>

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 21 Agustus 2010

NUZULUL QUR'AN, 17 Ramadhan...?

Pengertian Bulan Ramadhan
Bulan bahasa arabnya adalah Asy Syahru. Menurut Ibnu Ath Thabari, Asy Syahru berasal dari kata Asy Syuhrah. Dikatakan,"Si Fulan 'Syahara' pedangnya." jika dia mengeluarkan pedang dari sarungnya kemudian dia menghunusnya untuk menebas. Dan (dikatakan Yasyhuruhu syahran" atau"Syahara Asy Syahru," jika hilal telah terbit."Dan (dikatakan juga), "Asyharna nahnu," apabila kita memasuki bulan tertentu." Adapun Ramadhan, menurut sebagian ahli bahasa Arab, disebut demikian dikarenakan panas yang sangat yang teriadi pada bulan tersebut, hingga anak unta kepanasan. (Jami'ul Bayal fi Ta'wilil Qur'an, III/444).
Menurut Mujahid dan Muhammad bin Ka'ab, Ramadhan adalah diantara nama-nama Allah SWT. Maka bila dikatakan bulan Ramadhan maksudnya bulan Allah SWT. Sehmgga beliau tidak suka bila dikatakan Ramadhan saja, namun Syahru Ramadhan (Bulan Ramadhan).
Hal ini berdasarkan riwayat Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah, beliau berkata "Janganlah kalian mengatakan,"Ramadhan".Karena sesungguhnya Ramadhan adalah salah satu nama diantara nama-nama Allah. Namun katakanlah,"Syahru (bulan) Ramadhan."
Menurut Ibnu Katsir riwayat ini dha'if (lemah). Karena di dalamnya terdapat perawi yang bernama Abu Ma'syar, namanya adalah Najib bin Abdurrahman Al Madini. Dia adalah seorang imam dalam Al Maghazi (sejarah peperangan) dan Sirah, namun didalamnya terdapat kelemahan.
Sedangkan yang benar menurut Al Baghawi, Ramadhan adalah nama bulan. Disebut Ramadhan karena berasal dari kata Ar Ramdha' yaitu bebatuan yang panas dan orang-orang berpuasa di waktu yang sangat panas tersebut sehigga bebatuan pada waktu itu menjadi panas " (Ma'alimut Tanzil,1/198)
Ibnu Abbas dan Zaid bin Tsabit pun membolehkannya untuk mengatakan Ramadhan,tanpa disertai Syahru. Pendapat ini dikuatkan oleh hadits yang di riwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda :
“Barangsiapa yang puasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan ihtisab (mengharap pahala) maka dia diampuni dari dosa-dosa yang telah lalu.” (HR. Al Bukhari)

Pada Bulan Ramadhan Al Qur'an Diturunkan
Firman Allah SWT, "Di dalamnya diturunkan Al Quran." Ibnu Jarir Ath Thabari berkata, "Allah menyebutkan bahwa Dia menurunkan Al Qur'an pada malam Lailatul Qadar dari Lauful Mahfudz ke langit dunia, malam Lailatul Qadar dari bulan Ramadhan. Kemudian diturunkan kepada Muhammad SAW sesuai yang dikehendaki oleh Allah." (Jami'ul Bayan fi Ta'wilil Qur'an, III/445)
Abu Bakar Jabir Al Jaza'iri berkata, "Ayat ini menunjukkan kemuliaan bulan Ramadhan atas bulan-bulan yang lain. Karena di dalamnya Al Qur'an diturunkan, yaitu pada malam Lailatui Qadar...Allah menurunkan (Al Qur'an) jumlatan wahidatan (sekaligus) dari Lauhul Mahfudz ke baitul Izzah di langit dunia, kemudian Dia menurunkannya secara berangsur-angsur. Pertama kali turun kepada Rasulullah juga pada bulan Ramadhan. (Aisarut Tafaasir,1/82).
Menurut Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri inilah pendapat yang paling kuat diantara pendapat yang ada, bahwa Al Qur'an diturunkan pertama kali adalah pada bulan Ramadhan, tepatnya pada Lailatul Qadar. (Ar Rahiqul Makhtum.)
Pendapat ini dikuatkan oleh firman Allah SWT :
“Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan Al Quran."(Al Baqarah: 185)
Begitu pula firman Allah:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam Lailatul Qadar."(Al Qadar: 1)
Dan sudah maklum bahwa Lailatul Qadar terjadi pada bulan Ramadhan. Inilah maksud dari firman Allah:
"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan. sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan." Ad Dukhan: 3)
Diriwayatkan dari Asy Sya'bi (wafat 109 H), seorang pembesar tabi'in, bahwa yang dimaksud turunnya Al Qur'an dalam tiga ayat di atas adalah turunnya pertama kali kepada Rasulullah Qur'an pertama kali turun pada malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan, yaitu malam yang diberkahi. Kemudian setelah itu turunnya diikuti secara berangsur-angsur sesuai dengan tempat dan kejadian dalam jangka waktu kurang lebih dua puluh tiga tahun. Al Qur'an tidak turun dengan sekaligus, namun turun kepada Rasululah secara berangsur-angsur."(Mana' Al Qaththan,Mabahits fi Ulumil Qur'an, hal 102)

Tanggal Berapa Al Qur'an Diturunkan
Terdapat perbedaan pendapat antar ulama tentang penentuan hari dan tanggalnya dari bulan Ramadhan. Ada yang berpendapat tanggal tujuh Ramadhan. Ada pula yang berpendapat tanggal tujuh belas, delapan belas, dua puluh satu dan lain sebagainya.
Pendapat yang paling kuat menurut Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri adalah tanggal dua puluh satu Ramadhan. Karena, mayoritas pakar sejarah sepakat babwa beliau diangkat sebagai Rasul yang ditandai dengan turunnya ayat pertama kali adalah pada hari senin. Hal ini diperkuat oleh riwayat dari Abu Qatadah, dia berkata , Rasulullah ditanya tentang puasa pada hari senin, maka beliau bersabda :
“Pada hari itulah aku dilahirkan dan pada hari itu pula turun (wahyu pertama) kepadaku.” (HR. Ahmad, Al Baihaqi dan Al Hakim)
Menurut perhitungan, hari senin dari bulan Ramadhan pada tahun itu (13 tahun sebelum Hijriyah) jatuh pada tanggal tujuh, empat belas, dua pulub satu dan dua puluh delapan. Beberapa riwayat yang shahih menunjukkan bahwa Lailatul Qadar tidak jatuh kecuali pada malam-ma|am sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda :
"Carilah Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan."(Muttafaqun'alaihi)

Tepatnya pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir bulan Ramadhan.Diriwayatkan dari Aisyah, Rasulullah bersabda :
"Carilah Lailatul Qadar itu pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (Muttafaqun'alaihi).
Berdasarkan dalil-dalil di atas jelas bahwa Al Qur'an pertama kali turun adalah pada bulan Ramadhan, malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang diberkahi hari senin tanggal 21 Ramadhan.
Namun sebagian kaum muslimin, khususnya di Indonesia, menyangka malam turunnya Al Qur'an (Nuzulul Qur'an) adalah tanggal 17 Ramadhan. Pada malam tersebut mereka melakukan perayaan untuk memperingati malam. Nuzulul Qur'an.Persangkaan seperti ini tidak mempunyai dasar sama sekali. Karena pertama kali Al Qur'an turun pada malam Lailatul Qadar. Sedang malam Lailatul Qadar tidak jatuh pada malam selain sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Selain itu, perayaan malam nuzulul Qur'an tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah dan orang-orang setelah beliau dari kalangan para shahabat dan para tabi'in. Sehingga perayaan malam nuzulul Qur'an adalah bid'ah dalam perkara agama. Dari Ummul Mukminin, Ummu Abdillah 'Aisyah radhiyallahu'anha, dia berkata: "Rasulullah pernah bersabda:
"Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan(agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak."(HR. Bukhari dan Muslim).
Dan dalam riwayat Muslim disebutkan:
"Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka itu tertolak."

Bukan Sekedar Ditadaruskan.
Firman Allah, "Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda."Ibnu Jarir Ath Thabari berkata, "Yaitu petunjuk bagi manusia kepada jalan yang benar dan qashdu (tujuan) yang terang." Adapun maksud dari firman Allah, “Dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu" yaitu penjelas yang menerangkan tentang larangan-larangan Allah, perintah-Nya, serta perkara halal dan haram."
Sebagaimana diriwayatkan dari Musa bin Harun, dari Amru bin Hamad dari Asbath dari As Sa'di, bahwa (yang dimaksud) "Dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda" adalah penjelas dari yang halal dan haram." (Jami'ul Bayal fi Ta'wilil Qur'an, 111/448) .
Abu Bakar Jabir Al jazaa'iri berkata, "(Yaitu) petunjuk bagi manusia kepada kesempurnaan dan kebahagiaan mereka di dua negri (dunia dan akhirat) . Beliau melanjutkan, dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda" maksudnya Al Qur'an turun Sebagai petunjuk bagi manusia, menjelaskan jalan yang lurus, keberuntungan dan keselamatan. Al Qur'an Sebagai pembeda bagi mereka antara yang haq dan yang batil dalam setiap perkara kehidupan." (Aisarut Tafaasir, 1/82)
Al Qur'an Sebagai petunjuk bagi manusia, mejelaskan kebenaran dan memberi garis batas antara al-haq dan al-bathil. Al Qur'an pertama kali diturunkan kepada Rasulullah pada malam Lailatul Qadar, bulan Ramadhan. Tepatnya, hari senin tanggal 21 Ramadhan, bukan tanggal 17 Ramadhan. Mengingat malam Lailatul Qadar hanya jatuh pada malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan. Sehingga tidak mungkin Al Qur'an turun pada tanggal 17 Ramadhan.
Dan Al Qur'an akan menjadi petunjuk jika dikaji lalu diamalkan dalam realitas kehidupan manusia. Al Qur'an diturunkan, bukan sekedar untuk dibaca, diperlombakan dalam berbagai musabaqah, diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Tidak !!. Akan tetapi Al Qur'an harus menjadi sumber hukum dan ideologi serta nafas kehidupan kaum muslimin. Dengan inilah Al Qur'an menjadi rahmat. Wallahu a'lam bish shawwab .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar