>

Total Tayangan Halaman

Minggu, 06 Februari 2011

MENSINERGIKAN GERAKAN DAKWAH

pada saat berakhirnya perang salib pada tahun 1683 tepatnya di perbentengan Wina ( sekarang Austria ) . Merupakan salah satu wujud benih kehancuran Daulah Turki Utsmaniyah , yang mrupakan kekhalifahan terakhir Dunia Islam setelah Daulah Abasiyah , hal itu menunjukkan satu bukti bahwa masa kejayaan Islam telah berakhir (pada masa itu tentunya ) . Yang pada puncaknya adalah ketika " Bocah Salonika " yang bernama Mustafa Kemal Attaturk singgah dipanggung pemerintahan Turki , yang sebelumnya sukses menggulingkan Khlaifah terakhir Bani Saljuk ( Turki Ustmaniyah ) tersebut , sehingga membuat Dunia Islam resmi kehilangan bentengnya pada tahun 1924 .
Mungkin kita sedikit merenung kebelakang . Salah satu faktor penyebab runtuhnya Khlaifah Islamiyah itu , adalah terjadinya perpecahan dikalangan Umat Islam itu sendiri , walaupun di sisi yang lain tidak menutup kemungkinan sebab sebab yang lain yang sedemikian kompleknya . Bukankah Rosulullah Muhammad SAW pernah bersabda dan benarlah ( menjadi kenyataan ) : 
" Hampir hampir Umat umat lain mengerumuni kalian segenap penjuru sebagaimana ( mereka mengerumuni ) hidangan diatas piring besar . " Kami berkata : " Wahai Rosulullah , apakah jumlah kami sedikit waktu itu ? " Nabi menjawab : " Pada sat itu jumlah kalian banyak , tetapi kalian seperti buih air bah . Akan di cabut rasa segan , dan hormat dari hati musuh musuh kalian , dan akan di jadikan pada hati kalian penyakit Wahn . " Mereka bertanya : " Apa wahn itu ? " Nabi menjawab : " Cinta hidup dan takut mati " ( HR . Ahmad dan Abu Dawud ) 

Dari hadits diatas salah satu penyebabnya adalah adanya propaganda dari para ulama' suu' konservatif nan pragmati yang menyatakan " Pintu Ijtihad telah tertutup rapat " . Hal itu berdampak , akan memacu umat untuk bersikap taqlid ( mengikuti secara membabi buta tanpa mengetahui dasar ilmunya atau mematikan akal ) . Atau banyak para cendekiawan Muslim yang dengan mudahnya melakukan satu Ijtihad pribadi padahal dalil dalil telah jelas dan tidak perlu di lakukan satu Ijtihad ( padahal seseorang melakukan satu Ijtihad ada satu syarat syarat yang harus di penuhinya untuk melakukan satu Ijtihad ) dan umat ini di giring pada satuupaya untuk bersikap taqlid , padahal seseorang bersikap taqlid kepada seorang ulama' ada juga syaratnya ( tidak asal taqlid saja ) .

Selain itu sikap bid'ah , khurofat , serta mempercayai hal hal yang bersifat takhayul juga turut menyemarakkan krisi kepribadian umat islam hari ini . Dan juga hal itu di perparah lagi dengan banyaknya berbagai macam sekte (  aliran ) serta kesyubhatan mutakalimun banyak bermunculan yang melahirkan tokoh tokohnya . Seperti ; Washil bin Atta' ( Mu'tazilah )  , Abu Hasan Al Asy'ari ( Asy'ariyah ) , Abu Ali Muhammad bin Al Jubai , Abdullah bin Saba' ( Syi'ah ) , dll yang dari mereka berkembang kepada sekte sekte yang lain yang induknya dari sana . Alah Azza Wajalla berfirman : 
" Dan janganlah kalian mengikuti ( taqlid ) apa yang kalian tidak mempunyai pengetahuan terhadapnya . Sesungguhnya pendengaran , penglihatan dan hati semua akan di mintai pertanggung jawaban ( QS : Shaad 36 ) 

Imam Ahmad bin Hambal pun pernah berkata : " Janganlah kalian taqlid kepadaku , jangan pula kepada Imam Malik , kepada Al Auza'i jangan pula kepada Al Tsauri (  Sufyan Atsauri seorang tabi'in ) dan jangan pula kepada imam imam yang lain . Akan tetapi ambillah hukum hukum dari mana mereka itu semua mengambilnya " .

Belum lagi krisis sosial dan politik yang sedang menggejala . Dinamika umat mulai yang bersifat firqah , hizbiyyah jahiliyah serta ashabiyah tak pelak lagi turut menyemarakkan problematika  secara historis tersendiri bagi umat islam . Sehingga hal itu berdampak kepada kestabilan ketahanan pemerintahan kekhalifahan Islamiyah yang serta merta menjadi labil . Sehingga tak hayal lagi hal itu dapat membuka satu peluang bagi bangsa , agama , ras dan ideologi di luar Islam untuk menggeser dominasi Dunia Islam yang telah memimpin peradapan dunia , sehingga benarlah apa yang di sabdakan Rosulullah Muhammad SAW 
" Hampir hampir Umat umat lain mengerumuni kalian segenap penjuru sebagaimana ( mereka mengerumuni ) hidangan diatas piring besar " 

Syaikh Shafiyyurakhman Al Mubarokfuri ( pemenang penulisan sirah Nabi tingkat Internasional ) di dalam kitabnya  Al Ahzab As Siyasiyah fil Islam " , hal 101 , sedikit memaparkan bahwa : " Benih benih perpecahan di tubuh umat berawal ketika masa awal kekhalifahan Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib r.a , terkait kesalah fahaman diantara Amirul Mukminin dengan para sahabat terkait kasus pembunuhan Amirul Mukminin Utsman bin Affan r.a sebagai salah satu faktor ( di samping faktor faktor yang lainnya ) . Yang di perkeruh lagi oleh kaum munafikin yang bermain di belakangnya . Kemudian berlanjut pasca Khulafaur Rasidin yaitu Yazid bin Muawiyah bin Abu Sofyan , yang membuahkan satu tragedi terbunuhnya cucu Rosulullah Husein bin Ali bin Abu Thalib r.a dan putra dari Az Zubair ( Abdullah bin Zubair ) " . Ini dari segi konflik internal umat .

 Sedangkan konflik eksternal yang merupakan akibat dari persoalan politik , adalah jatuhnya kota Kordoba , Andalusia ( sekarang Spanyol ) yang masa itu merupakan wilayah kekhalifahan Daulah Umayah yang terakhir . Pada tahun 1236 ke tangan konspirasi salib ( Raja Ferdinan III dari Aragon , dengan Ratu Isabella dari Castillia ) .
Hal itu terus berlanjut ketika era kekhalifahan Abasiyah , walaupun pada masa masa pemerintahannya mengalami kemajuan dibebagai bidang seperti halnya Daulah Umayah . Contoh pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al Rasyid , Khalifah Walid bin Abdul Aziz , serta khalifah besar yang lainnya . Akan tetapi penyakit Al Wahn yang menggejala di kalangan umat yang membuat ke khalifahan ini bernasib sama seperti Daulah Umayah .Puncaknya adalah , ketika bangsa Mongol pimpinan Hulagu Khan pada tahun 1258 menyerang ibu kota ( Baghdad ) serta menghancurkan kekhalifahan Islamiyah itu .
Hingga pada fase kekhalifahan Daulah Bani Saljuk ( Turki Usmaniyah ) , sama pula dengan daulah daulah islamiyah yang sebelumnya yang juga sempat mengalami kemajuan di berbagai bidang . Namun lagi lagi penyakit Wahn yang menjadi penyebab Daulah Islamiyah ini mengalami nasib sama seperti ke khalifahan sebelumnya , mengalami kemunduran hingga berbuah kehancuran . Hal itu bermula ketika perang salib ( 1060 - 1270 ) , perang besar yang berlangsung 2 abad , bahkan ada pula ahli sejarah yang mengatakan 6 abad , sehingga tak heran ada rumusan yang menjelaskan perang salib berakhir pada era 1680 an . Cukup riskan , mengingat posisi Daulah Turki pada fase ini berada dalam posisi " serba " defensif akibat krisis dalam negri yang juga melanda Daulah Islamiyah itu .

Solusi Dakwah   

Perpecahan umat pada saat itu merupakan buah dari imbas dari sikap yang berlebih lebihan secara psikologi yang menyebabkan akal telah menjelma menjadi alat pemicu kepuasan tanpa batas ( Al Wahn ) . Mungkin dalam hal ini ada baiknya jika ita sedikit bermuhasabah perihal sabda Rosul SAW : 
" Binasalah hamba dinar , binasalah hamba dirham , binasalah hamba perhiasan ...." ( HR . Bukhari Muslim ) 
Tak mengherankan jika banyak umat islam , hingga para tokoh tokohnya yang telah terontaminasi pandangan hidupnya di luar Islam , terbelenngu dengan sistim hukum thaghut , berprinsip matrialis , berlogika dengan bukan Islam . Dengan bergantinya ideologi maka praktis berganti pula aqliyahnya , sehingga wajar jika hal ini turut berimbas pula pada konsep pentarbiahan yang merupakan produk pemikiran Islam . 

jika ruhiyahnya yang merupakan sumber inspirasi sekaligus spiritnya tergantikan , niscaya buah dari spirit itu atau dalam hal ini mu'amalah salah satunya tentu akan turut tergantikan . Lantaran spiritnya atau sumbernya telah kotor . Terutama dari cara berpikirnya , hingga gaya hidupnya . Oleh karena itu benarlah apa yang di katakan Imam Ghazali : 
" Agama adalah asas ( dasar ideologi ) sedangkan Sulthan ( Khalifah / imam ) adalah penjaga , apa saja yang tegak tanpa asas , pastilah akan runtuh . Sedangkan apa saja yang ada tanpa penjaga , pastilah akan hilang " ( Al I'tiqad fil Iqtishaq ) 
Muhamad Ima'il AlMuqaddam di dalam kitab " Uluwul Al Himmah " menjelaskan . Syaikhul Islam Ibnul Qayyim Al Jauziyah berkata : "  Inti kesempurnaan hamba itu ada 2 macam : Mengetahu yang haq dari yang batil dan juga mengutamakan yang haq dari yang batil " .
Terkait hal ini , betapa solusi satu satunya dalam memperbaiki kondisi pelik umat ini adalah menyerukan dakwah agar umat itu kembali kepada fitrahnya agar seiring dengan hukum hukum Allah ( baik itu Kauniyah maupun Kauliyah ) . Namun , menilik kembali terhadap apa yang terjadi pada masa lampau , sekaligus fakta diatas , tidak terkecuali mengikuti tuntunan Rosululah SAW . Maka metode yang sepatutnya kita terapkan adalah menyinergikan berbagai macam aspek terkait tarbiayah Islamiyah , yang tertuang di dalam seruan dakwah : 
" Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian umat yang menyeru kepada kebajikan , menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar . Mereka itulah orang orang yang beruntung " . ( QS : Ali Imran 104 ) 

Memang beragam realita yang kita amini bersama adalah banyaknya bermunculan ide ide perihal solusi apa yang tepat untuk mengembalikan umat ini , dalam merawat umat yang sudah kelewat jauh dari Al Qur'an dan As Sunah . Ada yang menggaris bawahi bahwa solusi memperbaiki umat adalah melaui jalur tarbiyah secara mutlak , ada pendapat yang menandaskan bahwa perbaikan umat melalui politik , tidak ketingalan pula  yang lebih memprioritakan kebutuhan yang bersifat jasadiyah seperti memperbanyak sarana sosial dan sarana kesehatan serta fasilitas fasilitas yang lainnya . Itu semua memang tidaklah salah , dan betapun Islam juga memperhatikan hal hal diatas yang memang akan terwujud dengan sendirinya , jika Umat konsisten dalam berislam yang kafah , bahkan yang bersifat kecil sekalipun juga di perhatikan ( dilaksanakan ) . 

Namun satu hal yang patut kita perhatikan adalah dalam hal menjawab problematika umat , tentunya kita akan menemukan satu sistem yang bersifat fundamental ( paling mendasar ) . Tarbiyah adalah wahana dakwah yang mutlak dan tak tergantikan , akan tetapi pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa lahirnya khilafah atau imarah itu merupakan satu wujud dari implementasi dari tarbiyah yang turut menjadikannya sebagai sarana mendakwahkan Laa ilaha Ilalah ? Dan bukankah bentuk ke rahmatal lilalaminannya Islam adalah menyatukan umat atau manusia di bawah kedaulatan syareat yaitu Allah Azza Wajala secara mutlak ? dan memang demikian tujuan dari dakwah .
Mengapa ketika mereka berbicara perihal solusi dakwah , ranah jihad fi sabililah tak pernah di persoalkan (  diangkat ke permukaan )  padahal persoalannya sama pentingnya dengan tarbiyah , serta Imarah dalam mewujudkan implementasi syareat ? Bukankah juga termasuk pragmatis , seandainya kita dalam bertujan akhir dari tarbiyah kita melupakan jihad , dan khalifah Islamiyah .
Mensinergikan penegakan tarbiyah Islamiyah , jihad dan khalifah Islamiyah lah solusinya atas umat Islam saat ini , dalam rangka menyatukan Umat Islam di bawah kedaulatan Allah Azza Wajalla secara mutlak sebagaimana di jelaskan dalam QS : An Nisa' 60 , Al Maidah 44 - 50 yaitu Islam . 
Dengan di terapkannya Islam sebagai Way Of Life secara kaffah , akan berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan .

Atau dengan bahasa mudahnya Al Qur'an telah sempurna dan seluruh syareat Islam telah sempurna . Di sana ada satu kewajiban bagi umat Islam untuk merealisasikan Islam secara menyeluruh pada kehidupan nyata ( sehari hari ) baik itu masalah yang kecil dan ringan sampai masalah yang besar . Ladang untuk beramal sholeh sangatlah banyak sekali , oleh karena itu kita janganlah membatasi diri untuk melakukan satu amalan saja sehingga hal itu akan mengesampingkan amal amal yang lain ( yang boleh jadi amalan yang kita kesampingkan itu malah lebih penting kita kerjakan ) .
Akan tetapi lain ceritanya jika kita mungkin hanya memfokuskan diri kita untuk mengerjakan satu atau dua amalan ( dakwah misalnya dalam bidang pendidikan saja ) , mungkin karena kemampuan kita saat ini hanya sebatas itu  saja . Akan tetapi kita tidak menafikan amalan yang lain ( taruhlah jihad fi sabilillah ) karena kita belum di berikan kemampuan untuk melaksanakannya pada saat ini dan kita berazam jika di berikan karunia oleh Allah untuk melakukan hal itu , maka kita akan melakukannya .
Begitu juga jika seseorang telah memfokuskan diri pada pembinan umat , maka janganlah serta merta kita mengkritik  orang yang tidak mau ikut ambil bagian di dalamnya ( seperti kita ) , karena boleh jadi dia bergerak pada bidang yang lain . 
Atau jika kita pada saat ini diberikan oleh Allah satu kemampuan untuk melaksanakan amalan puncak amalan Islam , maka janganlah kita mencibir orang lain yang tidak sepaham dengan kita dengan mengatakan : " apa kamu itu kerjanya hanya ta'lim dan ta'lim saja ,  kapan Islam ini akan menang " . Karena boleh jadi dia belum di berikan kemampuan untuk melaksanakan seperti kita dan dia bergerak di bidang yang lain .
Dakwah Islamiyah atau mengembalikan kemulyaan Islam ini bukanlah kepunyaan satu dua orang atau golongan saja atau satu dua generasi , akan tetapi dakwah Islamiyah ini milik Umat . Yang penting bagaimana kesungguhan kita memikul beban itu . Apakah kita nantinya akan melihat keberhasilan dari usaha kita atau apakah kita akan keburu menemui kematian maka hal itu bukan urusan kita ( itu urusan Allah Ta'ala semata ) .
Allah Azza wajalla tidak melihat apakah kita berhasil apa tidak dalam mengembalikan kemulyaan Islam , akan tetapi yang di nilai Allah hanyalah bagaimana kesungguhan kita dalam berjalan mengikuti manhaj-Nya . Jika kita sempat melihat keberhasilan dari usaha kita , maka hal itu yang akan menjadi pertanyaan di akherat kelak ( dengan cara apa kita meraih semua itu sesuai sunah apa tidak ) . Oleh karena itu  proyek besar ini mari kita pikul bersama sama diatas pundak kita . Ibarat membuat sebuah bangunan , tidak mungkin jadi tukang batu semua , atau ingin jadi mandor bangunan semua . Akan tetapi di sana perlu adanya satu kerja sama yang kompak antara seorang arsitek bangunan , mandor bangunan , tukang batu , tukang kayu dan kuli bangunan untuk merealisasikan sebuah bangunan yang megah . Apa jadinya jika para pekerja itu saling merendahkan dengan kritikan yang pedas , maka boleh jadi bangunan tersebut akan terbengkelai . 
Dan itulah yang dimaksut dengan rahmatal lil 'alamin dalam QS : Ibrahim 24 .


Wallahu'alam Bishowab
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar