Dari Bakhil

1. Bakhilnya Seorang Da'i

Sufyan Astaury pernah berkata ( dengan terjemahan bebasnya ) : " Ulama' adalah pewaris para Nabi, bisa di sebut pewaris para Nabi jika memenuhi 2 syarat; tidak mengekor pada penguasa dan tidak mengekor pada dunia. Jika ulama' sudah mengekor pada dunia atau penguasa, maka julukanya adalah pencuri."
Ternyata tidak berlebihan perkataan Sufyan Ats Tsaury, dan bahkan bahayanya jauh lebih hebat kerugian yang di derita dari pada seorang pencuri. Kalau pencuri, paling satu orang yang di rugikan. Berkurangnya harta benda sang korban pencurian itu, itupun mungkin harta yang di curinya itu bisa di cari lagi lain waktu, dan kerugiannya hanya sebatas dunia saja dan tidak sampai keakherat ( jika ia sabar dan menyadari kekeliruannya serta dalam mencarinya kembali hartanya yang hilang itu tetap memperhatikan halal dan haram ).
Akan tetapi kerugian yang di derita dari seorang da'i yang sudah mengekor pada penguasa atau dunia tidak hanya satu atau dua orang saja, bahkan sampai ribuan orang. Karena seseorang yang mengikuti seorang da'i yang telah silau oleh dunia dan terbuai bujuk rayu penguasa, malannya jadi sia sia ( melenceng dari rel syareat ), hal itu akan terus di bawanya hingga wafat dan sampai akherat kelak.
Karena takut nikmat dunianya berkurang, ia pelintir dalil dalil syar'i, ia tutupi yang haq hinga terlihat samar samar, hal itu di lakukannya demi memenuhi pesanan sang majikan ( penguasa ) yang telah memberinya segala fasilitas dunia.
Sehingga wajar jika Ummat Islam hari ini mengalami kebingungan. Bingung dalam melihat mana yang haq dan mana yang batil, dan siapa saja yang berada di balik kebenaran dan siapa saja yang berada di balik kebatilan. Sialau dengan banyaknya pengikut dan silau dengan besarnya surban serta kefasihan berbahasa Arab.
Karena bakhilnya sang da'i sehingga fitnatus syubuhat dan fitnatus syahawat merajalela di dalam tubuh Ummat Islam hari ini.

2. Bakhilnya Seorang Pemimpin

Bakhilnya seorang pemimpin menggunakan kepemimpinannya guna membela kebenaran, boleh jadi ia tidak mempunyai keberanian untuk bertindak atau karena minimnya ilmu.
Berawal dari rusaknya sistem dalam memilih seorang pemimpin ( penyembah suara ) , maka kebenaran jadi di anak tirikan. Yang penting punya pengaruh, mempunyai modal yang besar untuk jadi kandidat seorang pemimpin, sehingga ia berambisi untuk jadi pemimpin. Syarat syarat yang harus ia penuhi untuk menjadi seorang pemimpin ia tidak memperdulikan, sehingga wajar saja jika ia exploitasikan sebesar besarnya untuk kepentingan dirinya atau kroni kroninya yang telah mengangkatnya jadi seorang pemimpin. Gejala seperti itu dari tingkat rendahan sampai tingkat kepala negara.
Di perparah lagi dengan di gendengnya para ulama' untuk bersanding dengannya guna melanggengkan kekuasannya atas manusia.
YA! Kolaborasi yang sangat berbahaya, antara pemimpin yang dholim dan Ulama' yang telah mengekor pada pintu pintu penguasa. 2 kekuatan yang sangat hebat akibat buruknya atas Ummat manusia pada umumnya dan Ummat Islam pada khususnya. Kekuatan karena berkuasa dan kekutatan dalil untuk mengelabuhi manusia.
Sehingga baiknya Islam jika pemimpinnya baik dan ulama'nya baik. Jika pemimpinnya tidak baik dan ulama'nya sudah condong kepintu pintu para penguasa, jangan harap ummat Islam akan menjadi baik. Jangan harap permasalahan demi permasalahan yang mencuat ke permukaan akan terselesaikan dengan baik. Dan jangan harap bencana demi bencana akan reda.

3. Bakhilnya seseorang Untuk Mengorbankan Waktu, Fikiran dan Harta Untuk Kemajuan Islam

Tenaganya dan waktunya selama 24 jam terasa kurang, karena panjangnya angan angan yang hendak ia capai. Ia peras fikirannya agar kebutuhan sehari harinya tercukupi. Ia tempuh berbagai cara agar orang sekitarnya mengatakan dirinya adalah orang yang kaya dan sukses. Akan tetapi pada gilirannya Islam membutuhkan tenaga dan fikirannnya untuk kemajuan Islam, ia keluarkan seribu argumentasi untuk menolak. Padahal ia di berikan kemampuan oleh Allah untuk hal itu. Ia fasih membaca Al Qur'an dengan tajuid yang benar, akan tetapi  pada satu ketika ia di minta oleh tetangganya untuk mengajar anak anak untuk membaca Al Qur'an ia beralasan tidak ada waktunya. Pada gilirannya datang bantuan untuk biaya anak anak yatim piatu yang putus sekolah agar bisa sekolah lagi ( sebagai orang tua asuh ), ia beralasan, tolong yang lain dulu, kalaupun ia mau karena ada tendensi ( sedikit ingin di puji orang lain minimal ).
Dan masih banyak lagi contoh contoh yang terjadi di masyarakat hari ini.

4. Bakhilnya Seseorang Untuk Memberikan Kemudahan Pada Orang Lain

Ia bersikap individualis, semuanya ia ukur dengan materi. Ia mau melakukan jika ada timbal baliknya. Pintu rumahnya selalu tertutup untuk orang lain, tidak hanya itu saja, di tambah seorang penjaga ( satpam ) di depan pintu rumahnya, jika ada ada orang yang ingin bertemu dengannya harus melalui birokrasi yang rumit.
Karena ia punya uang, punya kesempatan untuk melakukan, maka ia melakukan yang seperti itu. Karena alasan keamanan, ia berikan pembatas rumahnya dengan dinding yang tingggi, depan rumahnya ada pintu dari besi plus penjaga.  Tetangga kanan kirinya kelaparan, sakit, atau bahkan meninggal ia tidak tau. Dan lebih ironisnya lagi ia mengaku orang yang beriman kepada Allah dan Rosul Nya.
Orang orang yang bakhil tidak mau memberikan hartanya , waktunya, tenaganya atau ruhnya sekalipun untuk kemulyaaan Islam dan kaum muslimin.
Ia termakan dengan propaganda musuh musuh Islam. Sesama saudaranya orang beriman ia enggan membantu, biar tidak di katakan fanatik, atau fundamentalis. Akan tetapi dengan musuh musuh Islam ia ringan tangan, bahkan tidak diminta sekalipun ia menawarkan dirinya.

Islam sangat membenci sifat bakhil pada diri Ummatnya. Karena sifat bakhil adalah salah satu sifat orang munafik yang sangat kelihatan, yang ia tidak mau berkrban sedikitpun untuk kebaikan. Apa apa yang di lakukannya selalu ada tendensi tendensi tertentu di belakangnya. Kata ikhlas, sabar dan syukur tidak ada kamus dalam dirinya. Memang ia sering mendengar kata kata itu ( ikhlas, sabar dan syukur ), akan tetapi realisasinya dalam kehidupan nyata nol besar.
Padahal sifat dari orang yang beriman kepada Allah, Rosul Nya dan hari akhir adalah ia siap berkorban apa saja demi meraih keridhoan Rabbbnya dan kemulyaaan Islam di muka bumi.
Rosululllah Saw pernah bersabda, yang diriwayatkan oleh Jabir r.a:
" Jauhilah ( takutlah ) oleh kalian perbuatan dholim, karena kedholiman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.  Dan jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa apa yang di haramkan bagi mereka." ( HR. Muslim ).

Buah yang Akan di Nikmati Bagi Pelaku Bakhil

1. Menyeret Pelakunya Terjerumus ke Dalam Berbagai Perbuatan Dosa.

Seseorang yang berbuat bakhil akan semakin menjauhi berbuat baik. Apakah perbuatan baik itu ada kaitannnya dengan hak hak hak Allah dan Rosul Nya atau sesama manusia. Bahkan sebaliknya, ia akan selalu mendekati perbuatan jelek dan menyibukkan  dengannya. Tidak hanya itu saja pelaku bakhil, akan membuka pintu kejelekan yang lain, ibarat mata rantai yang tidak terputus dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Karena bakhilnya  terhadap harta, ia putuskan tali silaturrahmi dan  pertemanan jadi renggang. Semuanya di ukur atas harta, jika tidak menguntungkan ( mendatangkan uang ) ia tinggalkan.
Karena bakhilnya terhadap harta, ia halalkan segala cara yang penting pemasukan bertambah tebal di kantong.
Itulah buah dari sistem demokrasi kapitalis di tengah tengah ekonomi global hari ini.
Karena begitu bahayanya akan sifat bakhil, Abdurrahman bin Auf r.a berdo'a kepada Allah di samping Ka'bah : " Ya Allah, jagalah diriku dari kebakhilan." Lantas salah seorang sahabat yang lain bertanya ketika mendengar do'anya itu ; " Kenapa begitu ? Kemudian beliau menjawab;" Sesungguhnya jika diriku terjaga dari kekikiran, maka aku tidak mencuri, berzina, dan melakukan perbuatan dosa yang lainnya."

2. Di Jauhkan Dari Keimanan Kepada Allah Ta'ala

Rosulullah Saw pernah bersabda :
" Kikir dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama lamanya ." ( Musnad Imam Ahmad 14/202 no. 8512 dan Shahih Ibnu Hibban 8/43 no.3251 )
Kekikiran akan mengikis keimanan dalam hati seseorang sedikit demi sedikit, sampai keimanan dalam hatinya hilang ( jika ia tidak menyadarinya ). Akan tetapi sebaliknya, orang yang gemar berinfak dan bershodaqah Allah akan menguatkan keimanannya karena ia yakin besarnya pahala dari amalnya itu besok di hari kiamat.
Keimanan dalam hati seseorang yang lemah tidak akan terpanggil untuk menyambut seruan dari setiap para penyeru untuk berinfak dan bershodaqah.Bahkan jika ia melihat saudaranya sedang tertimpa musibah sekalipun ia tidak akan merasa perlu untuk mengeluarkan hartanya untuk meringankan beban saudaranya tersebut. Memang harta yang di infakkannya itu secara nominal berkurang, akan tetapi ia tidak faham bahwa hartanya yang ia belanjakan untuk kebaikan itu akan mengikutinya sampai akherat.
Dan sesungguhnya tidaklah ia bakhil, kecuali bakhilnya ia pada dirinya sendiri ( akibatnya akan kembali pada dirinya sendiri ).

3. Di Berikan Kabar Gembira Dengan Adzab Pedih di Akherat

Imbas dari sifat bakhil tidak hanya di rasakan di dunia saja ( saat ia masih hidup di muka bumi ), akan tetapi akan berimbas pada kehidupan setelahnya. Sudah di dunianya ia tidak mendapatkan ketenangan hidup di tambah adzab  pedih menanti dirinya setelah ia menemui al maut.
Hal tersebut tidak hanya berlaku pada dosa bakhil saja, akan tetapi berlaku seetiap dosa dosa besar dalam Islam.
Oleh karena itu, di dalam Islam beriman pada hari akhir adalah bukan hal yang main main, dan bukan pula satu konsep dari Allah untuk manusia yang sederhana.
Dengan mengimani atas hari akhir ( di samping iman kepada Allah dan Rosul Nya ) akan mendorong manusia untuk melakukan berbagai amal perbuatan. Dengan mengimani hari akhir, orang orang beriman mampu memenuhi seruan Allah Azza Wajalla dengan hati yang ringan maupun terpaksa. Dan dengan iman atas hari akhir akan mampu menahan dorongan untuk tidak melaksanakan apa apa yang Allah larang.
Karena cacatnya keimanan akan hari akhir, maka orang orang yang bakhil sangat berat untuk melakukan agar tidak bakhil atas segala hal.
Allah Tabaroka Wata'ala mengingatkan orang orang beriman agar tidak berlaku bakhil :
" Sekali kali janganlah orang orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan di kalungkan kelak di lehernya di hari kiamat." ( QS : Ali Imran 180 )
Kebakhilannya itu akan berubah menjadi ular yang akan melilit lehernya dengan kuat. Permasalahannya tinggal seberapa besar kepercayaan kita atas janji Allah Ta'ala. Semakin tinggi keyakinan kita atas janji dan ancaman Allah, maka semakin besar pula kesungguhan kita untuk memenuhi serun Allah itu.

Itulah beberapa musibah yang akan menimpa orang orang yang bakhil baik itu di dunia maupun di akherat kelak. dengan mengetahui akan betapa bahayanya kebakhilan tersebut, kita akan berusaha untuk menjauhi segala bentuk kebakhilan.
Berusaha untuk menjauhi teman teman yang bakhil dan juga lingkungan yang bakhil, karena teman dekat akan sangat mempengaruhi jiwa kita untuk menjadi bakhil.
Tidaklah cukup hanya mengetahui bahayanya bakhil, akan tetapi berusaha dengan maksimal untuk mengobati penyakit ini agar tidak menjangkiti diri kita, keluarga dan masyarakat kita.
Dengan melihat berbagai kehancuran yang akan di dapat oleh orang orang yang bakhil baik itu di dunia maupun di akherat, yakin akan janji Allah atas pahala yang akan di dapat, membaca kisah kisah orang orang yang telah menginfakkan sebagian dari  hartanya untuk perjuangan Islam di muka bumi demi meraih keridhoaan Allah semata, semoga kita terhindar dari sifat bakhil.
Rosululah mengajarkan agar mengiringinya dengan do'a di samping berusaha agar di jauhkan dari sifat kebakhilan :
" Ya Allah ! Sesungguhnya aku belindung kepada Mu dari bakhil, aku berlindung kepada Mu dari penakut, aku berlindung kepada Mu dari di kembalikan ke usia yang terhina, dan aku berlindung kepada Mu dari siksa kubur dan fitnah dunia." ( HR. Bukhari; Fathul Bari : 6/35 )

Penutup

Dunia adalah ladang amal, bukan ladang menerima hasil dari amal. Sedangkan akherat adalah tidak ada amal sedikitpun, akan tetapi yang ada hanyalah tempat menuai hasil dari amal. Orang orang yang sudah orientasi hidupnya untuk akherat, maka seringkali ia beramal untuk kepentingan orang lain, hal itu di lakukannya demi meraih keridhoan dan kecintaan Rabbnya.Semoga Allah Azza Wajalla memudahkan kita dalam melakukan kebaikan,melapangkan dada kita untuk berinfak, dan menjauhkan kita dari kebakhilan. Tidaklah seseorang di mudahkan untuk berinfak kecuali atas kehendak Nya, dan tidak ada yang di sempitkan karena kebakhilan kecuali atas kehendak Nya. Yang terpenting berusaha dengan penuh kesungguhan memenuhi seruan Allah dan Rosul Nya dengan melihat sebab akibat, adapun hasil kita serahkan kepada Allah seraya selalu berdo'a, dan kita jadikan sabar dan syukur sebagai kendaraan kita di dalam perjalan kita menuju Allah.
Amin.


1 komentar:

  1. setelah membaca rasanya saya jadi bingung mau menjawab, karena begitu banyak faham aliran islam yg berbeda2 dalam menafsirkan untuk memberikan/menyumbangkan hartanya, ada yg bilang menafkahi keluarganya lebih utama dari menyumbangkan hartanya pd panti asuhan, atau mungkin jihad, sementara pemahaman tentang jihad itu sendiri berbeda2, kalaulah kita ingin menyumbangkan pada umat itu sendiri yg umpamanya digunakan utk jihad, akan ada pertanyaan jihad seperti apa...?
    apakah memerangi org kafir tapi bisa terkena imbasnya pd umat muslim...? tdklah semudah itu akhi, karena zaman Rasulullahpun jihad yg diutamakan adalah masalah tauhid, setelah tauhid umatnya kuat dan pemahaman tentang syaretnyapun bagus, tak perlu bersusah payah utk menyerukan tentang jihad, secara spontan mereka akan berjuang demi tegakknya syareat islam. karena umat islam zaman sekarang hampir bisa dikatakan islam hanya zhohirnya saja belum berikut batiniyahnya, buktinya di Indonesia Islam adalah penduduk terbesar di dunia tapi mana buktinya tingkah lakunya masih tidka Islami, ditambah lagi banyaknya faham aliran islam. apakah mungkin bisa disatukan dengan pemahaman yg berbeda-beda. tegakkansyareat islam itu pd lingkuan keluarga, lingkungan sekitar dan seterusnya, berdakwalah terlebih dahulu tentang yg haq. karen SEKALIPUN KITA GEMBAR-GEMBORKAN, ATAU TERIAK2 TETAP SAJA MEREKA TDK MENDENGAR. begitupun dgn saya pribadi. mungkin hanya itu akhiyg bisa saya commentkan.

    BalasHapus