>

Total Tayangan Halaman

Minggu, 12 September 2010

Renungan Bulan Syawal

Kita sedih karena bulan Ramadhan yang penuh berkah telah meninggalkan kita . Hari di mana jika kita melakukan suatu amal sholeh di lipatkan berkali kali , hari dimana pintu pintu Jannah dibuka lebar lebar dan pintu Neraka di tutup rapat rapat . Bulan yang di dalamnya pada salah satu malamnya terjadi Lailatul Qodar . Itulah bulan Romadhon yang para sahabat Rosulullah berharap atauberandai andai jika pada 11 bulan yang lain seperti Romadhon dan juga kebanyakan dari mereka berharab agar umurya di pertemukan kembali pada bulan Romadhon yang akan datang .

Bulan Romadhon telah berlalu , telah meninggalkan kita dengan kenangan yang indah , telah berganti dengan bulan syawal . Memasuki 1 syawal segenapkaum muslimin berbahagia dan bersenang hati ,senyumnya mengembang . Setiap kaum muslimin yang kita jumpai dalam keadaan tersenyum dan memang pada memang pada hari ini 1 syawal di harapkan semua kaummuslimin tersenyum . Oleh karenanya Rosulullah Muhammad SAW uswah kita , ketika beliau berangkat menuju tanah lapang untuk melaksanakan sholat Idul Fitri , beliau bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang bersedih , maka beliau menghampiri anak itu di tanyakan keadaannya dan perihal kesedihannya itu . Maka di berinya anak itu pakaian dan juga di jadikannya anak itu anak angkat beliau sehingga menjadikannya anak itu tersenyum .
Maknanya jika kita menjumpai ada kaum muslimin yang tidak bisa tersenyum karena tidak ada bahan makanan di rumahnya untul beridul fitri , maka kita keluarkan zakat fitrah kita , kita keluarkan zakat mal kita dan kita berikan kepadanya agar pada hari ini dia bisa ikut tersenyum , bisa ikut bergembira menyambut 1 syawal . Karena rasa bahagianya itu mereka mengagungkan Allah Azaa Wajalla , itulah salah satu hikmah di syareatkannya zakat bagi yang mampu .

Hari ini kita boleh tersenyum , bersenang hati karena sebagian dari banyak kewajiban yang di bebankan di pundak kita telah kita tunaikan dengan baik , puasa satu bulan sudah , sholat sudah , mengeluarkan zakat sudah bahkan kita lengkapi kewajiban kita itu dengan amal amal nawafil sholat terawih , i'tikaf mengahatkan Al qur'an , memberikan buka puasa , dan lain sebagainya . Namun itu semua senyum kita hari ini belum tentu kita bisa tersenyum yang sama manakala kita menghadapi pengadilan di akherat kelak . Belum tentu amal amal yang telah kita kerjakan itu bisa kita petik hasilnya / buahnya besuk pada hari kiamat kelak .

Pada saat kita membawa seluruh amal ibadah kita di dunia itu kita bawa kehadapan Allah Ta'ala dan kita berharap agar seluruh amalan kita itu di terima oleh Allah sebagai amal sholeh , akan tetapi seluruh amal yang kita bawa itu tidak dapat mendatangkan ampunan Allah dan tidak kita bungkus amalan kita itu dengan qolbun salim ( hati yang bersih ) maka seluruh amalan yang kita bawa itu tidakbisa membawa manfaat sedikitpun bagi kita , yang oleh Rosulullah mensifati orang yang seperti itu ( membawa seluruh amalannya akan tetapi amalan yang di bawanya itu tidak ada manfaatnya ) sebagai orang yang bangkrut .
Apa itu Qolbun Salim . Qolbun Salim adalah apabila seluruh amalan kita itu bersih dari 4 faktor : bersih dari riya' artinya memurnikan setiap amal dengan keikhlasan , bersih dari syirik artinya amalan kita tidak terkotori oleh dosa syirik akbar sedikitpun , bersih dari bid'ah artinya setiap amalan kita mengikuti sunah atau dalil dalil yang ada atau tau ilmunya dan bersih dari kekufuran artinya kufur nikmat .
Bersihnya 4 faktor itu meliputi amalan hati , amalan lesan dan amalan anggota badan .

Pada Qur'an surat Al Isra' 19 memberikan penjelasan yang sangat gamblang bagi kita : " Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akherat dan berusaha kearah itu dengan sungguh sungguh sedang ia adalah mukmin , maka mereka itu adalah orang orang yang usahanya di balasi dengan baik " .
Pada ayat tersebut memberikan gambaran siapakah orang orang yang beruntung itu menurut pandangan Allah . Pada ayat itu mempunyai 3 ciri khusus yaitu : 1. seluruh pandangannya hanya tertuju pada satu tujuan yaitu untukkehidupan di akherat . Bahwa kehidupannya yang abadi bukan di dunia ini , ia kumpulkan bekal sebanyak banyaknya dengan amal amal sholeh yang ia usahakan di dunia ini , ia bangun akheratnya sedikit demi sedikit walaupun terkadang kehidupan dunianya tidaklah sukses atau kaya .
2. Berusaha dengan sungguh sungguh dan dia yakin akan hal itu ( tentunya dengan dasar ilmu ) . Ia yakin bahwa amal amal yang telah ia kerjakannya itu pasti ada balasannya . Karena ini adalah syareat yang harus dia kerjakan maka iapun melakukannya , walaupun hatinya terasa berat untuk melakukannya dan terkadang terasa pahit serta bertolah belakang dengan nafsu dan akalnya . Sebagai contoh amalan shoum Romadhon . Ia tahan dirinya dari makan dan minum serta apa saja yang dapat membatalkan shoumnya itu , ia tahan dirinya baik dalam keadaan sendirian ataupun dalam keadaan bersama orang banyak . Karena itu adalah syareat yang harus dia kerjakan maka iapun mengerjakannya , jika ia tidak yakin bahwa amalannya itu di lihat oleh Allah tidak mungkin ia melakukannya , dan keyakinan itu tidak mungkin dia peroleh jika dia tidak tau ilmunya .
3. Mukmin . Artinya seluruh amalan apapun jenis amalannya itu akan bermanfaat dan anai nilainya jika orang tersebut mukmin . Akan tetapi jika orang tersebut kafir maka sebanyak apapun kebaikannya tidak ada manfaatnya . Mukmin adalah syarat utama yang harus di penuhi dan juga hal tersebut dapat diartikan bahwa imanya jugaharus benar murni dan lurus .
Jadi inti dari QS : Al isra' 19 beriman ilmu amal dan yakin sehingga akan mendapatkan balasan dan bermanfaat bagi dirinya .

Al Qur'an memberikan 2 contoh perihal akan keyakinan yaitu contoh pada makhluk Allah bernama wanita . Yang pertama hal itu di ceritakan dalam QS : Ibrahim 37 . Disana di ceritakanbagaimana ketabahan dan keyakinan seorangwanita yang bernama hajar dengan bayinya yang masih menyusui di tinggal sendirian oleh Ibrahim As di tengah lembah yang tak bertuan dan tidak ada satu tumbuhanpun yang hidup , yang hanya di bekali dengan sedikit air dan makanan akan tetapi di tinggal dalam waktu yang lama . Maka berkata hajar kepada Ibrahim : " Apakah engkau hendak meninggalkan aku dan bayiku ini sendirian di tengah lembah yang tak berpenghuni ini ?? ", Apakah ini atas kemauanmu sendiri ?? ". Jawab ibrahim sambil berlalu " Tidak " . Jawab hajar jika demikian pasti Alah tidak akan menelantarkan hambanya itu sendirian .

Yakin bahwa Allah pasti akanmenolongnya . Akan tetapi pertolongan Allah itu tidak langsung turun begitu saja , pertolongan Allah akan turun manakala usaha seseorang telah mencapai puncaknya dan amalannya itu telah sesuai dengan apa yang Allah perintahkan . Hal itu dicontohkan oleh hajar yang berlari dari bukit shofa menuju marwa , dia berlari pada satu bukit jika ada kafilah yang lewat maka dia akan meminta bantuan . Hal itu hajar lakukan sebanyak 7 kali menandakan akan kesungguhannya dengan melihat sebab akibat . Manakala usahanya telah maksimal tenaganya telah habis dan banyinya telah berhenti menangis karena kehausan yang sangat , maka saat itulah pertolongan Allah itu turun .
Kisah yang kedua seperti di ceritakan dalam QS : Al Qoshos 7 yaitu mengenai Ibu Musa yang menghanyutkan bayinya di sungai Nil yang secara nalar hal itu adalah suatu tindakan yang gila , akan tetapi karena itu adalah satu perintah Allah yang harus di lakukannya , maka tanpa pikir panjang di lakukannya .
Pada kisah ibu Musa juga sama seperti kisah Hajar dan bayinya , bahwa bayinya itu tidak di hanyutkan kesungai Nil begitu saja . Diikutinya bayinya itu dari kejauhan ( ada satu usaha yang dilakukan ) .

Pada kedua kisah tersebut dapat diambil satu pelajaran berharga bahwa seorang wanita yang lemah dapat dengan tabah dan yakin melalui perintah Allah , bagaimana halnya dengan seorang laki laki yang secara fisik lebih kuat tentunya harus lebih bisa melaluinya .

Syareat Allah ( dalam hal ini syareat Islam yang di bawa oleh Rosulullah Muhammad SAW ) terkadang di fikir secara nalar , tidak masuk akal dan bertentangan dengan nafsu manusia . Oleh karenaitu orang yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir maka tidak ada pilihan baginya selain menjalankan syareat itu mau tidak mau , ringan maupun berat . Hal itu perlu suatu kebulatan tekad untuk menjalankannya . Sesuatu di dunia ini pasti ada resikonya apapun perbuatan itu salah satu contohnya yang ringan makan misalnya ada resikonya , resikonya kita kenyang dan setelah itu ingin buang air besar . Begitu pula Islam . Seseorang yang telah memahami islam secara benar dan menyeluruh maka Islam menuntut akan merealisasikan kefahamannya itu dalam realitas sehari hari karena Islam adalah agama yang menuntut praktek nyata dan prakteknya itu juga mempunyai akibat yang harus di terima bagi orang yang melaksanakan islam , baik itu yang mengenakkan dirinya maupun tidak mengenakkan dirinya sebagaimana halnya jika kita makan . Resiko yang paling ringan orang yang melaksanakan islam secara benar sesuai dengan dalil yaitu terkucilkan , menjadi orang yang asing di tengah tengah masyarakatnya atau dianggap sebagai orang yang gila . Hal itu dikarenakan aqidah yang diyakininya itu , bukan karena akhlaqnya yang buruk atau aqalnya yang sakit . Karena aqidah menunutut hal itu sehingga di musuhi dan hal itu sudah menjadi sunatullah .
Oleh karena itu perlu kita tata hati kita , kita siapkan mental kita untukmenghadapi hal itu . Jika hati kita dan mental kita tidak kita persiapkan maka kita akan mengalami kebingungan ditengah tengah peperangan antara Al Haq dan Al Batil , hidup kita mudah diombang ambingkan dan mudah menyerah dan mengeluh .

Sejak diturunkannya ayat : " Telah Ku sempurnakan nikmatKu dan telah Aku ridhoi Islam sebagai Dien kamu " maka pada saat itu islam telah sempurna tidak perlu ditambah dan dikurangi . Syareat Islam telah baku dan tetap , tidak bisa diotak atik oleh akal . Jalan telah dibuat dan rambu rambu penunjuk jalan juga telah jelas , manusia tidakperlu membuat jalan sendiri dan membuat rambu rambu sendiri dengan susah payah . Manusia tinggal mengikuti dan menapaki jalan itu setapak demi setapak jika dia ingin berjalan menuju Rabbnya dengan MENGIKUTI PETUNJUK ALLAH , bukannya kita berjalan meniti jalan itu tetapi mengikuti hawa nafsu dan akal kita .

Untuk menutup uraian ini kita renungi QS : Al Kahfi 103 -104 " Katakanlah ' Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang orang yang pali merugi perbuatannya ? ' Yaitu orang orang yang telah sia sia perbuatannya di dalam kehidupan dunia ini , sedangkanmereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik baiknya " .
Pada ayat tersebut menyindir orang orang yang menyangka bahwa amal perbuatannya itu sudah baik , sudah islami , sudah banyak dan menyangka sudah mengantongi tiket masuk Jannah , akan tetapi timangan benar tidaknya dia dalam beramal itu adalah : menurut pendapat kebanyakan orang , menurut adat istiadat yang berlaku pada saat itu , atau menurut timbangan nafsu dan akalnya yang dangkal sehingga cara pandangnya tentang islam itu berubah 180 derajat .

Oleh karena itu pada bulan syawal ini setelah kita lulus dari madrasah romadhon , kita perbaiki cara pandang kita , kita tapaki jalan menuju Allah itu setapak demi setapak yaitu jalan satu kafilah panjang dari Rosulullah , para shahabat beliau dan orang orang sholeh yang mengikuti beliau hingga hari kiamat ( kita berjalan manakala mereka berjalan dan kita berhenti manakala mereka berhenti ) . Kita tidak perlu membuat jalan sendiri dan membuat rambu rambu sendiri sehingga menambah beban penderitaan dan kebingungan kita .
Kita tundukkan nafsu dan akal kita untuk mengikuti dalil dalil yang telah ada secara jelas sedikit demi sedikit , selangkah demi selangkah secara terus menerus sampai kita menjumpai Al maut .
Dan akhirnya sesungguhnya yang menjadikan beratnya timbangan amal kita besok di akherat bukannya dari banyaknya amal , akan tetapi beratnya timbangan amal kita di hitung dari benarnya dalam kita beramal atau selalu berpihak kepada kebenaran yaitu senantiasa mengikhlaskan niat dan mengikuti Sunah .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar