Cinta Allah kepada hambaNya merupakan perkara yang luar biasa , karunia yang melimpah tiada yang bisa di ketahui nilainya kecuali oleh orang yang telah mencapai ma' rifat akan Allah dengan berbagai sifat yang melekat padaNya .
Tanda tanda kecintan Allah kepada seseorang adalah menjaga sang hamba dari terjebak kepada urusan duniawi semata . Sebagai mana sabda Nabi yang artinya :
" Sungguh Allah senantiasa menjaga hambaNya yang mukmin dari keburukan perkara dunia , dimaqna sang hamba pada hakekatnya sangat mencintainya . Sebagaimana layaknya seorang yang tengah menjaga saudaranya yang sedang sakit dari makan dan minum yang membahayakannya ". ( HR: Al Hakim )
Allah menjaga hambanya dari terlena pada kesenangan duniawi dan menjadikan suatu penghalang ( filter ) dari kenikmatan serta nafsu syahwat yang melalaikan . Allah juga menjaga hambaNya agar tidak selalu berlumuran dengan gemerlapnya bunga bunga dunia . Dengan harapan agar hatinya tidak sakit dari kejahatan yang di timbulkan oleh dunia , serta kecintaan dan rutinitasnya . Yang demikian itu karena kenikmatan dunia cenderung untuk mengiringi orang orang yang terlena , menyibukkan orang orang yang berhasrat terhadapnya , dan menjegal orang orang mukmin dari kebiasaan yang baik .
Di samping itu Allah juga bertindak sebagai penolong bagi para waliNya dan penjaga bagi mereka dari keburukan keburukan dunia , kendatipun sebenarnya mereka menginginkan akan hal itu . Allah Azza Wajalla menjaga mereka dengan tujuan agar hal ikhwal mereka senantiasa berada dalam kondisi terpuji dan membahagiakan . sebagaimana sabda Nabi yang artinya : " Jika engku mengetahui bahwa Allah memberikan kepada seorang hamba sesuatu dari kenikmatan dunia ini , walaupun sang hamba banyak berbuat maksiat yang Allah tidak menyukainya , maka hal itu hanyalah sebagai istidraaj ( mengolok olok ) . Lalu Nabi membacakan firman Allah dalam surat Al An 'am 44 yang artinya : " Maka tatkala mereka melupakan apa yang di peringatkan kepada mereka , kamipun membuka semua pintu pintu kesenangan untuk mereka dan Kami ( Allah ) siksa mereka dengan serta merta . Maka etika itu mereka terdiam dan berpuutus asa " . ( HR: Imam Ahmad dan Ath Thobari )
Di samping itu Allah juga mendidik sang hamba dengan baik semenjak masa kanak kanaknya , berdasarkan pada sistim aturan aturan yang terbaik . Allah juga akan menetapkan keimanan yang kukuh pada hati hamba tersebut , sebagaimana hal ini di tegaskan dalam sebuah Hadist : " Sesungguhnya Allah Azza Wajalla membagi akhlak diantara kalian , sebagaimana Allah juga membagi rizki diantara kalian . Dan sesungguhnya Allah memberi kenikmatan duniawi kepada orang orang yang Allah cintai dan orang orang yang tidak Allah cintai . Namun Allah hanya memberikan hidayah keimanan kepada oprang orang yang Allah cintai saja " . ( HR : Al Hakim ) .
Allah juga memberikan cahaya pada akal pikiran , di mana Allah menuliskan hal itu semata mata untuk mencintai sang hamba agar mengkhususkan diri dengan hanya beribadah kepadaNya , menyibukkan lisan untuk menyebut namaNya dan seluruh anggota tubuhnya untuk berkhidmad kepadaNya serta menghindari ( berpaling dari ) setiap apa yang menjadikan dinya melupakan Sang Khaliq . Lalu Allah menolongnya dengan mempermudah segala bentuk urusannya , tanpa harus merendahkan akhlaknya . Allah juga melapangkan dzahir dan batinya , menjadikan cita citanya hanya tertuju pada satu tujuan , yaitu ridho Allah semata . Dengan demikian , jika cinta itu bertambah , maka Allah akan menyibukkan jiwanya dan membandingkan dirinya dari segala sesuatu yang ada di muka bumi ini . Allah juga akan bersikap lemah lembut terhadapnya . Maksudnya Allah akan mempermudah dan memperlakukan sang hamba dengan baik .
Dari Jabir Ra ia berkata , bahwa Rosulullah telah bersabda : " Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang penghuni rumah , maka Allah memasukkan padanya ( rumah tersebut ) kemurahan dan rahmatNya ". ( HR : Abi Dunya )
Allah akan menjadikan diri sang hamba di terima oleh penduduk bumi ( masyarakat pada umumnya ) , yaitu hati para penduduk bumi menyambut secara baik terhadap kehadirannya dengan rasa cinta , cenderung kepadanya , bersikap rela serta memujinya .
Dari Abi Hurairah Ra berkata , Rosulullah bersabda : " Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba , maka Allah memanggil Malaikat Jibril As seraya berkata , bahwasesungguhnya Aku mencitai fulan ,dan untuk itu cintailah ia . Kemudian beliau melanjutkan ; lalu Jibril mencintai hamba tersebut dan berseru dilangi seraya berkata : " Sesungguhnya Allah mencintai fulan , maka cintailah ia " ! Lalu penduduk langit mencintainya . Kemudian di tanamkan sikap menyambut baik terhadap fulan - sang hamba - di muka bumi . Sebaliknya , jika Allah membenci seorang hamba , maka Allah memanggil Malaikat Jibril dan berkata kepadanya :" Sesungguhnya Aku membenci fulan maka bencilah ia" . Kemudia Nabi melanjutkan : Lalu Jibril membencinya , seraya berseru dikalangan penduduk langit :" Sesungguhnya Allah membenci fulan maka bencilah ia " ! Lalu di tanamkan sikap benci di kalangan penduduk bumi " . ( HR : Imam Malik , Imam Ahmad , Imam Bukhari dan Imam Muslim ) .
Demikian pula jika seorang hamba yang di cintai oleh Allah , maka dia akan di berikan cobaan ( ujian ) oleh Allah . Sebagaimana Hadist dari Annas Ra bahwa Rosulullah bersabda : " Sesungguhnya besarnya dari pahala itu akan di sertai dengan besarnya cobaan . Dan apabila Allah mencintai sekelompok kaum , maka Allah menguji mereka dengan berbagai ujian . Barangsiapa yang ridha dengan ujian tersebut , maka akan mendapat ridha Allah . Sedangkan bagi siapa yang berbalik mencaci Allah akibat dari ujian yang di timpakan kepadanya - maka akan mendapat kemurkaan Allah " . ( HR : At Tirmidzi dan Ibnu Majah )
Untuk itu Allah menguji mereka dengan berbagai ujian , sehingga Allah membersihkan dosa dosa mereka dan mengosongkan hati mereka dari kesibukan duniawi . Sebagaimana sabda Nabi : " Ujian itu berlangsung pada diri seorang mukmin dan mukminat , baik pada diri , harta maupun kekuasaannya . Hingga Allah membuang ujian ujian tersebut dan tiada lagi sedikitpun kesalahan kesalahan yang melekat padanya " . ( HR : Imam Ahmad At Tirmidzi dan Al Hakim ) .
Dan besar kecilnya ujian tersebut tergantung pada kadar keimanan seseorang . Hal ini karena semata mata kecitaan Allah kepada mereka , agar mereka tidak terjerumus pada hal hal yang mengancam dan membahayakan kehidupan mereka di akherat kelak . Dan seluruh bentuk ujian yang di berikan kepada mereka merupakan satu bentuk dari miniatur kehidupan yang sempit dan suram serta memberikan kekuasaan pada ahli duniawi ; agar Allah menyaksikan kesejatian dalam mujahadah hambaNya ( QS : Muhammad 31 ) . Dan hadist Nabi yang artinya : " Aku bertanya kepada Rosulullah tentang siapakah orang yang lebih berat cobaannya di dalam mgenjalani kehidupan ini ? Beliau menjawab : para Nabi , lalu orang yang menyerupai mereka dan seterusnya . Seseorang itu di uji berdasarkan kadar keimanannya . Jika keimanannya kukuh , maka semakin berat ujian yang akan di berikan kepadanya . Akan tetapi jika keimanan yg melekat padanya itu lemah , maka ia akan di coba menurut kadar keimanannya tersebut . Cobaan dan ujian itu akan senantiasa datang pada diri seorang hamba , hingga Allah membiarkannya berjalan di atas bumi dalam keadaan tidak menanggung ( terbebas dari ) kesalahan " . ( HR : Ahmad , At Tirmidzi , Ibnu majah , Ad Darimi dan Al Hakim ).
Dari Abi Sa'id Ra , ia berkata : " Aku menemui Rosulullah , sedang beliau dalam keadaan sakit demam . Lalu aku meletakkan tanganku diatas tangan beliau . Aku mendapati panas beliau menembus di antara tanganku dengan selimut yang beliau pakai . Lalu aku berkata : Wahai Rosulullah alangkah beratnya demam yang menimpa dirimu . Bewliau berkata : Sesungguhnya keadaan kita akan seperti itu , dimana akan semakin berlipat ujian bagi kita , maka akan semakin berlipat pula pahala yang bakal kita dapatkan . Lalu aku bertanya : Siapakah yang terberat di dalam menerima ujian dari Allah ? Beliau menjawab : para Nabi . Aku bertanya kembali : kemudian siapa ? Beliau menjawab : Kemudian orang orang sholeh . Sesungguhnya ada diantara mereka yang senang menerima cobaan , sebagaimana kalian senang mendapatkan kemudahan " . ( HR : Ibnu Majah dan Al Hakim )
Allah Azza wajalla mencintai para hambaNya yang meninggal dunia pada saat tengah beramal sholeh . Ketahuilah bahwa kita semua tidak tau dengan pasti perbuatan apa yang nantinya akan mengakhiri usia kita atau pada saat kita meninggalkan dunia fana ini . Untuk itu sudah selayaknyalah kita memohon - husnul khotimah - akhir hayat yang baik , di ridhoi oleh Allah - dan hindarilah dari menunda nunda persiapan untuk menghadapi kematian .
Sebab sesungguhnya umur manusia di bumi ini pada hakikatnya sangatlah pendek . Setiap nafas dari nafas kita yang terakhir mungkin saja merupakan akhir dari kehidupan kita . Yang mana pada saat kita menarik nafas yang terakhir , maka pada saat itulah ruh kita di cabut . Sedangkan manusia meninggalkan dunia ini akan di nilai berdasarkan pada akhir dari kehidupannya dan pada saat kembali menghadap Allah Azza Wajalla - berdasarkan pada bagaimana keadaan ketika ia meninggal dunia .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar