>

Total Tayangan Halaman

Selasa, 19 Juli 2011

Syafa'at








" Dan jagalah dirimu dari ( adzab ) hari ( kiamat yang pada hari itu ) seseorang tidak dapat membela orang lain , walaupun sedikitpun , dan ( begitu pula ) tidak di terima syafa'at dan tebusan padanya , dan tidaklah mereka akan di tolong " . ( QS : Al Baqarah 48 ) 





Satu topik bahasan yang menarik untuk di kaji hari ini adalah tentang syafa'at . Banyak umat Islam yang berharap harap cemas agar besok di hari kiamat dirinya akan mendapatkan syafa'at . Akan tetapi secara bersamaan ia malah melakukan satu amalan yang menyebabkan kekufuran atau kebid'ahan , yang mana hal itu di lakukannya hanya karena ia ingin mendapatkan syafa'at . Bagaimana Islam berbicara tentang syafa'at ?? Bagaimana pula syafa'at itu bila di lihat dengan memakai kaca mata Islam menurut pemahaman para salafus sholeh ?? . Temukan jawabannya di sini , semoga bermanfaat dan dapat menjadi bahan renungan . Amin


Definisi syafa'at secara mudahnya adalah : Satu bentuk karunia dari Allah Tabaroka Wata'ala buat orang orang yang beriman dan ber amal sholeh besok pada hari kiamat , yang mana seluruh manusia menggantungkan harapannya kepada Allah agar dirinya mendapatkan syafa'at .
Berangkat dari firman Allah Ta'ala
" Katakanlah , Hanya kepunyaan Allah syafa'at itu semuanya " . ( QS : Az Zumar 44 )
Dan juga firman Allah Ta'ala
" .....Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin Nya " .... ( QS : Al Baqarah 255 )

Pada pengalan dari ayat , dari ayat kursy ( QS : Al Baqarah 255 ) menjelaskan tentang satu kedudukan yang tidak mungkin di lewati oleh seorang hamba Allah ( sampai Rosulullah Muhammad Saw  sekalipun ) . Satu titik antara ke Uluhiyahan Allah Tabaroka Wata'ala dengan seorang hamba Allah yang mengikhlaskan ibadahnya hanya kepada Nya . Mereka semua berhenti pada satu kedudukan sebagai hamba Allah dengan penuh ketundukan dan merendahkan dirinya di hadapan Allah Subhanahu Wata'ala , sedikitpun tidak berani mendahului Rabbnya dan juga sedikitpun tidak berani memberikan syafa'at ( satu pembelaan / pertolongan ) dari sisi Nya kecuali setelah ada izin dari Nya . Mereka tunduk atas izin Allah tersebut dan jika telah mendapat izin sekalipun ada batasan batasannya ( tidak bisa sekehendak hati ) .
Sekalipun Rosulullah Saw , beliau tidak berani mendahului Allah ( sebelum Allah Ta'ala mengizinkan beliau Saw ) apalagi orang orang yang kadar ke imanya sangat jauh dari beliau Saw .

Pembagian Syafa'at

Di dalam kitab Qurratu Al Uyun , syafa'at ada 2 macam .
1. Syafa'at yang di tiadakan Al Qur'an  yaitu bagi orang orang kafir atau orang orang yang mengingkari syareat Allah yang di bawa oleh Rosulullah Muhammad Saw . Pengingkaran itu bisa berupa penolakan ( secara halus maupun kasar ) atau memerangi orang orang yang tauhidnya lurus yang berusaha menegakkan syareat Allah di muka bumi sebagai sumber hukum semua manusia .
Di dalam Al Qur'an Allah Rabbul Alamin telah berfirman
" Dan jagalah dirimu dari ( adzab ) hari (  kiamat yang pada hari itu ) seseorang tidak dapat membela orang lain , walaupun sedikitpun , dan ( begitu pula ) tidak di terima syafa'at dan tebusan dari padanya , dan tidaklah mereka di akan tolong " . ( QS : Al Baqarah 48 )
" Sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa'at " . ( QS : Al Baqarah 254 )

Harta yang berlimpah , anak keturunan yang banyak , pandai molobi sana sini , yang itu semua dapat ia peroleh dengan mudah di dunia dan menjadikannya sukses secara materi , akan tetapi hal itu sedikitpun tidak ada gunanya pada dirinya setelah ia mati yang saat itu ia di perlihatkan secara nyata adzabnya karena ketika hidupnya ia telah kafir . Hanya karena kekafirannya itu dan tidak mau beriman , maka Allah tidak menegakkan mizan di akherat . Dan karena kekafirannya itu seluruh amal amal kebaikan yang pernah ia perbuat ketika hidup di dunia tidak Allah perhitungkan dan tidak ada catatan amal kebaikan pada dirinya itu sedikitpun .
Suapnya , dan lobinya itu tidak berguna ( walaupun ia mempunyai dua gunung emas , untuk bisa lepas dari adzab Allah ( yang akan Allah berikan persekot ketika di alam kuburnya dan akan Allah bayar kontan adzabnya ketika hari kiamat ) dan syafa'at tidak berlaku pada dirinya ( walaupun keluarga dekatnya ada yang bisa memberikan syafa'at dalam artian ada yang mati syahid yang dengan mati syahid itu bisa memberikan syafa'at 70 golongan dari keluarganya ) .
Itulah bentuk kengerian tersendiri yang Allah gambarkan dalam QS : Al Baqarah 48 dan 254 secara jelas .

Sedangkan mengenai orang orang yang mengaku beriman , akan tetapi ia malah mengamalkan satu kebid'ahan yang menyebakan syirik akbar , maka Allah Azza Wajalla dengan tegas menyangkal semua klaim kalim dusta mereka .
Berangkat dari firman Allah :
" Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang orang yang memberikan syafa'at " . ( QS : Al Mudatsir 48)
Dan firman Allah :
" Dan mereka menyembah selain dari pada Allah apa yang tdk dapat mendatangkan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan dan mereka berkata : " Mereka itu pemberi syafa'at kepada kami dari sisi Allah ", Katakanlah ; " Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak di ketahui Nya di langit dan tidak ( pula ) di bumi " . ( QS : Yunus 18 )
Dan juga firman Allah Ta'ala :
" Dan orang orang yang mengambil pelindung selain Allah ( berkata ) : " Kami tidak menyembah mereka , melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat dekatnya " . Sesunguhnya Allah akan memutuskan diantara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya . Sesunguhnya Allah tidak menunjuki orang orang yang pendusta dan sangat ingkar " . ( QS : AZ Zumar 3 )

Klaim klaim Dusta

Pada penggalan ayat tersebut juga merupakan bantahan kepada orang orang musyrik , bahwa mereka berdo'a tas wali wali Allah ( yang mereka anggap sebagai wali Allah ) yang telah meninggal dapat memberikannya syafa'at kepada dirinya dari sisi Allah Ta'ala . Mereka mengira bahwa wali wali Allah yang telah meninggal itu ridha dan memerintahkan mereka untuk berbuat seperti itu , sehingga mereka berharap besar bahwa wali wali Alah yang telah meninggal itu dapat menjadi penolong pada dirinya dengan melakukan perbuatan seperti itu .
Akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya , orang orang musyrik itu telah mengusahakan satu sebab ( berdo'a kepada wali wali Allah yang telah meninggal untuk mendapat syafa'at bagi dirinya kelak ) yang justru dengan sebab itu dapat menjadi penghalang izin Allah atas dirinya untuk mendapat syafa'at . Atau dengan bahasa yang lain , seseorang yang sangat butuh akan satu pertolongan , maka ia melakukan satu amalan , akan tetapi dengan amalan tersebut ia malah sama sekali tidak mendapatkan pertolongan yang sangat ia butuhkan itu .

Karena sesunguhnya orang yang telah meninggal , siapapun orangnya sampai Rosulullah sekalipun telah terputus seluruh amalnya , ia tidak dapat memberikan madhorot kepada dirinya sendiri , lebih lebih orang lain yang meminta pertolongan pada dirinya ( malah lebih tidak bisa lagi ) untuk memintakan syafa'at kepada Allah . Dan hal tersebut sebagai sumber kebohongan dan kebodohan tentang pemberi syafa'at dan sumber syafa'at . Karena tidak ada yang dapat memberikan syafa'at dari sisi allah kecuali dengan izin Allah , dan juga Allah tidak menjadikan permohonan pertolongan dan do'a ( untuk mendapatkan syafa'at ) kepada yang telah meningal itu sebagai sebab di berikannya izin Allah tersebut .

Sedangkan ayat ayat yang senada dengan penggalan ayat kursy diatas sangat banyak QS: Thahaa 109 , QS :  An Najm 26 , QS : Yunus 3 , QS :  Saba' 23 , QS : Al Anbiyaa' 28 .
Sedangkan Ibnul Qayyim di dalam mengupas ayat ayat tersebut mengatakan : " Allah Tabaroka Wata'ala telah memutuskan semua faktor faktor yang di jadikan orang orang musyrik untuk bertopang . Orang orang orang musyrik menganggap sesembahanya itu bisa memberikan manfaat kepada dirinya , padahal tidak ada manfaat sedikitpun kecuali kecuali dari yang memiliki satu dari empat hal , yaitu Raja yang di harapkan oleh hambaya . Jika bukan Raja berarti sekutu sang Raja . Jika bukan sekutu berarti penolong atau pembantunya . Dan jika bukan penolong dan bukan pula pembantunya   berarti pemberi syafa'at darinya .
Allah Azza Wajalla menyangkal ke empat hal itu secara urut , dirinci dari atas kebawah . Allah menyangkal kerajaan , persekutuan , pertolongan dan pemberian sfyafa'at yang di mintakan oleh orang orang musyrik . Dan Allah menetapkan bahwa tidak ada bagian sedikitpun bagi orang orang musyrik terhadap syafa'at , kecuali orang yang mendapatkan syafa'at dengan izin Allah . Dan cukuplah dengan ayat ayat ini menjadi cahaya dan petunjuk untuk memurnikan tauhid kepada Allah , dan cukuplah dengan ayat ayat ini menjadi penolak dasar dasar kemusyrikan dan unsur unsurnya bagi yang memahaminya . Mereka ( orang orang musyrik itu ) mengira hal itu terjadi pada kaum kaum sebelum mereka , mereka hanyalah mewarisi pendahulu mereka ( dalam hal kemusyrikan ) dalam hal do'a dan permohonan syafa'at , dan juga mereka mengira ( orang orang musyrik hari ini ) bahwa mereka tidak akan mendapatkan warisan dosa dan siksa dari berbuatan dosa para pendahulu mereka .
Kemudian Ibnul Qayyim melanjutkan : " Diantara macam macamnya , yakni macam macam syirik ialah meminta hajat kepada orang orang yang sudah mati dan memohon pertolongan kepada mereka ( yang dianggap wali wali Allah yang telah meninggal itu ) . Dan inilah sumber kesyirikan di dunia Islam hari ini " .

Jika zaman Ibnul Qayyyim saja beliau mengatakan sudah sedemikian parah kesyirikannya , maka apalagi hari ini ( di zaman yang katanya modern ) malah jauh lebih parah lagi dari zaman Ibnul Qayyim dahulu .
 Dari tiga ayat diatas ( Al Mudatsir 48 , Az Zumar 3 dan Yunus 18 ) menjelaskan , bahwa karena kebid'ahan yg telah menjurus kepada syirik akbar itu ( walaupun ia mengamalkan sholat , puasa dan amalan Islam yang lain ) menjadikannya ia tertolak untuk mendapatkan syafa'at dari orang orang yang berhak memberikan syafa'at ( baik itu dari Rosulullah sendiri maupun selain beliau ) . Karena yang mereka lakukan itu berarti ia telah menjadikan Allah Azza Wajalla sebagai sekutu yang di sukai , di harapkan , di tawakali dan di cintainya sebagaimana ia mecintai Allah Ta'ala . Oleh karena itulah Ibnul Qayyim menjelaskan tentang kekeliruan fatal mereka yang telah berbuat syirik itu .

2.  Syafa'at yang di tetapkan Al Qur'an , yaitu di khususkan untuk orang orang yang ikhlas , baik itu ikhlas dalam berdo'a maupun ikhlas dalam peribadatannya ). 

Do'a merupakan unsur terpenting dalam beribadah , karena Rosulullah Saw pernah bersabda : " Do'a adalah otaknya ibadah " . Orang yang benar dalam beribadahnya tentu betul pula ia dalam berdo'a , sedangkan orang salah dalam beribadah tentunya salah pula ia dalam berdo'a , sehingga beribadah dan berdo'a sangat terkait erat dan tidak bisa di pisahkan ( ibarat dua sisi mata uang ) .
Oleh karena itu Al Qur'an mengkhususkan orang orang yang berhak mendapatkan syafa'at itu hanyalah orang orang yang benar dalam beribadah dan benar pula dalam ia berdo'a ( hanya kepada Allah saja , tidak yang lain ) .
Allah Tabaroka Wata'ala berfirman :
" Dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan dari apa yang kamu seru selain Allah , dan aku akan berdo'a kepada Rabbku ,mudah mudahan aku tidak kecewa dengan berdo'a kepada Rabbku . Maka ketika Ibrahim telah menjauhkan diri dari mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah , Kami anugrahkan kepadanya Ishaq dan Ya'qub . Dan masing masingnya Kami angkat menjadi Nabi " . ( QS : Maryam 48 - 49 )

Pada ayat tersebut menjelaskan tentang milah Ibrahim , bapak aqidah Umat Islam yaitu syarat di di kabulkannya sebuah do'a ( atau ingin mendapatkan syafa'at ) manakala aqidahnya lurus dan ibadahnya benar ( yang pada ayat tersebut aqidahnya benar dengan menjauhkan diri dari orang orang musyrik , dan ibadahnya benar dengan hanya beribadah kepada Allah saja ) . Sehingga benarlah apa yang di sabdakan  Rosulullah Saw
Abu Hurairah r.a telah bertanya kepada beliau , " Siapakah orang yang beruntung dengan syafa'at engkau ? " , Beliau menjawab " Ialah orang yang mengucapkan Lailaha Ilallah dengan ikhlas dari dalam hatinya " . ( HR . Bukhari dan Nasa'i )
Dalam hadits yang lain beliau juga bersabda :
" Syafa'atku bagi yang mengucap[kan Lai ilaha Illallah , dengan ikhlas yang mana hatinya membenarkan lisannya dan lisannya membenarkan hatinya " . ( HR . Ahmad di shahihkan Ibnu Hibban )

Sedangkan syafa'at yang di tetapkan Al Qur'an ini Allah Ta'ala mengikatnya dengan 2 syarat

1. Adanya izin Allah kepada orang orang yang dapat memberikan syafa'at . Termasuk Rosulullah Saw sendiri sekalipun , jika izin Allah belum keluadr maka beliau tidak berani sedikitpun untuk memberikan syafa'atnya kepada manusia atau umat beliau .
2. Allah Ridha kepada orang yang akan di beri syafa'at .
Sebagaimana firman Allah
" Mereka tidak memberi syafa'at melainkan kepada orang orang yang dirihdio Allah " . ( QS : Al Anbiyaa' 28 )
Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa mereka memberikan syafa'atnya tidak dengan sekehendaknya , akan tetapi mengharuskan Allah Ta'ala telah ridho atas orang yang akan di berikan syafa'at itu . Sedangkan ridha Allah akan di raihnya ketika orang tersebut di dunianya benar dan lurus aqidahnya , walaupun ia berdosa .

Sebagai gambaran mudahnya adalah : Syafa'at itu sebagai penambal pakaian yang robek atau berlubang . Sedangkan sesuatu yang akan di tambal pastilah ada kainnya terlebih dulu . Kalau kainnya saja ia tidak punya bagaimana ia ingin mendapat tambalan . Seseorang yang telah mendapatkan kain , berarti ia telah memperoleh syarat mendapatkan syafa'at yaitu tauhidnya tidak tercampuri noda syirik akbar , benar ibadahnyua , dan benar pula ia dalam berdo'a .
Sedangkan orang yang tidak mendapatkan kain , maka berarti ia tidak memenuhi syarat mendapatkan syafa'at boleh jadi karena ia kafir , atau memerangi orang orang yang tauhidnya lurus , atau kalaupun ia beriman dan tidak memusuhi ahlul tauhid bisa jadi ia terjebak dalam peribadat yang tidak ikhlas karena Allah saja atau ia dalam beribadah ber sikap ghuluw ( berlebih lebihan ) yang malah hal itu ia terseret kepada kebid'ahan yang menjurus kepada syirik akbar , yang mana hal itu tidak disadarinya karena kebodohannya terhadap dienul Islam itu sendiri .

Syafa'at Rosulullah

Diantara para Nabi dan Rosul , hanya Rosulullah Muhammad saw saja yang Allah berikan satu kedudukan tertinggi di Sisi Nya mengenai Syafa'at . 
Ibnul Qayyim menerangkan bahwa Rosulullah Muhammad Saw mempunyai 6 macam antara lain :
1. Syafa'at Kubra yang mana syafa'at ini para Rosul Ulul Azmi menyatakan tidak memilikinya .
Imam Al Bukhari meriwayatkan di dalam hadist yang panjang di jelaskan , bahwa pada saat seluruh manusia di kumpulkan di paang maghsyar ( menunggu untuk di lakukan penghisapan amal dan beratnya keadaan pada saat itu ) ,maka seluruh manusia mendatangi para Rosul Ulul Azmi ( kedudukan tertinggi bagi hamba Allah setingkat lebih tinggi dari para Nabi dan setingkat lebih rendah dari kedudukan Rosulullah Muhammad Saw ) agar Allah mempercepat hari penghisapannya dan agar Allah meredakan goncangan dahsyat yang terjadi pada saat itu . Hingga mereka semua datang kepada Rosulullah Muhammad Saw ( karena para Rosul Ulul Azmi tersebut tidak berani memenuhi permintaan seluruh manusia kepada Allah , karena mereka para Rosul Ulul Azmi tau kesalahan yang pernah di perbuatnya kepada Allah ) .

Setelah waktu yang di tentukan oleh Allah Azza Wajalla , maka Rosulullah datang pada hari kiamat ( di padang maghsyar ) di hadapan Allah Rabbul 'Alamin sambil bersujud kepada Allah dengan memanjatkan segala do'a pujian kepada Allah ( yang telah Allah Ta'ala ajarkan kepada beliau ) dan tidak ada yang berani menyertai beliau pada saat itu . Beliau terus bersujud kepada Allah Ta'ala sampai batas yang telah Allah tentukan . Pada saat itu Rosulullah Muhammad Saw tidak datang kepada Allah dan langsung memberikan syafaat kepada manusia ( itulah bentuk ketawadhu'an beliau kepada Rabbul 'Alamin) . Setelah beliau bersujud dengan watu yang telah Allah tentukan , barulah di katakan kepada beliau : " Angkatlah kepalamu , katakanlah niscaya akan di dengar yang kamu katakan , mintalah niscaya akan di berikan apa yang kamu minta , dan berilah syafa'at niscaya akan di terima syafa'at yang kamu berikan itu " .
Rosulullah Muhammad Saw memohon kepada Allah Azza Wajalla agar mempercepat hari perhitungan amal atas seluruh manusia pada saat di padang maghsyar , sehingga Allah Ta'ala pun meredakan apa yang terjadi pada saat itu . Dan itulah syafa'at Rosulullah Saw yang di sebut dengan syafa'atul Udhma / syafa'at kubra .

2. Syafa'at beliau untu para ahli jannah agar memasuki jannah .
Di sana terdiri dari para Rosul dan para Nabi , para siddiqin , para syuhada' , hadits yang menerangkan bahwa kelak akan ada 70 ribu dari umat Muhammad Saw yang masuk jannah tanpa hisab . Dan itu juga merupakan satu kenikmatan tersendiri dapat langsung masuk jannah tanpa hisab .

3. Syafa'at beliau untuk kaum yang bermaksiat diantara umat beliau yang terancam masuk neraka karena dosa dosa mereka , lalu beliau memintakan syafa'at kepada Allah Ta'ala bagi mereka agar tidak masuk neraka . Ini juga termasuk nikmat tersendiri dapat terhindar dari api neraka , setingkat lebih rendah dari nomoe 2 .

4. Syafa'at beliau untuk orang orang yang berbuat maksiat dari umat beliau yang ahli tauhid yang telah masuk neraka karena dosa dosa mereka ( yang satu riwayat mengatakan , hal itu mereka masuk neraka  untuk membersihkan dosa dosa mereka ketika di dunia ) . Dan mereka akan masuk Jannah setelah dosa dosa mereka bersih ( yang juga satu riwayat mengatakan , bahwa orang terakhir yang masuk jannah di berikan jannah seluas bumi dan langit ) .

5. Syafa'at beliau untuk suatu kaum dari ahlul jannah untuk menambah nikmat mereka di samping nikmat yang telah mereka terima pada saat itu dan agar meninggikan derajat mereka di jannah ( satu riwayat mengatakan , bahwa di jannah itu terdapat beberapa tingkatan ) .

6. Syafa'at beliau untuk sebagian anggota keluarganya yang termasuk ahli neraka sehingga di ringankan adzabnya , dan hal itu di khususkan untuk paman beliau Abu Thalib ( dalam satu riwayat juga mengatakan , adzab yang di terima Abu Thalib adalah seringan ringan adzab di neraka , itupun di pakaikan terompah dari neraka yang mana otaknya langsung mendidih ) .
Dan itulah 6 syafa'at yang di miliki oleh Rosulullah Muhammad Saw besok di hari kiamat sebagaimana yang di terangkan oleh Ibnul qayyim rahimahullah .

Jadi beruntunglah kita dapat menjadi bagian dari umat Rosulullah Muhammad Saw , walaupun umat Islam terakhir ( dari deretan umat Islam para Nabi dan Rosul ) akan tetapi memiliki satu kelebihan yaitu umat yang pertama kali akan di hisab oleh Allah , umat yang dapat menikmati telaga al Kautsar , umat yang pertama kali meniti shirat yang di bentangkan diatas punggung neraka jahannam , umat yang mendapat syafa'atnya Rosulullah ( yang mana syafa'at yang beliau miliki lebih banyak dari syaf'at yang dimilki oleh para Nabi dan Rosul yang lain ) , dan umat yang pertama kali masuk jannah .

Kesimpulan

1. Syafa'at seluruhnya hanyalah milik Allah Ta'ala semata
2. Rosulullah Muhammad Saw sekalipun tidak berani lancang langsung memberikan syafa'atnya kepada umatnya sebelum Allah Azza Wajalla memberikan ijin kepada beliau , begitu pula orang yang dapat memberikan syafa'at selain beliau besok di akherat .
3. Salah satu kemuliaan yang Allah berikan kepada Rosululah Saw , yang mana kemulyaan tersebut tidak di miliki oleh para Rosul Ulul Azmi yaitu Rosulullah Muhammad Saw mempunyai syafa'atul Udhma ( memohon kepada Allah Ta'ala untuk seluruh umat manusia dari manusia pertama hingga terakhir agar mempercepat hari penghisapan manusia dan meredakan goncangan yang sangat dahsyat di padang maghsyar ) .
4. Selain Rosulullah ada diantara umat beliau yang Allah berikan satu kemulyaan dapat memberikan syafa'at kepada manusia . Itupun setelah Allah mengijinkan kepada mereka untuk memberikan syafa'at , jika ijin Allah belum keluar , maka merekapun tidak mampu memberikan syafa'atnya untuk manusia .
5. Orang yang bisa menerima syafa'at dari orang orang yang dapat memberikan syafa'at haruslah ia memenuhi apa yang Allah syaratkan yaitu Allah Ta'ala Ridho atas dirinya atau Allah mengijinkan dirinya mendapatkan syafa'at . Jika Allah tidak mengijinkan ia mendapatkan syafa'at , maka dirinyapun tidak bisa mendapatkan syafa'at yang diharapkannya itu dan juga orang yang berhak memberikan syafa'at tidak akan bisa memberikan syafa'at pada dirinya , walaupun ia termasuk keluarga dekat dari orang yang bisa memberikan syafa'at .
6. Ijin Allah akan bisa diraih untuk orang orang yang ingin mendapatkan syafa'at ( baik itu syafa'atnya Rosulullah Muhammad Saw atau selain Rosulullah Saw ) manakala dirinya itu telah murni tauhidnya dan benar pula ia dalam setiap do'a yang ia panjatkan ( hanya kepada Allah saja , tidak kepada selain Allah ) . Karena syafa'at itu sebuah do'a permohonan , sedangkan do'a permohonan itu terkait erat dengan ibadah dan tauhid . Jika tauhid dan ibadahnya saja sudah salah dan rusak , maka secara otomatis do'a permohonannyapun akan rusak pula . Sebagaimana QS : Al fatehah ( yang sering kita baca ) lebih mendahulukan iyyakana'budu ( hanya kepada Mu lah kami menyembah atau beribadah ) daripada waiyyaka nasta'in ( dan hanya kepada Mu lah kami mohon pertolongan ) , maka syarat mendapatkan nasta'in haruslah na'budunya betul dulu ( menurut konteks ayat tersebut ) .
7. Akan menjadi sia sia amalan seseorang yang ia berharap ingin mendapatkan syafa'atnya Rosulullah Muhammad Saw , dengan banyak banyak membaca shalawat atas beliau , akan tetapi di saat yang bersamaan atau di lain kesempatan ia malah melakukan kebid'ahan kebid'ahan ( bahkan kebid'ahan yang dilakukannya itu sudah menjurus pada syirik akbar ) . Hal tersebut dapat dianalogikan , jika kita bekerja pada satu instansi atau perusahaan yang mana di perusahaan atau instansi tersebut tentunya ada direktur utamanya dan ada peraturan peraturan yang harus di taati oleh seluruh orang yang ada di kantor itu .
Kita setiap saat hadir absensi dikantor itu dan setiap saat jika ada kesempatan kita banyak memuji muji sang di rektur utamanya itu . Akan tetapi di saat yang bersamaan atau di lain kesempatan kitalah orang yang nomor satu merubah seluruh tata aturan yang telah berlaku di perusahaan itu ( baik itu dengan menambah nambah atau mengurangi peraturan yang ada di perusahaan itu ) yang mana kita merasa percaya diri bahwa yang kita lakukan selama itu sudah benar . Lalu apa jadinya jika sang di rektur utamanya itu tau tingkah laku kita selama ini .
Oleh karena itu , kebid'ahan sangatlah besar bahayanya dari pada kemaksiatan . Orang yang melakukan satu kemaksiatan ia tentu sadar dan tau apa yang di lakukannya itu adalah satu kemaksiatan dan itu dosa dan ia pun mengakuinya , akan tetapi orang yang melakukan kebid'ahan sudah mengacak acak syareat Allah yang mana secara tidak langsung memfitnah Rosulullah berbuat khianat dengan menyembunyikan syareat Islam ( dengan ia menambah nambah sendiri amalan amalan yang ia lakukan yang mana hal tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Rosulullah Saw maupun para sahabat beliau rodhiyallahu anhum ) yang ironisnya ia merasa benar amalan yang telah ia lakukan selama ini .

Catatan : 

Jika dalam setiap artikel kami terdapat kata kata yang menukik ( kalimat kekafiran , kebid'ahan , kemunafikan atau kefasikan dan bahkan bentuk bentuk kedholiman ) bukan berarti kami menunjuk hidung seseorang , dan hal itu bukanlah kapasitas saya untuk menunjuk hidung seseorang , akan tetapi hal itu menunjukkan contoh contoh sederhana yang terjadi di masyarakat Islam hari ini . Dengan begitu harapan saya marilah kita bersama sama untuk menghindari jika diri kita terdapat salah satu sifat dari yang saya contohkan itu . Harapan saya juga hanyalah mengajak untuk bersama sama mengikuti dalil ( baik itu dari Al Qur'an , As Sunah , atau Ijma' Ulama' Islam )

Dan itulah penjelasan singkat tentang syafa'at yang di nukil dari kitab Fathul Majid dan beberapa sumber yang dapat di percaya . Semoga bermanfaat dan dapat menjadikan bahan renungan kita bersama . Amin

Wallahu 'Alam Bishowwab