>

Total Tayangan Halaman

Minggu, 17 April 2011

AL - YAKIN

" Dan di bumi itu terdapat tanda tanda ( kekuasaan Allah ) bagi orang orang yang yakin " . ( QS : Adz- Dzariyaat 20 )


Seseorang yang ingin menyingkap rahasia di balik syareat Allah itu , maka orang itu haruslah berilmu , yang mana ilmu tersebut haruslah bersumber dari Al Qur'an dan as Sunah . Dan juga seseorang yang ingin mencapai satu derajat taqwa di sisi Allah di samping orang tersebut mengetahui ilmu ilmu syareat yang dengannya ( ilmunya itu ) dia berjalan diatas rel syareat , tetapi dia juga harus berbekal keyakinan , karena yakin itu juga bagian dari taqwa . Sebagaimana orang yang bepergian dia membawa bekal roti , yang mana sepotong roti itu terdiri dari beberapa unsur yang harus di penuhi untuk menjadi sebuah roti ( ada terigu ada air , ada gula , ada pengembang , dll ) begitu pula taqwa . Taqwa juga mempunyai beberapa unsur ( sebagaimana sepotong roti ) salah satunya YAKIN .


Apa itu yakin ?? . Berkata Ibnu Qoyyim tentang yakin . Yakin itu memiliki 3 unsur yang harus di penuhi :
                            1. Menerima apapun yang tampak dari Allah Ta'ala yaitu berupa perintah dan larangan yang terdapat    di dalam syareat agamaNya ( Islam ) yang di sampaikan lewat perantara RosulNya Muhammad Saw . Kita harus menerimanya dengan patuh dan tunduk kepada Rububiyah dan masuk kedalam uluhiyah Nya .
                              2. Menerima apa saja yang tidak tampak dari Allah yaitu kita haruslah percaya 100 %       kepada hal hal yang ghaib , yang di kabarkan Allah lewat lesan para RosulNya . Diantara perkara yang ghoib itu adalah : kita percaya tentang kehidupan akherat , percaya adanya Janah dan Neraka , percaya adanya shirat yang di bentangkan di punggung neraka jahanam , percaya adanya timbangan amal , percaya adanya kiamat besar , percaya adanya alam barzah yang di dalamnya terdapat nikmat dan siksa kubur . Hal tersebut adalah tuntutan dari iman yang mana iman seseorang tidak sah jika tidak percaya pada hal yang ghaib .
                                 3. Tetap berada pada apa yang di tegakkan Allah . Artinya dia tetap dalam keadaan seperti itu apapun keadaanya .

Sebagaimana firman Allah Ta'ala di dalam QS : Al Baqarah 4
" Dan mereka yang beriman kepada kitab ( Al Qur'an ) yang telah di turunkan kepadamu dan kitab kitab yang telah di turunkan sebelummu . Serta mereka yakin akan adanya kehidupan di akherat " . ( QS : Al Baqarah 4 )

Pada ayat tersebut ( Al Baqarah 4 ) di jelaskan atau ada sambungannya dari ayat sebelumnya ( ayat ke tiganya ) tentang orang yang yakin . Artinya orang yang yakin ( seperti di jelaskan dalam QS : Al Baqarah 4 ) haruslah terlebih dulu dia percaya kepada yang ghaib ( sebagai mana yang di sebutkan Ibnul Qayyim di poin yang ke dua diatas ) lalu orang tersebut setelah mempelajari Al Qur'an ( dengan ilmu yang benar ) dia mengamalkan isi Al Qur'an itu di dalam kehidupan sehari harinya yaitu mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rizkinya ( mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rizkinya itu hanyalah sebagai contoh saja ( perwakilan syareat ) dari berbagai macam perintah syareat Islam yang ada ) .
 Seseorang tidak mungkin dia mau menjalankan syareat Islam di dalam kehidupan sehari harinya itu dengan satu kesadaran , manakala orang tersebut tidak percaya kepada yang ghaib . Oleh karena itu mengapa di dalam QS : Al Baqarah ayat ke tiga , di dahulukan percaya pada yang ghaib terlebih dulu dari pada mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizkinya ??.Sebab percaya kepada yang ghaib adalah syarat pertama yang harus di penuhi seseorang terlebih dulu , baru setelah itu syarat selanjutnya . Jika syarat yang pertama saja tidak terpenuhi , mana mungkin dia bisa menjalankan atau melanjutkan syarat yang kedua . Itulah yakin menurut Al Baqarah ayat 4 .

Seseorang yang yakin akan membuat orang tersebut siap menghadapi 3 hal :
1. Orang tersebut akan siap mengemban beban yang ada di pundaknya , artinya : dia akan siap melaksanakan syareat Islam secara kaffah ( setelah dia mengilmuinya dan yakin terhadap ilmunya itu ) , hal itu sebagai konsekwensi dari pengikraran dua syahadat yang telah di ucapkanya .
2. Dia siap menghadapi bahaya artinya dia tidak takut celaan orang yang mencela , dia tetap tegar diatas rel syareat walaupun dia berjalan sendirian , karena dia yakin bahwa dirinya berada pada Al Haq dan itu sudah sunatullah atau hal yang wajar setiap orang yang meniti pada jalan al haq pastilah ada halangannya , dan dia yakin bahwa hal itu adalah sebagai bentuk ujian dari Allah Ta'ala atas keimanannya .

Dengan bahasa yang lain adalah hukum sebab akibat berlaku atas dirinya . Sebab dia menjalankan syareat , akibatnya di cemooh ( dengan jahiliyahan ) . Sebab dia mengenakan jilbab sesuai syareat ( bagi wanita ) , akibatnya dia dikatakan kayak ninja ( karena mengenakan penutup wajah ) dia di katakan tidak mengikuti mode , dan lain sebagainya . Sebab dia memakai celana diatas mata kaki ( bagi laki laki ) dan memanjangkan jenggot berjidat hitam ( bekas sujud ) , akibatnya dia di katakan fundamentalis , radikal , atau teroris .
3. Dia terdorong untuk terus kedepan . Artinya : Seiring bertambahnya ilmu , maka bertambah pula amalanya . Sedikit demi sedikit dia tapaki sehinga dia menuju kepada derajad taqwa .
Dia tau amal yang di kerjakannya itu tidak hanya ikhlas semata , akan tetapi ittiba' sunah ( mengikuti dalil ) haruslah dia sertakan pula . Dan dia juga faham bahwa Islam itu agama praktek , bukan hanya di ilmui dan sebagai konsumsi otak saja , akan tetapi haruslah di praktekkan baik itu amalan hati , amalan lesan dan amalan anggota badanya juga .
Jika ketiga hal itu telah ada pada diri seseorang , maka orang tersebut adalah mukmin sebenarnya .

Gambaran Yakin

* Jika ada pertanyaan apakah api itu panas dan tembok beton itu keras ? ( sebelum kita mengetahui ilmunya ) , apakah kita berani memegang api itu dan membenturkan kepala kita di dinding beton ?? ( jawabannya bisa ya bisa tidak , hanya karena tidak berilmu ) .
Akan tetapi jawabannya jadi lain jika kita tau bahwa api itu 100 % panas dan tembok beton itu 100 % keras , walaupun banyak orang yang mengatakan bahwa api itu dingin dan tembok beton itu lunak . Kita tidak langsung percaya begitu saja karena kita tau dan yakin kalau api itu panas dan tembok itu keras . Dan kita pasti akan mengatakan pada orang yang mengatakan bahwa api itu dingin dan tembok itu lunak untuk mencobanya sendiri dan kita liat , jika perlu kita katakan orang tersebut pastilah gila .

* Jika ada orang yang bertanya kepada kita berkenaan hitung menghitung 4 kali lima ( misal ) , akan tetapi kita sedikitpun tidak tau ilmu matematika , apa yang kita jawab , pastilah bengong dan geleng kepala , dan hal itu jadi bahan p r buat kita . Karena kebodohan kita , maka dilain waktu kita tanyakan pertanyaan itu kepada tukang foto , tentulah sang tukang foto menjawab 4 kali 5 ,2.500 mas . Kita masih bingung dengan jawaban si tukang foto itu . Lalu pertanyaan itu kita tanyakan pada orang yang ahli matematika , maka di jawabnya dengan enteng 4 kali 5 , ya tentu saja 20 , anak SD saja tau mas ... . Dengan jawaban si ahli matematika itu kita malah bingung sendiri . Lalu kita menanyakan sekali lagi pertanyaan tersebut pada kontraktror bangunan . Pak 4 kali 5 berapa ?? jawab sang kontraktor dengan serius . Gini mas karena bahan bangunan semuanya naik maka 4 kali 5 itu dengan rincian satunya itu minimal 250.000 , jadi ya totalnya 5 juta mas , asli itu mas saya endak bohong .
Dengan jawaban sang kontraktor itu kita malah tambah bingung sendiri , di karenakan kebodohan kita ( tidak adanya ilmu dan keyakinan atas diri kita ) .
Akan tetapi lain halnya jika kita telah faham dengan ilmu berhitung ( kita pernah mempelajarinya ) dan kita yakin dengan kebenaran ilmu yang telah kita miliki itu , maka kita akan menjawabnya dengan enteng 4 kali 5 ya 20 . Jika ada orang yang mengatakan 4 kali 5 itu 2.500 , dan orang yang lain lagi mengatakan 4 kali 5 itu 5 juta dengan maksut orang tersebut ingin menyesatkan kita , maka kita pastilah akan mentertawakannya ( orang yang ingin ) dan mungkin juga kita akan marah dan meluruskannya .

Dari kedua contoh diatas minimal kita tau gambaran betapa penting kaitan ilmu dengan yakin serta amal . Oleh karena itu seseorang tidak mungkin bisa beramal dengan benar jika tanpa ilmu . Akan tetapi seseorang juga tidak mungkin bisa beramal dengan baik dan benar hanya berilmu saja , akan tetapi dia tidak yakin dengan ilmunya itu , hingga terkumpul ilmu dan yakin pada dirinya , barulah dia bisa melakukan satu amalan dengan baik dan benar .

Contoh Yakin di Lapangan Umat Hari Ini

* Jika kebanyakan orang ( di satu daerah ) melakukan satu amalan , dan ada seseorang yang mengajak kita untuk turut serta melakukan amalan yang kebanyakan orang telah melakukanya serta orang tersebut memberikan satu argumen kepada kita , jika kamu melakukan amal ibadah ini lalu sampai tingkatan ini , maka kamu akan jadi begini . Apa yang kita lakukan , dan apa langkah kita jika kita awam akan hal itu .
Islam memberikan satu pedoman ( berkaitan dengan kasus tersebut ) adalah :
1. Sabda Nabi bahwa " Barang siapa yang malakukan satu amalan yang tidak ada contohnya dari ku , maka amalan tersebut tertolak "
2. Menurut kaidah ushul fiqh : " Awal mula satu peribadatan itu di larang , akan tetapi jadi boleh , wajib , atau sunah jika ada dalil yang membolehkan "
3. Al haq itu jelas dan Al batil itu jelas , diantara keduanya adalah subhat . Jika kita melihat sesuatu yang subhat ( kita ragu ragu apakah ini perintah atau larangan ) maka akan lebih selamat jika kita meninggalkan amalan tersebut sampai kita betul betul jelas dan hiang keraguan kita .
4 . Segala sesuatu akan rusak jika tidak di pegang oleh ahlinya .

Dari keempat pedoman itu , maka langkah kita di dalam menyikapi kasus diatas adalah ; kiita berhenti lebih dulu dari melakukan amalan yang seseorang mengajak kita untuk melakukan satu amalan , karena kita tidak tau ilmunya dan kita ragu . Kita tidak berhenti sampai di situ saja . Lalu kita tanyakan hal itu kepada ahlinya , dalam hal ini para ulama' , seorang ustad atau siapa saja yang berkompeten terhadap masalah itu .
Kita bawa kasus tersebut dan kita tanyakan . Setelah tau jawabannya ( tentunya yang di fatwakannya itu ada dasar hukumnya , bukannya menurut hemat saya begini atau begitu )  . Lalu kita simpan jawaban tersebut . Di lain kesempatan kita tanyakan lagi pada orang lain ( yang juga faham ilmu dien ) tentang masalah tersebut dan juga hasil fatwa orang yang kita datangi pertama kali . Bagaimana kesimpulan orang kedua itu setelah mendengar jawaban orang pertama . Apakah jawaban orang kedua menguatkan jawaban orang pertama ? jika ya , maka hal itu sudah cukup sebagai dalil bagi kita . Akan tetapi jika jawaban orang kedua masih menjadikan kita bingung , maka kita tanyakan kepada orang ketiga , dan seterusnya sampai kita yakin akan kebenaran itu . Permasalahannya jadi jelas .
Jika hal itu telah kita lakukan Insya Allah kita terbebas dari kebid'ahan dan fanatisme golongan .

* Apabila kita melakukan satu amal ibadah ( apapun jenis amalan itu ) kita telah mengetahui ilmunya dan juga kita telah yakin tentang kebenaran ilmu kita itu atau dengan kata lain sudah benar menurut syar'inya , akan tetapi kebanyakan orang mengingkari amalan anda itu , dengan alasan amalan tersebut tidak lazim di lakukan di masyarat kita . Yang jadi pertanyan adalah apakah amaln tersebut jadi kita laksanakan atau akan kita urungkan hanya karena tidak sesuai dengan adat kebiasaan di daerah kita ?? Yang mulanya kita yakin 100 % malah jadi ragu untuk melakukannya . Dengan alasan kita tidak ingin di kucilkan di masyarakat atau dengan alasan alasan dunia yang lainnya . Maka akibatnya akan kembali pada diri kita sendiri .
Jika kita tetap melaksanakan amalan yang kita yakini benar , maka Allah akan menanamkan di dada kita akan manisnya iman dan manisnya akan beribadah kepada Allah , yang hal itu tidak mungkin kita dapatkan manakala kita mengurungkan niat .
Jika kita mengurungkan amalan yang mulanya kita yakini kebenarannya karena kita tidak mau benturan dengan masyarakat ( jahiliyah ) , maka Allah Azza Wajalla akan menanamkan di dada kita akan sifat futur dan juga ian di hati kita akan semakin meredup , yang pada satu titik kita akan merasa berat untuk beramal sholeh .
Oleh karena itu untuk memperoleh satu keyakinan akan kebenaran Islam juga perlu adanya satu keberanian untuk memulai satu amalan .


Bentuk bentuk Yakin  

Yakin dengan kebenaran Al Qur'an secara mutlak dan menerimanya
Yakin dengan apa yang di sabdakan Rosul adalah satu kebenaran mutlak dan menomor satukannya dari pada yang lain .
Yakin bahwa Allah Azza Wajalla akan membela orang orang beriman
Yakin bahwa Islam pada akhirnya akan menang atas kebatilan
Yakin bahwa di setiap kesukaran itu ada kemudahan dan kesempitan ada kelapangan setelahnya
Yakin bahwa ujian itu bagian dari proses dan kita di perintah untuk menjalankan proses itu dengan sungguh sungguh
Yakin bahwa kemenangan itu di janjikan kepada orang orang yang beriman yang sabar dan bersungguh sungguh serta tidak bersikap tergesa gesa hanya karena ingin melihat hasil
Yakin bahwa seseorang tidak dapat memberikan kerugian dan manfaat bagi dirinya jika Allah tidak menghendakinya atau dirinya tidak mampu mendatangkan manfaat atau kerugian bagi orang lain jika Allah tidak menghendakinya pula

Demikianlah sekelumit tentang yakin dan saya cukupkan sampai di situ saja penjabaran tentang yakin , karena keterbatasan ilmu .
Dan untuk mengakhiri pembahasan tentang yakin kita renungi firman Allah :
" Dan Kami jadikan diantara mereka itu pemimpin pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan adalah mereka meyakini ayat ayat Kami " . ( QS : As Sajdah 24)

Pada ayat tersebut mengindikasikan atau menjelaskan bahwa kepemimpinan dalam Islam akan tercapai mana kala seorang pemimpin itu yakin dan sabar . Yakin bahwa di terapkannya syareat Islam adalah solusi terbaik  di dalam setiap pemerintahan ( apapun namanya ) dan seorang pemimpin itu bersabar di atas al haq apapun keadaannya ( tetap menjadikan syareat Islam itu sebagai dasar hukum di dalam pemerintahannya ) .
Jika seorang pemimpin itu tidak mempunyai sifat yakin dan sabar , maka satu kepemimpinan yang di ridhoi Allah tidak mungkin di capainya , malah bisa jadi permasalahan demi permasalahan akan terus bermunculan di dalam pemerintahannya itu .



Wallahu 'alam bisshowwab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar