>

Total Tayangan Halaman

Selasa, 26 Oktober 2010

BULAN DZULHIJJAH .........

Setelah lebih dari sebulan ibadah syiam Romadhon meninggalkan kita dengan menyisakan kenangan kenangan manis di dalamnya . Yang hal tersebut jarang di temui pada sebelas bulan setelah Romadhon .
Apakah dengan berlalunya bulan Romadhon berlalu pula amal ibadah kita ( baik itu yang wajib maupun yang sunah ) atau pada batas minimalnya amalan yang telah kita kerjakan di bulan Romadhon kemaren itu porsinya menurun , apakah karena setiap amal yang kita kerjakan dibulan Romadhon dulu itu dilipat gandakan sedangkan amalan di luar Romadhon tidak di lipat gandakan sehingga kita sedikit malas ?? ( itu semua hanya dirikitalah yang mengetahuinya ) . Itulah satu amal ibadah yaitu syiam Romadhon yang di bebankan oleh Allah Azza Wajalla di atas pundak setiap orangberiman , baik itu yang muda , yang tua , wanita maupun laki lakinya kecuali yang mempunyai udzur syar'i semuanya mempunyai pembebanan yang sama ( tidak ada yang di istimewakan )

Setelah bulan Romadhon berlalu dan berganti dengan bulan syawal dan Dzulqo'dah maka bulan Dzulhijjah pun akanmendatangi kita ( orangorang beriman ) . Disana menanti satu amal ibadah tahunan yang di bebankan di atas bundak orang orang beriman , yaitu bagi orangorang yang telah mampu secara materi untuk melakukan satu amal ibadah Haji ke Baitullah ( Makkah ) ( yang cukup di lakukan sekali seumur hidup ) . Mereka harus datang ke satu tempat yaitu Makkah dengan melakukan satu tata cara tertentu pula dan telah baku dari dulu hingga hari kiamat ( akan seperti itu ) . Ibadah Haji juga merupakan ibadah yang telah berumur sangat tua ( seumur manusia hidup ) . Satu amal ibadah yang tewlah turun temurun yang Allah perintahkan kepada manusia , mulai dari manusia pertama Nabiullah Adam As hingga Nabi Ibrahim As , hingga akhirnya di sempurnakan oleh Rosulullah Muhammad SAW , akan terus begitu sampai Allah mengangkat dien ini dari muka bumi .

Akan tetapi bagi orang yang belum mampu melakukan ibadah Haji ( karena ketidak tersediakannya dana yang cukup ) , maka Allah memberikan satu beban syare'at yang lain yaitu menyembelih hewan qurban ( walaupun orang yang pergi Haji juga berkewajiban menyembelih hewan qurban di tanah suci ) . Kemampuan orang dalam menyembelih hewan qurban pun berbeda beda hal itu sesuai dengan tingkat kemapanan ekonomi dan tingkat kesadaran seseorang untuk berkurban . Ada yang hanya mampu menyembelih satu ekor kambing atau dua atau tiga , ada yang mampu satu ekor lembu , ada yang berpatungan untuk membeli hewan qurbannya . Tanpa kesadaran seseorang tidak mungkin mampu melaksanakan syareat berqurban itu dengan baik . Karena tanpa kesadaran orang yang secara ekonomi mampu melakukan qurban lebih baik pun akan terasa berat untuk melaksanakannya , kalaupun dia mau melakukannya minimal ada unsur riya' dalam dia menyembelih hewan qurbannya .

Bukannya seperti habil bin Adam as yang dia dalam berqurban memilih hewan yang paling bagus diantara hewan yang lain . Kesadaran akanmenerima dan melaksanakan perintah Allah lewat perantara ayahnya Adam AS dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab .
Sesungguhnya yang sapai kepada Allah bukanlah darah hewan qurban itu atau bulunya atau di ukur besar kecilnya hewan qurban itu . Akan tetapi yang sampai kepada Allah adalah seberapa besar ketaqwaan kita , seberapa besar respon dan kesungguhan kita dalam ketaatan , yang hal ini adalah menyembelih hewan qurban ( Allah Azza Wajalla memberikan satu perintah kepada manusia , maka pada saat itu juga Allah memberikan sarana dan prasarananya kepada manusia . Allah memberikan perintah kepada manusia untuk bertakwa , maka menyembelih hewan qurban adalah salah satu sarana dan prasarananya untuk meraih derajad takwa ) . Kenapa demikian ?? marilah kita lihat kilas balik kebelakang tentang di syareatkannya menyembelih hewan qurban bagi umat Muhammad SAW hingga hari kiamat .

Kita semua telah mengetahui bahwa Nabi Ibrahim As setelah sekian puluh tahun beluau berumah tangga belum di karuniai putra yang akan meneruskan risalah kenabiannya . Setelah beliau menikahi Hajar maka tak berapa lama lahirlah seorang putra . Akan tetapi belum beberapa lama beliau menikmati kebahagiaan akan lahirnya seorangputra yang akan mewarisi risalah kenabiannya itu , Allah mengilhamkan kepada beliau untuk mengasingkan mereka berdua ( Hajar dan bayinya ) kesuatu tempat ( itulah beratnya ujian para Nabi dan Rosul ) itupun sang ibu ( Hajar ) tidak di beritahukan perihal akan di asingkannya dia , beliau hanya memberitahukan bahwa beliau akanmengajak mereka berdua Hajar dan bayinya kesuatu tempat dengan mgengendarai untanya .

Setelah sampai di suatu tempat yang ditunjukkan Allah yaitu satu tempat yang tandus tak berpenghuni dan tak ada satu makhluk hiduppun yang hidup di sana . Lalu beliau menurunkan Hajar dan bayinya dari untanya . Mereka berdua di tinggal oleh Ibrahim As dan hanya di bekali sekantung kurma dan air . Maka secara naluriah manusia yang ditinggal ditempat yang gersang tak berpenghuni itu maka Hajar dan bayi yang di gendongnya itu bertanya kepada Ibrahim sang suaminya " Apakah kamu hendak meninggalkan aku dan bayiku di tempat ini ?? " Beliau hanya mengangguk dan berlalu dari hadapan Hajar . Hajar tidak puas dengan jawaban yang diberikan sang suami nya itu maka hajar bertanya lagi " Apakah hal ini atas kehendakmu sendiri atau atas perintah Allah ?? " Beliau hanya menggelengkan kepala dan berlalu dari hadapan Hajar . Maka berkatalah Hajar " Jika ini memang atas kehendak Allah , pastilah Allah tidak akan menyia nyiakan hambanya " ( itulah satu bukti jika keimanan telah menancap kuat di dalam hati seseorang dan telah membulatkan ketawakalannya maka hal itu akan menumbuhkan satu sikap yakin bahwa pertolongan Allah akan datang ) .

Akan tetapi Hajar tidak langsung tawakal begitu saja , akan tetapi Hajar masih harus melaluinya dengan sebab sebab dan melakukan satu usaha dengan penuh kesungguhan secara maksimal . Hajar masih menyusuai sang bayi jika banyinya menangis karena lapar dan haus , memakan persediaan kurmanya dan minumannya yang tidak seberapa itu . Pertolongan Allah akan turun manakala usahanya manusia telah berada pada satu titik maksimal , hal itu di buktikan Hajar dengan berlari dari Shafa dan marwa untuk mencari bantuan jika ada satu kafilah yang lewat di daerah itu hal itu Hajar lakukan sampai 7 x . Adapun titik maksimalnya adalah saat sang bayi tidak lagi menangis karena sangking hausnya dan Hajar telah letih ,maka pada saat seperti itulah pertolongan Allah akan turun .
Hal itu ada satu pelajaran penting ,1. Ketabahan seorang istri dalam taat kepada sang suami dalam rangka bersama sama untuk taat kepada Allah , 2. sudah seberapa besar kesungguhan kita dalam melaksanakan syareat Allah ( Islam ) sebab belum apa apa kita sudah meminta pertolongan Allah akan turun sedangkan usaha kitapun dalam menetapi al haq belum maksimal . ( berusahalah dengan maksimal dalam menetapi al haq adapun hasil belum tentu sesuai dengan harapan kita . sesuai atau tidak hasil yang kita peroleh itu semua juga merupakan ujian dari Allah )

Adapun pelajaran yang dapat kita ambil dari Ibrahim As adalah hal itu satu ujian berat tersendiri karena harus berpisah dengan orang yang di cintainya dan buah hatinya , akan tetapi karena hal itu satu perintah dari Allah yang harus beliau jalani maka mau tidakmau harus di lakukan juga yang secara nalar manusia tindakan itu adalah gila tidak masuk akal ( memang adakalanya perintah Allah itu tidak masuk akal jika di nalar , hal itu karena keterbatasan akal manusia dan tidak tau hikmah apa yang terkandung di balik syareat atau perintah itu . Satu contoh kecil adalah syareat wudhu jika kita buang angin ' mengapa yang keluar angin belakang kok yang di basuh dengan iar muka kita dan sebagian anggota tubuh kita bahkan tempat keluar anginnya tidak kita basuh dengan air sekalian . Padahal secara nalar yang keluar angin belakang tentunya yang dibasuh belakang kok malah yang di basuh air anggota tubuh kita yang lain ??? itulah syareat )

Marilah kita lanjutkan kisah Ibrahim As

Setelah beliau meninggalkan Hajar dan anaknya beberapa tahun lamanya , maka beliau mendatangi kembali tempat yang dulu keduanya di tinggal . Tempat yang dahulu ditinggalkan adalah satu lembah yang tandus tak berpenghuni akan tetapi sekarang sudah berubah jadi perkotaan yang ramai penduduknya . Bayi yang dulu ditinggalkannya telah berubah jadi sosok remaja yang gagah , dan akhirnya beliau berkumpul kembali dengan anak istrinya setelah berpisah bertahun tahun lamanya .
Beliau bertekad ingin membina satu keluarga yang taat kepada Allah Rabbul alamin dan satu keluarga yang mentauhidkan Allah . Akan tetapi di tengah pembinaannya itu datang satu ujian dari Allah , datang ujian baru yang tak kalah hebat , yang menggoncangkan jiwanya . Jika bukan karena kekuatan iman dan kecintaan kepada Allah yang sangat maka, beliau takkan mampu melaksanakannya . Ujian dan perintah dari Rabbnyaitu adalah : perintah untuk menyembelih sdang anak yang di cintainya , yang kelak sebagai pewaris risalah kenabiannya .
Satu perintah dan ujian dari Rabbnya melalui sebuah mimpi .

Karena perintah itu dinilai diluar batas kewajaran , maka beliau berfikir " Apa memang ini satu perintah yang harus di kerjakannya atau hanya mimpi ( bunga tidur yang mungkin syetan ikut bermain di dalamnya ) . Pertanyaan itu senantiasa menghantuina ( hal itu normal sebagai seorang manusia ) . Karena perintah itu datanglewat mimpi yang datang hingga 3 malam berturut turut , maka beliau berkesimpulan bahwa ini memang satu perintah dari Rabbnya yang harus dia laksanakan , satu perintah yang tidak main main dan tidak mungkin syetan ikut bermain di dalamnya . Ujian demi ujian yang beliau terima sungguh sangatlah berat , mulai dari di bakar hidup hidup oleh Namrud , Lama tidak mempunyai keturunan yang akan mewarisi risalah estafet kenabian sedangkan waktu itu usianya telah udzur , baru menikmati kebahagiaan tentang lahirnya seorang putra malah harus beliau asingkan karena perintah dari Rabbnya , dan sekarang baru saja kerinduannya itu sedikit terobati dengan bertemunya kembali dengan anak dan istrinya setelah sekian lama harus berpisah malah datang satu perintah untuk menyembelih sang putra yang di cintainya itu . Karena semata mata demi meraih kecintaan Rabbnya beliau rela melakukannya .

Di panggilnya sang anak , untuk mendengar satu jawaban dari sang anak perihal mimpinya itu . Jika mimpi Nabi ibrahim itu di tanyakan pada anak zaman sekarang pastilah jawabannya ayah pasti sudah gila yaa ?! . Akan tetapi karena didikan keimanan dari sang ayah maka , jawabannya akan lain . Hal itu di abadikan oleh Al Qur'an dalam QS : Ash Shaaffat 102 yang artinya
" Maka tatkala nak itu sampai ( pada umur sanggup ) berusaha bersama sama Ibrahim , Ibrahim berkata : " Hai anaku , sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu . Maka fikirkanlah apa pendapatmu ." Ia menjawab " Hai bapakku , kerjakanlah apa yang di perintahkan kepadamu ; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang orang yang sabar " .
Sungguh hebat jawaban sang anak sehingga dapat menentramkan beliau .
Perintah tersebut tidak berhenti sampai di situ saja , akan tetapi harus dilakukan dengan satu bukti nyata ( penyembelihan betulan ) . Syetan pun ikut bermain di dalamnya untuk memperkeruh peribadatan seorang hamba Allah ( Ibrahim As dan Ismail ) . Syetanpun mendatangi Ibrahim , syetan membujuk beliau agar mengurungkan niatnya yang dianggap gila itu . Karena tekadnya sudah bulat dan keimanannya telah sempurna , beliau tidak mempan bujuk rayu syetan . Di suruhnya pergi syetan dari hadapannya sambil beliau melempar batu kearah syetan agar pergi .

Syetanpun tak berhenti sampai disitu dalam menggoda . Lalu syetan menghampiri sang anak yaitu Ismail . Syetan kemukakan argumen argumen untuk menolak perintah sang ayah yang di anggapnya sudah gila masa' mau menyembelih anaknya sendiri , sebagai pewaris risalah kenabiannya kelak . Akan tetapi sang anak tidak bergeming dengan bujuk rayu syetan . Di hardiknya syetan dan di suruh pergi dari hadapanya dengan melempariya batu . Dua kali sudah syetan gagal . Lalu syetan menghampiri sang ibu (makhluk yang lemah mudah terkena bujuk rayu) . Syetan datangi Hajar sebagaimana syetan mendatangi Ibrahim dan Ismail . Diluar dugaan sang ibu juga menolak ajakan syetan agar membujuk suaminya Ibrahim . Hajar juga melempari syetan dengan batu untuk menyingkir dari hadapannya .
Kisah tersebut diabadikan oleh Allah dan di jadikannya satu syareat dalam manasik Haji buat umat Muhammad SAW yaitu melempar jumrah . sebagai bentuk menolakannya atas bujuk rayu syetan yangmenggoda seoranghamba Allah yang ingin beribadah .

Karena bujuk rayu syetan tidak mempan , maka berjalanlah Ibrahim dengan anaknya Ismail pada satu tempat . Setelah sampai di tempat yang di tuju maka, Ibrahim membaringkan anaknya Ismail untuk bersiap siap melakukan penyembelihan dan pisaunya pun telah di letakkan di leher Ismail ( sebagai bentuk kesungguhanbeliau dalam melaksanakan satu perintah ) .
Hal itu diabadikan oleh Al Qur'an dalam QS : Ash Shaafat 103 yang artinya :
" Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis ( nya ) , ( nyatalah kesabaran keduanya ) " .
Itulah puncak darikesungguhan Ibrahim dalammelaksanakan satu perintah , maka pada saat itu datanglah pertolongan Allah . Hal itu di ceritakan dalam QS : Ash Shaafat 104- 106
" Dan Kami panggillah dia : " Hai Ibrahim "
" Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu . Sesungguhnyademikianlah Kami memberi balasan kepada orang orang yang berbuat baik ".
" Sesungguhnya ini benar benar suatu ujian yang nyata "
Allah mengganti sosok Ismail yang akan di sembelih dengan seekor domba ( pada satu riwayat ) dan hal itu juga di kisahkan oleh Al Qur'an pada ayat selanjutnya yaitu Ash Shaaffat 107
"Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar " .

Demikianlah kisah Ibrahim mengenai qurban . Dari kisah tersebut dapat diambil satu ibrah bahwa Allah senantiasa menguji hambanya yang beriman , dan ujian itu sesuai dengan kadar keimanan seseorang . Semakin tinggi iman seseorang maka semakin hebat pula bentuk ujiannya itu , sebagai satu bentuk seberapa besar kecintaan dan ketaatannya . Mungkin pada satu keadan bentuk ujian itu tidak masuk akal , yang Allah tuntut adalah seberapa besar kesungguhannya dalam menapaki jalan itu dan Allah telah tau betul seberapa kemampuan hambanya itu . Diennul Islam itu adalah dien yang mebutuhkan atau menuntut amal nyata , tidak cuma dilesan saja , dan Islam menghukumi seseorang melalui apa apa yang tampak di dhohirkan seseorang , adapun sesuatu yang tersembunyi itu semua di serahkan kepada Allah .

Itulah bulan Dzulhijjah . Bulan yang di dalamnya ada satu beban syareat yang berbeda beda . Bagi yangmampu secara ekonomi , di sana ada beban syareat tentang melakukan ibadah Haji dan menyembelih hewan qurban . Adapun orang yang belummampu menunaikan ibadah Haji karena satu sebab , maka di sana ada syareat berqurban ( itupun tingkat kesanggupannya berbeda beda ) . Adapun orang yang tidak mampu menunaikan ibadah Haji juga berqurban karena ekonomi ,maka di sana ada satu syareat yaitu di sunahkan puasa arofah .

Wallahu a'lam bishshowab










Tidak ada komentar:

Posting Komentar