>

Total Tayangan Halaman

Selasa, 16 Februari 2010

Tenggelamnya Perahu Gus Dur

Meninggalnya Gus Dur menimbulkan kecemasan di kalangan aktivis Islam.Begitu maraknya sanjungan & pujian bagi tokoh pembela JIL,Kristen dan Israel serta penolak pemberlakuan syareat Islam di Indonesia ini menimbulkan kekhawatiran . Jangan jangan muncul icon sesembahan baru di negri ini .

Apalagi presiden SBY sendiri menyatakan bahwa Gus Dur pantas di sebut sbg bpk pluralisme beragama . Padahal pluralime sendiri telah ditegaskan keharamannya oleh MUI pd tahun 2005 .Akankah pluralisme menjadi tegak di negri ini dg berpijak di atas kubur Gus Dur ?
Ke khawatiran itu wajar , tetapi tak perlu berlebihan . Gus Dur bukan konseptor yg brilian sebagaimana diakui endiri oleh sahabatnya Jaya Suprana .Gus Dur lebih menonjol & pernyataannya suka di kutip media karena sering nyelenehnya dan waton suloyo .
Tiada hujan & anin , pd th 1980 an,ia mengusulkan agar salam " Assalamualaikum " di ganti saja dg selamat pagi / malam .Apakah usulnya di ikuti ? Nyatanya salam Islami sekarang membudaya di kantor , rumah hingga pasar . Artis artis sinetron non Muslim bahkan ikut mempopulerkan dlm tayangan tayanganbln Romadhon .
Kedekatan Gus Dur dg Israel & dukungannya bagi hubungan diplomatik dg negri Zionis itu juga sulit untuk di cerna akal sederhana publik . Bagaimana mungkin mengajak damai negara yg sedang membantai penduduk sipil di Gaza ? Nyatanya sampai kini belum ada Presiden Indonesia yg berani terang terangan membuka hubungan diplomatik dg Israel .
Kekuatan pengaruh Gus Dur di tengah warga Nahdiyin juga tak sebesar sangkaan orang .Buktinya di lengserkannya Gus Dur sbg Presiden tak mampu melepaskan Jawa Timur dari pangkuan NKRI seperti di koarkan sebagian pendukung yg fanatik .
Gus Dur bahkan gagal membangun pengaruh di tengahpartai yg di bidani kelahirannya , PKB pecah kongsi Gus Dur dg Alwi Shihab, Matori Abdul Jalil , hingga terakhir dg Muhaimin Iskandar menunjukkan Gus Dur bukan jagoan mengelola konflik , bahkan di tengahorang-orangnya sendiri .
Meski demikian Gus Dur memang memiliki modal pengaruh yg sulit di tiru . Darah biru nya sbg keturunan pendiri NU membuatnya di puja bahkan di sucikan laksana Wali . Bagi para pemujanya , apapun tindakan &celotehan Gus Dur tak mengurangi kesuciannya .
Pemujaan terhadap Gus Dur inilah yg membuat namanya selalu di rujuk . Apalagi media selalu mengutip pernyataan nya yg enteng keluar & di landasi dg semangat " Gitu aja kok repot " . Namun konflik Gus Dur dg orang orang terdekatnya menunjukkan bahwa ia bukan sosok yg tak tertolak .
Jika di petakan ,para pemuja Gus Dur terbagi dlm beberapa kelompok . Pertama dan utama adalah para pemilik modal dan pengelola media massa yg berasal dari kelompok minoritas namun menjadi penguasa opini publik . Gus Dur adalah pahlawan yg selalu membela kepentingan mereka . Ucapan ucapan nya selalu membentengi mereka.
Kelompok ini ibaratombak yg mengangkat & mengarahkan perahu bernama Gus Dur . Sementara angin yg menciptakan ombak dan mendorong layar perahu muncul dari belahan dunia barat .
Kedua , kelompok liberal sekuler yg medewakan pluralisme . Meski di motori anak anak muda NU , kelompok ini juga mendapat tekanan keras di dalam NU sendiri karena nyelenehnya pemahaman mereka tentang Islam . Kelompok yg di pelopori JIL ini selalu menisbatkan diri kpd Gus Dur untuk menumpang otoritas Darah birunya . Gus Dur hanya dijadikan tumpangan mereka .Kelompok ini ibarat lumut yg menempel di tubuh perahu Gus Dur .
Ketiga , kalangan masyarakat awam yg tak banyak tau soa; Gus Dur selain mitos mitos yg mengelilinya . Buat mereka Gus Dur hebat karena Darah birunya, karena sanggup menghapal ratusan nomor Hp dan karena bisa nyambung diskusi setelah sebelumnya tertidur . Kelompok inilah jutaan buih yg bertebaran di sekeliling perahu layar Gus Dur .
Lumut boleh menghiasi dg warna warninya , buih boleh menyemarakkan air di sekeliling perahu . Namun jika perahu tenggelam , lumut akan turut tenggelam & buih pun akan lenyap tertiup angin . Tiupan angin dan gelombang pasti akan mencari perahu lainnya untuk di tiup dan di dorong ke arahyg dimaui angin .
Kelompok lumut memang telah berupaya keras membangun perahu . Namun lumut tak sekuat kayu yg berurat Darah biru . Buih pun enggan berkerumun di sekitar lumut karena lumut mudah larut dan tenggelam .
Tenggelamnya perahu bernama Gus Dur paling banter hanya akan memunculkan tradisi tabur bunga di atas tempatnya tenggelam .Itupun kalau lautnya tenang .Kalau ombak besar berbagai masalah lain tengah melanda , siapa yg mau repot bertaruh nyawa emi menabur bunga ?
Kisah Gus Dur ibarat kejenakaan mitos Abu Nawwas di istana . Para pelantun kisahnya hanyalah para pendongeng yg suka menambah nambahi dan membumbui cerita demi gelak tawa para pendengarnya . Para penikmat cerita itu juga orang orang kecil yg ingin sejenak melepas letih setelah seharian mengejar dunia .
Ide ide besar ideologis Gus Dur hampir tiada yg signifikan . Ia bukan kapal pemandu yg menuntun sebuah armada ,manuvernya yg suka zig zag ekstrem tak bisa di ikuti kapal kapal di belakangnya . Ia hanyalah perahu layar yg mengikuti kemana tiupan angin dan arah gelombang membawanya . Maka , haruskah terlalu khawatir ketika perahu itu telah di tenggelamkan oleh Allah Azza wajalla yang Maha Kuasa ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar