>

Total Tayangan Halaman

Jumat, 30 April 2010

ISTIQAMAH.....

Sebuah PRESTASI TERTINGGI di dunia seorang hamba di dalam menempuh jalan Allah , adalah Istiqamah . Allah memuji orang yang istiqamah dan memberi kabar gembira kepadanya dengan datangnya malaikat yang menghibur dan menyampaikan jaminan perwalian Nya tatkala hamba tersebut sedang menghadapi beratnya sakaratul maut . Sebagaimana di jelaskan dalam QS : Fush shilat 30- 31 dan juga QS: Al A'raaf 13 yang artinya sbb: " Sesungguhnya orang yang mengatakan , " Rabb kami Allah ", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak pula berduka cita ".

Seorang yang istiqamah , adalah seorang hambayang tauhidnya bersih dari syirik . Sehingga dia mendapat karunia ishoobah ( ketepatan ) ; tepat di dalam keinginan dan niat , tepat di dalam perkataan yang di ucapkannya dan tepat di dalam perbuatannya .

Ketepatan tersebut hanya dapat di peroleh jika hamba tersebut mendapat hidayatut Taufiq dari Allah , petunjuk tersebut dalam bentuk kemauan dan kekuatan untuk beramal . Sebelum itu , hamba tadi telah mendahuluinya dengan menuntut ilmu sehingga dia memperoleh hidayatul bayan yang menjadi panduan untuk mengerjakan perintahNya . Syaikh Abdul Madjid Al Zindaniy menggambarkan hidayatul bayan seperti seorang yang bertanya suatu alamat , kemudian ditunjukkannya peta / daerah tempat yang akan ditujunya . Sedangkan hidayatut Taufiq dibaratkan , selain di tunjukkan padanya peta juga di antarkan sampai tempat yang di tujunya . Kal;au Ibnul Qoyyim menggambarkannya lebih lagi , selain di antarkan ke tempat yang di tujunya ongkos angkutan dan biaya akomodasinya di beresi pula . Kedua hidayah tersebut merupakan karunia Allah semata . Namun karunia tersebut di berikan hanya kepada hamba hambanya yang bersungguh sungguh berusaha untuk mendapatkannya dan di landasi dengan hati yang jujur , bukan mereka yang berpanku tangan .

Istiqamah merupakan perkataan yang mencakup , sehingga dia Iltizam ( komitment ) kepada dien dapat di wakili dengan istilah tersebut .

Seorang yang istiqamah adalah hamba yang dsi karuniai ketepatan baik niat , perkataan , maupun perbuatannya . Ketepatan di dalam niat di peroleh ketika seseorang lurus keinginannya hanya tertuju kepada Allah , tidak kepada selain Nya . Benar niatnya , hanya mencari Wajah Allah ( Ridho Allah ) . Bersih dari menghamba kepada selain Nya , bahkan bersih pula dari sifat ujub , riya' dan sum'ah . Ketepatan di dalam perkataan di peroleh ketika pernyataan yang keluar dari lesaannya merupakan refleksi dari keyakinannya yang benar . Hemat di dalam berbicara , karena dia mengerti bahwa perkataannya akan dia pertanggung jawabkan . Ketepatan di dalam perbuatan di peroleh tatkala perbuatannya adalah medan pembuktian dari apa yang di yakininya dan apa yang di katakannya . Ibnul Qayyim menggambarkan ketepatan di dalam niat , perkataan dan perbuatan seperti seorang pemanah membidik sasaran . Ada kalanya bidikan itu tepat pada pada titik pusat sasaran , adakalanya dekat dengan titik tersebut ada kalanya agak jauh , namun masih dalam area bidik sasaran . Begitulah gambarannya .

Jadi tidak mudah untuk memperoleh prestasi istiqamah , benar ! Hanya dengan rahmat Allahlah seseorang dapat meraih prestasi istiqamah . Padahal istiqamah itulah sebagai jaminan perwalian Allah di dunia dan akherat . Bahkan Rosulullah sendiri pun hanya dengan rahmat dan karuniaNya selamat mengarungi ujian , bukan kerena akumulasi amalnya , padahal betapa kuatnya Rosulullah dalam beramal di bandingkan dengan kita . Sebagaimana di jelaskan dalam hadis dari Abu hurairah yang artinya sbb: " Dari Abu Hurairah radiyallahu'anhu dari Rosulullah SAW bersabda ," bersikap luruslah kamu dan selalu dekatilah sikap lurus itu . Ketahuilah oleh kamu sekalian bahwa sekali kali tidak akan selamadt diantara kamnu sekalian semata mata mengandalkan amalnya ". Para shahabat bertanya ," sekalipun anda yaa Rosulullah ! " Beliau berkata ," Ya! Sekalipun saya, hanya karena Allah melimpahkan rahmat dan karunianya " ( maka saya selamat ) .(HR : Imam Muslim )

Allah memerintahkan RosulNya untuk bersikap istiqamah . Sikap istiqamah menuntut seorang hamba untuk tidak mengikuti hawa nafsu orang orang yang memperturutkan hawa nafsu , sebab memperturutkan hawa nafsu akan berakibat keluar dari daerah istiqamah . " .... Karena itu serulah ( mereka kepada agama itu ) dan tetaplah sebagaimana di perintahkan kepadamu dan janganlah menuruti hawa nafsu mereka ... " ( QS: Asy Syuroo 15 )
Allah juga melarang orang orang yang telah bertaubat dan mengikuti Nabi untuk bersikap tidak melampaui batas ( berlebih lebihan dalam segala hal , lebih lebih soal ibadah ) , sebab sikap berlebih lebihan itu akan menarik mereka perlahan lahan keluar dari daerah istiqamah ,QS: Huud 112 .
Sikap istiqamah akan roboh sendi sendinya jika pemiliknya mengikuti hawa nafsu orang orang yang memperturutkannya , juga akan rusak manakala melampaui batas batas yang telah di tentukan dalam pertengahannya . Bahkan juga harus di jaga dari semangat temporer yang bersifat hangat hangat tahi ayam , tren umumnya manusia , sekalipun teren itu adalah teren amal . Semua itu hanya dapat diatasi dengan kuat menggigit sunah dan sederhana dalam mengamalkannya , tidak berlebihan . " Nabi bersabda kepada Amru bin Ash , " Wahai abdullah , sesungguhnya tiap tiap orang yang beramal ada masanya semangat , dan setiap yang bersemangat di dalam beramal pasti ada masa lesu ( jemu kendor ) . Barang siapa yang pada saat lesu berpegang pada sunah maka dia beruntung , adapun orang yang pada saat lesu ( keluar dari sunah dan berpindah ) kepada bid'ah , sungguh dia celaka dan rugi ".
Dari hadis tersebut Umar Bin Khattab memberikan pedoman : " Iman seseorang itu naik dan turun , pada saat iman seseorang itu naik maka perbanyaklah amalan sunah ( tentunya setelah yang wajib ) , dan jika pada saat iman seseorang itu turun maka bertahanlah pada yang wajib ".
Perihal beramal secara sederhana dan tidak berlebih lebihan Ibnul Qayyim memberikan gambaran bahwa setiap ada perintah Allah syaitan selalu punya dua cara untuk mengeluarkan manusia dari memenuhi secara tepat yaitu ifrath dan tafrith , berlebih lebihan dalam pelaksanaannya atau mengurang urangi dalam pelaksanannya . Kalau cenderung semangat maka berlebih lebihan yang di pilih , sedangkan kalau malas mengurang urangi yang di pakai . Hal itu di lakukan syaitan dalamn seluruh perintah Allah : shalat , zakat , infaq jihad dan seluruh perintah Allah dan RosulNya . Modus seperti itulah yang telah membuahkan hasil hingga hari ini dan akan terus syetan lakukan . Dalam persoalan aqidah sikap berlebih lebihan telah melahirkan kelompok khawarij dan seluruh sempalannya , dalam sikap mengurang urangi telah melahirkan pula kelompok murjiah dan seluruh sempalannya .
Ali bin Abi Thalib ternyata beliau untuk dapat istiqamah pun melazimi do'a yang di ajarkan Rosulullah : " Dari Ali Bin Thalib ra berkata , Rosulullah SAW bersabda , ktakanlah ,"Berikanlah petunjuk kepadaku , dan luruskanlah aku " . Dalam riwayat yang lain dikatakan " Ya Allah Sesungguhnya aku memohon kepadaMu petunjuk dan kelurusan " . ( HR : Imam Muslim )

Istiqamah di jalan Nya adalah perkara besar , pada masa hidup generasi shahabat di saat Nabi ada di tengah tengah mereka ada yang tidak mampu istiqamah padahal telah menempuh kesulitan berat , menggenggam bara dienullah ini . Ubaidillah bin Jahshi suami umu Habbibah sebelum di nikah Rosululllah , sepasang suami istri yang termasuk rombongan yang hijrah ke habasyah , namun di negri habayah sang suami malah terpengaruh dengan pergaulan yang rusak , murtad masuk Nasrani meninggalkan agamanya dan mati sebagai orang Nasrani . Ada Rajal Bin Unfuwah salah seorang yang pernah bergaul dengan rosulullah , tetapi murtad mengikuti dan membela musailamah Al Kadzadzab dan mati dalam keadaan murtad .

Shahabat Abdullah Bin Mas'ud menasehati agar kalau kita mengambil suri taduladan , mengambil dari orang yang sudah mati , karena orang yang masih hidup tidak aman dari terkena fitnah . Orang yang telah mati telah di ketahui hasil akhir dari perjalanan hidupnya , sehingga kalau dia baik tidak di khawatirkan akan berubah hasil dari yang telah dia peroleh dan kalau di tiru atau dipuji orang tidak akan mempengaruhi dia .

Terkadang kita di buat tidak percaya dan heran , sekalipun memang harus menerima kenyataan . Ada orang yang menurut penglihatan orang prestasinya di jalan Allah luar biasa . Keberanian dan pengorbanannya jarang yang menyamai , tetapi tatkala ujian datang ternyata dia tak sanggup menggenggam bara ujian itu , akibatnya dia malah berubah haluan , dapat di tundukkan oleh musuh dan bahkan akhirnya bekerja untuk musuh . Menjadi salah seorang yang musuh mengkatagorikannya sebagai orang yang telah sadar dan dapat di ajak bekerja sama . Jadi jangan terlalu kagum terhadapprestasi orang yang masih hidup , kalau kita melihatnya dan kita tidak dapat menyembunyikan kekaguman kita , maka do'akanlah semoga dia di beri istiqamah , sebab kita tidak tau takdir Allah yang mana yang berlaku baginya . Sikap itu juga menjadikan kita tidak mudah terkejut dan lebih mudah menerima kenyataan .

Pernyataan menuntut adanya bukti . Adanya sesuatu menuntut idikator .
Betapa banyak putra putra gerakan yang menginginkat tercatat di hadapan Allah sebagai hamba yang shidiq ( jujur benar sesuai dengan perkataan dan perbuatannya ). Menjadi orang yang yang benar keyakinannya , lurus jalannya ,terbukti lisan dan amalnya . Namun tidak banyak yang membeli kemulyaan itu .
Dari penduduk dunia yang muslim hanya sedikit yang menempuh jalan Allah yang sesungguhnya . Kebanyakan manusia lebih suka berdesak desakan pada jalan yang membebaskan hawa nafsu dari pada mengekangnya untuk kemudian memuaskannya di akherat nanti . Mengapa ? , " Surga ditutupi dengan ( perkara perkara ) yang di benci ( oleh hawa nafsu ) , sedangkan neraka diliputi oleh perkara perkara ( yang di sukai oleh ) syahwat " .( HR : Bukhari - Muslim )

Inilah yang menjadikan jalan Allah itu sepi , tak banyak yang menempuhnya . Memang kafilah para Ambiya' dulu tidak pernah ramai . Kita hitung yuang menyertai Nabi Nuh , berapa yang menyertai Nabi Ibrahim , berapa yang menyetai Nabi Isa Alaihissalam . Nabi yang tercatat mempunyai pengikut besar hanya ada dua Nabi Musa As dan Nabi Muhammad Saw . Ada Nabi yang di ikuti 2 orang pengikut saja ada yang diikuti seorang saja bahkan ada yang tidak punya pengikut sama sekali . Sepi ! Jalan Allah lebih sering sepi dari masa ke masa . Karena menempuh jalan Allah di perlukan bukti konkret . Padahal setiap bukti yang dituntut selalu bertentangan dengan hawa nafsu . Tidak ada tuntutan iman , baik itu larangan atau melaksanakan perintah yang tidak mengganggu kesenangan hawa nafsu ??
Makan kita maunya enak dan banyak menurut kehendak nafsu , sedang jalan iman menuntut di batasi , ada kewajiban puasa , selain wajib ada puasa sunah . Tidur maunya nafsu tidak ada yang menganggu , di tempat yang enak , nyaman ada AC nya jika panas ada penghangat jika musim dingin , sementara jkalan keimanan mencela perbuatan itu dan memuji orang orang yang mengurangi tidur , menggunakan waktu tidur untuk sholat , beristighfar dan berdo'a . Hawa nafsu maunya aman aman tidak ada gangguan , padahal jalan keimanan adalah jalan pertarungan mempertahankan eksistensi keimanan dari permusuhan orang orang kafir . Hawa nafsu ingin tenang dan tentram di rumah bersama anak istri , harta dan berbagai kemudahan fasilitas , sementra kadang kadang jalan iman menuntut adanya hijrah meninggalkan itu semua . Soal harta juga begitu harus mengeluarkan zakat dari harta kita . Semua tuntutan iman berhadapan dengan kesenangan nafsu . Hal inilah sebab yang menjadikan jalan Allah selalu sepi , hanya sedikit orang yang melalui . Apalagi sampai kepada cita cita menegakkan agama Allah akan lebih sepi lagi .
Kita simak berapa banyak orang yang tetap istiqamah mereka yang menghadirkan pernyataan yang sekaligus menyertakan bukti nyata di dalam amal .
Demikianlah uraian singkat tentang ISTIQAMAH .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar