>

Total Tayangan Halaman

Selasa, 28 Juni 2011

DZIKIR





Berdzikir adalah satu perintah Allah Azza Wajalla buat orang orang beriman . Perintah dzikir kepada Allah itu tidak hanya berupa amalan lisan saja , akan tetapi juga amalan hati dan amalan anggota badan yang lainnya selain lisan kita .



Lisan melafalkan Alhamdulilah , Subhanallah , Allahu Akbar , dan lain lain yang telah diajarkan oleh Rosulullah Muhammad Saw juga bentuk dari dzikir . Sedangkan bentuk dari dzikir yang paling utama di sisi Allah adalah berusaha dengan sungguh sungguh seluruh syareat Islam dalam kehidupan sehari hari kita . Akan tetapi yang menjadi pembahasan kali ini terfokus pada dzikir lisan . Banyak dari kalangan umat Islam sendiri yang berlebih lebihan dalam masalah dzikir lesan , sehingga yang terjadi sedikit demi sedikit menyimpang dari rel syareat , yang mana hal itu banyak yang tidak menyadarinya . Semoga lewat tulisan ini dapat sedikit meluruskan pemahaman , yang semakin hari semakin menyimpang berkenaan dengan dzikir lisan .


TAR`IF  DZIKIR 
            a.   Dzikir secara bahasa berasal dari kata : (-ذكر -يذكر-ذكرا )
artinya : menyebut,mengucapkan mengagungkan,mengingat-ingat.(Almunjid :236 )
     b.  Secara istilah :
Sayyid syabiq berkata:”Dzikir ialah apa yang dilakukan oleh hati dan lisan berupa tasbih atau mensucikan Allah Ta'ala ,memuji dan menyanjung Nya,menyebut-nyebut sifat- sifat dan kebesaran,keagunggan Nya,
serta sifa-t sifat indah yang dimilikinya”. (Fiqh Sunnah 4/213 ).


II.  Anjuran untuk berdzikir :

           a.   Dari Al-Qur’an : Allah Tabaroka Wa Ta'ala  berfirman :

فاذكروني أذكركم واشكروا لي ولا تكفرون

”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah pada-Ku dan jangan ingkar terhadap nikmat-nikmat-Ku”. ( Al Baqoroh :153 ).


وذكر ربك  في نفسك تضرعا وخفية ودون الجهر من القول بالغدو والاصال ولا تكن من الغافلين

”  Dan sebutlah nama Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut (pada siksanya) tidak mengeraskan suara dipagi dan di sore hari, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
{. Al  A’raaf :205 }

 b.Dari sunnah :
مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكر ربه مثل الحي والميت

” Perumpamaan orang-orang yang menyebut nama Rabb nya dengan orang yang tidak menyebut nama-Nya ,laksana orang hidup dan orang mati.” {HR. Bukhori fathul bari:11/208 }

أن رجلا قال يا رسول الله ان الله شرائع الإسلام قدكثرت علي فأخبربشيء اتثبت به قال لايزل  لسانك رطبا من ذكر الله
sesungguhnya seorang laki-laki berkata :”Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sesuatu buat pegangan ,” Beliau bersabda :”Tidak hentinya lidahmu basah dari dzikir kepada Allah . (HR  At Tirmudzi 5/458,
Ibnu majah 2/317 ).

Anjuran dzikir pada QS: Al Baqarah 153 , QS: Al A'raf 205 dan dua hadits tersebut adalah bertujuan untuk mengingatkan kita agar untuk apa kita hidup di dunia ini , mengingatkan kita kembali siapa diri kita dan bagaimana posisi kita di hadapan Allah Azza Wajalla . Tidak seperti para tareqat dan para pengikut tasawuf , yang mana mereka berdzikir untuk mencapai satu kedudukan makrifat , terus melafadkan satu lafad tertentu hingga berada di bawah alam sadarnya ( tidak mengetahui dengan pasti sudah berapa banyak lafadz yang di ucapkannya itu ) , sudah begitu di perparah lagi diiringi dengan nyanyian dan alat musik tertentu ( duf ) . Sehingga kerusakannya semakin menjadi jadi , parahnya hal itu dianggap sebagai satu sunah ( mereka menganggap hal itu berdzikir ) .



III . LARANGAN DZIKIR SECARA BERSAMA-SAMA


أََخْبَرَنَا اْلحَكَمُ بْنُ المُبَارَكِ أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ يَحْيَ قَالَ سَمِعْتُ أَبِيْ يُحَدِّثُ عن أبيه قال كنا نجلس علي باب عبد الله  بن مسعود قبل الصلاة الغداة فإذا خرج مشينا معه إلي المسجد فجاعنا أبو موسي الأشعري فقال أخرج إليكم أبو عبد الرحمن بعد قلنا لا فجلس معنا حتي خرج فلما  خرج قمنا إليه جميعا فقل له أبو موسي يا أبا عبد الرحمن إني رأيت في المسجد انفا أمرا أنكرته ولم أر والحمد لله إلا خيرا قال فما هو فقال إن عشت فستراه  قال رأيت في المسجد قوما حلقا جلوسا ينتظرون الصلاة في كل حلقة رجل وفي  أيديهم حصي فيقول كبروا مائة فيكبرون مائة فيقولوا هللوا مائة فيهللون مائة ويقول سبحوا مائة فيسبحون مائة قال  فماذا قلت لهم قال ما قلت لهم شيئا انتظار رأيك وانتنظر أمرك قال أفلا أمر تهم أن يعدوا سيئا تهم وضمنت لهم ألا يضيع من حسناتهم ثم مضي ومضينا معه حتي أتي حلقة من تلك الحلق فوقف عليهم فقال ما هذا الذي أراكم تصنعون قالوا يا أبا عبد الرحمن حصي نعد به التكبير والتهليل والتسبيح قال فعدوا سيئاتكم  فأنا ضامن أن لا يضيع من حسناتكم شيئ ويحكم يا أمة محمد ما أسرع هلكتهم هؤلاء صحابة نبيكم صلي الله عليه وسلم متافرون وهذه ثيابه تبل وانيته لم تكسر والذي نفسي بيده إنكم لعلي ملة هي أهدي من ملة محمد أو مفتتحو باب ضلالة قالو والله يا أبا عبد الرحمن ما أردنا إلا الخير قال وكم من مريد للخير لن يصيبه إن رسو ل الله صلي الله عليه وسلم حدثنا أن قوما يقرون القران  لايجاوز تراقيهم

  Telah mengkabarkan kepada kami Al-Hakam bin mubarrak,telah         mendengar: aku:” menceritakan   kepada kami Umar bin Yahya ia berkata “ayahku mengisahkan dari ayahnya ia berkata  :” kami duduk didepan pintu rumah Ibni Mas`ud sebelum shalat shubuh,apabila beliau keluar kami  berjalan bersamanya menuju masjid,(ketika kami sedang menanti beliau ) datanglah Abu Musa al asyar`I seraya bertanya “apakah Abu Abdurrahman telah keluar ? belum jawab kami,maka beliaupun duduk bersama kami menunggu sampai Ibnu Mas`ud keluar ketika beliau keluar kami semua berdiri ,lalu Abu Musa bertanya Hai Abu  Abdurrahman ! sungguh tadi dimasjid  aku melihat suaktu perkara yang aku ingkari,namun secara sekilas  nampaknya hal itu baik .apaitu ? tanya Ibnu mas`ud , ia Abu Musa menjawab  “sekiranya engkau dikarunia umur panjang engkau akan melihatnya .dimasjid aku melihat sekelompok orang duduk-duduk membentuk beberapa halaqah,mereka sedang menunggu shalat .setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang  sedang tangan mereka memegang batu kerikil.pimpinan  jamaah tersebut berkata kepada jamaahnya :bertakbirlah seratus kali ! maka mereka bertakbir seratus kali.lalu ia berkata lagi : bertahlilah seratus kali! maka merekapun bertahlil seratus kali.maka ia berkata lagi : ”bertasbilah seratus kali! Maka mereka bertasbih seratus kali.Ibnu Masud bertanya kepada kepada Abu Musa :”lalu apa yang engkau katakan kepada mereka ?aku tidak berkomentar apa-apa menunggu pendapat dan perintah darimu ,”jawab Abu Musa “.tidakkah engkau perintahkan mereka untuk menghitung dosa-dosa dan engkau jamin bahwa perbuatan baik mereka tak akan sirna sedikitpun ?  ” kata Ibnu Masud.maka berangkatlah beliau Ibnu masud dan kamipun memgikutinya hingga beliau sampai kepada salah satu halaqah tersebut,lalu beliau memberhentikan mereka seraya berkata “Hitunglah dosa-dosa kalian maka aku menjamin bahwa amalan baik kalian tidak akan sia-sia.celakalah kalian wahai umat Muhammmad ,alangkah cepatnya kalian menuju kebinasaan ,padahal para  sahabat Nabi kalian    masih banyak,dan bejana-bejana mereka belum pecah.Demi jiwaku yang berada ditanganya ! kalian berada diatas Adien yang lebih baik dari adien Nabi Muhammad atau kalian pembuka pintu kesesatan ? mereka menjawab :”Demi Allah hai Abu Abdurrahman ! kami tidak menghendaki kecuali kebaikan :.maka beliau mengatakan “berapa banyak orang yang menghendaki kebaikan tetapi ia tidak mendapatkan (karena ia mengamalkan suatu amalan yang tidak dituntunkan oleh Allah dan Rasul-nya ).
 (HR Ad Darimi dalam sunanya,kitab al muqadimah ,hadist:204 ).

              Mahmud Salma  berkata :,Bukan termasuk perbuatan sunnah apabila seseorang duduk setelah shalat untuk membaca dzikir -dzikir ataupun doa doa yang matsur ( yang bersumber dari hadist shahih ) maupun yang tidak matsur dengan suara yang keras dan ada sebagian lagi yang menambahkan sholawat setelah selesai berdo'a dengan suara keras dan berjama'ah .apalagi kalau bacaan semacam ini dikerjakan secara kolektif  (bersama sama ),seperti yang telah terjadi dibeberapa daerah,namun sayangnya tradisi yang berlaku ini malah dianggap tidak benar jika tidak dikerjakan,bahkan orang yang melanggarnya malah dianggap sebagai orang yang melanggar syiar adin, padahal tradisi semacam ini harusnya ditinggalkan,karena tidak diajarkan oleh Rasullah Saw .     

        Muhammad Abdussalam Asy Syakiri berkata :”Membaca istighfar secara bersama-sama oleh para jama’ah setelah salam sholat merupakan perbuatan bid’ah, dan sunnahnya istighfar dilakukan sendiri-sendiri.begitu juga  dengan lafadz“yaa arhama rohimin” ,yang dibaca secara bersama sama juga termasuk bidah . (sunan walmubtadiat :60 )                                                                                      

Asy Syatibi berkata Rasulullah Saw   tidak pernah mengeraskan suaranya untuk membaca do’a maupun dzikir setelah selesai sholat kecuali untuk tujuan mengajari para sahabatnya sebab jika mengeraskan bacaannya atau suaranya terus menerus pasti akan dianggap sebagai sunnah dan ulama’pasti akan akan menganngap sunnah nabi dan selayaknya dicontoh”.
 (Al I`tisham 1/351 )

Imam Nawawi mengatakan :“…hendaklah imam dan ma’mum tidak mengeraskan suaranya kecuali bila tujuannya untuk mengajari orang lain .”
(Fathul bari”11/326 )

Ibnu Hajar berkata :”Disebut dalam  kitab “Al Atabiyah”sebuah riwayat dari Malik bahwa perbuatan tersebut (dzikir secara bersama-
sama ) dianggap bid’ah.” (Fathul Bari :11/326 ).

Asy Syatibi  mengatakan :”Telah disimpulkan bahwa selalu membaca do’a secara bersama-sama bukan termasuk perbuatan Rasulullah saw dan juga bukan termasuk perkataan dan taqrirnya”.
(Al I`tisham :1/352 )


III.KESIMPULAN

            Bahwa dzikir secara bersama-sama setelah melaksanakan sholat adalah perkara yang bid’ah, tetapi bila tujuannya untuk mengajari orang lain sesekali saja maka hal itu diperbolehkan tetapi tidak dilakukan setiap hari.


  • MASALAH MELAFADZKAN NIAT
            Penyebab penyakit was-was tidak lain adalah niat  yang berada didalam hati orang yang was was,namun dia meyakini bahwa niat belum ada adalah hatiya,dengan demikian  dia menghendaki niat itu ada dalam hati dengann cara mengucapkan dengan lisan ,hal ini sama sekali tidak ada gunanya.

  * Betulkah lafadz  niat (ushalli....) dalam shalat merupakan sunnah ?

            Al Imam An Nawawi mengataka“Abu Abdillah Al Zubairi yang termasuk ulama madzhab syafe`I ,beliau telah keliru ketika menyangka bahwa imam Syafe`itelah mewajibkan untuk melafadzkan niat.sebab kekeliruanya itu ialah kurang bisanya menangkap dan memahami perkataan  Imam Syafe`I dengan benar ,berikit ini adalah redaksi yang diutarakan imam Syafe`I “jika seorang berniat menunaikan ibadah haji atau umroh dianggap cukup sekalipun tidak dilafadzkan,tidak seperti shalat ,tidak dianggap sah kecuali dengan " النطق "an nuthqi. Az Zubairi mengartikanya dengan melafadzkan didalam shalat,sedangkan yang dimaksud dengan  an nuthqi disini adalah takbir. (Al Majmu  2/243 ).
             Imam Nawawi berkata “beberapa rekan kami berkata : “orang yang mengatakan  an nuthqi dengan melafadzkan niat dalam shalat, telah keliru,akan tetapi yang dikehendaki  oleh imam Syafe`I dengan An Nuthqi   adalah takbir.


  • PERKATAAN PARA ULAMA TENTANG MELAFADZKAN NIAT  DALAM  SHALAT

                Abu Abdillah  Muhammad  Ibnu Alqasim berkata “Niat itu termasuk perbuatan hati,mengerasakan lafadz niat termasuk bidah.selain itu juga menggangu konsentrasi orang lain”.

            As Syaikh Ala Aldin Al Atthar  berkata “ mengeraskan suara ketika ketika melafadzkan niat termasuk perbuatan yang bisa menggangu orang yang sedang shalat .hukumnya adalah haram selain itu juga perbuatan yang bidah yang buruk.jika hal itu dikerjakan karena pamer  (Riya )orang yang mengerjakanya mendapatkan keharaman dua kali  (keharaman melakukan bidah dan keharaman riya ).orang yang mengingkari pengerasan lafadz niat sebagai perbuatan yang termasuk sunnah adalah benar.sedangkan mereka yang meyakini perbuatan itu dalam adin adalah kufur .sedangkan jika tanpa meyakini nya ,maka termasuk maksiat,setiap orang wajib melarang perbuatan itu selagi dia mampu,sebab perbuatan semacam itu tidak pernah dinukil dari Rasullah e,tidak seorangpun dari shabat Nabi,maupun ulama-ulama yang istiqomah mengikuti ajaran Rasullah Saw . (Majmuah Al Rasail Alkubra 1/254-257 ).

            Ibnul Jauzi mengatakan “Diantara efek mengerasakan lafadz niat adalah mengganggu orang lain,diantara mereka ada yang membaca  “ushalli Shalataa kadzaa “ (aku niat mengerjakan Shalat ini atau itu  kemudian dia akan mengulangi niat itu karena mengira niatnya batal.padahal niat itu tidak batal meskipun tidak diucapkan “.
 (.Talbis Iblis :138 )

            Ibnu Abi Al`izz mengatakan “Tidak ada seorang ulamapun dari Imam Empat ,tidak As Syafe`I maupun yang lain mensyaratkan melafadkan niat ,menurut kesepakatan mereka ,niat tempatnya didalam hati.hanya saja ulama khalaf mewajibkan seorang  melafadzkan niatnya dalam shalat.dan pendapat ini digolongkan sebagai madzhab Syafe`I ,Imam an Nawawi mengatakan “hal itu tidak benar “.(Al Itiba “62  )

Ibnu Qoyyim berkata “Rasullah Saw  jika hendak mengerjakan shalat ,maka beliau mengucapkan Allahu Akbar,dan beliau tidak mengucapkan lafadz apapun sebelum itu dan tidak pernah melafadzkan niat sama sekali .beliau tidak mengucapkan “Usshali ....” semua itu adalah Bidah yang tidak ada sumbernya dari dari seorangpun  baik dengan sanad shahih ataupun Dhaif.bahkan tidak juga dinukil dari  sahabat Nabi,para Tabi`in dan Ulama yang empat “. (Zaadul Maad :1/201 ).


Kesimpulan


Dari keterangan diatas jelaslah sudah bahwa melafadzkan niat sebelum Shalat bukan termasuk tuntunan Rasullah Saw  ,maupun para Sahabat Rasullah Saw  ,dan tidak pula perkataan ulama  yang empat ( Abu Hanifah imam Malik, Syafe`I, Ahmad bin Hanbal ).namun hal tersebut bersumber dari pengikut Imam Syafe`I yang salah dalam memahami ucapan beliau yaitu An Nutqi yang makna sebenarnya yang dimaksud oleh Imam Syafe`I adalah Takbir  bukan melafadzkan niat,dan Walhasil bahwa melafadzkan niat  “Ushalii .....” merupakan perbuatan Bidah yang harus kita jauhi .
Memang segala sesuatu haruslah diawali dengan niat . Niat itu cukup di lakukan di dalam hati , karena niat adalah amalan hati bukan amalan lesan ( yang harus di ucapkan ) . Sedangkan melafalkan niat adalah tidak ada ketentuan baku mengenai hal itu artinya boleh berbahasa arab juga boleh berbahasa indonesia , yang penting kita tau betul apa yang akan kita kerjakan . Sedangkan orang yang melafalkan niat dengan mengucapkan " Usshalli " adalah salah dalam memahami dalil , sehingga salah pula dalam beramal .



Wallohu A`lam Bisshowab       

Rabu, 08 Juni 2011

AL - UMMAH






" Sesungguhnya ( umat tauhid ) ini adalah umat kamu , umat yang satu dan Aku adalah Rabb mu , maka sembahlah Aku " . ( QS : Al Anbiya' 92 )





Apa maksut dari ayat diatas , dan siapa saja yang termasuk bagian dari kriteria ayat diatas ?? Dan siapa saja yang tidak termasuk dari kriteria ayat diatas . Satu hal yang perlu menjadi renungan kita bersama di tengah tengah kebingungan orang hari ini . Allah Azza Wajalla di dalam QS : Al Anbiya' 92 tersebut hanya menyebutkan satu kelompok saja tidak yang lain , yang mana hanya satu kelompok itu sajalah yang nantinya akan mendapat satu keberuntungan dan semoga kita termasuk di dalamnya serta berusaha untuk tetap berada di dalamnya .


Said Hawa menguraikan makna dari ayat tersebut diatas dengan panjang lebar . Bahwa yang di sebut Umat adalah suatu ikatan besar di bawah satu bendera ( yaitu tauhid ) yang terdiri dari berbagai macam manusia , dengan bermacam macam ras , warna kulit dan bahasa . Mulai dari manusia pertama hingga manusia terakhir yang kesemuanya berjalan dalam satu tujuan yaitu menjadikan Allah Azza Wajalla sebagai satu satunya Dzat yang wajib untuk diibadahi dan di sembah .
Sedangkan satu kesatuan yang besar itu terbentuk melalui dua fase tahapan :
1. Sebelum di utusnya Rosulullah Muhammad Shalallahu alaihi wassalam
2. Setelah di utusnya Rosulullah Muhammad Shalallahu alaihi wassalam
Yang kesemuanya itu ( 2 tahapan itu ) beragama Islam . Kenapa Islam ?? Karena Islam secara bahasa adalah tunduk dan patuh serta berserah diri kepada satu aturan yaitu hanya aturan Allah Ta'ala saja .

Sebelum di utusnya Rosululah Muhammad Saw , para Utusan Alah tersebut ( mulai dari Nabi Nuh Alaihi Wassalam hingga Isa bin Maryam Alaihi wassalam ) di dalam menyampaikan risalahnya ( mengajak manusia untuk hanya beribadah kepada Allah saja ) masih berbentuk lokal ( para utusan tersebut di utus hanya untuk kaumnya masing masing ) . Akan tetapi setelah diutusnya Rosululah Muhammad Saw , maka dakwah tauhid beralih dari kerangka yang bersifat kesukuan atau lokal menjadi kemanusian atau menjadi bersifat universal sehinga jadilah seluruh manusia yang hidup di muka bumi di haruskan untuk mengkuti satu Rosul saja yakni Muhamad Saw saja dan tidak ada Rosul setelahnya serta tidak di terima untuk mengikuti Rosul rosul sebelumnya .

Allah Azza Wajalla berfirman dalam QS : Al Ahzab 40 yang artinya
" Muhammad itu sekali kali bukanlah bapak dari seorang laki laki di antara kamu , tetapi dia adalah Rosululah dan penutup Nabi nabi " .

Rosulullah sendiri telah bersabda :
" Seandainya Musa hidup tidak ada pilihan baginya , melainkan mengikuti ku  " . ( HR . Ahmad )
Pada hadits riwayat Imam Ahmad tersebut mengisyaratkan bahwa agama atau dien atau tata aturan yang ada di muka bumi itu hanya satu yaitu Dienulah ( mengikuti tata aturan Allah saja ) adapun yang membedakanya hanyalah tata cara pelaksanaan atau syareat tiap tiap Nabi yang masing masing ada sedikit perbedaan ( sebelum di utusnya Rosulullah ) . Akan tetapi setelah di utusnya Rosulullah Muhammad Saw , maka tata cara pelaksanaan dari seluruh aturan Allah untuk manusia yang hidup di muka bumi ini telah mengalami penyempurnaan . Yang mana seluruh manusia mau tidak mau harus tunduk dan patuh kepada syareat yang di bawa oleh Rosulullah Saw ( jika mereka mengaku hanya beribadah kepada Allah , jika tidak maka pengakuan mereka adalah dusta belaka ).

Secara akal sehat sesuatu yang telah sempurna tidak di butuhkan lagi penambahan maupun pengurangan sedikitpun . Jika sesuatu yang telah sempurna itu di lakukan penambahan atau pengurangan ( yang menurut akal dan nafsu sesuatu yang baik ) maka sesuatu yang telah sempurna itu malah menjadi tidak sempurna lagi . Jika ada sebuah gelas yang telah berisi air secara penuh , maka air yang ada di dalam gelas itu dapat di katakan sempurna penuhnya . Akan tetapi jika sebuah benda masuk di masukan ke dalam gelas tersebut ( berapapun beratnya ) maka air yang ada di dalam gelas itu pasti tumpah dan gelas tersebut tidak dapat lagi di katakan sempurna airnya .

Begitu pula dengan makna dari hadits di atas . Rosulullah Saw  bersabda seperti itu dengan nada marah ketika melihat salah satu sahabatnya yaitu Umar bin Kattab r.a membawa lembaran lembaran Taurat yang mana menurut angapan Umar bin Kattab r.a bahwa Taurat itu isinya kebaikan juga berasal dari Allah pula serta tidak mengapa jika hal itu juga di pakai dan di jalankan . Akan tetapi hal itu malah membuat Rosululah Saw marah . Karena beliau melihat hal itu ( yang di lakukan Umar bin Kattab r.a ) dapat mengurangi kesempurnaan Islam itu sendiri .
Pada hadits di atas juga memberikan satu pelajaran berharga bagi kita , jika kita mau merenungi lebih dalam . Bahwasanya akal dan nafsu kita di paksa untuk tunduk di bawah syareat atau dalil . Akan tetapi manakala sebaliknya justru syareat yang di paksa tunduk di bawah akal dan nafsu kita , maka yang terjadi adalah syareat di utak atik sesuai dengan nafsu dan akal atau menarik narik dalil sesuai akal dan nafsu kita untuk melegalkan satu perbuatannya yang menyimpang itu , sehingga kesempurnaan Islam tidak dapat di raihnya dan dirinya malah sedikit demi sedikit terseret kelembah kebinasaan . Hal itulah inti permasalahan Umat Islam hari ini , sehingga Umat Islam hari ini mengalami kehinaan yang mana hal itu di sadari atau tidak .

Allah Ta'ala juga telah berfirman dalam QS : Ali Imran 81 yang artinya :
" Dan ( ingatlah ) , ketika Alah mengambil perjanjian dari para Nabi , sungguh , apa saja yang Kami  berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rosul yang membenarkan apa yang ada padamu , niscaya kamu akan sungguh sungguh beriman kepadanya dan menolongnya . Allah berfirman , " Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian Ku terhadap yang demikian itu ? " Mereka menjawab , " Kami mengakui ". Allah berfirman " Kalau begitu saksikanlah ( hai para Nabi ) dan Aku menjadi saksi ( pula ) bersama kamu " .

Pada ayat tersebut memberikan satu pemandangan yang sangat dahsyat , satu moment penting yaitu ketika Allah Azza wajalla mengambil perjanjian kepada para Nabi . Yang mana para Nabi tersebut mau tidak mau harus menerima perjanjian tersebut . Apa isi perjanjian itu ? yaitu satu perjanjian untuk menerima dan melaksanakan serta meneruskan tongkat estafet kepemimpinan dakwah di muka bumi . Agar supaya dakwah Ilallah terus berjalan di muka bumi . Mengajak manusia untuk mengikuti tata aturan Allah saja , yang mana para Nabi tersebut tidak mempunyai kepentingan sedikitpun di dalamnya ( apakah manusia itu mengikuti seruan dakwahnya apa tidak , hal itu bukan masalah , yang penting hujjah telah di sampaikan dan di tegakkan atas mereka , yang mana akibatnya akan kembali pada dirinya sendiri ) . Di samping mengajak manusia untuk mengikuti tata aturan Allah saja juga menerangkan kepada manusia ,bahwa besok akan datang seorang Rosul yang akan menyempurnakan syareat Allah , menyempurnakan dan membenarkan  syareat syareat para Nabi terdahulu , sehingga hal itu terjadi atas mereka , maka mereka harus mengikuti syareat yang di bawa oleh Rosul yang terakhir itu dan harus menolongnya serta menolong ajaran yang di bawa oleh Rosul yang terakhir itu .

Pada QS : Ali Imaran 81 diatas juga memberikan satu pemandangan yang mencengangkan dan membuat hati terpana , yaitu satu parade kafilah yang sangat panjang yang di dalamnya terdiri dari orang orang yang meng Esakan Allah Azza Wajalla . Parade yang terdiri dari orang orang yang beribadah kepada RabbNya . Satu parade yang terdiri dari orang orang yang penuh ketundukan terhadap Syareat Allah yang mana seluruh alam beserta isinya juga telah tunduk patuh terhadap keMaha Kuasaan Allah Ta'ala dan tata aturan Allah Ta'ala . Itulah Islam . Dan parade kafilah yang sangat panjang itu di sebut dengan Ummah .


Islam Mendudukan Persoalan Secara Proporsional


Orang orang yang hidup sebelum di utusnya Nabi Musa Alaihi Wassalam dan mereka semua dengan suka rela tunduk patuh dengan kepada tata aturan yang di bawa oleh para Nabi sebelumnya ( Musa As ) , maka mereka membentuk satu Umat . Setelah di utusnya Nabi Musa As dengan membawa Taurat sebagai penyempurna syareat syareat sebelumnya sedangkan mereka semua tetap mau tunduk patuh dengan syareat yang di bawa oleh Nabi Musa , maka mereka juga membentuk satu Umat . Akan tetapi jika ada orang orang yang tidak mau tunduk patuh dengan syareat yang di bawa oleh Nabi Musa As , maka mereka yang tidak mau tunduk patuh terhadap syareat yang di bawa oeh Nabi Musa As itu bukan termasuk bagian dari Umat , walaupun mereka sebelumnya juga tuduk dan patuh dengan syareat yang di bawa sebelum Nabi Musa As .

Setelah di utusnya Nabi Isa Ibnu Maryam Alaihi Wassalam sebagai penyempurna syareat yang di bawa Nabi Musa As yaitu Injil , maka orang orang yang dulunya tunduk patuh dengan syareatnya Nabi Musa As juga harus mau tunduk patuh dengan syareat yang di bawa oleh Nabi Isa As yaitu Injil . Jika mereka mau tunduk patuh dengan syareatnya Nabi Isa As dan mereka mau menolong syareatnya Nabi Isa As , maka mereka di sebut dengan Umat . Akan tetapi jika ada orang orang yang tidak mau tunduk patuh dengan syareat yang di bawa oleh Nabi Isa As , maka orang orang yang tidak mau tunduk patuh dengan syareatnya Nabi Isa As dan tidak mau menolongnya bukan termasuk bagian dari Umat , walaupun mereka itu sebelumnya telah tunduk patuh dengan syareatnya Nabi Musa As ( meyakini dan menerima kebenaran kitab Taurat ) . Jika mereka tetap mengaku beriman , maka klaim klaim mereka itu adalah dusta .

Setelah di utusnya Rosululah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam sebagai penutup para Nabi dan Rosul dan sebagai penyempurna syareat syareat sebelumnya , maka orang orang yang dulunya telah tunduk patuh dengan syareatnya Nabi Isa As dan Syareatnya Nabi Musa As di haruskan untuk tunduk patuh dengan syareatnya Nabi Muhammad Saw , mau menolong Nabi Muhammad dan mau menolong syareat yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw . Jika mereka mau menolong dan mau menerima syareatnya Nabi Muhammad Saw , mereka termasuk bagian dari Umat . Akan tetapi jika mereka malah tidak mau menerima syareatnya Nabi Muhammad Saw bahkan memeranginya , maka mereka yang tidak mau menolong dan yang memeranginya bukan termasuk bagian dari Umat , sedangkan pernyatan bahwa mereka termasuk ahli kitab adalah klaim klaim bohong .

Begitu pula dengan orangorang setelah di utusnya Rosulullah Muhammad Saw hinggakita hari ini dan besok  hari kiamat , maka seluruh bangsa manusia , dengan perbedaan ras , warna kulit dan bahasa , baik itu yang berada di Asia , Afrika Eropa Amerika maupun di Australia menjadi satu umat bagi seorang Rosul . Seluruh bangsa bangsa  itu wajib untuk mengikuti dan meneladani serta menerima seluruh syareat yang di bawa oleh Rosulullah Saw . Jika seluruh bangsa bangsa itu mau menerima seluruh syareatnya Nabi Muhammad Saw , maka seluruh umat manusia menjadi satu Umat . Akan tetapi jika tidak seluruhnya dan  hanya individu individu saja yang mau menerima , mengikuti dan meneladani Rosulullah Saw , maka hanya individu individu itu saja yang membentuk Umat , yaitu Umat Islam .

Jadi itulah sebabnya dan hal yang paling mendasar mengapa orang orang Yahudi dan Nasrani di sebut orang kafir walaupun mereka mengaku sama sama mendapatkan kitab suci dari Allah . Hal itu di karenakan orang orang Yahudi hanya mengakui kerasulan Nabi Musa saja dan berhenti sampai di situ saja , dan tidak mengakui Nabi Isa Ibnu Maryam sebagai Nabi dan Rosul bahkan NabiMuhammad Saw sebagai Nabi dan Rosul Allah Ta'ala . Sedangkan orang orang Nasrani hanya mengakui kenabian dan kerosulan Nabi Musa dan hanya berhenti pada kenabian Isa Ibnu Maryam saja serta tidak mengakui bahkan mendustakan dan memerangi kerasulan Muhammad Saw .
Akan tetapi orang orang Islam atau Umat Muhammad Saw berpandangan lain . Umat Islam mengakui dan membenarkan kerasulan Nabi Musa as dan Nabi Isa As , bahkan menempatkan Nabi Musa dan Nabi Isa As pada satu kedudukan yang tinggi yaitu pada deretan Rosul rosul Ulul Azmi yaitu Nabi Nuh As , Nabi Ibrahim Khalilulah ,Nabi Musa As , Nabi Isa As dan Rosulullah Muhammad Saw Khalilulah . Hanya saja syareat syareat sebelum di utusnya Nabi Muhammad Saw telah di sempurnakan oleh syareatnya Nabi Muhammad Saw , sehingga umat Islam hanya berkewajiban mengikuti syareatnya Nabi Muhammad Saw saja dan tidak syareat syareat sebelumnya .
Maka setiap pribadi pribadi Muslim adalah anggota umat Islam .  Orang orang yang tidak mantap dan tidak merasa bukan sebagai anggota umat adalah bukan Muslim . Sebab pribadi pribadi yang ingkar terhadap keanggotaan umat ini di pandang sebagai orang kafir . Oleh karena itulah Umat Islam adalah umat yang satu dan setiap individu individunya di pandang sebagai anggota umat . Dan dengan pengertian inilah ,  umat ini terikat dengan satu ikatan yang membentuk satu kesatuan yang utuh dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya .



Dalil Yang Menunjukkan Orang orang Terdahulu Juga Beragama Islam


Penegasan melalui lisan Nuh Alaihiwassalam
"... Dan aku ( Nuh )di suruh supaya tergolong orang orang yang bersertah diri kepada Allah " . ( QS : Yunus 72 )

Penegasan melalui lisan Ibrahim Khalilullah dan Ismail Alaihiwassalam
" Ya Tuhan kami , jadikanlah kami berdua (Ibrahim dan Ismail As ) sebagai orang orang yang berserah diri kepada Mu .." . ( QS Al Baqarah 128 )

Ya'qub mewasiatkan Islam kepada putra putranya
" .. Hai anak anakku , sesungguhnya Alah telah memilih agama ( Islam ) untukmu , maka janganlah kemu matikecuali sedang tetap memeluk Islam " . ( QS : Al Baqarah 132 )

Penegasan melalui lisan Musa As kepada Bani Israil
" ... maka hendaknya hanya kepada Nya kamu bertawakal jika kamu benar benar orang orang yang berserah diri " . ( QS : Yunus 84 )

Ketika menceritakan Yusuf As Al Qur'an menyatakan
" ... Wafatkanlah aku sebagai seorang muslim dan golongkanlah aku bersama orang orang yang shalih " . ( QS : Yusuf 101 )

Kisah tentang kaum Hawariyun ( pembela dan pengikut setia Nabi Isa As )
" ... kami beriman kepada Allah dan kami bersaksi sesungguhnya kami adalah orang orang yangberserah diri " . ( QS : Ali Imran 52 )

Kisah mengenai Ratu Saba' Al Qur'an menegaskan
" ... dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah , Rabb semesta alam " . (QS : An Naml 44 )

Rosulullah menegaskan dengan sabdanya
" Nabi nabi itu bersaudara lain ibu , ibunya berbeda beda , tetapi agamanya satu " . ( HR . Bukhari , Muslim dan Abu Dawud )

Allah Azza Wajalla menegaskan lagi di dalam Al Qur'an
" Dia telah mensyareatkan agama kepadamu , sebagaimana yang di wasiatkan kepada Nuh , dan yang telah di wahyukan kepadamu dan Kami wasiatkan kepada Ibrahim Musa dan Isa yaitu ; tegakkanlah agama dan janganlah kamu bercerai berai di dalamnya .. " . ( QS : Asy Syuraa 13 )

Dari dalil dalil diatas dapat di simpulkan bahwa Orang orang Islam itu tidak hanya semenjak di utusnya Rosululah Saw sampai kita hari ini dan besok menjelang hari kiamat saja , akan tetapi jaquh sebelum di utusnya Nabi Muhammad Saw juga mereka semua dalam satu agama yaitu Islam , dan kesemuanya itu terkumpul dalam satu kafilah yang sangat panjang yaitu Umat Islam , yang terdiri dari orang orang yang berserah diri kepada ketentuan hukum perundang undangan Allah Azza Wajalla .


Kesatuan Ikatan Yang Membentuk Tubuh Umat Islam


Umat yang besar ini mempunyai satu ikatan kesatuan yang sama , yang mana dengan satu kesatuan ikatan itulah yang merangkai umat umat sebelum di utusnya Rosulullah Saw dengan orang orang setelah di utusnya Rosulullah Saw . Adapun kesatuan itu adalah :

1. Kesatuan Aqidah

Kesatuan dalam tauhid Laa ilaaha Ilallah . Kalimat tersebut merupakan sumber kekuatan kaum muslimin . Kapan saja manusia telah mengucapkannya , maka ia merupakan bagian dari umat ini , dan dia secara langsung telah terikat erat dengan hukum perundang undangan Allah Ta'ala yang diejawantahkan oleh para utusan Allah ( para Nabi ) . Begitu ia keluar dari jalur lingkaran tauhid ini , maka ia bukan lagi menjadi bagian dari umat ini .
Jika seseorang telah menyerahkan dirinya hanya kepada Allah saja ia menyembah melalui jalan para utusan Allah ( khusus untuk umat Islam hari ini yaitu hanya melalui jalur jalan Rosulullah Saw saja tidak yang lain ) maka ia berarti telah mewujudkan penghambaan dirinya hanya kepada Allah Ta'ala saja dan ia telah terbebas dari penghambaan sesama manusia .

2. Kesatuan Ibadah

Kaum muslimin meyakini bahwa tujuan utama seorang manusia di ciptakan dan hidup di muka bumi ini hanyalah untuk beribadah saja ( tidak ada yang lain selain itu ) . Seseorang yang telah menyerahkan dirinya hanya kepada Allah , maka hal itu haruslah di realisasikan dalam bentuk amal nyata ( tidak hanya pengakuan saja ) . Adapun amal nyata dari penyerahan dirinya itu adalah dengan ibadah hanya kepada Nya . Sedangkan bentuk nyata dari ibadah itu telah di contohkan dengan jelas oleh para utusan Allah dan telah baku dan tetap , yang mana hal itu manusia tidak berhak untuk menambah dan menguranginya dengan akal dan nafsunya .

Adapun tata cara dari pelaksanaan ibadah itu sendiri yang mengalami perbedaan di tiap tiap utusan .
Sebelum diutusnya Rosulullah Saw juga ada amal ibadah sholat , shoum dan Haji . Amal amal ibadah tersebut tentunya tidaklah sama bentuknya ( tata cara pelaksanaan ) dengan apa yang di lakukan oleh Umat Rosulullah Saw . Boleh jadi amal amal ibadah tersebut yang di lakukan oleh umat umat terdahulu itu jauh lebih berat atau lebih ringan . Akan tetapi setelah di utusnya Rosulullah Muhammad Saw , amal amal ibadah tersebut telah mengalami penyempurnaan dalam hal tata cara pelaksanaannya .

3. Kesatuan Sejarah

Misalnya saya seorang muslim . Jelas saya menpunyai hubungan historis dengan Adam As , Nuh As , Ibrahim As , Musa As , Isa As , Muhammad Saw , orang orang yang mengikuti mereka  dan bersama sama mereka semua berserah diri hanya kepada Allah Rabb Alam semesta .Saya menjadi kuat karena adanya keterikatan sejarah ini dan setiap muslim bersikap sama seperti ini dimanapun tempat dan waktunya . Keterikatan tersebut tidak pernah terjalin dengan dengan ikatan jahiliyah manapun dan lepas dari ikatan ikatan orang orang kafir manapun juga ( baik itu orang kafir sebelum di utusnya Rosulullah Saw , maupun orang orang kafir setelah di utusnya Rosulullah Saw )

Allah Azza Wajalla berfirman , yang artinya :
"Katakanlah ( hai orang orang yang beriman ) , kami beriman kepada Allah dan apa yang di turunkan kepada kami dan apa yang di turunkan kepada Ibrahim , Ismail , Iskhaq , Ya'qub dan anak anak cucunya , dan apa yang di berikan kepada Musa dan Isa serta apa yang di berikan kepada Nabi nabi dari Rabbnya . Kami tidak membedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada Nya . Maka jika mereka  beriman  kepada apa yang kamu telahberiman kepadanya , sungguh mereka telah mendapat petunjuk , dan jika mereka berpaling , sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan ( dengan kamu ) . Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka , Dialah Yang Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui " . QS : Al Baqarah 136-137 )

Rosulullah Saw bersabda :
" Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari kamu keangkuhan jahiliyah dan mengagung agungkan nenek moyang " . ( HR . Tirmidzi )
Jika seorang muslim yang memperkuat dirinya dengan ikatan selain Islam , maka ia telah mengeluarkan dirinya dari semangat Islam dan menjerumuskan dirinya kedalam lembah kehinaan yang sangat dalam setelah ia berkedudukan dengan benar .

4. Kesatuan Perasaan , Pandangan , Pemikiran dan Jalan

Jalan hidup kaum muslimin adalah jelas dan spesifik , yang mana jalan tersebut adalah jalan para Nabi dan Rosul .
Allah Ta'ala telah berfirman
"  Tunjukilah kami jalan yang lurus , jalan orang orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka . Bukan jalan jalan orang yang dimurkai dan bukan ( pula ) jalan mereka yang sesat " . ( QS : Al Fatehah 6-7 )
Rosulullah Muhammad Saw bersabda :
" Barang siapa sejengkal saja memisahkan diri dari jama'ah , berati ia telah melepaskan ikatan Islam dari tengkuknya , meskipun ia shalat dan syoum serta mengaku muslim " . ( HR . Abu Dawud , Ahmad , dan Tirmidzi )

Inilah manhaj hidup umat Islam yang unik . Mempunyai pemikiran tersendiri yang mana hal itu bersumber dari Kitabullah . Kaum muslimin memandang seluruh persoalan hidup yang di hadapinya atas dasar kaca mata bashirah Kitabullah .
Allah menyembuhkan setiap jiwa manusia yang sakit dengan konsep ini . Artinya jika seorang manusia di dalammemutuskan setiap persoalan hidupnya dengan mengembalikan kepada Kitabullah , maka jiwa manusia tersebut dalam keadaan sehat . Akan tetapi jika tidak , maka jiwa manusia itu dalam keadaan sakit ( walaupun kelihatannya badannya segar bugar ) . Semakin besar perhatian dirinya di dalam mengembalikan seluruh persoalan hidupnya atas Kitabullah , maka semakin besar pula pengaruh Islam pada dirinya itu dan juga semakin mengental pula perasaan dirinya atas mereka ( sesama seorang muslim ) .

5. Kesatuan Pedoman dan Undang undang

Sumber hukum dan perundang undangan umat Islam adalah Kitabullah ( Sukhuf para Nabi sebelum di utusnya Nabi Musa , Taurat , Injil dan Al Qur'an bagi Umat Islam setelah di utusnya Rosulullah Muhammad Saw hingga hari kiamat ) dan Sunah Nabi . Dua hukum itulah yang Allah syareatkan kepada seluruh manusia di muka bumi .Hal itu berlaku bagi umat umat sebelum di utusnya Rasululllah maupun setelah di utusnya Rosulullah Saw hingga hari kiamat .
Kaum muslimin di larang membuat undang undang sendiri yang bertentangan dengan syareat Allah SWT tersebut . Sehingga kaum muslimin mempunyai kesatuan undang undang yang sama  , baik itu masalah hukum pidana maupun perdata , masalah perekonomian , masalah internasional dan masalah masalah yang lainnya adalah satu .

6. Kesatuan Kepemimpinan

Artinya menjadikan para Nabi dan Rosul itu sebagai pemimpin tertinggi di dalam setiap pengambilan keputusan atas mereka yang di perselisihkan , yang mana hal itu sebagai perwujutan penegakan syareat Allah SWT di muka bumi . jika para utusan Allah itu wafat maka dengan segera kaum muslimin harus dengan segera mencari pengganti ( tentunya dengan satu kriteria yang sangat ketat ) agar tidak terjadi kekosongan kepemimpinan di tubuh umat Islam dan agar kaum muslimin tidak tercerai berai . Karena tabiat dasar seorang manusia adalah makhluk sosial , makhluk yang suka hidup berkelompok . Sedangkan setiap kelompok itu pastilah di butuhkan satu pemimpin . Agar kelompok tersebut berjalan dalam satu komando dan satu tujuan yang terarah .

Dari keenam kesatuan inilah , maka kaum muslimin adalah umat yang satu dan saling bersaudara .
Allah Azza Wajalla berfirman :
" Sesungguhnya orang orang mukmin itu bersaudara ...". ( QS : Al Hujurat 10 )
" Dan Orang orang yang beriman laki laki dan orang orang beriman perempuan sebagian mereka adalah menjai penolong bagi sebagian yang lainnya ...." . ( QS : At Taubah 71 )
Rosululllah Muhammad Saw bersabda :
" Perumpamaan orang orang beriman dalam kasih sayang , kecintaan , dan kekompakannya laksana satu tubuh . Apabila salah satu anggota tubuhmerasa sakit , maka seluruh tubuh merasakan sakitnya , seperti demam dan tidak dapat tidur " . ( HR . Bukhari dan Muslim )

Dan Akhirnya untuk mengakhiri pembahasan dari Al Ummah kita renungkan firman Allah yang artinya :
" Kamu tidak akan mendapatkan satu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir saling berkasih sayang dengan orang orang yang menentang Allah dan RosulNya , sekalipun orang orang itu bapak bapak , anak anak atau saudara saudara ataupun keluarga keluarga mereka . Mereka itulah orangorang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Nya . Dan mereka dimasukkan kedalam Jannah yang mengalir di bawahnya sungai sungai , mereka kekal di dalamnya . Allah ridha terhadap mereka dan mereka merasa puas dengan ( limpahan rahmat Nya ) . Mereka itulah golongan Allah . Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung " . ( QS : Al Mujadilah 22 )

Pada Ayat QS : Al Mujadilah 22 tersebut menjelaskan dengan sangat gamblang bahwa itulah satu aqidah yang Allah inginkan atas manusia tanpa adanya satu kompromi sedikitpun dengan kekafiran di manapun tempat dan waktunya , yang mana hal itu harus di laksanakan dengan konsekwen jika mengaku beriman kepada Allah saja .
Karena masalah aqidah Nabi Nuh As harus berpisah dengan anaknya , Nabi Ibrahim Khalilullah harus pisah dengan bapaknya , Nabi Luth As harus pisah dengan Istrinya , Rosulullah harus pisah dengan paman pamannya ( Abu Jahal Abu Lahab bahkan Abu Thalib ) begitu pula dengan para sahabat Rosulullah juga seperti itu . Ayat tersebut terus berlaku dan akan seperti itu keadaannya bagi orang beriman hingga hari kiamat bagi siapa saja yang bergabung kedalam satu barisan Umat ini . Dan ayat QS : Al Mujadilah tersebut pasti akan terjadi atas orang orang yang tauhidnya benar dan lurus .


Itulah penjabaran dari Al Ummah yang panjang . semoga menjadi bahan renungan kita bersama , dengan begitu kita bisa mengetahui dimana posisi kita dan bagaimana menempatkan diri kita atas hal itu .






Wallahu 'alam Bisshowwab