>

Total Tayangan Halaman

Minggu, 01 Agustus 2010

SABAR ADALAH CAHAYA ........... bagian 4

3. Sabar Di Dalam Menghindari Kedurhakaan

Kemaksiatan adalah satu hal yang kebanyakan nafsu menyukainya , walaupun sebenarnya hati kecilnya menolak akan hal itu . Fitroh manusia pada mulanya adalah suci dalam arti dalam memandang suatu kemaksiatan ada sesuatu yang salah dan tidak benar dan menyimpang . Biasanya seseorang yang telah terjebak kedalam lembah kemaksiatan ( apapun bentuknya ) pada awalnya dia hanya sekedar ingin tau saja . Akan tetapi keinginannya itu akan terus berkembang menjadi ingin sedikit mencoba ( setelah dia melihat ) jika dia mempunyai kesempatan . Mungkin pada awalnya dia di tawari seseorang untuk mencobanya tanpa dia harus keluar uang barang sepeserpun , itupun pada awalnya dia masih malu malu , takut takut , ada sesuatu yang lain pada dirinya , karena bertentangan dengan fitrohnya yang menolak akan bentuk kemaksiatan , jiwanya pada waktu itu berkecamuk / perang batin .

Akan tetapi karena kurangnya ilmu dan lemahnya iman orang tersebut serta seringnya sang teman membisiki dan syetan senantiasa mengajak dia untuk melakukan kemaksiatan maka nafsu syahwatnyalah yang menang dan fitrohnya yang mengatakan untuk meninggalkan kemaksiatan sedikit demi sedikit terkikis dan pada akhirnya hilang perasaan itu . Yang pada awalnya dia menyisihkan sedikit dana tetapi sekarang jadi menganggarkan dana untuk hal itu , yang pada awalnya hanya kalau ada waktu luang tetapi sekarang harus meluangkan waktu , yang pada awalnya hanya sekedar iseng sekarang sudah menjadi kebiasaan dan hobinya .
Hal tersebut akan terus berlanjut hingga pada satu keadaan dia sudah terperosok kedalam jurang kemaksiatan yang paling dalam serta dia untuk keluar dari sana akan sangat kesulitan .
Ada 2 faktor yang dapat menjerumuskan seseorangkedalam kemaksiatan yaitu : ketersediaannya dana dan adanya kesempatan . jika 2 hal itu terkumpul jadi satu pada diri seseorang maka orang tersebut akan mudah berbuat kemaksiatan . Karena kemaksiatan itu ( apapun bentuknya ) memerlukan dana , akan tetapi lain halnya dengan ketaatan bisa dilakukan tanpa dana dan tenaga yang besar yaitu menjauhi kemaksiatan .

Allah Azza wajalla menciptakan anak keturunan Adam As yang di dalam jiwanya juga Allah memasukkan hawa nafsu dan kehendak , agar dia bisa mendatangkan manfaat bagi dirinya itu.
Di dalam diri manusia Allah juga menciptakan amarah , agar dia bisa menolak apa apa yang bisa mencelakakan dirinya . Manusia juga di berikan akal yang layaknya pendidik yangmenyuruhnya untuk berbuat adil tentang apa apa yang harus dia lakukan dan apaapa yang harus dia tinggalkan . Allah juga menciptakan syetan yang menyuruhnya untuk berlebih lebihan tentang sesuatu yang harus dia lakukan dan berlebih lebihhan tentang sesuatu yang harus dia tinggalkan
Karena hal hal tersebut ada manusia yang condong atau cenderung untuk berbuat kebaikan dan ada juga manusia yang condong untuk berbuat kemaksiatan .
Seseorang yang condong untuk berbuat kemaksiatan itu dikarenakan orang tersebut selalu memperturutkan hawa nafsunya , kehendaknya dan mengumbar amarahnya , orang tersebut tidak menggunakan akalnya tentang akibat buruk atas perbuatannya itu bagi dirinya sendiri .

Jadi akar permasalahan atau awal mula seseorang itu berbuat kemaksiatan di karenakan selalu memperturutkan hawa nafsunya , kehendaknya dan amarahnya tidak bisa dia redam serta di perparah dengan akalnya yang selalu membenarkan akan tindakannya yang menyimpang itu . Karena kepicikan akalnya itu dia melihat suatu kebenaran itu dengan pandangan yang terbalik , dia tidak tau standart suatu kebenaran itu ukurannya kaya' apa ?? , yang penting jika akalnya berkata benar dan manusia kebanyakan melakukan itulah kebenaran menurut pandangannya , akan tetapi jika akalnya itu menolak maka itu sesuatu yang harus dia tinggalkan jauh jauh . Dari sanalah seluruh kemaksiatan manusia bermula , sehingga akan mengakibatkan Allah akan menutup hatinya dari mendapat kebenaran atau menerima kebenaran . Jika seseorang telah terdinding dari menerima atau mendapatkan akan kebenaran maka alamat orang itu mengalami suatu kerugian yang besar baik di dunianya lebih lebih di akherat kelak akan lebih menyengsarakanya ( Allah tidak mendzalimi hambanya , akan tetapi orang tersebutlah yang telah mendzalimi dirinya sendiri atau dengan kata lain hal itu sebagai hukum sebab akibat ) .

Dari sebab sebab itu semua atau sebab timbulnya kemaksiatan itu di kalangan manusia Allah Azza wajalla memberikan solusi yang baik sekali agar manusia itu keluar dari jurang kemaksiatannya itu agar kembali kepada jalan Islam yang lurus antara lain :
1. Hendaknya akalnya dapat menundukan hawa nafsu dan kehendaknya yang meluap luap untuk berbuat maksiat dan memikirkan akibat buruk yang bakal menimpanya .
2. Hendaknya seseorang harus bisa menundukkan akalnya , nafsunya dan kehendaknya itu diatas syareat atau dengan kata lain dia paksa akalnya untuk mengikuti syareat karena akal manusia itu terbatas sekali .
Jadi konsekwensi bagi orang orang beriman adalah mendahulukan dalil dalil syar'i dan juga jangan sampai dalil dalil yang ada ( secara jelas ) dia paksakan untuk mengikuti akalnya yang dangkal ( apa apa yang datang dari Allah yaitu Al Qur'an dan apa apa yang datang dari Rosulullah yaitu As Sunah dia benarkan dan dia terima mutlak tanpa adanya penolakan sedikitpun )

3. Memikirkan sebab akibat dari kemaksiatan
Apabila seseorang malakukan satu kemaksiatan maka Allah akan menitik satu noda hitam di hatinya ( akan tetapi jika dia tidak melakukannya noda itu akan hilang atau dia beristighfar ) , semakin sering seseorang malakukan kemaksiatan maka noda noda hitam itu akan semakin banyak dan merata , sehingga hatinya akan seluruhnya tertutup noda hitam . Hal itu tidak hanya berlaku pada dosa kemaksiatan saja , akan tetapi juga belaku pada dosa ke bid'ahan dan dosa syirik .
Hukum hukum dan hukuman hukuman yang telah Allah tetapkan kepada pelaku dosa kemaksiatan dengan pelaku kebid'ahan dan kesyirikan berbeda beda . Artinya dosa pelaku kemaksiatan tidak sampai menghapus seluruh amalnya baiknya yang lalu ,dengan satu catatan orang tersebut mengakui kalau dia itu berbuat salah dan dosa , akan tetapi jika orang tersebut malah menyatakan kalau kemaksiatan yang telah dilakukannya itu ( minum minuman keras misal ) sesuatu yang halal ( padahal jelas jelas haram ) maka hukum yang di tetapkannya pun akan menjadi lain dari hukum semula .
Akan tetapi seorang pelaku kebid'ahan ( yang menjurus pada kesyirikan ) dan pelaku kesyirikan maka hal itu dapat mengahapuskan seluruh amal sholehnya dahulu sedangkan dosa kebid'ahan dan kesyirikan masih menempel pada dirinya dan dosa dosanya yang lain .

Apabila orang beriman yang tauhidnya murni tanpa tekotoro oleh dosa kesyirikan sedikitpun , sedangkan dia membawa dosa kemaksiatannya sebesar bumi , niscaya Allah akan memberikan ampunannya sebesar itu pula . Dan Alah Azza Wajalla tidak akan memberikan ampunannya itu kepada orang yang tauhidnya rusak ( terkotori oleh kemusyrikan ) kecuali orang tersebut melakukan taubatan nashukha dengan syarat dia masih dalam keadaan sehat dan nyawa belum sampai dikerongkongan ( akan tetapi jika nyawa sudah sampai di kerongkongan taubatnya itu tidak akan di terima ) .
Demikianlah aqidah ahlus sunah wal jama'ah memandang hal itu .

4. Hendaknya menumbuhkan rasa malu di hadapan Allah Ta'ala
Harusnya orang beriman itu merasa malu di hadapan Allah atas nikmat yang telah Allah berikan secara cuma cuma , akan tetapi di balasnya dengan kemaksiatan dan kedurhakaan .
* Pernahkah kita berkunjung ke rumah sakit di ruang penderita strok , berapa biaya yang harus dia keluarkan agar penyakitnya itu sembuh atau minimal sedikit berkurang .
* Sekali waktu kita berkunjung ke tempat penderita tuna netra , orang yang bisu dan orang yang tuli , bagaimana kehidupan mereka dan bandingkan dengan kita yang di karuniai kesempurnaan panca indra .
* Orang orang yang hidup di perkotaan yang sangat membutuhkan akan air bersih , berapa biaya yang harus dia keluarkan tiap hari sampai pertaunnya .
* Seandainya udara bersih yang kita hirup setiap saat ini di suruh membayar oleh Allah , niscaya manusia manapun tidak akan pernah mampu untuk membayarnya .
Maka benarlah apa yang telah Allah Firmankan dalam QS : Ar Rahman pada ayat yang diulang ulang : " Dan Nikmat Tuhanmu yang mana yang kamu dustakan "

Allah Azza Wajalla hanya memerintahkan untuk taat atas perintah dan laranganNya . Ketaatan atas perintah dan larangan Allah itu akan kembali pada dirinya sendiri . Allah tidak mempunyai kepentingan sedikitpun di dalamnya ( jika manusia itu taat maka hal itu tidak akan menambah kekuasaan Allah , dan jika manusia itu membangkang hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan Allah sedikitpun ) . Oleh karena itu semua , maka diturunkannya Al Kitab serta di utusnya para Rosul ke muka bumi ( itulah bentuk keadilan Allah atas manusia . Allah tidak mendzalimi hambanya sedikitpun akan tetapi orang itu sendiri yang mendzalimi dirinya ) .

Demikianlah bentuk bentuk kesabaran yaitu sabar atas musibah , sabar dalam ketaatan dan sabar dalam menjauhi maksiat . Akan tetapi sabar juga mempunyai bentuk yang lain yaitu : sabar yang bersifat ikhtiyari ( karena pilihan sendiri ) dan sabar yang bersifat idhthirari ( karena terpaksa / harus bersabar )
Sabar yang bersifat ikhtiyari akan lebih besar pahalanya di sisi Allah di banding dengan sabar yang bersifat idhthirari .

jika ada seseorang yang di penjara dalam keadaan terpaksa bukan karena suka , lalu orang tersebut bersabar di penjara karena Allah ,maka orang tersebut memperoleh pahala atas kesabarannya itu ( dia di penjara bukan karena terlibat kasus kriminalitas , akan tetapi di sebabkan karena keislamannya yang baik dan tak kenal kompromi ) akan tetapi pahala yang dia terima itu masih jauh dibawah pahala seorang mujahid yang berjihad di medan perang , yang ia dapat kembali ketempat asalnya kapan saja dia mau , akan tetapi dia tetap memilih untuk meneguk kepahitan ; melewati saat saat yangmenjemukan , membosankan dan mengguncangkan hati , menghadapi keterasingan dan jauh dari keluarga , tetangga dan handai taulan .
Orang orang yang berada di front front peperangan dan bersabar di dalamnya , pahalanya akan berlipat ganda banyaknya dari pada para da'i yang bersabar di dalam penjara penjara thoghut .
Orang yang bersabar di dalam penjara adalah sabar yang bersifat idhthirari sedangkan orang yang berjihad atas kemauannya sendiri adalah jenis sabar yang bersifat ikhtiyari . Sebab mereka di penjara bukan atas kemauan mereka sendiri akan tetapi karena terpaksa , adapun orang yang berjihad mereka datang atas kemauan mereka sendiri , ia berhjrah juga karena kemauan mereka sendiri , beribath di perbatasan juga atas kemauan mereka sendiri dan pergi ke front front jihad ( satu tempat yang sedang meletus perang yang hal tersebut tidak terjadi setiap saat ) dan mereka tinggal di bumi jihad bertaun tahun juga atas kemauan mereka sendiri ( jika mereka tidak datang kebumi jihad niscaya dia tidak akan ditimpa kesusahan ) .
Orang yang di penjara senantiasa mengangankan kalau saja ia di lepaskan dari kurungan dan di bebaskan dari penjara . Sementara mereka yang berjihad , maka mereka telah mengikatkan dirinya karena kemauan sendiri , ia telah mengikat dirinya untuk beribadah kepada Allah dalam amal jihad atas kemauan mereka sendiri .

Sabar juga mempunyai bentuk yang lain disamping , sabar dalam ketaatan , sabar dalam menerima musibah , sabar dalam menjauhi maksiat dan sabar yang bersifat idhthirari dan bersifat ikhtiyari , jika sifat sabar di gabungkan dengan sifat lain

1. Jika sifat sabar di gabungkan dengan sifat yakin
Maka akan di peroleh kepemimpinan dalam agama . Sebagaimana di jelaskan dalam QS : As sajdah 24 yang artinya :
" Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami .Ketikamereka sabar , dan mereka meyakini ayat ayat Kami " .
Kepemimpinan dalam agama artinya : mengajak manusia untuk kembali kepada Rabb mereka , dengan mengembalikan mereka dari beribadah sesama manusia menuju hanya beribadah kepada Allah saja .

2. Jika sabar di gabungkan dengan sifat taqwa
Maka disana terdapat kunci kunci kemenangan yang akan diraih , baik itu kemenangan di medan jihad maupun kemenangan dalam hujjah ( dalil dalil yang dikemukakannya tidak terbantahkan )
Dalam QS : Ali Imran 200 menjelaskan :
" Hai orang orang yang beriman , bersabarlah kamu , kuatkanlah kesabaranmu , tetaplah bersiap siaga ( diperbatasan negrimu ) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung ".
Pada ayat tersebut menyebutkan agar kamu beruntung artinya : beruntung dalam menghadapi gejolak hawa nafsu yang ada di dalam dirinya agar nafsu dan akalnya ditundukkan untuk mengikuti syare'at , juga beruntung atau menang atas orang orang yang memusuhi islam .

Dakwah Islamiah ini menawarkan aturan hidup yang realistis yang mengatur hati mereka dan harta benda mereka , yang mengatur kehidupan dan penghidupan mereka yang baik , adil dan lurus . Akan tetapi kejahatan ini tidak akan pernah senang kepada aturan yang baik dan lurus ini . Kebatilan tidak akan pernah suka kepada kebaikan , keadilan dan kelurusan . Oleh karena itu dakwah ini senantiasa menghadapi tantangan dari musuh musuh yang berupa orang orang yang suka kepada keburukan , kejahatan , kebatilan dan kedzaliman .
Dakwah ini sangat rentang untuk diperangi oleh orang orang yang mencari keuntungan dunia ( orang munafik ) dan mengeruk kekayaan yangmereka tidak ingin maksut mereka di halangi .
Dakwah ini sangat rentan diperangi oleh orang orang yang dzalim dan sombong , yang tidak ingin kedzaliman dan kesombongannya itu di hambat . Dan dakwah ini sangat rentan diperangi oleh orang orang yang memperturutkan hawa nafsunya yang ingin bebas dari segala peraturan .
Untuk itulah perlunya Jihad fisabilillah dalam menghadapi mereka semua ( baik dengan hujjah maupun dengan mengangkat senjata , itupun jika mereka melakukan perlawanan senjata ) sabar dan menguatkan kesabaran dan bersiap siaga agar umat ini tidak di mangsa oleh musuh musuh Islam yang senantiasa ada dimuka bumi hingga hari kiamat .

Taqwa menyertai semua ini . Ia merupakan penjaga yang senantiasa siap bangkit dalam hati yang menjaganya agar tidak lengah , tidak lemah , tidak menyeleweng dantidakmenyimpang dari jalannya . Dan tidak ada yang mengetahui kebutuhan terhadap penjaga yang senantiasa sadar kecuali orang yang telah merasakan penderitaan dan kesulitan di jalan dakwah dan berusaha dengan maksimal untuk menyelesaikan gejolak pertentangan yang banyak dan bertumpuk tumpuk dalam berbagai keadaan dan kesempatan .

Sabar dan taqwa juga mempunyai keuntungan yang lain . Sebagaimana di jelaskandalam QS : Ali Imran 120 yang artinya :
" Jika kamu bersabar dan bertaqwa , niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu . Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yangmereka kerjakan ".
Pada ayat tersebut Allah memerintahkan untuk sabar , tegar , tidak runtuh , tidak minder dan tidak melepaskan aqidahnya baik sebagian maupun seluruhnya ( demi menjaga diri dari keburukan mereka atau usaha menarik simpati mereka ) .
Kemudian taqwa menurut ayat diatas QS : 3 / 120 yaitu : untuk takut pada Allah saja , bahwa mereka dan dirinya itu selalu dalam pengawasan Allah . Taqwa inilah yang menghubungkan seseorang dengan Sang Khaliq .

Jika taqwa ini telah melekat di hati seseorang maka akan membawa orang tersebut untuk mengikuti syare'at Islam secara murni dan universal serta dia telah berpegang pada tali Allah yang sangat kuat ( yaitu kalimat tauhid La Ilaha Illallah ) . Dengan begitu ia akan memandang enteng segala kekuatan selain Allah . Hubungannya dengan Allah ini akan menguatkan tekadnya , sehingga ia tidak mudah menyerah pada orang lain dan dia tidak akan berkasih sayang dengan orang orang yang menentang Allah dan RosulNya , demi mencari keselamatan atau kenikmatan dunia . Inilah jalan itu ( shirathol mustaqim ) yaitu sabar , taqwa , dan berpegang teguh pada kalimat tauhid .

Fakta sejarah menyebutkan selagi kaum muslimin ini berpegang teguh dengan tali Allah dan melaksanakan sye'at Islam di semua aspek kehidupannya , maka mereka menjadi perkasa dan selalu menang .
Akan tetapi jika dalam berpegang teguh pada tali Allah ini semakin mengendur dan sedikit demi sedikit syareat islam ini di tinggalkan di semua lini kehidupannya , maka kaum muslimin akan semakin lemah dan mengalami kekalahan demi kekalahan , kehinaan serta tertimpa berbagai macam bencana yang datang silih berganti ( sampai umat ini sadar dan kembali kepangkuan islam ) . Fakta sejarah juga menjadi saksi bahwa kalimat Allah itu akan selalu abadi dan sunatullah akan terus berlaku . Barangsiapa yang buta terhadap sunatullah di muka bumi ini , matanya tidak akanmelihat kecuali tanda tanda kehinaan , kekalahan , dan kejatuhan di berbagai lini kehidupan manusia .

3 . Jika sifat sabar di gabung dengan sifat tawakal

Maka mendapatkan keistiqamahan , Setiap langkah kita jadi mantab dan tidak ada keraguan dalam melangkah . Seseorang yang telah membulatkan tawakalnya dan bersabar maka hatinya tidak akan tertarik pada apa apa yang di janjikan oleh thoghut thoghut dan tidak terpengaruh oleh provokasi dan intimidasi . Dia akan berhati hati dalam setiap langkahnya dan pasti Allah akan menolongnya . Jika sudah demikian maka kedzalimat akan pergi dari hadapan orang yang aqidahnya tertancap kuat di dalam hati dengan memalingkan wajahnya , dia tidak mau berdebat berdiskusi dan berfikir lagi ( karena argument argument yang dia keluarkan dapat di patahkan malah mengenai dirinya sendiri ) . Hal itu menandakan bahwa keyakiannya itu tidak bisa di tawar tawar lagi dan dia telah yakin bahwa memang sudah sunatullah yang harus dia lalui bagi para penghasung Al Haq di muka bumi ini .

Demikianlah penjabaran tentang sabar , dan kami cukupkan sampai disini .
Wallahu A'lam bishowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar