>

Total Tayangan Halaman

Selasa, 01 Maret 2011

KEPEMIMPINAN .................. ( bagian 2 )

Islam Mengangkat Pemimpin 
Jika kita melihat wajah negri Islam hari ini , maka akan terlihat bahwa negri tersebut banyak di timpa permasalahan demi permasalahan . Apakah itu bencana alamnya , konflik politik dalam negri , perekonomian yang tidak semakin membaik , krisis sosial di masyarakatnya , dan lain lain . Seakan akan permasalahan tersebut multi dimensi ( poleksosbudhankam ) yang semakin hari semakin rumit dan runyam . Ada apa dengan negri Muslim tersebut ( negri ini ) ?? Bukankah pemegang kekuasaan negri negri ini di pegang oleh seorang muslim ?? Pemimpin Dewannya juga muslim dan anggotanya juga mayoritas muslim ?? Dimana letak kesalahannya ?? . 
Semoga tulisan ini dapat sedikit menguraikan letak  permasalahan tersebut dan menjadi bahan renungan .
Mereka yang terlanjur percaya bahwa pemilu dalam sistem demokrasi bisa menghasilkan perubahan yang lebih baik ( minimal ) tampaknya harus kembali ' gigit jari ' . Pasalnya , peilu memang sekedar di maksutkan untuk memilih orang , seraya mereka berharap orang yang di pilihnya itu lebih baik dan dapat membawa perubahan yang lebih baik dari pada yang sebelumnya . Pemilu sama sekali menafikan , bahwa yang di butuhkan oleh negri ini bukanlah sekedar orang orang yang terpilih , akan tetapi yang terpenting adalah sistem yang terpilih . Atau dengan bahasa mudahnya , pemilu ( yang terjadi di negri ini ) sama sekali melupakan , bahwa yang di butuhkan oleh negri ini ( yang mayoritas rakyatnya baragama Islam ) bukanlah sekedar pergantian orang saja ( penguasanya dan wakil rakyatnya ) , akan tetapi yang di butuhkan juga pergantian sistem pemerintahan , perpolitikan , ekonomi , sosial , pendidikan dan lain lain dengan yang jauh lebih baik . 
Maka wajarlah jika usai pemilu legislatif , juga presiden ,  perubahan ( di harapkan ) untuk menuju negri yang lebih baik sebagaimana yang di harapkan seluruh rakyat negri ini tidak akan pernah terwujud , selama kebobrokan sistem sekuler yang tegak berdiri saat ini tidak pernah di soal , di kritik dan di utak atik , sekaligus di ganti , karena sudah diangap menjadi sebuah sistem yang baik , maka kesejahteraan rakyatnya pun tidak pernah tercapai .
Kesejahteraan dan keadilan serta supremasi hukum hanyalah mgenjadi jargon yang kembali rakyat harus menelan kepahitan akan dusta dusta pemimpin dalam kampanyenya . 
Sebenarnya yang perlu di benahi terlebih dulu oleh bangsa ini adalah sistemnya .Sedangkan bergantiannya presiden secara terus menerus dan para menterinya tidak akan mensejahterakan rakyatnya selama sistenya itu masih rusak . Lebih lebih sistem yang di pakai negri ini adalah sistem barat yang kafir . Maka janganlah di tanyakan hasilnya , jika caranya saja sudah tidak benar , pastilah akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik pula ( itu satu kaidah dalam menimbang ) .
Islam telah mewajibkan kepada umatnya untuk mengangkat seorang kholifah atau pemimpin . Demikian pula Islam telah menjelaskan mekanisme ( cara ) pengangkatan seorang khalifah atau pemimpin . Termasuk diantara sistem yang rusak dari sistem demokrasi adalah dalam pemilihan seorang pemimpin . Kholifah atau pemimpin dalam Islam diangkat bukanlah dengan suara kebanyakan rakyat sebagaimana demokrasi ( voting ) . Melalui tulisan ini akan di bahas metode pemilihan pemimpin dalam Islam agar dapat membedakan antara yang haq dan yang batil .
Disyareatkanya Pengangkatan Kholifah 
Memang tidak ada dalil yang secara tegas dan jelas menyebutkan tentang pengangkatan kholifah , baik itu dari Al Qur'an maupun dari As Sunah . Akan tetapi kita bisa mengambil contoh dari apa yang pernah di lakukan oleh para khulafa' ar Rosyidin sebagai dalil tentang pengangkatan kholifah . Rosulullah Muhammad Saw bersabda : 
" Hendaklah kalian mengikuti sunahku dan sunah khulafa' ar rosyidin yang mendapat petunjuk , pegang teguhlah ia dan gigitlah ia dengan gigi geraham " ( HR. Abu Daud ) 
Dari hadits diatas jelaslah bahwa kita di wajibkan untuk mengikuti sunah khulafa' ar Rosyidin . Dan diantara sunah khulafa' ar rosyidin adalah cara pengangkatan kholifah .
Ibnu Rajab Al Hambali berkata : " Dalam hadits tersebut Nabi Muhammad Saw memerintahkan untuk mengikuti sunahnya dan sunah khulafai ar rosyidin setelahnya dan memerintahkan untuk mendengar dan taat kepada pemimpin secara umum sebagai dalil bahwa sunah khulafa' ar rosyidin harus di ikuti , sebagaimana mengikuti sunah Rosululah Saw , berbeda dengan para pemimpin " . ( Jami'ul 'Ulum wal Hikam ; 249 ) 
Rosulullah Saw juga bersabda : 
" Dari Ibnu Abbas berkata , Rosulullah bersabda : " Ikutilah oleh kalian dua orang setelahku dari para sahabatku , Abu Bakar dan Umar " . ( HR . At Tirmidzi no 3742 ) 
Syaikh Abdurrahman Al Mubaraqfuri ( pemenang penulisan sirah Nabi tingkat internasional ) mengatakan , bahwa hadits ini menunjukkan bagusnya perjalananhidup mereka berdua dan sebagai isyarat terhadap urusan kekhalifahan mereka berdua , sebagaimana dikkatakan oleh Al Munawi ( Tuhfah Al Ahwadzi , 10/147 . Al Muktabah As Salafiyah )  
Ibnu Taimiyah juga berkata : 
" Nabi Saw memerintahkan untuk mengikuti jalan khulafa' ar rosyidin . yaitu empat khulafa' dan lebih khusus lagi adalah Abu Bakar dan Umar " . ( Majmu' Fatawa , 4/400 ) 
Demikian pula dengan Ijma' ( kesepakatan ) para sahabat radiyalahuanhum bahwa mereka sebakat akan pengangkatan Abu Bakar r.a serta khulafa' ar rosyidin setelahnya ( Abu Bakar ) . Maka tidak ada satupun yang menentang metode pengangkatan tersebut kecuali orang orang yang memang tersesat .
Masa sahabat adalah gambaran pengamalan Islam yang paling sempurna . Merekalah yang telah mengorbankan harta , jiwa dan raga mereka untuk kemulyaan islam di muka bumi . Merekalah yang telah mengawal tegaknya syareat dan berjihad bersama sama Rosulullah Saw . Bersamaan dengan itu , mereka juga menyaksikan turunnya wahyu dan sebab musabab turunya wahyu itu . Maka tidak ada orang yang lebih faham terhadap syareat ini di bandingkan dengan mereka . Dan mereka ( para sahabat ) telah banyak bersepakat tentang segala sesuatu yang tidak mereka dapatkan dari Al Qur'an dan As Sunah dalam rangka menjaga Dien ini , seperti Jam'ul Qur'an ( pengumpulan Al Qur'an menjadi satu lajnah ) atau juga sepakatnya mereka tentang metode pengangkatan khalifah . Maka jika ada seseorang yang mengingkari ijma' para sahabat dalam berbagai permasalahan ( termasuk pengangkatan khalifah ) adalah hanya karena kebodohan dan ketidak mengertiannya orang tersebut terhadap syareat Islam .
Metode Pengangkatan Khalifah  
Pengangkatan Khalifah pada masa Khulafa' ar Rosyidin ada ua cara , kesemuanya itu pernah mereka lakukan . Dan dua metode tersebut telah di sepakati oleh para sahabat pada masa itu tanpa ada yang membantahnya sedikitpun . Adapun dua metode itu adalah : 
Pertama : Dengan Cara Di Pilih 
Sedangkan yang memilih adalah Ahlul halli wal 'aqdi . Cara ini di pakai pada saat pemilihan sahabat Abu Bakar dan sahabat Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu . Dalilnya adalah perkataan Umar bin Khattab radialahu'anhu :
" Dari Abdullah bin Umar radialahu'anhu berkata : " Di katakan pada Umar , Tidaklah engkau memilih ( khalifah ) , Umar berkata : Jika saya memilih , maka telah memilih seseorang yang lebih baik dari ku yaitu Abu Bakar , dan jika aku tinggalkan , maka aku telah meninggalkan ( urusan kehilafahan ) orang yang lebih baik dariku yaitu Rasululah Saw ( HR . Mutafaqun 'alaihi ) 
Sedangkan ahlul halli wal Aqdi , dalam kitab Nihayatul Muhtaj ila Syarhil Minhaj 7/390 di sebutkan : adalah sekelompok manusia yang memiliki kedudukan dalam urusan dien dan akhlaq serta memiliki kemampuan dalam melihat kondisi dan mengatur umat . Mereka juga di sebut dengan ahlus Syuro , Ahlu Ro'yi Wat Tadbir atau yang di sebutkan oleh para ulama' dengan : kumpulan para Ulama' dan pemimpin serta ahli taujih . 
Dari Ahlus Syura inilah mereka mengatur berbagai permasalahan umat dalam berbagai permasalahan dunia dan akherat . Jika ahlu syura melihat masalah sesuai dengan Al Qur'an dan As Sunah mereka akan menyetujuinya , dan jika tidak sesuai mereka menolak . Termasuk juga tugas ahlu syura adalah memilih seorang khalifah dan berbagai mentrinya . 
Jadi ahlul halli wal aqdi bukanlah DPR dan MPR hari ini . Hal itu jauh perbedaannya seperti sumur dan langit . DPR dan MPR di pilih dengan hanya bersandarkan suara terbanyak . Sedangkan ahlul hali wal aqdi dipilih karena kemampuanya dan ilmu dalam masalah dien serta kondisi waqi' ( yang terjadi pada saat itu ) .DPR dan MPR dipilh tidak mempertimbangkan ahlaq , sedangkan ahlul halli wal aqdi dipilih karena akhlaq mereka yang mulia dan kedalaman ilmu mereka .

Yang kedua : Metode al 'Ahdu atau Istikhlaf 
Seorang pemimpin memilih penggantinya dari umat Islam yang dia lihat layak untuk menempati kedudukannya . Ketika seorang khalifah merasa bahwa ajalnya telah dekat , dia bermusyawarah dengan ahlul halli wal aqdi untuk memilih calon penggantinya . Apabila orang yang di rekomendasikan oleh khalifah di setujui oleh ahlul halli wal aqdi maka orang tersebut di tetapkan sebagai khalifah setelah wafatnya khalifah tersebut .
Dalilnya adalah hadits Rosulullah Saw : 
" Dari 'Aisyah berkata , bersabda Rosulullah Saw ketika sakitnya : Panggilkan Abu Bakar dan saudaramu sampai aku tuliskan wasiat . Maka sesungguhnya aku takut jika ada yang berangan angan dan ada yang mengatakan ' saya lebih berhak ( atas kepemimpinan ) ' . Padahal Allah dan kaum mukminin menolak ( orang tersebut ) dan hanya menyetujui Abu Bakar " . ( Hr . Muslim ) 
Jabatan khalifah masih terus berlangsung selama ia masih hidup serta mampu dan tidak melakukan hal hal yang dapat menyebabkan pencopotannya . Hal itu berbeda jauh dengan demokrasi yang melakukan pemilihan 5 tahun sekali sebagai ajang pesta . Dana di hambur hamburkan , premanisme meningkat di jalanan , serta persaingan yang menghalalkan segala cara oleh partai dan caleg ( dan itu realita hari ini ) .
Metode yang diajarkan para salafus sholeh sangatlah agung . Tidak ada jalan lain kecuali harus mengikuti mereka . Sedikit saja melenceng dari jalan mereka tersebut , maka akan menimbulkan kesengsaran dan kebangkrutan dunia dan akherat . Allah Azza wajalla berfirman : 
" Maka hendaklah orang orang yang menyalahi perintahNya takut akan di timpa cobaan atau di timpa adzab yang pedih " . ( QS : Al Ahzab 63 ) 
Sebagai akhir , dengan berbagai bencana yang mendera negri ini semoga menjadi sadar akan kesalahannya selama ini dan mau kembali ke pangkuan Islam dan menjauhi jalan jalan selain Islam 
Wallahu 'alam Bishowwab   
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar