>

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 24 Juli 2010

SABAR ADALAH CAHAYA ................bagian 2

Amalan seorang manusia akan bermanfaat bagi dirinya itu manakala dia beriman kepada Allah dan RosulNya , tentunya dengan syarat keimanannya itu benar dan lurus , atau dengan kata lain aqidah orang tersebut tidak terkotori oleh dosa syirik ( syirik akbar yang dapat mengeluarkannya dari Islam ) akan tetapi manakala aqidah atau keimanannya telah rusak ( baik itu di sadarinya atau tidak ) maka rusak pulalah seluruh amalan yang telah dia kerjakan itu dengan susah payah dan juga kesabaran yang telah dia pertahankan akan sia sia karena dosa syiriknya itu atau rusaknya aqidahnya .

Jadi sebanyak apapun bentuk amalan yang telah dia kerjakan itu tidak akan membawa manfaat apa apa bagi dirinya itu sedikitpun manakala aqidahnya telah rusak dan terkotori oleh dosa syirik akbar ( hal itu harusnya menjadi perhatian yang serius bagi orang yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir ) .
Lain halnya jika keimanan seseorang atau aqidah seseorang itu telah baik dan lurus baru amalan amalan yang dia kerjakan itu akan membawa manfaat bagi dirinya ( walaupun amalan yang telah dikerjakannya itu tergolong sedikit ) dan kesabarannya di dalam menapaki kehidupan ini akan ada nilainya di sisi Allah Azza Wajalla , walupun dia dalam menapaki kehidupan ini dia berjalan tertatih tatih di karenakan beratnya ujian dan cobaan yang dia terima .

Allah Azza Wajalla tidak akan menyia nyiakan amal hambaNya itu ( orang orang beriman ) walaupun amalan yang di kerjakannya itu kelihatan remeh . Sebagaimana di jelaskan dalam QS : Al Zalzalah 7 : " Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun , niscaya dia akan melihat ( balasan) nya pula " . Dan juga di jelaskan dalamQS : Al Muzammil 20 yang artinya
" Dan kebaikan yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh ( balasannya ) di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya " .
Oleh karena itu berimankepada Allah dan RosulNya itu sebagai faktor terpenting yang harus dipenuhi terlebih dulu sebelum melakukan suatu amal kebaikan atau bersabar .

SABAR adalah satu kata yang ringan di ucapkan seseorang akan tetapi akan sangat berat pelaksanaannya di dalam kehidupan kita sehari hari . Seseorang akan dapat mengaplikasikan sabar di dalam kehidupan sehari harinya itu manakala orang tersebut berbekal ilmu dan yakin . Tanpa ilmu seseorang tak dapat bersabar ( bagaimana bisa sabar , lha wong cara bersabar sendiri dia tidak tau maka hal tersebut di perlukan ilmu ) dan mengaplikasikan sabar itu dengan kata lain bagaimana menempat dirinya itu atas takdir Allah . Begitu pula seseorang yang berilmu pun dia tidak dapat bersabar dengan benar manakala dia tidak yakin ( yakin akan balasan dari Allah atas kesabarannya ) . Oleh karena itu seseorang akan bersabar dengan baik dan benar manakala orang tersebut memenuhi 2 syarat tersebut yaitu ilmu dan yakin ( tidak boleh pincang ) , hal tersebut sama seperti halnya ibadah yang mempunyai 2 syarat : ikhlas dan berilmu .

Ibnul Qoyyim di dalam kitab Matarijus Shalikhin beliau mengatakan :
Sabar adalah : menahan diri dengan cara menahan hati dari rasa mendongkol dan tidak puas , juga menahan lesan dari berkeluh kesah serta menahan anggota badan dari pelampiasan seperti menampar nampar pipi , menyobek nyobek baju , dan sebagainya .
Menahan hati dari rasa mendongkol dan tidak puas akan mudah dilakukan manakala kita mencamkan bahwa sesungguhnya nikmat yang Allahberikan kepada kita itu berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah pula , kalaupun Allah memberikannya kepada kita lalu mengambilnya kembali maka kita sebagai hambanya tidak boleh menentangnya seditpun .
Adapun menahan lesan dari berkeluh kesah artinya menahan lesan kita agar supaya tidak mengeluh atas musibah yang menimpanya itu kepada siapapun selain hanya kepada Allah saja .
" Jika kamu di timpa suatu musibah , maka bersabarlah dengan sepenuh kesabaran , karena a akan menjadikanmu lebih mulia . Jika kamumengadu kepada anak Adam , maka sesungguhnya kamu mengadukan Yang Maha Pengasih kepada orang yang tidak dapat memberikan belas kasih " .
Adapun menahan anggota badan dari pelampiasan yang menunjukkan sikap tidak ridho yakni dengan menahan dirikita agar tidakmenampar nampar pipi , menyobek nyobek baju , dan lain lain , karena melakukan hal tersebut di larang secara tegas oleh Rosulullah Muhammad Saw dengan sabdanya : " Bukab dari golongan kami seseorang yang menampar pipi , menyobek nyobek baju dan menyeru dengan seruan jahiliyah " . ( HR . Bukhari dan Muslim ) .

Ali bin Abi Thalib berkata ( berkenaan dengan sabar ) : " Iman dan sabar itu saling berhubungan erat , seperti kedudukan kepala bagi jasad manusia . Jasad manusia tanpa kepala tidak ada gunanya ( hanyalah seonggok bangkai ) akan sama halnya dengan keimanan yang sangat membutuhkan kesaabaran " .

Seorang manusia yang menyatakan bahwa dia mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir , maka pada saat itu juga Allah Azza Wajalla akan menguji orang tersebut dengan berbagai macam cobaan dan ujian ( entah orang tersebut dalam keadaan siap maupun tidak ) . Ujian dan cobaan yang Allah berikan kepada seseorang itu tidak mungkin berhasil dilaluinya denganbaik kecuali orang tersebut melaluinya dengan sabar . Ujian dan cobaan yang Allah timpakan pada orang beriman itu akan terus berlangsung ( baik ujian itu berskala kecil , sedang maupun yang berat ) sampai orang tersebut menemui ajal .
Mungkin kita sering mendengar ada orang yang mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya , maka orang yang mengatakan hal itu ( sabar ada batasnya ) dia tidak tau hakikadt dari kehidupan di dunia ini , bahwa kehidupan di dunia ini penuh dengan kesengsaraan dan ujian demi ujian yang datang silih berganti . Jika memang sabar itu ada batasnya , bararti ada satu keadaan yang membolehkan kita untuk tidak sabar / berbuat sesuai dengan nafsunya , jika hal tersebut sudah dilakukannya maka rusaklah dunia ini .

Ujian dan cobaan yang Allah timpakan kepada manuisia di dunia ini bertingkat tingkat sesuai dengan tingkat keimanan seseorang . Semakin tinggi keimanan seseorang maka semakin besar pula ujian dan cobaan yang Allah Ta'ala timpakan pada orang tersebut . Ujian dan cobaan paling berat yang Allah Azza Wajalla timpakan kepada manusia di di dunia ini adalah ujian dan cobaannya para Nabi dan Rosul , setelah itu para siddiqin setelah itu para syuhada' setelah itu orang orang sholeh yang tidak berada di dalam kancah jihad fisabilillah setelah itu orang di bawahnya dan di bawahnya lagi .
Jadi sabar adalah bekal yang harus dimiliki oleh orang orang yang berjalan munuju Allah .

Iyyaka na'budu Wa Iyyaka Nasta'in ( hanya kepadamulah kami beribadah dan hanya kepadamulah kami meminta pertolongan ) ini tidak dapat dilaksanakan tanpa sabar , dikerenakan kalimat tersebut menuntut akan bukti .
Orang yang mengaku hanya beribadah kepada Allah saja maka Allah akan menuji orang tersebut ( akan menguji pernyataannya yang di ucapkannya itu bohong apa tidak ) . Allah akan mengujinya dengan kesempitan dan penderitaan hidup , akan menujinya dengan perintah dan larangan Allah . Untuk menghadapi itu semua maka seorang manusia sangat menggantungkan pertolongan dari Allah saja ( semoga Allah Ta'ala memberikan kesabaran ) .
Pertolongan Allah tidak akan turun pada seorang hamba manakala Iyyakana'budunya belum benar , akan tetapi manakala Iyyakana'budu seseorang telah benar dan lurus maka Nasta'in akan turun pada orang tersebut .

Ada tiga keadaan di dalam sabar yang kebanyakan Allah Azza Wajalla akanmengujinya dengan tiga hal tersebut . Allah Azza Wajalla menuntut kepada orang orang yang beriman harus selalu siap dengan tiga keadaan tersebut dengan kesabaran yang dimilikinya itu ( sebagai wujud ujian keimanannya ) .

1 . Sabar DiDalam Menerima Musibah .
Musibah adalah suatu hal yang sangat di benci oleh jiwa manusia dan kebanyakan orang tidakmau jika hal tersebut ( musibah ) menimpa dirinya . Akan tetapi permasalahannya adalah seluruh jiwa manusia ini berada di dalam genggaman Sang Kholiq yang akan diperlakukan sesuai dengan kehendakNya dan seorang manusia tidak dapat menolaknya ( sampai pada diri Rosulullah sekalipun ) . Yang terpenting tinggal bagaimana orang tersebut mensikapi musibah yang menimpanya itu dan bagaimana memposisikan dirinya itu terhadap musibah yang datang menimpanya dengan sekonnyong konyong .
Kebanyakan manusia jika dia di timpa musibah maka akan bisa mengaplikasikan kesabarannya itu dengan benar ( karena dia tau dirinya di hadapan Allah adalah makhluk Allah yang sangat lemah sehingga dia mau tidak mau harus bersabar atas takdir yang menimpanya itu ) , akan tetapi jarang yang mampu mengaplikasikan kesabarannya dengan manakala orang tersebut mendapat kenikmatan dari Allah secara berlimpah ( karena seringnya dia lupa diri dan kesenangan adalah sesuatu yang paling diinginkan oleh nafsu ) .

Bagi orang orang beriman Allah Azza Wajalla telah memberikan suatu pedoman bagaimana cara menghadapi musibah yang sedang menimpanya itu dengan sekonyong konyong .
Allah Azza Wajalla memberikan tuntunan kepada orang orang beriman agar supaya jika dirinya tertimpa suatu musibah hendaklah dia mengucapkan kalimat Istirja': " Inna lillahi wa Inna ilaihi raaji'un " sebagaimana hal tersebut di jelaskan dalam QS : Al Baqarah 156 yang artinya :
" ( yaitu ) orang orang yang apabila di timpa musibah mereka mengucapkan Inna lillahi Wa inna ilaihi Roji'un ".
Kebanyakan orang yang mengucapkan kalimat istirja' jika dia melihat kecelakaan atau melihat kematian atau mendengar berita kematian seseorang . Padahal kalimat tersebut di ucapkan pada setiap kita mendapat musibah walaupun sifatnya ringan kita tersandung batu yang tidak mengakibatkan apa apa pada diri kita , kita kehilangan barang walaupun barang tersebut pada akhirnya dapat kita temukan kembali .

Kalimat istirja' jarang di ucapkan seseorang manakala seseorang melihat saudaranya yang kehilangan keimanan atau aqidahnya , padahal dulunya orang tersebut teguh di dalam memegang prinsip ( lurus dan benar aqidahnya ) yang di yakininya itu . Orang yang kehilangan keimanan atau aqidahnya itu suatu kerugian yang sangat besar melebihi kehilangan akan hartabenda atau nyawa . Orang yang kehilangan harta benda atau nyawa paling kerugian yang diderita atau kesedihannya pada saat itu juga akan tetapi lama kelamaan akan berangsur angsur pulih dan dapat melupakan itu semua atau paling banter kerugian di dunia saja ( dengan catatan aqidahnya tidak rusak oleh syirik akbar ) sedangkan di akherat bisa jadi dia medapatkan kebahagiaan karena sabar di dalam menerima ujian .
Akan tetapi orang yang kehilangan aqidah dia akan mengalami 2 kesedihan dan kerugian : 1 ketika di dunia dia akan selalu berbuat kerusakan dan juga dia dapat tertutup dari mendapat hidayah , sedangkan sebelum dia meninggal dia tidak bertobat maka siksa kubur telah menantinya . 2 kesedihat yang abadi ketika di akherat kelak .
Kalimat istirja' yang di ucapkan seseorag pada saudaranya yang kehilangan aqidah itu bisa jadi dia akan tersadarkan dan dapat segera bertobat dari kesalahannya itu .

Seseorang dapat bersabar di dalam menerima musibah itu manakala orang tersebut merenungi bahwa nikmat yang telah Allah berikan pada dirinya itu ( apapun bentuknya dan seberapapun besarnya nikmat itu ) semata mata atas pemberian dan karunia Allah ( bukan atas hasil jerih payahnya saja ) dan akan kembali kepada Allah pula ( yang akan Allah ambil setiap saat ) .
Allah Azza Wajalla hanya mengambil sedikit kenikmatan yang telah Allah berikan kepada hambanya itu ( jika orang tersebut dapat bersabar atas takdir yang menimpanya itu ) maka sebagai gantinya Allah akan memberikan suatu kenikmatan yang lebih besar lagi .
Sebagaimana hal tersebut di jelaskan dalam QS : Al Baqarah 155 dan 157 .

" Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan , kelaparan , kekurangan harta benda , jiwa dan buah buahan . Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang orang yang beriman " . ( QS : 2 / 155 )
Ayat tersebut memberikan kabar kepada orang orang yang beriman bahwa Allah pasti akan mengambil sedikit kenimatan ( Allah tidak mengambil semuanya ) dari tangan orang orang beriman setiap saat baik orang tersebut siap atau tidak . Apabila orang tersebut dapat bersabar maka Alah akan memberikan kabar gembira yang di jelaskan pada ayat 157 nya

" Mereka itulah orang orang yang mendapat berkah yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka , dan mereka itulah orang orang yang mendapat petunjuk " . ( QS : 2 / 157 )
Pada ayat tersebut Allah akan memberikan 3 kenikmatan dari kenimatan yang telah di ambilNya dahulu ( jika orang tersebut dapat bersabar ) .
1. Memberikan keberkahan di dalam kehidupannya .
Allah akan memberikan sifat Qona'ah di dalam hatinya ( menerima dengan lapang dada apa apa yang Allah berikan kepadanya dan merasa cukup ) walaupun dari segi materi yang dia dapat tidak seberapa besarnya ( pas pasan ) akan tetapi dapat mencukupi kebutuhan sehari harinya bahkan pada satu keadaan ia bisa menyisihkan uang ( menabung ) . Itulah keberkahan hidup yang jarang di dapatkan pada setiap orang hari ini .
2 . Mendapatkan Rahmat
Hal tersebut bisa diartikan dengan ketenangan hidup . Didalam kehidupannya jarang di temui percekcokan ( kalaupun ada pasti tidak akan berlangsung lama ) , dia tidak merasa was was , cemas dan gelisah ( kesempitan yang menghimpitnya itu tidak di adukan kepada manusia ) di dalam menapaki kehidupannya itu . Ketenangan dalam menapaki kehidupannya itu dapat terbaca dari raut wajahnya yang senantiasa cerah , tidak murung atau banyak melamun .
3 . Mendapat petunjuk
Dia tetap berjalan di atas Al Haq , keislamannya tetap baik dan benar ( walupun kehidupannya serba pas pasan dan hal itu tidak menguranginya dalam beribadah ) . Dia tidak terjerumus pada jurang kemunafikan ( bermuka dua kepada orang orang yang memusuhi Islam hanya untuk mendapatkan secuil dari dunia dengan mengorbankan teman seperjuangannya ) dan kesyirikan ( mencari sesuatu sebagai jimat untuk merubah keadaannya dunianya ) .
Itulah tiga kenikmatan terbesar yang dia dapatkan ketika dia menerima ujian dari Allah dengan kesabarannya ( hal itu tidak mungkin dia dapat jika tanpa sabar ) .

Mungkin ada sebagian yang berfikir atau terlintas dalam fikirannya : " Mengapa saya sudah berusaha beribadah kepada Allah dengan sungguh sungguh ( seikhlas mungkin dia usahakan dan dengan kesungguhan mencari ilmu tentang islam yang benar ) dan juga sudah berusaha untuk menjauhi syirik dan kebid'ahan , tetapi kok masih saja musibah , kesempitan hidup datang menemuinya ?? dan hal tersebut jarang dia temui ( musibah dan ujian ) pada saat jahiliyah dahulu ( Islam hanya sekedar pengakuan saja akan tetapi kehidupan sehari harinya sangat jauh dari nilai nilai keislaman ) " pikiran itu sering kali terlintas di fikirannya sehingga dia berfikir apa yang salah pada diri saya ini , pertanyaan kenapa dan kenapa , sedangkan dia sendiri tidak tau jawabannya .

Atau seseorang yang kadang berfikir kenapa orang orang yang mendustakan islam dan memusuhinya itu seakan akan hidupnya serba kecukupan , sedangkan orangislamnya sendiri yang menjalankan agamanya dengan benar selalu dihimpit masalah ekonomi ( mau apa apa tidak bisa terlaksana , hanya bisa melihat dan melihat saja ) . Permasalahan hidup selalu dia temui , entah itu anaknya sakit danmasuk rumah sakit ( sedangkan untuk membiayai hal itu dia harus pontang panting cari uang untuk menebus biaya yang sangat besar baginya ) , permasalahan itu sudah selesai , dia baru sedikit merasa tenang , dia baru sedikit demi sdikit menabung muncul masalah baru yang memerlukan biaya yang besar lagi . Seakan akan uang yang dia kumpulkan itu hanya lewat begitu saja tanpa dia bisa merasakan uang yang dia kumpulkan itu .

Memang harus demikian sunatullah kehidupan yang harus di jalani oleh orang orang beriman di dalam menapaki kehidupan ini . Kehidupan yang harus dijalaninya senantiasa membutuhkan pengorbanan demi pengorbanan , banting tulang , peras keringat bahkan sering mencucurkan air mata di karenakan beratnya kehidupan yang dia jalani .
Kita renungi hadist yang di riwayatkan At Tirmidzi yang artinya :
Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rosulullah Saw bersabda : " Orang orang mukmin baik laki laki maupun perempuan , senantiasa mendapatkan cobaan , baik dirinya , anaknya maupun hartanya . Sehingga ia menghadap Allah tanpa membawa dosa " ( HR . Tirmidzi )
Rosulullah Saw bersabda : " Tak adasebuah musibah yangmenimpa seorang muslim kecuali Allah akan melebur kesalahannya sebab musibah tersebut , sekalipun hanya tertusuk duri " ( HR . Bukhari )

Dua hadist diatas mengabarkan orang orang yang bersabar di dalam menerima musibah dengan lapang dada dapat menghapuskan dosa dosanya ( dengan catatan selain dosa syirik akbar , yang dosa itu haruslah di tobatinya terlebih dulu sebelum nyawa sampai kerongkongan ) yang telah lalu . Itulah kemurahan yang Allah Ta'ala berikan kepada orang beriman yang sabar .
Dan satu lagi hadist Qudsy ( wahyu Allah yang di turunkan pada Rosulullah akan tetapi redaksinya dari Rosulullah sendiri , lain dengan Al Qur'an , Al Qur'an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rosulullah akan tetapi redaksinya langsung dari Allah ) untuk menjelaskan permasalahan ini
" Allah Ta'ala berfirman " Wahai anak Adam , jika kamu bersabar dan menerima dengan ikhlas ketika pertama kali ( menerima musibah) maka Aku tidak akan ridho memberikan pahala kepadamu kecuali Jannah " .

Pada hadist tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa sabar yang dinilai Allah adalah kesabaran ketika pertama kali mendapat musibah ( ketika dia mendengar saudaranya kecelakaan dan meninggal maka pada saat itu juga ia harus menunjukkan sikap sabarnya itu , atau ketika dia ditimpa kecelakaan di jalan maka pada saat itu juga ia harus bersabar , tidak boleh berkata jika kalau saya gini atau jika saya lewat jalan yang satunya ) setelah tidak ada nilainya di hadapan Allah .
Memang berat hal itu bisa dilakukan oleh seseorang , hanya iman ilmu dan yakin serta belajar membiasakan maka hal itu akanmudah di lakukan .

Demikianlah sedikit gambaran sabar di dalam menerima musibah , adapun penjelasan mengenai sabar di dalam ketaatan dan sabar dalam menjauhi maksiat serta bentuk bentuk sabar yang lain akan kami uraikan pada kesempatan yang lain Insya Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar