>

Total Tayangan Halaman

Minggu, 10 April 2011

YAKINKAH KITA

" Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akherat dan berusaha kearah itu dengan sungguh sungguh , sedang ia adalah muslim , maka mereka itu adalah orang orang yang usahanya di balasi dengan baik " . ( QS : Al Israa' 19 )


Maha Suci Allah Rabb seluruh alam yang telah menegakkan langit tanpa tiang , menghamparkan bumi ( dengan berbagai macam isinya baik yang ada di dalam perut bumi maupun yang ada permukaannya ) dan gunung gunung sebagai pasaknya yang Allah tundukkan demi kepentingan manusia . Hal itu sebuah kenikmatan tersendiri bagi manusia jika manusia itu sadar . Betapa tidak , cobalah kita bayangkan betapa sengsaranya manusia jika Allah tidak menundukan seluruh apa yang ada di alam ini . Apa jadinya jika matahari bersinar terus tanpa mau berganti dengan malam ?? tiba tiba angin tidak mau bertiup atau kalaupun bertiup dengan sangat kencang 200 km/jam ?? Seandainya tanaman yang ingin di petik oleh manusia sebagai sayur atau buah buahannya itu tiba tiba lari pada saat ingin dipetik ?? seandainya hewan yang ingin di sembelih manusia sebagai lauk pauknya semua berontak ?? maka hal itu semua tidak dapat di bayangkan apa jadinya , jika Allah Azza Wajalla tidak menundukan itu semua .

Di samping itu semua , yaitu di tundukkanya alam ini untuk kepentingan manusia , masih ada nikmat yang lebih besaar lagi untuk manusia yaitu dengan di turunkannya Kitab dan di utusnya para Nabi dan Rosul untuk membimbing manusia kepada satu titik dan satu tujuan . Adapun tujuan utama bagi manusia hanyalah beribadah kepada Allah saja tanpa mempersekutukanNya sedikitpun .
Semua kemudahan yang telah Allah berikan kepada manusia itu , sebagai bekalnya dalam beribadah itu , Allah Azza Wajalla sama sekali tidak mempunyai kepentingan sedikitpun akan hal itu . Dalam artian jika seorang manusia di dalam hidupnya di dunia ini dengan segala macam kemudahan yang telah Allah berikan itu dia tidak mau beribadah kepadaNya , merasa sombong , mendustakan para Nabi dan Rosul serta membuang jauh jauh kitab kitab Allah itu ( dalam hal ini Al Qur'an satu kitab yang telah di sempurnakan dari kitab kitab sebelumnya ) di belakang punggungnya , maka hal itu tidak berpengaruh atau mengurangi sedikitpun terhadap kekuasaan Allah . Allah Ta'ala masih tetap penguasa tunggal seluruh alam secara mutlak .
Jika seorang manusia atau seluruh manusia mau taat terhadap ketentuan Allah , mentaati para utusanNya dan menjadikan KitabNya ( Al Qur'an ) itu sebagai way of life , maka hal itu juga tidak akan menambah kekuasaan Allah .
Akan tetapi itu semua akibatnya kembali kepada manusia itu sendiri . Jika taat , akibat baiknya akan kembali pada dirinya sendiri dan jika manusia itu ingkar juga akibat buruknya akan kembali pada dirinya sendiri pula .


Perjalanan Yang Akan Di lalui Manusia



Semenjak manusia di alam ruh , Allah menanyainya dan ruh tersebut berikrar bahwa Allah lah sebagai satu satunya Rabb yang dia ibadahi dan dia sembah , maka pada saat itu pula seorang manusia start pada perjalanan yang sangat panjang sekali . Seorang manusia harus melalui beberapa pos pos . Yang tiap tiap pos pos itu ada kadar waktunya sendiri sendiri .
Di mulai dari alam rahim , harus di laluinya dalam 9 bulan 10 hari ( umumnya manusia , ada yang lebih dan ada pula yang kurang dari itu ) . setelah dia lahir , dia berpindah kealam dunia . Perjalanannya lebih panjang lagi , tidak lagi hanya hitungan bulan , akan tetapi menjadi hitungan tahun ( hal itu tidak ada seorang pun yang mengetahui berapa lama perjalanannya di dunia ini , sampai seorang Nabi dan Rosul sekalipun tidak ada yang mengetahui ) . Setelah perjalanan dunianya selesai ( mati ) lalu seorang manusia melanjutkan perjalanannya itu di alam barzah . Alam penatian , antara dunia dan akherat . Perjalannya itu lebih lama lagi dari perjalannya di dunia sampai Allah menggulung dunia ini ( kiamat ) . Kalau di dunia paling beberapa puluh tahun atau hanya sedikit yang sampai ratusan tahun , itupun jika seseorang telah mencapai usia senja dia tidak bisa lagi menikmati lezatnya dunia .

Setelah alam barzah selesai di laluinya  , manusia itu melanjutkan perjalanannya lagi , yaitu melalui alam akherat . Adapun waktunya jangan di tanya lagi berapa lamanya dia melauinya , pasti akan lebih lama lagi dari kehidupannya di alam barzah . Karena di sana dia harus melewati hari penantian di padang maghsar , hari penghisapan amal ( dari manusia pertama hingga manusia terakhir dari penduduk bumi ) dengan sangat teliti ( walaupun ada juga manusia yang di berikan hisab yang mudah , itupun hanya orang orang tertentu saja ) . Setelah hisab selesai dia harus berjalan melewati Ash shirat yang di bentangkan diatas punggung Neraka Jahannam . Sampai seorang manusia itu masuk Jannah . Barulah aman . Usailah perjalanan panjangnya itu . Perjalanan panjangnya itu di akhiri dengan kenikmatan kenikmatan yang tidak bisa di lukiskan dengan kata , tidak bisa di bayangkan oleh akal dan tidak pernah dilihat oleh mata serta tidak pernah terdetik di dalam hati manusia akan kenikmatan itu .
Atau seseorang mengakhiri perjalanan panjangnya itu di neraka , dengan segala kesedihan dan kesengsaraan akan datang menyapanya .


Sebaik baik Bekal Perjalanan



Yang jadi pertanyaan besar bagi kita hari ini , sudahkah kita mempersiapkan bekal yang cukup untuk melanjutkan perjalanan kita yang sangat panjang itu . Hanya orang yang bodoh saja yang tidak menyiapkan bekal . Orang mau melakukan satu perjalan Haji saja berapa lama dia harus menyiapkan bekalnya itu untuk perjalan hajinya itu ( hanya orang yang telah melakukan perjalan haji saja yang mengetahui dengan pasti berapa lama dia mempersiapkan bekalnya itu ) .
Dunia adalah ladang untuk beramal , dunia adalah tempat untuk mempersiapkan bekal , sedangkan Al Maut adalah akhir dari persiapan bekalnya ( jika maut telah mendatanginya mau tidak mau dia harus melanjutkan perjalanya , siap atau tidak siap , dengan bekal yang cukup atau bekal ala kadarnya atau malah tanpa bekal dia harus melanjutkan perjalan panjangnya itu ) . Sedangkan sebaik baik bekal yang harus di bawa manusia di dalam melanjutkan perjalannya itu adalah TAQWA .

Adapun derajat taqwa itu tidak mungkin di peroleh manusia kecuali dengan satu kesungguhan yang ektra . Taqwa tidak mungkin di peroleh kalau hanya berpangku tangan saja , tanpa amal , tanpa usaha dan tanpa kesungguhan serta tanpa kesabaran .
Seseorang yang telah memperoleh bekal taqwa , maka orang tersebut termasuk orang yang beruntung , orang yang cerdik dan orang yang sukses . Dia peroleh dengan pengorbanan demi pengorbanan . Dia kuras  tenaganya , dia peras pikirannya , dia kuras hartanya , tak jarang dia harus menahan dada yang menyesakkan , tetesan air mata , bahkan terkadang ia harus meneteskan darah untuk meraih bekal taqwa itu . Setelah itu ia bungkus taqwanya itu dengan qulbun salim ( hati yang bersih) , yang akan dia bawa di dalam perjalannya menuju Rabb seluruh manusia .


Gambaran Sederhana


Seseorang yang bercita cita ingin membuat sebuah rumah yang layak , sedangkan dia selama ini masih ngontrak kesana kemari , apa yang ia kerjakan ?? Pastilah orang tersebut akan mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya itu demi terbinanya sebuah hunian yang layak . Ia akan bekerja ekstra , ia peras fikiran dan tenaganya .
Ia akan berfikir bagaimana cara mendapatkan tambahan rezki ( halal ) . Mungkin ia akan menyisihkan sebagian rizkinya itu untuk di tabung , setelah ia kurangi untuk biaya makan sehari hari dan biaya lain lainnya . Ia pasti akan meminimalisir pengeluaran hariannya .
Setelah uangnya itu terkumpul agak banyak ia gunakan untuk membeli besi , lalu batu dan batako . Ia akan cicil sedikit demi sedikit dengan sabar . Setelah uangnya habis untuk beli besi dan batu serta batako , lalu ia kumpulkan lagi uangnya itu ( seperti awal mula dia mengumpulkan ) . Setelah terkumpul agak banyak lagi , ia gunakan untuk beli kayu dan pasir , dan materi materi bangunan lainnya .
Ia akan menjaganya sedemikian rupa agar besi yang telah di belinya itu tidakl karatan , kayu yang telah di belinya itu tidal lapuk di makan rayap , pasir yang telah di belinya itu tidak hilang di bawa air hujan deras , dan lain lain , karena hari untuk membangunnya pun masih lama .

Setelah biaya untuk tukang bangunan ada , ia mencoba untuk memulai pembangunan sebuah rumah . Akan tetapi di tengah tengah jalan , biaya untuk pembangunan sudah habis , terpaksa berhenti , padahal baru 75 % jadi . Ia kumpulkan lagi biaya , sampai rumahnya jadi 100 % .
Hal itu dia lalui ( hidup prehatin orang jawa bilang ) selama beberapa tahun , dan ia lalui dengan sabar . Sampai rumah yang didam idamkannya dulu jadi dengan sempurna , ia baru merasa lega . Seakan akan beban berat yang di pikulnya dulu menjadi ringan . Kepenatan demi kepenatan yang dulu dia rasakan , hari ini ( setelah rumahnya jadi ) ia menikmati kenyamanan dan ketentraman . Dalam hatinya dia berkata , pengorbanan demi pengorbanan yang dia lakukan tidaklah sia sia .
Itulah satu gambaran mudah orang yang ingin membangun sebuah rumah yang layak huni . Begitu susah dan sedemikian lamanya beban yang harus di tanggungnya itu . Hanya orang yang melaksanakan saja yang mampu merasakan beban berat itu .

Arti Dari Ayat


Kembali pada arti ayat QS : Al Israa' 19 di atas , bahwa ayat diatas hanya berlaku pada orang orang yang semasa hidupnya berorientasikan akherat saja ( kehidupan akherat adalah tujuan hidupnya ) , sedangkan orang yang dunia saja sebagai tujuan hidupnya , tidak di sebut di ayat itu dalam artian Allah Azza Wajalla tidak memberikan jaminan sedikitpun bahwa apa yang dia tuju untuk mendapatkan dunia itu akan di balas dengan baik oleh Allah . Sedangkan di akherat kelak ( orang yang menjadikan dunia ini sebagai satu satunya tujuan ) tidak akan mendapatkan bagian sedikitpun .
 Orang yang ketika hidupnya bersungguh sungguh mencari dunia saja dengan tidak memperhatikan akheratnya , maka boleh jadi Allah akan mengabulkan permintaan orang tersebut dan Allah tidak mengurangi sedikitpun dunianya ( sukses dunia dan kaya raya )  , akan tetapi di akherat adzab yang pedih telah menantinya . Itulah orang yang rugi di mata Allah dan RosulNya .
Akan tetapi , adapula orang yang di dunianya juga bersungguh sungguh dalam mencari dunia saja dan mengesampingkan kehidupan akherat , maka boleh jadi dunia yang di kejarnya itu siang malam tidak dapat ia raih ( tetap saja miskin ) , maka orang yang seperti itu yangoleh Allah dan RosulNya di isyaratkan orang yang rugi dunia juga rugi akherat ( sudah miskin , diakherat mendapat adzab lagi ) Naudhubillah tsumma naudhubillah .

Orang orang yang beriman sedangkan di dalam kehidupannya itu dia berorientasikan akherat ( akherat sebagai tujuan utamanya dan dunia sebagai wasilah atau perantara saja ) , maka orang seperti itulah yang di isyaratkan dalam QS : Al Israa' 19 diatas . Allah akan membalas usahanya ketika di dunia itu dengan sesuatu yang lebih baik , yang belum pernah dia bayangkan ketika hidup di dunia .
Kita hidup di dunia ini dengan melakukan banyak amal sholeh , maka hal itu di ibaratkan orang yang ingin membangun sebuah rumah , akan tetapi rumah yang di bangunnya itu berada di Jannah kelak . Sebagaimana gambaran orang yang ingin membangun sebuah rumah diatas tadi .
Kita bersusah payah melakukan atau melaksanakan satu perintah Allah dari sekian banyak perintah , walaupun terasa berat , susah , dan menguras tenaga dan fikiran kita , maka hal itu sebagai bentuk cicilan kita dalam membina sebuah tempat tinggal di Jannah kelak .

Sedikit demi sedikit kita melangkahkan kaki kita dalam menapaki Al Haq , maka sedikit demi sedikit pula kita mengangsur bahan bangunan material sebuah tempat tinggal di Jannah . Orang yang mencicil bahan bangunan diatas , dia akan menjaga materi bahan bangunan itu agar tetap baik dan utuh . Begitu pula dalam beramal , harus selalu di jaga . Boleh jadi amal amal yang telah kita kumpulkan itu akan hilang tak berbekas , hanya karena dosa syirik atau bid'ah atau riya' , sebagaimana pasir yang telah di kumpulkannya itu hilang tak berbekas di sapu air hujan yang sangat deras atau banjir .
Penjagaan amal itu dengan kita mengetahui apa saja yang dilarang oleh Allah dan RosulNya .
Sungguh naif jika kita tidak mengetahui apa saja yang di larang oleh Allah dan RosulNya , akan tetapi kita merasa bahwa amal kita telah banyak , akan dapat kita petik nantinya di akherat kelak , akan tetapi ketika pada saatnya ( yaumul hisap ) catatan catatan amal kita malah tidak ada , bahkan minus , maka hal itu juga satu kerugian yang sangat besar bagi kita .
Oleh karena itu , di samping kita memperbanyak amal sholeh , kita juga harus menjaga amal amal kita dari apa apa yang di larang oleh Allah Dan RosulNya , sehingga apa yang kita usahakan di dunia ini tidak sia sia . Kita dapat menikmati hasil jerih payah kita ketika di dunia yaitu mendapatkan kenikmatan di Jannah kelak .

Pada ayat diatas juga mengabarkan tentang hukum sebab akibat . Apapun  yang kita kerjakan di dunia ini ( apakah amal sholehkah , ataukah amal tolehkah ) maka akibatnya pun akan kembali pada diri kita sendiri pula . Dan Allah sedikitpun tidak mendholimi hambaNya .
Pertanyaannya adalah sudah seberapa besar kesungguhan kita untuk meraih hal itu ..... ( membangun sebuah tempat tinggal di jannah kelak ) . Dan seberapa besar keyakinan kita akan janji Allah ......
Seberapa besar kesungguhan kita dalam menapaki Al haq , yang mungkin pada satu titik kita akan sendirian dalam menapaki Al Haq itu ( dikucilkan dan dianggap orang yang aneh ) .
Hanya diri kita masing masing yang bisa menjawab hal itu .
Mumpung kita masih di berikan kesehatan dan waktu luang , mumpung sakit belum memdatangi kita dan ajal belum menjemput kita , mari kita berlomba lomba kearah sana .
Al Maut adalah sesuatu yang pasti akan menghampiri seseorang , yang jadi permasalahan adalah dalam keadaan bagaimanakah diri kita saat kematian itu mendatangi kita ( bermaksiatkah ?? atau dalam ketaatan ) .



Wallahua'lam Bisowwab


Tidak ada komentar:

Posting Komentar