>

Total Tayangan Halaman

Minggu, 21 Februari 2010

Malas Bekerja Niscaya Iri Saat Pembagian Upah




Jika sebagai buruh tani yg bekerja di sawah , pagi kita berangkat dg pakaian bersih setelah sampai sawah kita ganti pakaian . Kita bekerja dari jam 06.30 sampai 16.00 sore , jam sebelas istirahat baru setelah itu jam 1 siang di lanjutkan lagi . Itulah kesepakatan awal kita bekerja dan hal tsb harus kita tepati kalau ingin upah kita genap dan selanjutnya tenaga kita di pakai lagi . Begitulah analoginya jika kita bekerja pada seseorang , tidak sekehendak hati kita dalam bekerja sedang si majikan di suruh menggaji kita genab .
Mungkin resiko jika seorang yang bekerja di sawah minimal badan kotor penuh tanah , jika habis hujan deras penuh lumpur . Sungguh tidak mungkin jika kita kerja di sawah tubuh kita tdk terkena tanah , itu semua sebagai konsekwensi yg harus kita tempuh . Baru setalah jam 16.00 sore akhir dari masa kerja kita , kita membersihkan badan serta memakai pakaian yg bersih dan menikmati hasil kerja kita seharian tadi dg menerima upah dari sang majikan .
Itu baru salah satu pekerjaan dari sekian banyak pekerjaan yang ada yang lazim di lakukan manusia dalam mencari penghidupannya di dunia ini . Harus siap menanggung resiko dari setiap pekerjaan , jika kita ingin mendapat imbalan jasa yang pantas ( itupun harus disertai kesungguhan dalam bekerja ) . Mungkin ada sebagian orang dalam dia bekerja agak malas dan hasil yang di dapat kurang memuaskan hatinya , lalu dia iri melihat orang lain yang bekerja lebih giat dari dirinya dan mendapat hasil yang lebih banyak pula .
Demikianlah sekelumit kehidupan manusia di dunia ini dalah mencari sumber penghidupan .Akan tetapi bagi seorang yang beriman kita bekerja pada Tuhannya manusia yaitu Allah Azza Wa Jalla . Adapun wujud dari kerja kita adalah kita di suruh hanya beribadah kepada Nya saja tanpa mempersekutukanNya sedikitpun . Tata caranya pun sudah diatur sedemikian rupa ( tdk sekehendak kita sendiri ) dengan petunjuk dari Rosulullah Saw mau tdk mau harus mengikutinya jika tdk ingin hasil kerja kita sia sia .
Adapun resiko yang kita hadapi jika kita kerja pada Allah jauh lebih besar dan membutuhkan kesabaran yang ekstra tidak seperti kita kerja dalam mencari kehidupan dunia . Ada kalanya kita tidak mendapatkan hasil yg memuaskan ( mungkin rugi dunia kita ) sehingga tidak sedikit yang berhenti di tengah jalan karena yg dia kerjakan selama ini belum kelihatan hasilnya sedikitpun .
Perlu di ketahui bahawa sanya Allah menuntut kita agar kita mengerahkan potensi kita secara maksimal dengan mengikuti petunjuk dari Rosulullah Saw melalui perantara para Ulama' Islam yang lurus , ikhtiar kita maksimalkan dengan melihat sebab akibat ( selalu muhasabah / evaluasi ) baru membulatkan tawakal artinya hasil bukan urusan kita ( kita kembalikan kepada Allah ) . Sangat keliru jika ikhtiar kita belum maksimal , jarang mengevaluasi amal kita tetapi kita ingin mendapat hasil .
Terkadang kita dalam berjalan menuju Allah kita berjalan sendirian , tiada kawan , banyak di cibir orang seakan akan kita orang yang asing ( karena amalan yang kita lakukan tdk mengikuti kebanyakan orang / adat istiadat yg berlaku di tengah masyarakat ) sehingga kita yg pada awal beramal mantap lama kelamaan karena sedikitnya teman yg seiring dg kita kita jadi ragu sendiri dengan amalan yang telah kita kerjakan selama ini .
Tak sedikit dari para aktivis Islam dalam menapaki jalan dakwah ini tdk sabar dan tdk istiqomah sehingga tak jarang yg menempuh jalan pintas untuk melihat hasil .
Padahal seseorang yang beribadah kepada Allah dengan mengikuti petunjuk Allah ( Al-Qur'an ) dan RosulNya ( As-Sunah ) serta memurnikan peribadatannya sedikit sekali orang yang berhasil dan kebanyakan orang tidak berhasil ( itulah sunatullah yg selalu ada hingga hari kiamat )
Jika seseorang yang bekerja di dunia ini hasil kerjanya bisa langsung di nikmatinya : yang gajinya harian tiap akhir masa kerja dia langsung dapat upah , yang gajinya mingguan di akhir pekan dia dapat gajian , dan seterusnya . Dia tahan saat dia kerja tetapi saat akhir kerja dia merasa gembira karena dapat upah dari sang majikan . Akan tetapi lain halnya jika kita beribadah kepada Allah , upah yang kita dapat tidak langsung kita peroleh ( jatuh tempo ) kita tahan diri kita ( menjauhi larangan Nya dan melaksanakan perintah ) semenjak kita baligh hingga umur kita , saat kematian saat itulah tugas kita selesai tinggal menerima hasil dari amal kita selama kita hidup di dunia ini
Oleh karena itu bagi seorang muslim kita hidup di dunia sebagai ladang amal sholeh ( tentunya harus memenuhi 2 syarat ikhlas dan ada petunjuk ( dalil dalil / ilmu ) , sebanyak apapun amal kita tetapi tdk memenuhi 2 syarat / salah satu syarat tdk terpenuhi maka sia sia amal kita. Perbanyaklah amal biar di akherat nanti kita tdk menyesal kemudian .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar