Kelayakan seorang Pemimpin
Islam adalah dien untuk seluruh umat manusia , yang dengannya seorang manusia diarahkan dan di bimbing bagaimana menapaki kehidupannya di muka bumi juga kehidupannya setelah mati ( kehidupan di akherat ) . Hanya dienul Islamlah ( agama ) yang dapat menjawab seluruh persoalan yang di hadapi manusia , baik itu dalam sekala yang kecil dan remeh sampai urusan yang sangat besar dan penting ( ada jawabanya dalam Islam ) . Hal itu menandakan bahwa dienul Islam adalah satu agama dari Rabb seluruh manusia . Diantara persoalan yang di hadapi manusia dan persoalan tersebut sangat penting dan besar adalah persoalan tentang kepemimpinan . Dalam hal ini Islam telah mengatur dan memberikan satu cara kepada manusia , bagaimana criteria mengangkat seorang pemimpin . Bagaimanakah sebenarnya Islam memandang kepemimpinan itu ?? bagaimana pula kriteria pemimpin dalam itu ?? Layakah mereka menjadi pemimpin satu negri yang mayoritas rakyatnya itu muslim ?? . Itulah beberapa pertanyaan yang ada dalam benak kaum muslimin khususnya hari ini .
Kewajiban Mengangkat Pemimpin
Kepemimpinan memang sesuatu yang sangat penting dalam Dienul Islam . Tidak ada perselisihan diantara para ulama' Islam tentang kewajiban mengangkat seorang pemimpin , kecuali sebagian dari golongan Khawarij dan Mu'tazilah . Banyak dalil yang menerangkan tentang wajibnya menegakkan khalifatullah dimuka bumi . Allah Azza Wajalla berfirman :
" Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi " . ( QS : Al Baqarah 30 )
Al Qurtubiy menjelaskan , " Ayat ini adalah dasar dalavm mengangkat imam dan khalifah yang dengannya di dengar dan di taati , agar persatuan berkumpul denganya dan hukum hukum khalifah di terapkan denganya . Tidak ada perbedaan atas wajibnya hal tersebut diantara umat dan tidak pula diantara para imam ". ( Tafsir Al Qurtubiy 1/264 )
Allah Ta'ala berfirman :
" Hai orang orang yang beriman , taatilah Allah dan taatilah RasulNya , dan ulil amri di antara kamu " . ( QS : An Nisaa' 59 )
Pada ayat tersebut menerangkan bahwa Allah Azza Wajalla mewajibkan kepada kaum muslimin untuk mentaati ulil amri . Perintah untuk taat tersebut menunjukan bahwa wajib hukumnya mengangkat ulil amri ( seorang pemimpin ) . Karena Allah Ta'ala tidak mungkin mewajibkan kaum muslimin untuk taat kepada sesuatu yang tidak ada .
Imam Al Mawardi rahimahullah berkata : " Mengangkat imam bagi orang yang mampu menegakkannya di tengah umat adalah wajib dengan berdasarkan ijma' ( kesepakatan para ulama' ) " . ( Al Ahkam As Sulthaniyah , Imam Al Mawardi hal 3 )
Al Haisamiy rahimahulah juga berkata : " Ketahuilah bahwa para sahabat Rosulullah Saw telah sepakat bahwa mengangkat imam ( pemimpin ) setelah berlalunya masa kenabian adalah wajib , bahkan mereka radhiallahuanhum menyibukan diri dengannya ( mencari pengganti setelah Rasulullah wafat ) dari pada penguburan Rasulullah Saw " . ( Ash Shawaiq Al Mukarriqah , Imam Al Haisamiy , hal 17 )
Berkenaan dengan kepemimpinan , Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : " Wjib diketahui bahwa kepemimpinan urusan manusia adalah termasuk kewajiban terpenting dien ini ( Islam ) , bahkan dien ini tidak bisa tegak kecuali dengannya " .
Jadi mengangkat pemimpin dalam Islam memang sesuatu yang wajib dilakukan . Kaum muslimin harus mempunyai seorang pemimpin yang mengatur urusan agama dan dunia mereka . Namun seperti apakah kriteria seorang pemimpin yang harus kita pilih ?? Cukupkah seseorang yang hanya mengaku beragama Islam saja , sedangkan ia sendiri tidak mau tunduk terhadap hukum hukum Allah merupakan syarat menjadi seorang pemimpin ?? Berikut beberapa kriteria pemimpin dalam Islam .
Kriteria Seorang Pemimpin Dalam Islam
1. Islam
Keislaman merupakan syarat wajib yang harus di miliki seorang pemimpin bagikaum muslimin . Baik itu kepemimpinan di sebagian wilayah kaum muslimin ( gubernur ) maupun seluruh wilayah kaum muslimin keseluruhan . Allah Ta'ala berfirman :
" Dan Allah sekali kali tidak akan memberi jalan kepada orang orang kafir untuk menguasai orang orang beriman " . ( QS : An Nisa' 141 )
Dalam ayat yang lain Allah berfirman :
" Hai orang orang yang beriman , taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri diantara kamu " . ( QS : An Nisaa' 59 )
" Hai orang orang yang beriman , taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri diantara kamu " . ( QS : An Nisaa' 59 )
DR . Muhamad Al Khalidin berkata : " Tidak terdapat kalimat ulil amri ( pemimpin ) kecuali di sertai dengan kalimat " dari kalangan kaum muslimin " . Maka hal ini menunjukkan satu syarat yang harus di penuhi bagi seorang ulil amri adalah seorang muslim ( tidak boleh tidak ) " .
2. Laki laki
Para ulama' telah sepakat bahwa diantara syarat seorang pemimpin adalah laki laki . Maka wanita tidak boleh menjadi seorang pemimpin bagi kaum muslimin ( apapun alasanya ) . Hal ini berdasarkan hadits Nabi dari Abu Bakrah , ketika Nabi Saw mendengar bahwa Persi di pimpin oleh seorang wanita , maka beliau bersabda :
" Suatu kaum tidak akan pernah beruntung jika yangmemimpin mereka seorang wanita ". ( HR. Bukhari )
Rasulullah Saw telah menyampaikan bahwa seorang wanita kurang dari segi akal dan agamanya . Sedangkan sebuah kepemimpinan membutuhkan kesempurnaan keduanya . Berkenaan kurangnya kesempurnaan akal dan agama bagi wanita , Abu Sa'id Al Khudri r.a meriwayatkan bahwa Rosulullah berabda : " Tidak pernah saya melihat manusia yang begitu kurang akal pikiranya dan kurang dalam hal agamanya sehingga menggoyahkan hati lelaki yang berhati teguh dan sangat besaar penipuannya yang melebihi salah seorang dari kamu semua , hai segenap kaum wanita " .Mereka bertanya , " Apa kekurangan agama dan akal kami Wahai Rosulullah ?? " Beliau balik bertanya , " Bukankah kesaksian wanita itu separuh dari kesaksian seorang laki laki ? " Mereka menjawab ' Benar ' Beliau bersabda , " Itulah diantara kekurangan akalnya . Bukankah wanita itu apabila haidh ia tidak mengerjakan shalat dan tidak berpuasa ? " Mereka menjawab , ' Benar ' Beliau bersabda , " Itulah diantara kekurangan agamanya " . ( Muttafaqun 'alaihi )
3. Berilmu
Seorang pemimpin harus berilmu , baik itu ilmu yang berkaitan dengan dunia maupun ilmu yang berkaitan dengan agama . Namun ilmu tentang agama lebih di tekankan dan di utamakan . Karena dengan ilmu seorang pemimpin dapat mengemban tugasnya dengan baik . Banyak sekali ayat ayat yang berkenaan dengan hal ini . Allah Ta'ala berfirman tentang kepemimpinan Thalut ;
" Nabi mereka mengatakan kepada mereka : " Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi Rajamu " Mereka menjawab ; " Bagaimana Thalut memerintah kami , padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan dari padanya , sedangkan ia tifak di berikan kekayaan yang banyak ? " ( Nabi mereka ) berkata : " Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi Rajamu dan menganugrahi Ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa " . ( QS : Al Baqarah 247 )
Allah Azza Wajala lebih mengutamakan orang yang berilmu dari pada orang yang tidak berilmu , sebagaimana firman Allah :
" Allah akan meninggikan orang orang yang beriman diantara kamu dan orang orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat " . ( QS : Al Mujadilah 58 )
4. Al 'Adalah ( adil )
Seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat adil , yaitu menjauhi dosa dosa besar maupun dosa dosa kecil dan tidak berlebih lebihan dalam hal yang mubah . Adil merupakan cerminan dari akhlaq , ketakwaan , wara' , jujur , amanah dan menjaga kewajiban kewajiban syar'i .
Imam Al Qurtubi berkata , : " Tidak ada perselisihan dikalangan kaum muslimin , bahwa kepemimpinan tidak boleh di serahkan kepada orang fasik ( pelakukemaksiatan ) " . ( Al Jami' Li Ahkam Al Qur'an )
Allah Ta'ala berfirman :
" Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia . " Ibrahim berkata : " ( dan saya mohon juga ) dari keturunanku " . Allah berfirman : " Janji Ku ( ini ) tidak mengenal orang orang yang dholim " . ( QS : Al Baqarah 124 )
imam Asy Saukani berkata : " Sebagian dari ahlul ilmi berdalil dengan ayat ini bahwa , seorang pemimpin harus dari kalangan orang orang yang adil dan melaksanakan perintah perintah syar'i . Namun jika ia menyimpang dari itu semua , maka ia adalah orang yang dhalim " .
az Zamakhsyari ketika menafsirkan ayat ini berkata : " Para ulama' berkata ,' Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa seorang yang fasik tidak pantas menjadi pemimpin . Bagaimana ia akan jadi pemimpin sedangkan ia tidak boleh menghakimi , bersaksi , tidak wajib di taati , tidak di terima beritanya dan tidak pantas di jadikan imam shalat " . ( Al Kasyaf )
5. Pribadi yang Tangguh
Pemimpin harus memiliki kepribadian yang tangguh dan bermental baja . Ia harus berani menegakkan hudud ( hukum hukum Allah ) , mengobarkan peperangan dan menyeru rakyatnya untuk membela agama .Di samping itu ia juga harus pandai mengatur urusan politik dan kenegaraan sehingga agama Islam tetap terjaga dan wilayahnya tetap utuh .
Rasulullah Saw bersabda kepada Abu Dzar ketika dia meminta untuk diangkat menjadi seorang pemimpin , " Wahai Abu Dzar Sesungguhnya engkau lemah sedangkan kepemimpinan merupakan amanah . Pada hari kiamat kepemimpinan akan menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mempergunakannya sesuai haknya dan melaksanakannya sesuai yang di perintahkan " . ( HR . Muslim )
6. Mampu Secara Jasmani
Seseorang yang cacat fisiknya hingga mempengaruhi dalam berfikir dan berbuat , tidak layak menjadi seorang pemimpin . Seperti buta , bisu , tuli adalah cacat yang mempengaruhi dan mengurangi dalam berfikir . Sedangkan hilangnya kedua tangan dan kedua kaki akan mengurangi kelincahan dalam bergerak , selain itu mengurangi kewibawaan seorang pemimpin .
Al Qur'an telah mengisyaratkan akan hal ini , yaitu ayat tentang kisah Thalut , Allah berfirman :
" Sesungguhnya Allah telah memilihnya ( Thalut ) menjadi rajamu dan menganugrahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa " . ( QS : Al Baqarah 247 )
Dalam ayat diatas di sebutkan , Allah memilih Thalut untuk menjadi raja bagi orang orang Yahudi . Kemudian Allah menganugrahkan ilmu dan fisik yang kuat . Hal ini mengindikasikan bahwa seorang raja juga harus mempunyai dua sifat diatas , yaitu berilmu dan kuat fisiknya .
Setidaknya seorang pemimpin mampu mengemban tugasnya yang paling mendasar . adapun tugas seorang pemimpin yang paling mendasar adalah :
1. Menegakkan agama
Menegakkan agama meliputi dua hal , yaitu :
a. Menjaga agama , hal ini mencakup :
. Menyebarkan dan mendakwahkan agama dengan tulisan , lisan dan dengan kekuatan senjata .
. Mencegah syubhat , kebatilan dan kemusyrikan serta kemaksiatan .
. Menjaga wilayah kaum muslimin dan menjaga perbatasan hingga kaum muslimin merasa aman terhadap agama , jiwa , harta dan kehormatannya .
b. Melaksanakan perintah agama
Sedang melaksanakan perintah agama mencakup ;
. Menegakkan syareat , hudud dan melaksanakan hukum agama dalam pemerintahannya .
. Mengajak manusia untuk melaksanakan perintah agama Islam .
2. Mengatur dunia dengan ( aturan ) agama
Yaitu dengan menerapkan hukum yang diturunkan oleh Allah dalam kehidupan manusia . Maka hasil yang akan di capai nantinya dari menerapkan hukum adalah :
.. Keadilan dan hilangnya kedzaliman
. Kesatuan barisan kaum muslimin dan tidak berpecah belah
. Terlaksananya kepemimpinan di muka bumi dengan mengerjakan hal hal yang bermanfaat bagi agama Islam dan kaum muslimin .
Demikianlah diantara tugas tugas pemimpin dalam agama Islam . Sehingga seorang pemimpin haruslah mempunyai kemampuan baik jasmani maupun rohani untuk melaksanakan tugas tugas tersebut . Namun jika seorang pemimpin tidak mampu mengemban tugas ini , maka ia tidak layak menjadi seorang pemimpin . Dan haruslah di serahkan kepada yang ahlinya .
7. Tidak rakus terhadap kepemimpinan
Pemimpin merupakan amanah yang harus di tunaikan dengan baik . Jika seseorang mengetahui betapa besar tanggung jawab menjadi seorang pemimpin , tentulah ia tidak akan pernah meminta untuk menjadi seorang pemimpin . Karena diakherat kelak seorang pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya .
Di riwayatkan dari Ibnu Umar r.a ; Dari Nabi Muhammad Saw bahwa beliau bersabda :
" Ketahuilah ! Masing masing kamu adalah pemimpin , dan masing masing kamu akan di mintai pertanggung jawaban terhadap apa yang di pimpin . Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin , dan ia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap yang dipimpinnya " . ( HR . Muttafaqun 'alaihi )
Seseorang yang berambisi terhadap kepemimpinan tidak layak untuk menjadi pemimpin . Karena pemimpin yang demikian tidak memahami beratnya tanggung jawab dan hanya memikirkan haknya sebagai seorang pemimpin . Secara tegas Rasulullah melarang memberikan kepemimpinan kepada orang yangberambisi terhadap kepemimpinan .
Sebagaimana di riwayatkan dari Abu Musa r.a , ia berkata :" Aku menemui Nabi Saw bersama dua orang laki laki anak pamanku . Seorang dari keduanya berkata : Wahai Rosulullah angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah kekuasaanmu yang telah di berikan Allah Azza Wajalla ! yang satu lagi juga berkata seperti itu . Lalu Rosulullah Muhammad Saw bersabda ; " Demi Allah , kami tidak akan mengangkat seorangpun yang meminta sebagai pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi memperolehnya " . ( Muttafaqun 'Alaihi )
Sufyan Ats Tsauri berkata : " jika kamu melihat seorang laki laki untuk diangkat sebagai pemimpin maka akhirkanlah dia ( jangan kau angkat ) " .
Namun jika seseorang mengajukan dirinya sebagai pemimpin dan terdapat kemaslahatan secara syar'i , maka hal itu di perbolehkan . seperti , ia seorang yang ahli dalam kepemimpinan sedangkan pemimpin sebelumnya telah meninggal dan tidak ada yang menggantikannya sehingga hal tersebut di takutkan akan terjadi fitnah di tengah tengah umat .
Walaupun demikian , akan tetapi sebenarnya masih banyak kriteria kepemimpinan dalam Islam selain yang telah di sebutkan diatas . Seperti , berakal , baligh dan merdeka ( bukan budak ) . Namun diantara calon calon pemimpin negri negri Islam semua telah memenuhi tiga syarat tersebut . Karena diantara mereka tidak ada yang masih anak anak , dan belum baligh , semua berakal , tidak gila dan mereka juga merdeka bukanlah seorang budak .
Walaupun demikian ketiga syarat tersebut belumlah cukup untuk memenuhi syarat menjadi seorang pemimpin . Sehingga seorang pemimpin minimal harus memenuhi ketuju syarat diatas .
Wallahu a'lam Bishawwab
Sufyan Ats Tsauri berkata : " jika kamu melihat seorang laki laki untuk diangkat sebagai pemimpin maka akhirkanlah dia ( jangan kau angkat ) " .
Namun jika seseorang mengajukan dirinya sebagai pemimpin dan terdapat kemaslahatan secara syar'i , maka hal itu di perbolehkan . seperti , ia seorang yang ahli dalam kepemimpinan sedangkan pemimpin sebelumnya telah meninggal dan tidak ada yang menggantikannya sehingga hal tersebut di takutkan akan terjadi fitnah di tengah tengah umat .
Walaupun demikian , akan tetapi sebenarnya masih banyak kriteria kepemimpinan dalam Islam selain yang telah di sebutkan diatas . Seperti , berakal , baligh dan merdeka ( bukan budak ) . Namun diantara calon calon pemimpin negri negri Islam semua telah memenuhi tiga syarat tersebut . Karena diantara mereka tidak ada yang masih anak anak , dan belum baligh , semua berakal , tidak gila dan mereka juga merdeka bukanlah seorang budak .
Walaupun demikian ketiga syarat tersebut belumlah cukup untuk memenuhi syarat menjadi seorang pemimpin . Sehingga seorang pemimpin minimal harus memenuhi ketuju syarat diatas .
Wallahu a'lam Bishawwab