>

Total Tayangan Halaman

Selasa, 27 Juli 2010

SABAR ADALAH CAHAYA ....................... bagian 3

2 . Sabar Di Dalam Ketaatan

Ketaatan adalah satu hal yang sangat berat di lakukan seseorang manakala iman seseorang itu rusak atau aqidah seseorang itu rusak . Ketaatan seseorang akan menjadi baik jika imannya atau aqidahnya itu di benahi dan di luruskan terlebih dulu sebelum orang tersebut melangkah pada amal ibadah yang lain . Karena rusaknya aqidah akan merusak seluruh amal yang telah di kerjakannya dahulu dengan susah payah . Benar dan lurusnya aqidah seseorang akan mendorong orang tersebut untuk berbuat amal sholeh walaupun terasa berat baginya dan juga terkadang dia melakukan amal tersebut sendirian di daerahnya .
seseorang yang aqidahnya telah benar dan lurus pun terkadang dia dalam melakukan suatu amalan akan berhenti di tengah jalan , dikarenakan kurangnya kesabaran didalam menjalankan ketaatannya itu . Di karenakan kurangnya kesabaran di dalam ketaatannya itu sehingga dia terjangkiti penyakit Futur ( lemah setelah giat artinya mungkin pada awalnya dia akan giat beramal apapun jenis amalannya itu , akan tetapi pada satu keadaan dia akan melemah bahkan akan menghentikan amalannya itu sama sekali ) .

Seseorang yang ingin berjalan menuju Rabbnya tentunya dia harus tetap menjaga ketaatannya itu , adapun seseorang untuk bisa tetap taat maka harus di bekali dengan kesabaran yang terus menerus .
Ibnul Qoyyim berkata : Sabar di dalam ketaatan ini dapat di lakukan dengan 3 cara :
1 . Terus menerus di dalam ketaatan
Jika seseorang tidak menjaga ketaatannya itu secara terus menerus maka akan menyebabkan lemanya dalam beramal bahkan bisa jadi berhenti di tengah jalan . Akan tetapi jika seseorang dapat menjaga ketaatannya itu dengan senantiasa bersabar di dalam ketaatannya itu maka ia akan senantiasa bersemangat dalam beramal ( apapun jenis amalannya itu ) .
2 . Senantiasa menjaga keikhlasan
Seseorang harus menjaga keikhlasannya itu dalam 3 hal yaitu ikhlas sebelum beramal , ikhalas saat beramal , dan menjaga agar tetap ikhlas setelah beramal ( tidak mengungkit ungkit amalan yang telah kita kerjakan dahulunya ) .
Jika seseorang dapat bersabar dan menjaga keikhlasannya itu , maka hasil yang akan dia dapat adalah : terkikisnya penyakit riya' , terkikisnya penyakit kemunafikan ( karena salah satu ciri orang munafik dalam beramal jika mempunyai keuntungan duniawinya walupun harus mengorbankan teman seperjalanannya , dan juga walupun dia harus mengorbankan akheratnya ) terkikisnya penyakit kesyirikan yaitu syirik akbar ( ciri amalan orang musyrik adalah dalam beramal di tujukan pada selain Allah , atau di tujukan kepada Allah juga kepada selain Allah ) .
3 . Membaguskan amalnya dengan ilmu
Seberapapun banyaknya amalan seseorang akan tetapi amalan tersebut tidak sesuai dengan sunah maka amalan tersebut tertolak ( walapun kelihatannya kebanyakan orang melakukan amalan yang di kerjakannya itu ) . Apabila seseorang di dalam perjalanan amalalnya itu dia ragu ragu terhadap amalnya itu maka langkah terbaik dia menghentikan amalannya itu untuk sementara waktu ( teliti kembali amalan tersebut sudah sesuai sunah apa belum ) dan melanjutkan kembali amalannya jika sudah yakin .
Jika seseorang telah bisa bersabar dalam membaguskan amalnya itu agar sesuai sunah maka hasil yang di dapat adalah dia akan terbebas dari bahaya bid'ah dalam peribadatan ( bahaya ahli bid'ah adalah senantiasa memandang amalannya yang tidak sesuai sunah itu adalah benar dan parahnya jika dia di ingatkan akan marah marah ) .

Rosulullah Muhammad Saw bersabda :
" Perbuatan baik yang paling di sukai Allah adalah perbuatan yang terus menerus di kerjakan " ( HR . Bukhari dan Muslim )
Makna dari hadis tersebut adalah melakukan amalan amalan sunah ( walaupun sedikit ) akan tetapi setelah kita melakukan amalan amalan yang wajib dengan benar dan tertib . Amalan amalan sunah itu banyak sekali macamnya , akan tetapi kita dalam melaksanakannya mulailah dari yang ringan terus berlanjut secara terus menerus ( waaupun hanya 1 atau 2 amalan saja ) . Janganlah melakukan suatu amalan itu secara rapelan dalam satu waktu akan tetapi di lain waktu kita tidak melaksanakannya sama sekali .

Adalah Rosulullah di dalam melakukan suatu amalan sama porsinya dari hari ke hari ( amalan yang beliau kerjakan hari ini sama dengan amalan yang beliau kerjakan kemaren dan besuknya lagi . ) Akan tetapi yang membedakan hanyalah pada bulan Romadhon saja itupun pada 1/3 bulan Romadhon yang akhir , maka Rosulullah akan lebih menggiatkannya lagi ( lain dari kita 1/3 akhir Romadhon yang di pikir adalah pakaian baru , masakan kue untuk menyambut Hari Raya ) .

Contoh amalan dari hadist diatas :
* Dalam hal sholat .
Setelah kita melakukan sholat wajib 5 waktu dengan membaguskan amalan tersebut sesuai sunah ( tepat waktu , berjamaah dan juga di lakukan di masjid , apapun kesibukan kita dan kita sudah bisa melaksanakannya dengan tertib ) maka kita beralih pada sholat sunah sebelum atau sesudah sholat 5 waktu . Kita kerjakan pada sesudah sholat maghribnya dulu , jangan beranjak ke yang lain sebelum kita biasa melakukannya dan ringan melakukannya . Setelah itu baru beralih ke isya' nya , jangan kita menambah ke yang lain sebelum kita biasa melakukannya di sholat maghrib dan isya'nya secara tertib dan terus menerus . Hal tersebut kita lakukan dengan sabar sampai seluruhnya kita kerjakan dengan tertib . Apabila kita tidak bisa tertib kita ulangi dari awal lagi langkah tersebut . ( itulah amalan yang paling di sukai Allah sedikit tapi terus menerus dan dari hadist tsb ada satu hikmah bahwa dari amalan yang kita lakukan sedikit demi sedikit akan tetapi secara terus menerus itu akan menumbuhkan sikap untuk selalu menambah akan amalan yang telah kita kerjakan sehingga sampai pada satu titik kejemuan yang tidak bisa di lewati melainkan untuk berhenti sejenak untuk di lanjutkan di kemudian hari lagi ) .

Berkata Umar bin Khattab : " Iman itu dapat bertambah dan berkurang , bertambah karena ketaatan dan berkurang karena maksiat . Apabila iman seseorang itu bertambah maka baguskanlah amalan amalan sunahmu dan perbanyaklah , akan tetapi manakala iman seseorang itu melemah maka bertahanlah untuk mengerjakan amalan yang wajib " .
Bertambah dan berkurangnya iman seseorang itu yang bisa merasakannya adalah pribadi orang itu sendiri , dan sebagai barometernya salah satunya adalah pada saat adzan berkumandang maka seberapa besar kemampuan kita untuk memenuhi panggilan sholat itu tanpa berpikir panjang .

Allah Azza Wajalla menciptakan manusia den dengan memberikan 2 sifat dasar yaitu selalu berkeluh kesah dan juga bersikap tergesa gesa . Di karenakan dua sifat dasar tersebut itu maka wajar jika seseorang dalam beribadah kepada Rabbnya itu terkadang dia mengeluh karena beratnya beban yang harus dia pikul di dalam menegakkan agama Allah ( merealisasikan syareat islam dalam kehidupan sehari harinya ) , dan juga terkadang seseorang itu terkadang bersikap tergesa gesa di dalam merealisasikan beban yang dia pikul itu hanya karena dia ingin segera melihat hasil dari usahanya itu .

Oleh karena itu untuk membimbing orang beriman atas dua sifat dasar seorang manusia dari berkeluh kesah dan sikap ketergesa gesaannya itu maka sifat sabar di dalam ketaatan itu memegang peran yang sangat penting . Karena taat atas seluruh perintah Allah itu membutuhkan atau menuntut
* Pengorbanan waktu
Bagaimana kesabarannya ketika ada panggilan waktu sholat pada saat pekerjaannya sedang menumpuk , pada saat order datang , apakah dia cepat cepat memenuhi panggilan itu atau dia memilih meneruskan aktivitas perniagaannya itu .
Bagaimana kesabarannya untuk tetap mendatangi kajian kajian keislaman walaupun dia harus berjalan jauh , dia redam sifat ketergesa gesaannya itu untuk cepat cepat faham dari seluruh ajaran islam , padahal kefahaman itu terkadang membutuhkan waktu yang lama . Berkat kesabarannya itu dan meredam sifat ketergesa gesaannya itu akan membuahkan hasil setelah dia melalui perjalanan panjang 10 - 20 tahun dari start awalnya itupun dengan satu catatan dia senantiasa bersungguh sungguh untuk menggapai hal itu bukannya kalau ada waktu luang .

* Pengorbanan harta , tenaga dan fikiran
Harta yang telah dia kumpulkan sedikit demi sedikit itu , juga halal tentunya maka Alah menuntut dari hartanya itu untuk di zakati , di infakkan , dan di shodaqohkan yang secara matematika pasti hartanya itu berkurang jumlahnya ( bagaimana kesabarannya itu agar tetap taat ) . Dia kerahkan seluruh tenaganya untuk berbuat kebaikan dan amal sholeh walaupun kelelahan yang dia dapat dan tak jarang dia di dera sakit , hal itu tetap dia lakukan dengan sabar . Dan dia peras otaknya untuk memahami ayat ayat Allah ( tentunya tidak di otak atik dengan otaknya dalil dalil tersebut sehingga merubah dari maknanya yang asli ) untuk dia laksanakan di dalam kehidupan sehari harinya .

* Pengorbanan jiwa atau nyawanya
Seorang pegiat amal islami di dalam menyampaikan dakwahnya itu terkadang membuat marah pemerintah yang dholim sehingga merekapun di kejar kejar ( bukan karena kriminal atau akhlaqnya yang buruk ) pemerintah yang dholim itu untuk di penjara , bahkan pada satu keadaan dia di bunuh dengan alasan yang di buat buat karena dakwah yang dia sampaikan itu ( dia hanya mencari ridho Allah saja walaupun seluruh manusia tidak meridhoinya ) .
Atau seseorang yang ingin melakukan puncak amal islami , dia akan datangi dimana ada kancah peperangan berkecamuk untuk membela saudaranya yang terdholimi dan membela diennya yang dilecehkan orang kafir , dia tau sebagai konsekwensi logisnya dia dapat kehilangan sebagian anggota tubuhnya secara permanen bahkan dapat menghilangkan nyawanya .

Memang demikian sunatullah dakwah , jika seorang hamba ingin tetap di dalam ketaatan kepada Rabbnya dan menjalan dienul islam ini secara benar , disana dia di tuntut banyak pengorbanan yang banyak tidak di sukai oleh nafsu dan terkadang kebosanan menghampirinya , kebingungan di tengah jalan dan hampir hampir dia berhenti beramal karena sedikitnya orang yang berjalan dijalan yang di laluinya itu . Itulah liku liku agama ini yang tidak bisa di rasakan kecuali oleh orang yang menjalankannya .
Kesabaran dalam ketaatan mempunyai bentuk yang lain , hal tersebut seperti dijelaskan dalam QS: Al Baqarah 185
" Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu "

Makna dari ayat diatas adalah untuk berhemat dalam beribadah atau dalam melaksanakan suatu amalan janganlah berlebih lebihan dan juga dapat memberatkan kita di kemudian hari karena di awalnya kita merasa mampu ( walaupun amal yang kita kerjakan tersebut sudah ikhlas dan sesuai sunah ) . Pada ayat diatas di jelaskan oleh sabda Rosulullah
Dari Abu Hurairah ra , Rosulullah Saw bersabda : " Sesungguhnya agama itu mudah , dan siapa saja yang mempersulitnya agama , maka dia akan kalah . oleh karena itu sedang sedanglah , dekatkandiri kalian ( kepada Allah ) dan bersuka hatilah kalian serta pergunakanlah waktu pagi , sore serta sedikit waktu malam ( untuk mendekatkan diri ) " ( HR . Bukhari )
Dan juga di jelaskanoleh sebuah hadist yang panjang

Rosulullah bersabda : " Saya mendengar bahwa kamu berpuasa sepanjang hari dan bangun sepanjang malam untuk shalat malam ? " Saya menjawab ( Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash ) : " Benar wahai Rosulullah " . Beliau bersabda : " Janganlahberbuat demikian . Berpuasalah dan berbukalah , tidur dan bangunlah untuk mengerjakan shalat ! , karena tubuhmu , kedua matamu , istrimu dan tamumu mempunyai hak . Cukuplahkamu berpuasa tiga hari setiap bulannya , karena setiap kebaikan di beri balasan sepuluh kali lipat . Danjika kamu berpuasa tiga hari setiap bulannya berarti kamu seperti berpuasa sepanjang masa , " Maka saya memperberatnya sehingga aku diperberat . Saya betanya : " Wahai Rosulullah , saya merasa masih kuat , Nabi menjawab : Berpuasalah seperti puasanya Nabi Daud . Janganlebih dari itu ! " Saya bertanya : Bagaimana puasanya Nabi Daud ? " Beliau menjawab , " Setengah masa " . Ketika Abdullah sudah tua ia berkata : " Aduh menyesal sekali , sekiranya aku menerima keringanan yang di berikan Rosulullah niscaya akan lebih baik bagiku " .

Jadi kesimpulan dari kesabaran atas ketaatan adalah ; berusaha dengan penuh kesungguhan melaksanakan perintah Allah yang wajib dan menjaga dari yang wajib itu jangan sampai kita tinggalkan . Hal tersebut sebagai konsekwensi dai Iyyaka Na' budu dankonsekwensi dari dua kalimat syahadat yang telah kita ucapkan dulu .
Setelah seluruh perintah Allah yang wajib itu dapat kita kerjakan dengan tertib kita beranjak pada amalan amalan yang sunah . Hal itu kita lakukan sesuai dengan kemampuan kita , janganberlebih lebihan , bersikaplah tengah tengah ( janganberlebih lebihan juga jangan meremehkan ) hal tersebut kita kerjakan secara terus menerus ( walaupun amalan yang kita kerjakan itu sedikit jumlahnya dan tergolong ringan , hal itu sebagai permulaan untuk terus kita tingkatkan sampai ajal menjemput kita dan kita menghadap Allah dengan membawa amal terbaik kita sebagai penutup kehidupan kita di dunia ) .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar