>

Total Tayangan Halaman

Selasa, 25 Mei 2010

KHUSYU'...................

Kita semua telah mengetahui bahwa tujuan utama manusia di ciptakan oleh Allah hanya untuk beribadah saja . adapun makna dari ibadah itu sendiri cakupannya sangat luas , tidak hanya terbatas pada rukun islam saja . Akan tetapi makna ibadah itu sendiri adalah :seluruh aktivitas manusia baik yang dhohir maupun yang batin , baik yang nampak maupun yang tersembunyi , dengan satu tujuan hanya mencari ridho Allah saja lewat petunjuk yang di ajarkan Rosulullah SAW

Jika kita melihat umat Islam hari ini , di dalam melaksanakan syareat Islam ada diantara mereka yang terasa memberatkan bagi mereka , maka jika mereka melaksanakannya hanya sekedarnya saja , kalau sempat ( karena di sibukkan mencari secuil dunia ) atau mereka melaksanakannya hanya untuk sekedar menggugurkan kewajiban saja . Ada juga yang melaksanakannya jika sedang dalam kesempitan , sedang butuh ( jika kesempitannya telah berlalu dan kebutuhannya telah di kabulkan Allah maka ibadahnya yang mulanya rajin jadi ikut berlalu , bahkan pada satu keadaan di lupa kembali ) . Dan ada pula yang rajin beribadah tetapi dia sendiri tidak bisa merasakan manisnya dalam beribadah , merasa amalannya telah banyak ( dia tidak faham apakah amalannya itu sudah sesuai dengan sunah atau tidak ) . Itulah fenomena yang terjadi di masyarakat Islam hari ini jika kita mau mencermati .
Mengapa umat Islam jauh dari syareat islam itu sendiri ? atau ibadahnya tidak membekas di dalam kehidupanya ( hanya seremonial saja ) ? . Penyebab itu semua karena hilangnya khusyu' di dalam beribadah .

# Mungkin ibadah sholat hanya untuk menggugurkan kewajiban saja ??
# Ibadah puasa tidak ada bekasnya romadhon demi romadhon biasa biasa saja dan ada juga orang yg saat romadhon tiba malah susah ( harus puasa 1 bulan dan menjadi beban baginya )
# Orang yang mempunyai kelebihan harta para pengusaha ( wajib zakat ) dalam mengeluarkan zakatnya tidak di hitung secara teliti dari hartanya tersebut
# Bahkan seseorang yang telah pergi haji jarang yang mengalami perubahan yang berarti sebelum berhajinya dengan sesudah berhajinya ( hanya sedikit saja orang yang mengalami perubahan setelah hajinya )
Dan masih banyak lagi contoh contoh yang lainnya . Itulah fenomena umat islam hari ini

Berangkat dari firman Allah dalam QS: Al Hadid 16 yang artinya :
" Belumkah datang waktunya bagi orang orang yang beriman , untuk khusyu' hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun ( kepada mereka ) " .
Dan firman Alah dalam QS : Al Mukmin 1-2 yang artinya :
" Sesungguhnya beruntunglah orang orang yang beriman ( yaitu ) orang orang yang khusyu' di dalam shalatnya " .

Khusyu' artinya keberadaan hati di hadapan Rabb dalam keadaan tunduk dan merendah yang di lakukan secara bersamaan . Dan juga suatu keharusan dia tunduk kepada kebenaran secara mutlak .
Diantara tanda tanda khusyu' ialah : jika seorang hamba di hadapkan kepada kebenaran , maka dia tunduk dan patuh kepada Dzat yang mengetahui yang ghaib yaitu Allah Azza Wajalla .
Para Ulama' Islam sepakat bahwa khusyu' itu berada di dalam hati dan hasilnya ada di anggota tubuh atau anggota tubuhlah yang menampakkan khusyu' itu .
Hudzaifah bin Al Yamaniy Ra ( seorang sahabat berkata ) : " Jauhilah oleh kalian khusyu' kemunafikan " . Ada yang bertanya "apa arti khusyu' kemunafikan itu " ? Dia menjawab " Jika engkau melihat tubuh khusyu' tetapi hati tidak khusyu' " .

Aisyah Ra pernah melihat sekumpulan pemuda yang berjalan perlahan lahan . Dia bertanya kepada orang yang tau tentang mereka " Siapa mereka itu " ? Orang itu menjawab " Mereka para ahli ibadah " .
Aisyah berkata " Umar bin Khathab orang yang paling cepat jalannya , jika ia berbicara aku mendengarnya dari kejauhan , jika memukul benar benar menimbulkan rasa sakit , dan jika memberikan makanan , hingga yang di berinya kenyang , dan dia ( Umar bin Khathab ) adalah ahli ibadah yang sebenarnya " .
Hudzaifah juga pernah berkata : " Yang pertama kali hilang dari agama kalian adalah khusyu' dan yang terakhir hilang dari agama kalian adalah shalat " .
Ibnul Qoyyim berkata : " Berapa banyak orang yang mendirikan shalat namun tidak ada kebaikan di dalamnya . Begitu cepat mereka masuk masjid untuk berjamaah , namun engkau tidak melihat seorangpun yang khusyu' " .

Ada tiga derajat orang yang khusyu' :
1. Tunduk kepada perintah , pasrah kepada hukum , dan merendah karena melihat kebenaran .
Tunduk kepada perintah artinya : menerima , melaksanakan dan mengikuti perintah , menyelaraskan yang dhohir dan batin . Menampakkan kelemahan kita di hadapan Allah , memperlihatkan kebutuhan terhadap petunjuk pelaksanaan perintah itu sebelum melaksanakannya , memohon pertolongan kepada Allah agar di mudahkan dalam menjalankan perintah tersebut , dan amalan yang telah kita kerjakan adalah suatu kebutuhan kita sendiri .
Pasrah kepada hukum artinya : pasrah dan tunduk patuh terhadap syareat , tidak menentangnya berdasarkan pendapat pendapat atau nafsu kita sendiri . Dan juga pasrah terhadap takdir yang telah Allah tetapkan kepada kita dengan perasaan ridha dan tidak marah terhadap ketetapan takdir Allah .
Merendah karena melihat kebenaran artinya : merendahkan hati dan anggota badan dgi hadapan Ar Rahman , karena Allah melihat sekecil apapun perbuatan hati dan anggota tubuh kita ( pada derajad ikhsan ) .

2. Memperhatikan penghambat jiwa dan amal serta melihat kelebihan orang lain atas dirimu .
Memperhatikan penghambat jiwa dan amal artinya : kita melihat kekurangan diri kita dan aib aib kita dan amal kita karena yang demikian dapat membuat hati seseorang menjadi khusyu' , adapun aib aib kita adalah seperi takabur , ujub , riya' , tidak jujur , niat yang bercabang , aib aib yang lainnya yang dapat merusak amal kita .
Melihat kelebihan orang lain atas dirimu artinya : kita perhatikan hak hak orang lain atas diri kita yang harus kita penuhi dan juga kita tidak menuntut hak kita atas mereka untuk mereka penuhi , kita melihat kelebihan mereka dan tidak melupakan kelebihan kita atas mereka .

3. Dapat menyembunyikan keadaan kita di hadapan orang lain seperti ke khusyu'annya dan ketundukannya terhadap syareat Allah , agar orang lain tidak melihatnya lalu membuat diri kita merasa bangga . Serta kita tidak melihat kemuliaan dan kebaikan diri kita , karena kebaikan itu datangnya dari Allah semata . Hanya Allah Azza Wajalla yang memberikan semua karunia itu pada diri kita tanpa sebab sebab dari kita .

Satu contoh mudah amalan berkaitan dengan khusyu' yaitu shalat
Penilaqian tentang shalat itu di ukur dari pahala. Dan tidak ada pahala yang diberikan kepada pelakunya kecuali menurut penghayatan , penelaahan dan khusyu'nya kepada Allah .
Ibnu Abbas berkata : " Engkau tidak mendapat pahala dari shalatmu , kecuali menurut apa yang engkau pahami dari bacaannya " .
Disamping itu shalatjuga harus memurnikan ikhlas juga di sertai kehadiran hati . Dengan kata lain Allah akan menilai shalat kita jika kita memurnikanb ke ikhlasan , disertai kehadiran hati , kita faham bacaan bacaan shalat mulai dari takbiratul ikhram hingga salam , itulah yang di nilai Allah dalam shalat kita . Seberapa besar kita bisa memenuhi itu semua apakah separonya , seper tiganya , atau seper berapanyamaka sebesar itu pula pahala yang kita peroleh di dalam shalat .

Jika itu semua tidak dapat kita penuhi di dalam shalat , apakah shalat kita sah ?? Apa bila syarat sahnya shalat dan rukun rukun shalat sudah kita penuhi ya sah shalat kita ( walaupun kita tidak bisa khusyu' ) tetapi shalat kita tidak ada nilainya di sisi Allah dan hanya untuk menggugurkan kewajiban saja .
Di sanalah hikmah di syareatkannya sujud sahwi di dalam shalat jika kita lupa di dalam shalat kita , sebagai penghinaan bagi syetan yang telahmembisikkan hamba dan menjadi penghalang antara dirinya dengan khusyu' dalam shalat . Dan juga di syareatkannya 2 rekaat sebelum atau sesudah shalat wajib adalah sebagai penambal shalat wajib kita ( yang tidak bisa khusyu' ) .
Orang yang khusyu' di dalam shalat mendapat tambahan pahala di dunia berupa kekuatan iman di dalam hati , cahaya , kelapangan dada , manisnya ibadah , kesenangan dan kegembiraan serta kenikmatan dalam beribadah kepada Allah juga di tambah derajat yang tinggi di akherat kelak
Oleh karena itu syareat syareat Islam di dasarkan pada perbuatan perbuatan yang nyata , sedangkan hakikat hakikat iman di dasarkan pada hal hal yang batin yang karenanya ada pahala dan siksa , karena itu Allah mempunyai 2 hukum : hukum di dunia yang di dasarkan kepada syareat syareat yang dhahir dan amalan amalan anggota tubuh , dan hukum di akherat yang di dasarkan pada syareat syareat yang dhahir dan amalan amalan batin .
Maka dari itu Rosulullah Saw menerima apa yang di nampakkan oleh orang orang munafik , sedangkan apa apa yang mereka sembunyikan di dalam batinnya di serahkan kepada Allah .
Sebab yang memberikan hukum pahala dan siksa bukan di tangan manusia , akan tetapi hak mutlak di Tangan Allah , dan Allah sajalah yang akan menanganinya besok di akherat .

Demikianlah sekelumit tentang khusyu' yang tentunya banyak kekurangannya ( dikarenakan sedikitnya ilmu kami ) semoga bermanfaat ( sebagai acuan dalam beramal Islami )
Wallahu A'lam bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar