>

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 24 September 2011

10 Tahun Pasca 11/9/2001 part 2







Pertarungan antara al haq dan al batil akan terus berlangsung hingga Allah Azza wajalla sendiri yang akan mengangkat dien ini ( Islam ) dari muka bumi. Karena tabiat manusia itu suka berperang dan bermusuhan , maka Allah Tabaroka wata'ala sang pencipta manusia, Dzat Yang mengutus Muhammad Saw dan melalui perantara beliau diturunkanya syareat Al Jihad fie Sabilillah bagi Ummat Islam , yang dengan syareat tersebut ( jihad ) tempat tempat ibadah jadi terjaga dan darah darah tidak tertumpah dengan percuma. Kita ndak bisa membayangkan apa jadinya ummat manusia ( pastilah akan hancur ) jika Allah Ta'ala tidak menurunkan syareat jihad. Itulah yang harus di sadari dan di renungkan bersama. 
Kalau di bagian pertama kami ulas tentang gejolak jihad yang terjadi di Timur Tengah pasca 11 September hingga hari ini , yang telah berumur 10 tahun dan kemajuan apa saja yang telah di capai bagi kebangkitan Islam , maka pada seri kedua ini Insya Allah akan kami paparkan tentang gejolak perkembangan jihad yang ada di Asia Tenggara khususnya Indonesia pasca runtuhnya WTC yang saat ini telah berumur 10 tahun, yang keadaannya lebih rumit dari pada yang terjadi di Timur Tengah .






Seakan akan dunia tersentak kaget dan tak mengira ketika serangan 11 September 2001 terjadi . Runtuhnya menara kembar WTC ( lambang kekuatan ekonomi ) dan rusaknya Gedung Pentagon ( lambang kekuatan militer ) membuat Amerika sebagai negara Super Power merasa kecolongan dan di permalukan . Amerika sefera menuduh Al Qaeda dan jaringannya berada di balik serangan tersebut .
Mulai saat itulah Amerika mengkampanyekan " Perang melawan Terorisme " padahal sebenarnya fakta di lapangan menunjukkan Amerika telah menabuh genderang perang melawan jihad Islam dan ingin memadamkan dan mencabut ruh jihad dari tubuh umat Islam . Padahal Syareat jihad adalah organ terpenting dan vital di dalam tubuh Ummat ini . Tubuh yang sehat adalah jika organ organ vitalnya berfungsi dengan baik ( seperti , jantung , hati , dan ginjal ) . Akan tetapi jika organ vitalnya itu sudah tidak berfungsi dengan baik , maka otomatis jasad seseorang tidak berdaya . Itulah gambaran mudahnya , kenapa syareat jihad itu begitu penting bagi perkembangan Islam itu sendiri . 
Sedangkan untuk menutupi kebusukannya itu Amerika ( George W Bush ) menjadikan " perang melawan terorisme " sebagai salah satu bagian dari Stategi Keamanan Nasionalnya 2002 ( padahal definisi teroris itu sendiri sangat kabur dan rancu yang di dengung dengungkannya ) .

Genap setahun serangan di Amerika , dunia kembali di kagetkan dengan adanya serangan bom Bali 1 yang telah menewaskan ratusan orang ( yang kebanyakan turis asing ) . Menurut penuturan para pelaku sendiri ( secara jujur ) di lakukan sebagai bentuk solidaritas sesama orang mukmin yang melihat sesama saudaranya di Palestina , Afghanistan dan bumi Islam yang lain di bantai tanpa pertanggungan jawab yang baik , sehingga mereka pelaku bom Bali melakukan hal tersebut ( itupun telah di rencanakan dengan matang dan cermat agar jangan sampai ada korban dari fihak orang Islamnya ) . Dan dampak dari bom Bali 1 , ada yang pro dan kontra bahkan tak sedikit yang bersikap abu abu ( satu hal yang wajar bagi amalan jihad fie sabilillah ) . Sontak Amerika dan sekutunya kembali melontarkan tuduhan bahwa militan Islam di bawah kendali Al Qoeda ada di balik pengeboman tersebut . Yang tertuduh kali ini adalah Jama'ah Islamiyah ( JI ) yang dianggap sebagai " Al Qaeda Asia Tenggara " (  Padahal kalau mau jujur kalimat jama'ah Islamiyah secara bahasa adalah kumpulan , kelompok atau organisasi yang terdiri dari orang orang Islam , yang mana dua ormas terbesar ( Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama' ) juga bisa masuk kategori JI ) . Amerika pun menempatkan kawasan operasi JI sebagai front kedua dalam perang melawan terorisme . Sementara front pertamanya adalah Timur Tengah dan sekitarnya .

Upaya Amerika memberantas mujahidin ini membuatnya mengirim pasukannya ke seluruh penjuru dunia ( setelah era perang dingin usai ) , di manapun kelompok jihadi itu eksis maka akan di libas. Mereka juga melakukan kampanye di plomatik , ekonomi dan sosial budaya . Yang targetnya guna menekan seluruh negara negara muslim ( setelah runtuhnya khilafah terakhir Turki Usmani 1924 Ummat Islam terkotak kotak menjadi negara negara kecil ) untuk membantu Amerika membasmi terorisme . Slogan yang di dengung dengungkannya pun jelas , " either with us or against us " Bersama kami ( Amerika ) memerangi terorisme atau menjadi musuh kami . Dan nampaknya apa yang di lakukan Amerika hari ini haus di tebusnya dengan sangat mahal ( setelah 10 tahun perang melawan teroris ) yaitu hutang luar negrinya meningkat sangat tajam untuk membiayai perangnya ( nampaknya apa yang dialami Soviet , akan dialami Amerika karena berani menabuh genderang perang melawan Islam dan kaum muslimin ) .

Asia Tenggara Sebagai " The Second Front "

Di tetapkannya Al Qaeda sebagai tersangka utama serangan 11 September dan resmi di tetapkannya JI ( para aktivis Islam yang berjalan di jalan jihad ) sebagai jaringan Al Qaeda , maka hal tersebut sebagai legitimasi ( pembenaran ) bagi Amerika untuk masuk ke berbagai wilayah di asia Tenggara termasuk Indonesia .Maka tidak ada lagi yang bisa menghentikan perluasan kehadiran militer Amerika di Asia Tenggara , yang diklaim amerika sebagai basis terbanyak kelompok jaringan Al Qaeda serta kawasan subur bagi perkembangan teroris ( umat Islam yang mengamalkan syareat jihadnya ) .
Tampaknya Amerika bukan hanya menjadikan JI di Indonesia sebagai organisasi yang di buru . Kelompok jihadi yang lainnyapun  , seperti Kumpulan Mujahidin Malaysia ( KMM) dan Abu Sayyaf Group di Filiphina Selatan sebagai organisasi teroris yang terkait Al Qaeda pun ikut di buru juga . Yang seharusnya penanganan atau pengusutan tentang siapa saja  pelaku 11 September beserta otak pelakunya saja menjadi luas dan rancu ( yang muaranya kepada umat Islam di seluruh dunia ) . Akan tetapi itu semua sebuah skenario besar agar ummat Islam ini bangkit dari tidur panjangnya . Sudah terlalu banyak darah yang tertumpah dengan sia dan kehormatan yang di renggut musuh musuh Islam , sehingga sudah saatnya ummat ini bangkit melakukan perlawanan .

Dengan tekanan politik dan bantuan ekonomi , seluruh negara di Asia Tenggara tunduk patuh kepada Amerika . Maka seluruh potensi yang mereka milki : baik itu wilayah , sumber daya manusianya hingga fasilitas penunjang seperti pelabuhan di sediakan untuk kampanye Amerika . Filiphina ; secara konkret menerima kedatangan pasukan Amerika kewiyahnya meskipun dengan dalih " latihan bersama " . Padahal bersama sama ( militer Filiphina dan Amerika ) menggelar operasi menumpas Abu Sayyaf group di kepulauan Sulu .dalam program Baliktan 02-1.
Singapura menyediakan dukungan logistik yang cukup besar bagi militer Amerika , dengan menyediakan akses pangkalan bagi pesawat pesawat dan kapal kapal laut Amerika di pangkalan laut Changi Singapura yang dibangun seluas 86 hektar di atas selat Malaka ( Jalur laut tersibuk di dunia ) .
Sementara di Indonesia membentuk Detasemen khusus 88 milik Polri untuk dilatih dan di danai oleh Amerika . Hal ini berdasarkan pernyataan Kapolri Da'i Bahtiar ( yang saat itu masih menjabat sebagai Kapolri ) yang beredar di you tube . Dan inilah sebagai bentuk kera sama negara di Asia Tenggara dalam misinya melawan teroris .

Evaluasi Jihad di Asia Tenggara 

Komunitas Baru Yang Aneh Dalam Gerakan Jihad di Indonesia

Beragam persepsi publik muncul di dalam menanggapi aksi aksi jihad belakangan ini .
Pertama
Persepsi di kalangan muslim awam . Bahwa mereka memandang aktivitas jihad sesuai dengan apa yang media ( baik cetak maupun elektronik ) opinikan . Yang pada umumnya media mencritrakan jihad sebagai " teror yang menganggu dan meresahkan masyarakat dan mencelakakan diri sendiri atas nama Tuhan dan agama " . Dan opini tersebut di telanya mentah mentah oleh muslim awam .
Apalagi mereka belum bisa memahami secara logis hubungan antara aksi jihad , yang diklaim akan membebaskan mereka dari kedzaliman thoghut dengan sasaran serangan , korban serta kerugian yang di derita . Buat kalangan muslim awam sama sekali tidak memberikan dampak apapun secara positif dalam kehidupan mereka ( kedzaliman penguasa tetap berjalan dengan hukum hukumnya dan kehidupannya secara ekonomi tetap tidak berubah ) .

Kedua

Peran media massa . Kelompok ini pada umumnya memandang aksi jihad , sesuai dengan kepentingan mereka  , dalam artian sebagai komoditas yang layak jual . Bagi media massa cetak , yang paling penting adalah tiras . Sedangkan bagi media elektronik , aksi jihad merupakan obyek buruan yang mendatangkan keuntungan . Sehingga mereka berlomba lomba menampilkan sisi sisi yang tersembunyi yang tidak di liput media lain , sehingga menjadi yang terdepan dan yang tereksklusif . Tak jarang untuk mendapatkan sebuah berita eksklusif , reporter mereka harus bisa mengajukan pertanyaan pertanyaan yang lebih maju ( melebihi seorang interogator polisi kalau bisa ) yang tentunya bermuara akhir pada membanjirnya iklan yang masuk di media tersebut yang berarti menebalnya kantong saku .

Ketiga

Bagi aparat keamanan , khususnya aparat penindak langsung di lapangan , tampaknya juga menjadikan suatu komoditas yang yang menguntungkan . Sekalipun hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh pihak media , akan tetapi ada hal hal yang lebih spesifik ( terlibat semakin dalam dan memberikan satu sentuhan khusus ) , sehinga tampilan akhir dari aksi jihad benar benar sesuai dengan apa yang di skenariokan . Yaitu membuat pihak aparat tampil sebagai hero ( benar benar pelindung masyarakat , sementara para pelakunya semakin di benci , di nistakan dan di musuhi oleh masyarakat luas ) Hal ini juga tidak lepas dari order bos mereka yaitu Amerika .

Keempat

Bagi aktivis jihad itu sendiri . Tampaknya tetap enjoy menikmati peranya sebagai pejuang mujahid dan menurut perasaannya fie sabililah , tanpa terlalu peduli melakukan muhasabah . Mereka berpendapat , bahwa jihad saat ini fardhu ain , berlaku bagi siapa saja dari umat islam ( tua , muda , seorang da'i harus turun kemedan jihad , pokoknya tidak perlu meminta ijin dari siapapun , semua amal harus di tinggalkan dan fokus pada jihad , karena sudah fardhu ain ) . Mereka tidak menyukai sesuatu yang berkaitan dengan tertib organisasi dan tertib amal . Mengapa ? Karena pendapat mereka dengan tertibnya hal tersebut , akan menyebabkan lamanya proses, berbelitnya birokrasi organisasi dan ujung ujungnya akan menunda jihad itu sendiri . Yang penting kewajiban berjihad telah gugur atas mereka .
Semangat mereka yang meluap luap , arogansi musuh musuh , terbatasnya pengalaman dan sedikitnya bacaan ( baik itu ilmu , maupun realitas di lapangan ) . Dan di perparah dengan tidak mau mendengar masukan dari kelompok yang lain , yang bersifat membangun ( yang kapasitasnya jauh darinya ) untuk bersikap lebih rasional , malah dipandangnya sebagai upaya melemahkan semangat jihadnya mereka , yang pada ujung ujungnya menunda nunda kewajiban fardhu ainya jihad , sehingga masukan tersebut harus di tolak .
Mereka lupa bahwa pihak lawan mengendalikan sarana peperangan ( baik itu senjata , jaringan yang rapi , teknologi informasi , dana , dll ) . Sehinga pihak lawan bisa melihat satu celah yang bisa di ekploitasi secara dingin ( senyap senyap ) . Pemetaan segera bisa di lakukan dengan cermat , pihak pihak yang memungkinkan segera di galang . Sehingga mereka mudah untuk di panas panasi , yang ujung ujungnya aksi mereka cepat di berangus sampai akar akarnya .
Pada akhirnya justru akan mencoreng ibadah jihad itu sendiri .

Seharusnya mereka ( yang melakukan amaliyat jihad ) bisa melihat realitas di lapangan dan di padukan dengan fakta sejarah . Artinya : Kalau dahulu ( di masa kejayaan Islam dan ummatnya ) , melaksanakan ibadah jihad begjitu mudahnya . Karena ibadah jihad saat itu di motori dan di dukung oleh pemerintahan Islam ( Khalifah maupun Sulthan ) , di dukung pula dengan kas negara , di perkuat oleh para ulama' yang Robbaniyyun yang jujur kepada Allah dan berorientasi akherat . Maka pada saat itu hambatan jihad sangat kecil , hanyalah berasal dari dalam dirinya sendiri , punyakah dia akan panggilan suara hatinya untuk memenuhi seruan Allah dan RosulNya .
Akan tetapi hari ini , hambatanya sangatlah besar sekali . Disamping dari dalam dirinya sendiri , juga hambatan terbesar dari luar dirinya , yaitu Jihad harus berhadapan dengan pemerintahan sekuler yang tidak menerapkan syareat Allah , pendanaan yang minim ( tidak di dukung angaran negara ) , pada sisi yang lain banyak ulama' suu' yang menggembosi jihad dan membelokkan makna jihad ( yang ulama' tersebut pro pada pemerintahan sekuler ) , malah di perparah dengan  tidak mau di berikan nasehat membangun dari luar kelompoknya .
Itulah rumitnya jihad yang di lakukan di Indonesia , dibanding yang di lakukan di belahan bumi Islam yang lain ( Timur Tengah misalnya ) .


Seorang aktivis pergerakan Islam tentu bisa melihat dengan jelas bahwa Amerika dan antek anteknya telah melakukan satu usaha yang serius untuk memberangus gerakan Islam ( dalam hal ini adalah syareat Jihad dan orang orang yang hendak melaksanakan syareat tersebut dengan baik ) di Asia Tenggara ( walaupun syiar syiar Islam , seperti sholat , shoum zakat dan haji mereka biarkan , karena syareat tersebut tidaklah mengganggu eksistensi mereka untuk tetap menjajah ) , tentunya jihad yang terpadu dan serius juga harus di lakukan oleh para aktivis Islam yang mengusungnya . Janganlah jihad di lakukan dengan serampangan ( ingin menunjukkan ini lho jihad ) dan hanya menjadikan musuh luka , akan tetapi musuh membalasnya dengan hantaman yang lebih keras terhadap jihad dan kaum muslimin .
Jika di cermati dengan seksama , bahwa hampir kebanyakan jihad yang di lakukan di Asia Tenggara masih bersifat jihad nikayah yaitu aksi aksi jihad sesaat hanya memukul lawan . Aksi tersebut kurang memperhitungkan sisi sisi strategis jangka panjangnya , hanya siap menghantam lawan , sedangkan apa langkah selanjutnya jarang di pikirkan dengan matang  .

Memikirkan bagaimana bara jihad itu tetap menyala , sehingga dengan tetap menyalanya bara api jihad di harapkan setiap muslim yang ingin melakukan ibadah jihad dapat terlaksanakan dengan baik dan benar atau dengan bahasa mudahnya jangan di monopili untuk dirinya sendiri atau satu kelompok saja sedangkan umat Islam yang lain sulit melaksanakannya , sebagaimana menghidup hidupkan syareat sholat , soum dan haji . 
Hal tesebut dapat di lihat di Indonesia ( misalnya ) , sedangkan pada sisi dukungan umat Islam secara keseluruhan kerap kali di abaikan . Yang penting jihad fardhu Ain , umat ini harus mau terlibat dan membantu langsung amaliyat jihad tersebut , sedangkan yang tidak mau membantu di cacinya sebagai qo'idun ( yang hanya duduk duduk saja ) . Sedangkan umat ini tidak di terangkan dengan jelas siapa lawannya , kenapa mereka di jadikan lawan atau perlu di musuhi dan atas dasar apa mereka itu di musuhi dan di perangi . Begitu juga dengan kawanya ( yang seharusnya di bantu dan dilindungi malah di musuhi ) . Karena jika lawan dan kawan tidak jelas maka amal yang di lakukan tidak efektif .

Belum lagi dari sisi target amaliyat jihad tersebut yang terkesan kurang selektif . Sasaran yang dipilihnyapun kualitasnya dan penerimaan umat ( kenapa harus di tempat itu ) terus menurun . Dari sasaran warga negara dan kepentingan barat ( yang pada mulanya umat bisa memahaminya ) menjadi simbol Islam seperti masjid dan aparat serta korban sampingan yang terkadang muslim sendiri  , maka rasa simpati umat jadi menurun dan umat semakin sulit umat memahaminya . Sehingga wajar jika jihad gampang sekali di berangus . Karena tiga hal yang utama sebelum memulai jihad tidak di perhatikan yaitu ketidak jelasnya lawan dan kawan serta ketdak jelasannya tempat ( kebanyakan umat islam belum faham ,dan belum sadar ) .
Mungkin secara emosional bisa di fahami bahwa pergeseran sasaran tersebut terjadi karena kebrutalan dan represifnya tindakan aparan keamanan ( dalam hal ini yang berperan langsung adalah Densus 88 Polri dan Satgas bom yang dipimpin Gores Mere ) kepada mujahidin . Akan tetapi secara rasional pilihan tempat yang masih ikhtilaf sehingga menuai kecaman dari umat islam  awam itu sendiri .

Perkembangan lebih baik terjadi di Patani Thailand . Musuh yang jelas dan rezim Budha yang represif , sehingga memudakan gerakan jihad yang ada di sana tumbuh subur .
Sedangkan perkembangan di Filiphina lain lagi . Karena kuatnya pengaruh politik dan melemahnya kekuatan MILF karena gempuran " All Out War " tahun 2000 membuat MILF terkesan mengendur , malah MILF sekarang ini cenderung pada perjanjian amai dengan pemerintahan Filiphina .
Padahal secara umum , Patani dan Moro adalah lahan subur untuk menebar benih jihad . Karena musuhnya yang jelas ( tanpa ikhtilaf ) ; kafir harbi . Sementara situasi jihad di Indonesia paling rumit . Karena syubuhat aqidah masih sangat tebal dan di tambah lagi mujahidin hari ini menghadapi tantangan baru bernama program Deradikalisasi ( ingin menghapus syareat jihad dari muka bumi menjadi muslim yang sekuler ) .

Penutup

Benarlah apa yang dikatakan oleh Asy - Syahid Asy - Syaikh Abdullah Azzam ( seorang pionir jihad modern )
" Kalian ( para aktivis jihad ) laksana detonator ( sumbu api ) yang akan meledakkan bahan exsplosif ( exsplosifnya ummat Islam seluruhnya ) . Jika hanya detonatornya saja yang meledak , maka tidak akan membawa ledakan yang sangat besar ( paling memutuskan jari jari tangan saja ) . Oleh karena itu sebuah detonator untuk dapat menjadi sebuah ledakan yang sangat dahsyat , maka memerlukan bahan bahan exsplosif yang siap meledak ( tidak basah terkena air ) . Jika detonatornya rusak , sebuah bom juga tidak akan meledak . Jika , bahan exsplosifnya basah , yang di lakukan haruslah menjemur di atas terik matahari ( exsplosif yang basah tersebut ) secara sabar agar kering betul . Ummat Islam hari ini ibarat exsplosif yang basah , tidak mampu meledak walaupun detonatornya meledak . Kenapa bisa begitu , karena 2 fitnah yang di derita ummat masih sangat tebal ( fitnatus subuhat dan fitnatus syahwat ) " .

Juga apa yang di katakan oleh syeikh Sayyaf ( salah seorang pionir jihad Afghan )
" Kita memetik duri akibat dosa dosa bapak bapak kita , dan kita memetik buah akibat kelalaian bapak bapak kita ".

Amalan jihad fie Sabilillah dalam Islam adalah suatu amal Islam yang sangat berat dan puncak tertinggi amalan Islam , yang tidak bisa dilakukan kecuali oleh putra putra terbaik dari ummat Islam Dan tidak bisa di lakukan kecuali oleh orang orang yang besar dan kuat . Kenapa demikian ? Karena seorang pegiat amal Islami atau seorang aktivis jihad Islam harus bisa menggabungkan dan meramu jadi satu antara sifat marahnya , sifat sabarnya dan tidak bersikap isti'jal ( tergesa gesa karena ingin melihat hasil ) .Jika seseorang aktivis jihad ( detonator meminjam perkataan Syaikh Abdullah Azzam ) tidak bisa mengendalikan sifat marah dan sabarnya serta malah ia bersikap isti'jal , maka hal itu bisa di katakan sebuah bom yang detonator rusak dan sifat isti'jalnya itu sama halnya dengan menginginkan sebuah bom bisa meledak tetapi exsplosifnya basah terkena air .

Seorang aktivis jihad hendaknya sebelum memulai jihadnya , maka haruslah melakukan tiga hal terlebih dulu yaitu ; menjelaskan terlebih dulu dg sejelas jelasnya siapa lawannya ( kanapa mereka di perangi dan atas dasar apa mereka di perangi ) kepada ummat Islam , menjelaskan siapa kawannya ( kenapa di jadikan kawan , apa yg harus di lakukan jika sebagai kawan ) dan menjelaskan tempatnya ( kenapa harus tempat itu yang di jadikan target sasaran ) . Jika 3 hal tersebut tidak di lakukan terlebih dulu oleh para aktivis jihad , maka hal itu sama halnya dengan seorang tentara yang mempunyai sebuah TNT tetapi hanya  detonatornya saja ( yg hanya kurang dari setengah jari panjangnya ) yang bahan exsplosifnya telah di buangnya .
Terakhir . Ibadah jihad fie Sabilillah itu adalah amal ibadah jama'i , yang tidak bisa berjalan dengan baik hanya dengan satu atau dua kelompok saja , akan tetapi perlu adanya dukungan dari semua fihak . Pentingnya beramal dalam lingkup jama'ah . Pentingnya melakukan tertib amal .Jika hal tersebut tidak di lakukan , maka ibadah yang di usungnya itu akan berjalan mundur beberapa langkah ( yang seharusnya berjalan maju jk ia tertib ) dan akan memerikan satu dampak buruk bagi aktivis jihad yang lain ( yang telah berjalan tertib ) .
Itulah ulasan singkat setelah jihad berjalan selama 10 tahun yang terjadi di Asia Tenggara , khususnya Indonesia , yang agaknya sedikit berbeda dengan apa yang terjadi di Timur Tengah .



Klik Link Ini Untuk Download
Wallahu A'lam Bisshowwab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar